DISUSUN OLEH:
NAMA : Monika Anggelina
NIM :1920171005
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang sebelumnya memiliki
harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap
suatu kejadian (kehilangan, perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri yang
negatif mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama.
B. Rentang Respon
a. Respon Adaptif
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar
belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P,
2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak mampu lagi
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang negatif dan
merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian
yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada
rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
C. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman (2011) adalah
penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis.
Faktor predisposisi citra tubuh adalah :
1) Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
4) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi harga diri rendah
adalah :
a. Penolakan
b. Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak konsisten,terlalu
dituruti,terlalu dituntut
D. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian anggota tubuh,
berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami kegagalan, serta menurunnya
produktivitas. Harga diri kronis ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi yang membuat individu
sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti penganiayaan seksual dan
phisikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam atau menyaksikan kejadian yang
mengancam kehidupannya.
2) Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu melakukan peran
yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya.
Ketegangan peran ini sering dijumpai saat terjadi konflik
F. Pohon Masalah
ISOLASI SOSIAL
G. Diagnosa
HARGA DIRI RENDAH KRONIK
Keperawatan
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Mandiri
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
No. DX KEP PASIEN KELUARGA
1 Harga Diri SP I (p) SP I (k)
Rendah 1. Mengidentifikasi 1. Mendiskusikan
kemampuan dan aspek masaalah yang
positif yang dimiliki pasien. dirasakan keluarga
2. Membantu pasien menilai dalam merawat pasien.
kemampuan yang masih 2. Menjelaskan
dapat digunakan. pengertian, tanda, dan
3. Membantu pasien memilih gejala harga diri
kegiatan yang akan dilatih rendah yang dialami
sesuai dengan kemampuan pasien beserta proses
4. Melatih pasien sesuai terjadinya.
dengan kemamppuan yang 3. Menjelaskan cara-cara
dipilih. merawat pasien harga
5. Memberikan pujian yang diri rendah.
wajarterhadap
keberhasilan pasien. SP II (K)
6. Menganjurkan pasien 1. Melatih keluarga
memasukkannya dalam mempraktekkan cara
jadwal kegiatan harian merawat pasien dengan
SP II (P) harga diri rendah.
1. Mengevaluasi jadwal 2. Melatih keluarga
kegiatan harian pasien. melakukancara
2. Melatih kemampuan merawat langsung
kedua. kepada pasien harga
3. Menganjurkan pasien diri rendah
memasukkannya kedalam
jadwal kegiatan harian.
SP III (p) SP III (k)
1. Mengevaluasi jadwal 1.Membantu keluarga
kegiatan harian pasien. membuat jadwal
2. Melatih kemampuan aktivitas dirumah
ketiga. termasuk minum obat.
3. Menganjurkan pasien 2. Menjelaskan follow up
memasukkannya pasien setelah pulang.
kedalam jadwal harian.
1. Kondisi
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan
Tujuan Khusus
STRATEGI PELAKSANAAN ( SP )
A. Proses Keperawtan
1. Kondisi
Ds : Klien mengatakan malu dan tak berguna, Klien sering mengatakan dirinya
tidak mampu melakukan sesuatu,
Do : Klien kelihatan sering menyendiri, Klien lebih banyak diam, Selama
berkomunikasi kontak mata kurang.
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah
3. Tujuan Umum
Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.
4. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.
c. Klien dapat memilih kemampuan yang akan digunakan
d. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya
5. Intervensi keperawatan
SP I (P)
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien
b. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
c. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
d. Melatih pasien sesuai dengan kemamppuan yang dipilih
e. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
f. Menganjurkan pasien memasukkannya dalam jadwal kegiatan harian
SP II (P)
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih kemampuan kedua
c. Menganjurkan pasien memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
SP III (P)
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Melatih kemampuan ketiga
c. Menganjurkan pasien memasukkannya kedalam jadwal harian
B. Tindakan
1. BHSP, salam terapeutik, perkenalkan diri dengan sopan, jelaskan tujuan interaksi,
ciptaan lingkungan yang tenang dan buat kontrak yang jelas ( waktu, tempat, topic ).
2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
4. Katakana kepada klien bahwa dirinya adalah seorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.
C. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( SP )
SP I Pasien :Mendiskusikan kemampuan aspek positif yang dimiliki oleh klien, Membantu
klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, Membantu klien
memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, Melatih kemampuan yang sudah dipilih,
Menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
Orientasi :
“Assalamualaikum, perkenalkan saya Uswatun Khasanah senang dipanggil
Uswa, nama bapak siapa? Senang dipanggil apa?”. “Bagaimana perasaan
bapak pagi hari ini? Boleh kita bercakapa-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah bapak lakukan? Setelah itu kita nilai kegiatan yang mana
yang masih dapat bapak lakukan disini rumah sakit. Setelah kita nilai kita akan
pilih satu dan akan kita latih”. Bagaimana kalau di taman? Sekitar 20 menit?”
Kerja :
“Bapak suka melakukan hal apa? Bagus apa lagi pak? Saya buat daftarnya ya!
Apa kegiatan rumah tangga yang disukai dan dilakukan biasanya? Merapikan
tempat tidur?mencuci piring? Menyapu?” “Wahh bagus sekali ada 3 kemampuan
bapak , yang dapat bapak lakukan dirumah sakit.”
Dari 3 kemampuansekarang coba pilih salah satu untuk dilakukan di rumah
sakit” “oke bapak pilih yang nomor satu , merapihkan tempat tidur? Kalau
begitu bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur sekarang.,
Mari kita ke kamar bapak untuk latihanya.” “mari kita pindahkan bantal dan
selimutnya. Bagus! Sekarang kita angkat seprainya, dan kasurnya kita balik. Nah
sekarang kita pasang lagi sepreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus!”
sekarang sebelah kaki , tarik dan masukkan lalu sebelah pinggir masukkan
.sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan disebelah atas. Mari kita lipat
selimut, nah letakan sebelah bawah kaki. Bagus!”
Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan T
(tidak) melakukan.
Terminasi :
“Bagaiman perasaan bapak setelah bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
pagi hari ini merapikan tempat tidur? Bapak ternyata banyak memiliki
kemampuan ya yang dapat dilakukan dirumah sakit ini. Salah satunya melakukan
merapikan tempat tidur, yang sudah bapak praktekan. Baik sekali Nah
kemampuan ini dapat bapak lakukan sepulang dari rumahsakit juga.”
Sekarang mari masukkan pada jadwal harian. Bapak mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus dua kali ya pagi dan pagi jam berapa? Lalu
sehabis istirahat jam 16.00”
“besok pagi kita latihan lagi kemampuan bapak yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan kedua apa lagi?yang mampu dilakukan dirumah sakit? Ya bagus,
Mencuci piring , kalau begitu akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi ya
pak di dapur ruangan ini sehabis makan pagi , sekitar 20 menit ya pak sampai
jumpa”
SP II Pasien :Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien, Melatih klien melakukan kegiatan yang telah dipilih , membuat jadwal pelaksanaan
kemampuan selanjutnya, membimbing klien memasukan dalam jadwal kegiatannya
Orientasi :
“Assalammua’laikum, apakah masih ingat dengan saya? bagaimana
perasaan bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah
”Bagaimana bapak , sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi
pag? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan
latihan kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu bapak?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
Kerja :
“ Bapak, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya,
yaitu sabun/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci
piring, dan air untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir
dari kran ini. Oh ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang
sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu
buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah.
Kemudian Bapak bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes
yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas
dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun di piring tersebut.
Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang
sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang
dilap tangannya
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-
hari
Bapak Mau berapa kali Bapak mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci
piring tiga kali setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan
latihan menyapu”
”di kamar bapak, Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
Orientasi :
“Assalammu’alaikum !”
“Perkenalkan saya Uswatun Khasanah senang dipanggil Uswa, Nama ibu siapa
senang dipanggil apa? Saya perawat yang merawat bapak T di ruang ini”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T?
Berapa lama waktu Bp/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah T”
“Ya memang benar sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan
dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan
kata lain, anak Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai
dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila
keadaan T ini terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih
berat lagi, misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih
mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka
kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan
hal yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan T)
” T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar
harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang
kegiatannya”.
”Selain itu, bila T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu
tetap perlu memantau perkembangan T.
Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu
dapat membawa T ke puskesmas”
”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian
kepada T”
”Temui T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian
yang yang mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci
piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali masalah yang dihadapi T dan bagaimana
cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali
Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara
memberi pujian langsung kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat BapakIbu seperti yang kita
pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.”
”Waktunya 20 menit”.
”Sekarang mari kita temui T”
Kerja:
”Assalamu’alaikum T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
”Hari ini saya datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, orang tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita
latihkan beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan
anak Bapak/Ibu”
(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti
yang telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan Orang tua T?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan
keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T”
“Tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama
seperti sekarang Pak/Bu”
“Assalamu’alaikum”
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak/Bu”
“Bagaimana perasaan bapak/ibu pagi ini?”
”Karena hari ini T sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal T
selama di rumah”
”Berapa lama Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
Kerja:
”Pak/Bu ini jadwal kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah
semua dapat dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu,
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian T untuk
dibawa pulang. Ini surat rujukan untuk Puskesmas yang terdekat tempat tinggal
Ibu dan Bapak supaya mempermudah Ibu dan Bapak merawat T di rumah.
Jangan lupa kontrol ke PKM sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Silakan selesaikan administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA
Stuart GW, Sundeen SJ. 2005. Buku saku keperawatan jiwa. EGC : Jakarta.
Riyadi, S. Dan Purwanto, T. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Jakarta: Refika Aditama.
Fitria Nita. Dkk. 2013. Laporan Pendahuluan Tentang Masalah Psikososial. Jakarta:
Salemba Medika.
Keliat, B.A. 2006. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CNHM(basic course). Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC.
Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN(basic course). Buku
Kedokteran. Jakarta: EGC