A. JENIS TINDAKAN
Terapi Oksigen
B. PENGERTIAN
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan oksigen di atmosfer (lingkungan). Di atas permukaan laut,
konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%. Tujuan terapi oksigen adalah
memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah sambil menurunkan upaya
bernapas dan mengurangi stres pada miokardium (Muttaqin, 2008).
C. TUJUAN TINDAKAN
D. INDIKASI
E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap pra tindakan
a. Persiapan alat
1) Sentral oksigen, tabung O2, manometer set, flow meter, humidifier.
2) Catheter nasal / kanul nasal / sungkup muka sederhana / sungkup muka
dengan kantong udara/sungkup muka dengan parsial rebreathing.
b. Persiapan pasien
1) Posisikan pasien semi fowler / fowler.
2. Tahap tindakan
a. Kateter nasal / Kanul nasal:
1) Cuci tangan
2) Memberi tahu pasien.
3) Isi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
4) Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
5) Cek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pangatur
konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam tabung
flow meter.
6) Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
7) Alirkan oksigen ke:
a) Kateter nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
b) Kanul nasal dengan aliran antara 1 – 6 lt/mnt.
8) Cek aliran kateter nasal / kanul nasal dengan menggunakan panggung
tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
9) Pasang alat kateter nasal / kanul nasal pada klien.
10) Tanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang
diinginkan.
11) Cuci tangan.
12) Rapikan peralatan kembali.
13) Dokumentasikan pada status klien.
F. PELAKSANAAN TINDAKAN
Tindakan dilakukan pada Tn. S dengan diagnose Chest Pain pada pukul 11.00 WIB
1. Mencuci tangan
2. Memberi tahu pasien akan melakukan tindakan pemberian oksigen.
3. mengisi tabung humufider dengan water for irigation batas yang tertera.
4. Menghubungkan flow meter dengan tabung oksigen/sentral oksigen.
5. mengeek fungsi flow meter dan humufider dengan memutar pangatur konsentrasi
O2 dan amati ada tidaknya gelembung udara dalam tabung flow meter.
6. Menghubungkan kateter nasal / kanul nasal dengan flow meter.
7. Mengalirkan oksigen ke kanul nasal dengan aliran antara 3 lt/mnt.
8. Mengecek aliran kanul nasal / kanul nasal dengan menggunakan panggung
tangan untuk mengetahui ada tidaknya aliran oksigen.
9. Memasang alat kateter nasal / kanul nasal pada klien.
10. Menanyakan pada klien apakah oksigen telah mengalir sesuai yang
diinginkan.
11. Mencuci tangan.
12. Merapikan peralatan kembali.
13. Melakukan dokumentasikan pada status klien.
Daftar Pustaka :
Mutaqin, A. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba
Medika.