Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESIS

PEMBERIAN KOMPRES HANGAT


PADA Sdr.T DENGAN THYPOID

Guna memenuhi tugas praktik klinik


Keperawatan Dasar Profesi
di Ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya

DI SUSUN OLEH :
Devi Afina Azmi
P27220019260

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
OKTOBER 2019
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Kompres Hangat
Pada Sdr.T di Ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya

Hari : Selasa
Tanggal : 22 Oktober 2019
Jam : 20.00 WIB

A. Keluhan Utama
Klien mengatakan demam naik turun.

B. Diagnosa Medis
Thypoid + ISK

C. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi b.d proses infeksi salmonella thypii

D. Data Yang Mendukung


DS : Klien mengatakan demam naik turun.
DO :
- Kejang (-)
- Akral hangat
- Kulit kemerahan
- Suhu 39,70C (hipertermia)
- Nadi 78x/menit
- RR 20x/menit
- SpO2 97%

E. Dasar Pemikiran
Demam terjadi karena mekanisme pengeluaran panas tidak mampu untuk
mempertahankan pengeluaran kelebihan produksi panas yang diakibatkan
oleh peningkatan suhu tubuh abnormal. Peningkatan suhu pada Sdr.T ini
juga bisa diakibatkan oleh bakteri dan virus memasuki tubuh manusia yang
akan mempengaruhi sistem imun tubuh yang meningkatkan produksi sel
darah putih dan meningkatkan suhu tubuh. Pada pasien demam pengaturan
suhu mengalami gangguan dan tidak dapat terkontrol sesuai set point
hipotalamus. Jika kejadian ini dibiarkan dapat mengakibatkan peningkatan
metabolisme dan berakibat pada kelelahan fisik. Selain itu peningkatan suhu
yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan pasien dehidrasi dan jatuh
ke kondisi syok. Kondisi syok ini dapat memicu terjadinya kejang pada
pasien Sdr.T. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Permatasari dkk
(2013), kompres hangat terbukti dapat menurunkan suhu tubuh.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Persiapan alat dan persiapan pasien

Tindakan
Kompres hangat adalah melakukan pemberian kompres dengan cairan hangat
pada daerah dahi, axilla, dan inguinal.
Tahap pra tindakan
Persiapan alat
a. Waslap
b. Perlak
c. Handuk
d. Kom berisi air hangat
e. Sarung tangan
Persiapan pasien
Posisikan pasien supinasi
Tahap tindakan
1) Mendekatkan alat ke samping klien
2) Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3) Mencuci tangan
4) Memposisikan klien pada posisi supinasi
5) Memasang sarung tangan
6) Memasang perlak dibawah daerah yang akan di kompres
7) Waslap dibasahi air hangat secukupnya dan letakkan pada daerah yang telah
di tentukan
8) Instruksikan pada keluarga untuk segera melapor jika ada perubahan sensasi
atau rasa tidak nyaman pada anak
9) Observasi respon klien, jangan sampai klien merasa kepanasan atau
kedinginan
10) Melepaskan sarung tangan, klien dirapikan kembali
11) Membereskan alat-alat, mencuci tangann
12) Dokumentasi
Tahap pasca tindakan
1) Mengevaluasi tindakan yang dilakukan (ukur suhu setelah tindakan)
2) Merapikan pasien dan lingkungan
3) Berpamitan dengan pasien
4) Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula
5) Mencuci tangan
6) Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

G. Analisis Tindakan
Kompres hangat adalah suatu tindakan mengompres badan dengan air
hangat yang bertujuan untuk membuka pori-pori sehingga diharapkan dapat
menurunkan suhu tubuh seseorang yang sedang mengalami peningkatan
suhu tubuh. Pada pasien demam pengaturan suhu tubuh terganggu, sehingga
perlu dilakukan tindakan keperawatan kompres hangat untuk membantu
menurunkan suhu tubuh agar mekanisme pengaturan suhu tubuh dapat
kembali seimbang dan normal. Kompres hangat dapat dilakukan pada area
dengan pembuluh darah besar seperti axilla dan inguinal yang diharapkan
aliran darah ke seluruh tubuh dapat lancer sehingga dapat mempercepat
proses evaporasi panas. Selain itu, kompres hangat dapat memberikan sinyal
ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang
peka terhadap panas di hipothalamus dirangsang, maka sistem efektor
mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer.
Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada
medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipothalamik bagian
anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini
menyebabkan pembuangan/kehilangan energi panas melalui kulit meningkat
(berkeringat), diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga
mencapai keadaan normal kembali.

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


1. Cairan untuk mengompres jangan terlalu panas
2. Apabila cairan terlalu panas dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan
kulit pasien dapat terbakar
I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan
1. Mengukur TTV
N : 76x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 37,3oC
SpO2 : 97%
Akral ekstremitas terasa hangat
2. Memberikan cairan asering melalui infus 500 cc/24 jam dengan
kecepatan 21 tpm
3. Memberikan minyak telon pada ekstremitas bawah pasien yang dingin

J. Hasil Yang Didapat / Evaluasi


S : Klien mengatakan panas berkurang
O : Suhu 37,30C, Akral hangat, kulit kemerahan, Nadi 76x/menit, RR:
18x/menit
A : Masalah hipertermi teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Lakukan kompres hangat sampai suhu normal
2. Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV

K. Evaluasi Diri
Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar.
Namun ada beberapa langkah dan alat yang diganti, seperti waslap diganti
dengan kassa. Setelah selesai tindakan dilakukan pengecekan terhadap suhu
tubuh pasien.

L. Daftar Pustaka
1. Nurarif dan Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta:
Mediaction.
2. Kusyati, Eni. 2011. Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar.
Semarang: Kilat Press
3. Kozier, Barbara, etc. 2016. Fundamental Nursing: Concepts, Process
and Practice Seventh ed. Pearson Prentice hall New Jersey.
4. Permatasari, dkk. 2013. Perbedaan Efektifitas Kompres Air Hangat
dengan Kompres Air Biasa terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Anak
Demam di RSUD Tugurejo Semarang. Semarang: Stikes Telogorejo.

Mengetahui ,

Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik/Institusi

( ..........................................................) (..........................................................)

Anda mungkin juga menyukai