Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KOMPRES HANGAT

PADA Tn. KDI RUANG DAHLIA


RS DKT SLAMET RIYADI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik


Stase KMB (Keperawatan Medikal Bedah)

DisusunOleh:
Romadi
NIM.SN181146

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018
ANALISIS SINTESIS TINDAKAN KOMPRES HANGAT PADA Tn. K
DI RUANGDAHLIA RS DKT SLAMET RIYADI

Hari/Tanggal : Rabu, 21 /11/2018


Jam : 19.00 WIB

1. Keluhan utama: Pasien mengatakan demam


2. Diagnosa medis: Dengue Haemorrhagic Fever
3. Diagnosa keperawatan: Hipertermi bd penyakit
4. Data yaang mendukung diagnosa keperawatan
a. Data subjektif: Pasien mengatakan demam
b. Data obyektif: Kulit pasien teraba hangat, Suhu 380C.
5. Dasar pemikiran
Demam Dengue/DF dan demam berdarah Dengue/DBD (Dengue
Haemorrhagic Fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi
yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia,
Dengue Haemorrhagic Fever adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypty. (Suriadi dkk, 2010, hal : 57).
6. Prinsip tindakan keperawatan
Tindakaninidilakukan agar menurunkan suhu tubuh pasien ke rentang yang
normal:
a. Persiapan alat
1) Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan
2) Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang
sesuai
3) Kasa perban atau kain segitiga
4) Pengalas
5) Sarung tangan bersih di tempatnya
6) Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%)
7) Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan
8) Pinset anatomi 2 buah
9) Korentang
b. Prosedur
1) Mendekatkan alat-alat kedekat klien
2) Memperhatikan privacy klien
3) Mencuci tangan
4) Mengatur posisi klien yang nyaman
5) Memasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres
6) Memakai sarung tangan lalu membuka balutan perban bila diperban.
Kemudian, membuang bekas balutan ke dalam bengkok kosong
7) Mengambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu
memasukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat.
8) Kemudian mengambil kasa tersebut, lalu membentangkan dan
meletakkan pada area yang akan dikompres
9) Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi
dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain
segitiga
10) Melakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan
anti balutan kompres tiap 5 menit
11) Melepaskan sarung tangan
12) Mengatur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman
13) Membereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali
14) Mencuci tangan
15) Mendokumentasikan tindakan ini beserta responnya
7. Analisa tindakan
Kompres air hangat pada pasien dengan Dengue Haemorrhagic Fever di
bagian aksila sangat berpengaruh terhadap menurunan suhu tubuh. Kompres
hangat merupakan metode untuk menurunkan suhu tubuh. Pemberian
kompres hangat pada daerah aksila (ketiak) lebih efektif karena pada daerah
tersebut banyak terdapat pembuluh darah besar dan banyak terdapat kelenjar
keringat apokrin yang mempunyai banyak vaskuler sehingga akan
memperluas daerah yang mengalami vasodilatasi yang akan memungkinkan
percepatan perpindahan panas dari dalam tubuh ke kulit hingga delapan kali
lipat lebih banyak. Lingkungan luar yang hangat akan membuat tubuh
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas sehingga akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan
pengatur suhu tubuh lagi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga
mempermudah pengluaran panas dari tubuh. Pelaksanaan kompres sebagai
salah satu tindakan mandiri untuk menangani demam masih sering di abaikan
oleh pasien dan keluarga(Ayu, Irwanti, dan Mulyanti, 2015).
Menurut Aden (2010) pemberian kompres hangat pada daerah aksila akan
memberikan sinyal ke hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika
reseptor yang peka terhadap panas di hipotalamus di rangsang, system efektor
mengeluarkan sinyal yang memulai keringat dan fasodilatasi ferifer. Perubahan
ukuran pembuluh darah di atur oleh pusat fasemotor pada medulla oblongata dari
tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamus bagian anterior sehingga terjadi
fasodilatasi. Terjadinya fasodilatasi ini menyebabkan pembuangan atau
kehilangan energy atau panas melalu kulit meningkat (berkeringat), dan akan
terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali.
8. Bahaya dilakukannya tindakan
Pemberian kompres hangat yang berkelanjutan berbahaya terhadap sel
epitel, menyebabkan kemerahan, kelemahan local, dan bisa terjadi kelepuhan.
9. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
a. Mengkaji TTV
b. Menganjurkan pemenuhan kebutuhan cairan
c. Kolaborasi pemberian antipiretik
10. Hasil yang didapat setelah dilakukan tindakan:
S: Pasien mengatakan sudah tidak demam
O: Kulit tidak tampak kemerahan, Suhu :kulit tidak tampak kemerahan,
suhu:6,70C
A: Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
11. Evaluasi diri
Kesenjangan yang di dapatkan adalah saat melakukan kompres hangat
yaitu menggunakan handuk hangat.
12. Daftar pustaka
Bulecheck, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C., 2013,
Nursing interventions classification (NIC), sxth edition, Missouri:
Elsevier Mosby

EnyIndaAyu, WindaIrwanti, Mulyanti, (2015). Kompres Air Hangatpada


Daerah
AksiladanDahiTerhadapPenurunanSuhuTubuhpadaPasienDemam di
PKU MuhammadiyahKutoarjo. Journal Ners and Journal Ners
Midwifery Indonesia, Vol. 3, No. 1, 10-14
Nanda. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020
Edisi11 editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta: EGC.
Pujiarto (2018). Gambaran Penerapan Kompres Air Hangat Terhadap
Penurunan Suhu Tubuh Pada Pasien Demam Tifoid Di Ruang Nuri
Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal
Kesehatan Panca Bhakti Lampung, Volume VI, No. 1, April 2018
Wardiyah, A, Setiawati, Romayati, U, (2016). Perbandingan Eektifitas
Pemberian Kompres Hangat Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Anak
yang Mengalami Demam RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Holistik. Vol 10, No 1, 36-44
Widoyono. (2008) Penyakit Tropis. Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasannya. Jakarta. Erlangga

Mengetahui,

MahasiswaPraktikan, PembimbingKlinik/CI,

(Rohmadi) (………………………………...)

Anda mungkin juga menyukai