1. Pengertian
terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat
kebanyakan kurang dari tujuh hari) dengan disertai pengeluaran feses lunak
atau cair, sering tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas.
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar
abdomen (muttaqin,2010).
lambung bayi dan anak yang ditandai dengan pengeluran feses lunak atau
cair, sering atau tanpa darah, muntah dan panas dengan jangka waktu kurang
lebih 3 – 10 hari.
2. Etiologi
sodikin (2011), diare sekresi (secretory diarrhoea) dan diare osmotis (osmotic
kimia, makanan (seperti keracunan makanan, makanan yang pedas atau terlalu
asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin atau
Candida).
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan
3. Patofisiologi
sekresi cairan yang akan menurunkan absorpsi cairan sehingga akan terjadi
zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam
rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Usus halus menjadi bagian absorpsi utama dan usus besar melakukan
absorpsi air yang akan membuat sulit dari komponen feses, dengan adanya
Selain itu, diare juga dapat terjadi akibat masuknya mikroorganisme hidup ke
diproduksi agen bakteri seperti E.coli dan Vabrio cholera akan memberikan
menyebabkan feses bercampur darah dan lendir bekas sisa sel-sel yang
terinflamasi. Invasi enterosit dilakukan beberapa mikroba seperti Shigella,
4. Pathway
Gastroenteritis
Defisit Nutrisi
Sekresi ke lumen intestinal
Diare
Hipovolemia
Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare. Feses makin cair, mungkin mengandung darah atau
empedu. Akibat seringnya defekasi, anus, dan area semakin lecet karena sifat
feses makin lama makin menjadi asam, hal ini terjadi akibat banyaknya asam
laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsopsi ole
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium.
a. Pemeriksaan tinja.
ginjal.
untuk mengetahui bentuk atau konsistnsi BAB atau parasit secara kuantitatif,
h. Malaise
(Cecyly, Betz.2002)
8. Komplikasi
a. Dehidrasi
b. Renyatan Hiporomelik
c. Kejang
d. Bakterikimia
e. Malnutrisi
f. Hipoglikimia
a. Dehidrasi ringan
c. Dehidrasi berat
9. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pemberian cairan
dehirasi dan keadaan umumnya. Terdiri dari cairan peroral, pada klien
banyak jumlah cairan yang hilang tergantung berat badan dan umur.
2. b. Cairan Parenteral
/oral.
BB /hari.
3) Dehidrasi berat
per oral
3. Obat-obatan
elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras,
dsb).
mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin,
charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare
3). Antibiotic
B. Asuhan Keperawatan
1. Pegkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat keperawatan
banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, BB menurun, tonus dan
turgor kulit berkurang, selaput kadir mulut dan bibir kering, frekuensi
e. Kebutuhan dasar
1. Pola Eliminasi
Mengalami perubahan yaitu BAB lebih dari 4x sehari
2. Pola Nutrisi
BAB
Akan terganggu karena kondisi tubuh yang lemah dan adanya nyeri
akibat
disentri abdomen.
f. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah
2. Feses
3. Elektrolit
4. Urinalisa
g. Data Fokus
1. Subjektif
a). Kelemahan
b). Diare lunak s/d cair
e). Perut mulas s/d nyeri (nyeri pada kuadran kanan bawah,
2. Objektif
f). Hipertermi
dari normal.
2. Diagnosa Keperawatan
dehidrasi
3. Fokus Intervensi
tahu cara penggunaan obat anti diare c. Pertahankan tirah baring Rasional :
diobati
tindakan dalam mengatur nyeri b. Ubah posisi klien bila terjadi nyeri,
dapat mengurangi nyeri ,c. Beri kompres hangat diperut Rasional : untuk
klien untuk makan sedikit tapi sering Rasional : untuk memenuhi asupan
makanan e. Berikan diit tinggi kalori, protein dan mineral serta rendah zat
normal 36,2 –37,60C Intervensi a. Monitor suhu dan tanda vital Rasional :
Tujuan: gangguan integritas kulit teratasi Kriteria hasil : tidak terjadi lecet
defekasi dengan sabun yang lembut bilas dengan air bersih, keringkan
3. Pelaksanaan
pelaksanaan adalah :
stressor.
dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter, fisioterapi, dan lain- lain.
c. Rujukan/ketergantungan (dependent)
3. Evaluasi
A.(2007) yaitu:
a. Tujuan tercapai
Jika tujuan tidak tercapai secara keseluruhan sehingga masih perlu dicari
Artiani, Ria. 2009. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC.
Hidayat A. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku Untuk Brunner dan
Sudarth. Jakarta: EGC)
Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses dan Praktik
Edisi 4 vol 1. Jakarta: EGC)
Rasyid. 2007. Buku ajar Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta :ECG
Yayasan Stroke Indonesia. Stroke Non Hemoragik. Jakarta. 2011.
Rini Nur’aeni y.2017. Asuhan Keperawatan Pada Klien Stroke Non Hemoragik
dengan Masalah ketidakefektifan Ferfusi Jaringan Celebral di Ruang Kenanga
RSUD. Dr. Soedirman Kebumen.Stikes Gombong Satyanegara. 2008. Ilmu Bedah
Saraf Edisi Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.