Anda di halaman 1dari 6

ANALISA SINTESIS

PEMBERIAN TERAPI OKSIGENASI NASAL KANUL


PADA NY.I DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)

Guna memenuhi tugas praktik klinik


Keperawatan Dasar Profesi
di Ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya

DI SUSUN OLEH :
Devi Afina Azmi
P27220019260

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
OKTOBER 2019
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Pemberian Terapi Oksigenasi Nasal Kanul
pada Ny.I di Ruang Shofa 4 RSU Haji Surabaya

Hari : Kamis
Tanggal : 17 Oktober 2019
Jam : 11.00 WIB

A. Keluhan Utama
Klien mengeluh sesak napas.

B. Diagnosa Medis
Chronic Kidney Disease (CKD) V Pro Hemodialisis

C. Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi paru

D. Data Yang Mendukung


DS : Klien mengeluh sesak napas.
DO :
- RR : 28x/menit, SpO2 88%
- Retraksi dinding dada (+)
- Pernapasan cuping hidung (+)
- Terlihat adanya napas cepat dan dangkal
- Ronki (-) wheezing (-)

E. Dasar Pemikiran
CKD atau gagal ginjal kronis (GGK) didefinisikan sebagai kondisi
dimana ginjal mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif,
irreversibel, dan samar (insidius) dimana kemampuan tubuh gagal dalam
mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan elektrolit,
sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).
Kerusakan struktur dan fungsi ginjal bisa disertai dengan penurunan
LFG. Penurunan laju fitrasi glomerulus ini berhubungan dengan gambaran
klinik yang akan ditemukan pada pasien. Salah satunya adalah penurunan
kadar hemoglobin atau hematokrit di dalam darah yang dapat dikatakan
sebagai anemia. Pada kondisi ini pasien memerlukan hemodialisis. Dialisis
ini diperlukan karena pasien telah mengalami asidosis metabolik yang tidak
dapat diatasi dengan obat-obatan. Sebagai penatalaksanaan kondisi asidosis
metabolik pada pasien maka diberikan terapi pemberian oksigen untuk
mengatasi sesak napas atau kekurangan oksigen dalam darah.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan


Persiapan alat dan persiapan pasien
Pelaksanaan
Tahap Persiapan
Persiapan alat :
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter,
2) humidifier.
3) kanul nasal
Persiapan pasien :
1) Jelaskan tujuan dan langkah prosedur kepada pasien/keluarga.
2) Posisi kan pasien semi fowler (kepala lebih tinggi) bisa dengan
diganjal bantal atau kain tebal
Tahap Tindakan
a. Cuci tangan
b. Memberi tahu pasien.
c. Isi tabung humifider dengan water foririgation batas yang tertera.
d. Menghubungkan flowmeter dengan tabung oksigen/sentral
oksigen.
e. Cek fungsi flowmeter dan humufider dengan memutar pangatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam
tabung flowmeter.
f. Menghubungkan kateter nasal/kanul nasal dengan flowmeter.
g. Alirkan oksigen ke: Kanul nasal dengan aliran antara1– 6 lt/mnt.
h. Cek aliran kateter nasal/kanul nasal dengan menggunakan
punggung tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
i. Pasang alat kateter nasal/kanul nasal pada klien.
j. Lihat pemasangan apakah sudah terpasang dengan baik di hidung
bayi
k. Cuci tangan.
l. Rapikan peralatan kembali.
m. Dokumentasikan pada status klien.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
1) kulit dan membrane mukosa klien.
2) Cek kepatenan alat
3) Observasi adanya keluhan terutama mual dan muntah.
4) Kaji dan bandingkan status pernapasan sebelum dan sesudah
pemberian O2.

G. Analisis Tindakan
Terapi oksigen merupakan salah satu terapi pernafasan dalam
mempertahankan oksigenasi yang ditandai dengan peningkatan saturasi
oksigen dengan tujuan dapat mengatasi keadaan hipoksemia, menurunkan
kerja pernafasan dan menurunkan beban kerja otot jantung (miokard)
(Saryoni, 2011).

H. Bahaya Dilakukannya Tindakan


1. Apabila tabung humidifier tidak terisi air/jumlah air kurang maka dapat
menyebabkan saluran napas menjadi kering dan lama kelamaan dapat
menyebabkan iritasi
2. Apabila oksigen yang diberikan terlalu melebihi dosis dan terlalu lama
maka dapat berisiko keracunan oksigen

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dilakukan


1. Memonitor status pernapasan
RR : 22x/menit
SpO2 : 95%
Retraksi dinding dada (+), napas cuping hidung (+)
Napas cepat dan dangkal

J. Hasil Yang Didapat / Evaluasi


S : Klien mengatakan sesak berkurang.
O : RR 22x/menit, SpO2 95%, retraksi dinding dada (+), pernapasan
cuping hidung (+) pasien terpasang O2 1 lpm, napas cepat dan
dangkal
A : Masalah ketidakefektifan pola napas teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor status pernapasan
2. Pertahankan pemberian terapi oksigen

K. Evaluasi Diri
Tindakan ini telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip dengan benar.
Dalam melakukan tindakan, perawat melakukan cuci tangan 6 langkah 5
momen.

L. Daftar Pustaka
1. Anggraeni, dkk. 2014. Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
dengan Kejadian Gawat Napas pada Bayi Prematur di Ruang
Perinatologi/Neonatus RSD. DR Haryoto Lumajang.
2. Nurarif dan Kusuma. 2013. Aplikasi NANDA NIC NOC. Yogyakarta:
Mediaction.
3. Kusyati, Eni. 2011. Ketrampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar.
Semarang: Kilat Press
4. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: EGC
Mengetahui ,

Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik /Institusi

( ..........................................................) (..........................................................)

Anda mungkin juga menyukai