d) Patofisiologi
Cedera kepala dapat bersifat terbuka (menembus melalui durameter) atau tertutup
(trauma
tumpul
tanpa
penetrasi
menembus
dura).
Cedera
kepala
terbuka
e) Komplikasi
Komplikasi yang muncul dari CKR yaitu dapat menyebabkan kemunduran pada kondisi
pasien karena perluasan hematoma intrakranial, edema serebral progressif dan herniasi
otak. Edema serebral adalah penyebab paling umum dari peningkatan tekanan
intrakranial
pada
pasien
yang
mendapat
cedera
kepala.
Komplikasi lain yaitu defisit neurologi dan psikologi (tidak dapat mencium bau-bauan,
abnormalitas
gerakan
mata,
afasia,
defek
memori
dan
epilepsi).
B. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
BREATHING
Kompresi pada batang otak akan mengakibatkan gangguan irama jantung, sehingga
terjadi perubahan pada pola napas, kedalaman, frekuensi maupun iramanya, bisa
berupa Cheyne Stokes atau Ataxia breathing. Napas berbunyi, stridor, ronkhi,
wheezing ( kemungkinana karena aspirasi), cenderung terjadi peningkatan produksi
sputum pada jalan napas.
BLOOD:
Efek peningkatan tekanan intrakranial terhadap tekanan darah bervariasi. Tekanan
pada pusat vasomotor akan meningkatkan transmisi rangsangan parasimpatik ke
jantung yang akan mengakibatkan denyut nadi menjadi lambat, merupakan tanda
peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia
yang diselingi dengan bradikardia, disritmia).
BRAIN
Gangguan kesadaran merupakan salah satu bentuk manifestasi adanya gangguan otak
akibat cidera kepala. Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian,
vertigo, sinkope, tinitus, kehilangan pendengaran, baal pada ekstrimitas. Bila
perdarahan hebat/luas dan mengenai batang otak akan terjadi gangguan pada nervus
cranialis, maka dapat terjadi :
o Perubahan status mental (orientasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi,
pemecahan masalah, pengaruh emosi/tingkah laku dan memori).
o Perubahan dalam penglihatan, seperti ketajamannya, diplopia, kehilangan
sebagian lapang pandang, foto fobia.
o Perubahan pupil (respon terhadap cahaya, simetri), deviasi pada mata.
o Terjadi penurunan daya pendengaran, keseimbangan tubuh.
o Sering timbul hiccup/cegukan oleh karena kompresi pada nervus vagus
menyebabkan kompresi spasmodik diafragma.
o Gangguan nervus hipoglosus. Gangguan yang tampak lidah jatuh kesalah satu
sisi, disfagia, disatria, sehingga kesulitan menelan.
BLADER
Pada cidera kepala sering terjadi gangguan berupa retensi, inkontinensia uri,
ketidakmampuan menahan miksi.
BOWEL
Terjadi penurunan fungsi pencernaan: bising usus lemah, mual, muntah
(mungkin proyektil), kembung dan mengalami perubahan selera. Gangguan
menelan (disfagia) dan terganggunya proses eliminasi alvi.
BONE
Pasien cidera kepala sering datang dalam keadaan parese, paraplegi. Pada
kondisi yang lama dapat terjadi kontraktur karena imobilisasi dan dapat pula
terjadi spastisitas atau ketidakseimbangan antara otot-otot antagonis yang
terjadi karena rusak atau putusnya hubungan antara pusat saraf di otak dengan
refleks pada spinal selain itu dapat pula terjadi penurunan tonus otot.
b. Diagnosa keperawatan
1.
Kerusakan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan adanya edema
serebri
2. Ketidakefektifan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekresi dan
sumbatan jalan napas
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas yang lama
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif dan
penurunan kekuatan/tahanan.
c. Intervensi keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1. Kerusakan perfusi
jaringan serebral
NOC Outcome :
- Perfusi jaringan
cerebral
Mengetahui adanya
resiko peningkatan
TIK
- Balance cairan
Client Outcome :
- Vital sign membaik
2. Ketidakefektifan
jalan napas
2. Moniror status
neurologi
3. Monitor status
hemodinamik
4. Posisikan kepela
klien head Up 30o
- Fungsi motorik,
sensorik membaik
5. Kolaborasi
pemberian manitol
sesuai advis
NOC Outcome :
NIC : Manajemen
jalana napas
- Status respirasi :
pertukaran Gas
- Status respirasi :
kepatenan jalan napas
1.Monitor status
respirasi dan
Oksigenasi
- Status respirasi :
ventilasi
2. Bersihkan jalan
napas
- Kontrol aspirasi
3. Auskultasi suara
pernapasan
Peningkatan aliran
vena dari kepala
menyebabkan
penurunan TIK
Mengurangi edema
cerebri
Mengetahui kepastian
dan kepatenan
kebersihan jalan napas
Client Outcome :
4. Berikan Oksigen
sesuai Program
Membebaskan jalan
napas terhadap
akumulasi sekret guna
terpenuhinya
kebutuhan oksigenasi
klien
3. Gunakan pealatan
steril pada saat
melakukan suction
4. Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang tindakan
suction
3. Kerusakan
integritas kulit
NOC Outcome :
- Integritas jaringan
Client Outcome :
- Integritas kulit utuh
Mengetahui seberapa
luas kerusakan
integritas kulit klien
Mencegah terjadinya
penekanan pada area
dekubibus
kebersihan alat
4. Intolerasi aktivitas
NOC Outcome :
- Pergerakan sendi
aktif
- Tingkat mobilisasi
- Perawatan ADLs
2. Tentukan
ketebatasan gerak
klien
Client Outcome :
3. Lakukan ROM
sesuai kemampuan
- Peningkatan
kemampuan
Dengan latihan
pergerakan akan
mencegah terjadinya
kontraktur otot
4. Kolaborasi dengan
terapis dalam
melaksanakan latihan
Meminimalkan
terjadinya kerusakan
mobilitas fisik
DAFTAR PUSTAKA