Anda di halaman 1dari 5

1.

PENGERTIAN
Peritonitis adalah peradangan peritoneum yang merupakan komplikasi berbahaya akibat penybaran infeksi dari organ-organ
abdomen (apendiksitis, pankreatitis, dan lain-lain) ruptur saluran cerna dan luka tembus abdomen. (Padila, 2012).
Peritonitis adalah inflamasi peritoneum dan mungkin disebabkan oleh bakteri ( misalnya dari perforasi usus ) atau akibat
pelepasan iritan kimiawi, misalnya empedu, asam lambung, atau enzim pancreas (Brooker, 2009).
Peritonitis adalah suatu keadaan yang mengancam jiwa yang sering bersamaan dengan kondisi bakteremia dan sindroma
sepsis. (Dahlan.M, 2004)

2. ETIOLOGI
Penyebab peritonitis menurut Hughes, 2012 adalah :
a. Infeksi bakteri
1) Mikroorganisme berasal dari penyakit saluran gastrointestinal.
2) Appendisitis yang meradang dan perforasi .
3) Tukak peptik (lambung/dudenum).
4) Tukak thypoid.
5) Tukan disentri amuba/ colitis
6) Tukak pada tumor
7) Salpingitis
8) Divertikulitis (radang usus)
Kuman yang paling sering ialah bakteri coli, streptokokus U dan B hemolitik, stapilokokus aurens, enterokokus dan yang
paling berbahaya adalah clostrdiumwechii.
b. Secara langsung dari luar
1) Operasi yang tidak steril
2) Tercontaminasi talcum venetum, lycopodium, sulfonamide, terjadi Peritonitis yang disertai pembentukan jaringan
granulomatosa sebagai responterhadap benda asing, disebut juga Peritonitis granulomatosa serta merupakan Peritonitis
local.
3) Trauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa, ruptur hati
4) Melalui tuba fallopius seperti cacing enterobius vermikularis.Terbentuk pula peritonitis granulomatos.
c. Secara hematogen sebagai komplikasi beberapa penyakit akut seperti radang saluran pernapasan bagi atas, otitis media,
mastoiditis, glomerulonepritis.Penyebab utama adalah streptokokus atau pnemokokus.
3. KLASIFIKASI
a. Peritonitis Primer
Peritonitis terjadi tanpa adanya sumber infeksi dirongga peritoneum, kuman masuk kedalam rongga peritoneum
melalui aliran darah/pada pasien perempuan melalui alat genital.

b. Peritonitis Sekunder
Terjadi bila kuman kedalam rongga peritoneum dalam jumlah yang cukup banyak.

c. Peritonitis karena pemasangan benda asing kerongga peritoneum, misalnya pemasangan kateter
1) Kateter ventrikula – peritoneal
2) Kateter peritoneal – jugular
3) Continuos ambulatory peritoneal dyalisis. (Padila, 2012)
4. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi dari peritonitis adalah: gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sesak napas akibat
desakan distensi abdomen ke paru, pembentukan luka dan pembentukan abses. (Haryono, 2012)

5. MANIFESTASI KLINIS

Menuerut (Kowalak & Hughes, 2010) Manifestasi klinis yang sering muncul pada pasien peritonitis adalah:

a. Distensi abdomen
a. Rigiditas abdomen
b. Nyeri tekan pada abdomen
c. Bising usus menurun bahkan hilang
d. Demam
e. Mual bahkan muntah
f. Takikardia
g. Takipnea
6. PATHWAYS
Mikroorganisme, apenddiksitis, tukak Inflamasi pada
peptik, disentri, divertilikus, dan operasi peritonium
yg tidak steril

peritonitis

Depolarisasi bakteri dan Pelepasan berbagai mediator kimiawi (histamine, Perangsangan pirogen di
virus kesistem GE bradikinin, serotonin) hipotalamus

Gangguan pada lambung Menyebabkan edema pada dinding abdomen


(meningkatan HCl) Memicu pengeluaran prostaglandin
Pengumpulan cairan di rongga peritoneum

Reaksi mual dan muntah


Merangsang saraf Memacu kerja thermostat hipotalamus
Kehilangan sejumlah besar cairan perasa nyeri
Ketidak seimbangan nutrisi Suhu tubuh meningkat
kurang dari kebutuhan tubuh
Dehidrasi Nyeri
Hipertermi

Kekurangan volume cairan

(Padila, 2012)
7. Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan keehilangan cairan aktif
2) Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerana makanan
3) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
4) Hipertemi berhubungan dengan penyakit.
5) Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring lama.

DAPUS

Brooker, C. (2009). Ensiclopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.

Chandra, B. (2009). Ilmu Kedokteran Pencegahan dan Komunitas. Jakarta: EGC.

Haryono, R. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Herdman, H. (2013). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta: EGC.

Padila. (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widjaja, H. (2009). Anatomi Abdomen. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai