Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL PADA NY. R


DIRUANG IBS RSUD dr. GONDO SUWARNO UNGARAN

Disusun Oleh :
Ahmad Alvian
72020040007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

Nama Mahasiswa : Ahmad Alvian


Hari/Tanggal : Senin, 14 Desember 2020
NIM : 72020040007
Judul Jurnal : Pemberian Oksigen Nasal Kanul

1. IdentitasKlien
Nama : Ny.R
Umur : 58 Tahun
Alamat :
Agama : Islam
JenisKelamin : Perempuan
No RM :
Diagnosa Medis : Pneumothorax

2. Pengkajian
DS : pasien mengatakan sesak
DO :
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 98x/menit
- RR : 20x/menit
- SpO2 : 98 %
- Suhu : 36,4 ºC

3. Tindakan
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
lebih tinggi dibandingkan dengan oksigen di atomsfer (lingkungan). Di atas
permukaan laut, konsentrasi oksigen dalam udara ruangan adalah 21%
(Muttaqin, 2018).
Terapi oksigen terbagi atas dua yaitu system aliran rendah dan system
aliran tinggi. Terapi oksigen system aliran rendah diantaranya adalah
pemberian oksigen dengn nasal kanul dan sungkup muka non rebreathing
( Suciati, 2016; Tarwoto dan wartonah, 2015).
Menurut Suparmi dalam Liberty (2018), nasal kanul adala alat
sederhana yang sering digunakan untuk menghantarkan oksigen. Pemberian
O2 sistem aliran rendah ini ditujukan untuk klien yag memerlukan O2 tetapi
masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal, misalnya klien
dengan Volume Tidal 500 ml dengan kecepatan pernafasan 16-20 x/menit
dengan kecepatan aliran 1-6 lier/menit serta kosentrasi 22-44%, denga cara
memasukkan selang yang terbuat dari plastik ke dalam hidung hanya berkisar
0,6-1,3 cm dan mengaitkannya di belakang telinga (Kusnanto, 2016).

SOP PEMBERIAN OKSIGEN KANUL

1. PENGERTIAN Merupakan alat sederhana yang


dimasukkan kedalam lubang hidung
untuk memberikan trherapy O2 dan
yang memungkinkan klien untuk
bernafas melalui mulut dan hidung .
2. TUJUAN a. Mengatasi hipoksemia /hipoksia
b. Sebagai tindakan pengobatan
c. Untuk mempertahankan dan
memenuhi kebuan oksigen (Rahayu
dan Harmanto, 2016)
3. PERSIAPAN ALAT a. Tabung oksigen ( oksigen dinding )
berisi oksigen lengkap dgn flowmeter
& humidifier yg berisi aquades hingga
batas pengisiang
b. Kanul binasal
c. Cotte budd atau tissue
d. Bengkok
e. Plester
4. PERSIAPAN PASIEN a. Pasien diberitahu tentang tujuan &
perosedur tindakan yg akan dilakukan
b. Pasien diatur dalam posisi aman &
nyaman
5. PERSIAPAN PERAWAT a. Mengkaji data-data/informasi
mengenai kekurangan oksigen
( sesak nafas, nafas cuping hidung,
penggunaan otot pernafasan
tambahan, takikardi, gelisah, bimbang
& sianosia )
b. Perawat mencuci tangan
c. Menutup Sampiran
6. PROSEDUR KERJA a. Siapkan Kateter nasal, kanula nasal
atau masker sesuai yang dibutuhkan
dengan 1 set tabung oksigen
( oksigen central )
b. Hubungkan antara kanul binasal,
Kateter nasal, atau masker dengan
flowmeter pada tabung oksigen.
c. Bersihkan lubang hidung pasien
dengan cotten budd atau tissue
d. Cek fungsi dari slowmeter dengan
memutar pengatur konsetrasi oksigen
& mengamati adanya gelembung
udara dalam humidifier
e. Cek aliran oksigen dgn cara
mengalirkan oksigen lewat kanul
binasal kepunggung tangan perawat
f. Pasang kanul binasal kelubang
hidung pasien dengan tepat/sesuai
g. Atur pengikat kanul binasal dengan
benar, janganlah terlalu kencang &
jangan sampai terlalu kendur
h. Pastikkan kanul binasal terpasang
dengan aman
i. Atur aliran oksigen sesuai dengan
program yang telah ditentukan
j. Alat-alat dikembalikan di tempat yg
sesuaitempatnya semula
k. Perawat mencuci tangan sesudah
melaksanakan tindakan pemasangan
therapy oksigen
l. Mengakhiri tindakan dengan
mengucapkan salam kepada klien
m. Kontrak waktu selanjutnya
7. EVALUASI Respon pasien selama 15 menit setelah
dilakukan tindakan pemasangan therapy
oksigen
8. DOKUMENTASI Catat tindakan semua di
dokumentasikan

4. Analisa
Tindakan pemberian oksigen merupakan tindakan kolaborasi medis
yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan oksigen serta
mencegah atau mengatasi hipoksia sehingga pasien lebih nyaman ketika pre
dan post operasi. Selain dapat meningkatkan oksigen, pemberian oksigen
nasal kanul juga menyebabkan pasien lebih bebas makan, bergerak dan
berbicara. Keadaan pasien setelah dilakukan pemberian oksigen:
DS: Pasien mengatakan sesak berkurang.
DO: Pasien tampak nyaman, rileks,dan nafas teratur.
TTV: TD: 120/80 mmHg RR: 22 x/menit
SPO2: 98% HR: 90 x/menit
Suhu: 360C

5. Referensi
Kusnanto. 2016. Modul Pembelajaran Pemenuhan Kebutuhan Oksigen.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Muttaqin, A. 2018. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. Jakarta : Salemba Medika.
Rahayu,S & Harmanto, Addi.M. 2016. Modul Baan AjarCeak Keperawatan
Praktikum Kebuuhan dasar Manusia 2. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Suciati, N L. 2016. Oxygen Therapy. Karangasem:Nursing Community PPNI
Karangasem.
Tarwoto dan Wartona. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai