Oleh :
M. IBNOE FERDIANSYAH
(NIM. 14401.17.18021)
PROBOLINGGO
2021
1. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
(Smeltzer, 2002).Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Glukosa dibentuk dihati dari makanan yang dikonsumsi (Brunner dan
Suddarth, 2002).
Definisi lain menyebutkan bahwa Diabetes Mellitus adalah suatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena
adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin
baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).
2. Etiologi
3. Klasifikasi
Sorbitol
Kurang Pengetahuan Angiopati
Gangguan aliran
Sensasi nyeri pada kaki me↓ Gangguan motorik darah ke kaki
Kerusakan
&
Cemas
perubahan
Trauma tidak terasa Atrofi otot kaki Pe↓ nutrisi dan O2 fungsi sel &
Luka sulit sembuh
sel & jaringan jaringan
Ulkus Perubahan titik tumpu Infeksi Kematian jaringan
GANGREN
Sel Kelaparan
Risiko Tinggi Kerusakan
Penyebaran Infeksi Neurovaskuler
Prod. Energi
metabolisme
Gangguan Perfusi
Resiko kerusakan Jaringan
Kelelahan integritas kulit
Keletihan / Fatigue
6. Tanda dan Gejala
Gangren diabetik akibat mikroangiopatik disebut juga gangren panas karena walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan, dan biasanya
teraba pulsasi arteri di bagian distal. Biasanya terdapat ulkus diabetik pada telapak kaki.
Proses makroangiopati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut
emboli akan memberikan gejala klinis 5 P, yaitu :
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan).
c. Paresthesia (parestesia dan kesemutan).
d. Pulselessness (denyut nadi hilang).
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari Fontaine,
yaitu 4 :
a. Stadium I ; asimptomatis atau gejala tidak khas( kesemutan )
b. Stadium II ; terjadi klaudikasio intermiten.
c. Stadium III ; timbul nyeri saat istirahat.
d. Stadium IV ; berupa manifestasi kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
(Smeltzer, 2001)
7. Pemeriksaan penunjanga
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah meliputi : GDS > 200 mg/dl, gula darah puasa >120 mg/dl dan
dua jam post prandial > 200 mg/dl.
b. Urine
Pemeriksaan didapatkan adanya glukosa dalam urine. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna pada urine :
hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ )
c. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
8. Penatalaksanaan
a. Medis
penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi:
a) Obat hiperglikemik oral (OHO).
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :
b) Pemicu sekresi insulin.
c) Penambah sensitivitas terhadap insulin.
d) Penghambat glukoneogenesis.
e) Penghambat glukosidase alfa.
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
a) Penurunan berat badan yang cepat.
b) Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis.
c) Ketoasidosis diabetik.
d) Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
c. Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa darah.
d. Keperawatanan
1) Memperbaiki keadaan umum penderita dengan nutrisi yang memadai
2) Pemberian anti agregasi trombosit jika diperlukan, hipolipidemik dan anti
hopertensi
3) Bila dicurigai suatu gangren, segera diberikan antibiotik spektrum luas,
meskipun untuk menghancurkan klostridia hanya diperlukan penisilin.
4) Dilakukan pengangkatan jaringan yang rusak. Kadang-kadang jika sirkulasi
sangat jelek, sebagian atau seluruh anggota tubuh harus diamputasi untuk
mencegah penyebaran infeksi.
5) Terapi oksigen bertekanan tinggi (oksigen hiperbarik) bisa juga digunakan
untuk mengobati gangren kulit yang luas. Penderita ditempatkan dalam
ruangan yang mengandung oksigen bertekanan tinggi, yang akan membantu
membunuh klostridia.
6) Bersihkan luka di kulit dengan seksama.
7) Waspada akan tanda-tanda terjadinya infeksi (kemerahan, nyeri, keluarnya
cairan, pembengkakan).
9. Komplikasi
Komplikasi akibat gangrene yakni:
a. Osteomyelitis
b. Sepsis
c. kematian
A. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Penumpukan
DS:Klien mengatakan ada
glukosa sel & Resiko kerusakan integritas kulit
nanah disekitar lukanya, bau jaringan
dari lukanya sedikit busuk
DO: Sorbitol
GANGREN
Resiko kerusakan
integritas kulit
Nyeri
DS : Klien mengatakan kakinya
Kerusakan &
yang luka terasa sakit perubahan fungsi
DS : sel & jaringan
Nyeri
c) Adanya tanda-tanda
infeksi disekitar luka
gangren klien seperti
nanah
DS: Keluarga klien Keletihan
Hiperglikemia
mengatakan klien lemas
seluruh tubuhnya
Sel Kelaparan
DO:
e. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, perubahan kimia darah,
insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi, status hipermetabolisme/infeksi.
Kriteria Hasil:
Kriteria hasil :
1. Kaji luas dan keadaan luka serta Pengkajian yang tepat terhadap luka dan
proses penyembuhan proses penyembuhan akan membantu
dalam menentukan tindakan selanjutnya
2. Rawat luka dengan baik dan benar : merawat luka dengan teknik aseptik,
membersihkan luka secara abseptik dapat menjaga kontaminasi luka dan
menggunakan larutan yang tidak larutan yang iritatif akan merusak
iritatif, angkat sisa balutan yang jaringan granulasi yang timbul, sisa
menempel pada luka dan nekrotomi balutan jaringan nekrosis dapat
jaringan yang mati menghambat proses granulasi
2. Anjurkan kepada pasien dan keluarga Kebersihan diri yang baik merupakan
untuk selalu menjaga kebersihan diri salah satu cara untuk mencegah infeksi
kuman.
selama perawatan.
4. Anjurkan pada pasien agar menaati Diet yang tepat, latihan fisik yang cukup
diet, latihan fisik, pengobatan yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh,
pengobatan yang tepat, mempercepat
ditetapkan.
penyembuhan sehingga memperkecil
kemungkinan terjadi penyebaran
infeksi.
Kriteria hasil :
- Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk mengatasi atau mengurangi
nyeri .
- Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas normal.(S: 36 – 37,50 C, N: 60 –
80 x /menit, T : 100 – 130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit).
1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi Untuk mengetahui berapa berat nyeri
nyeri yang dialami pasien yang dialami pasien
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Teknik distraksi dan relaksasi dapat
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan
pasien
5. Atur posisi pasien senyaman mungkin Posisi yang nyaman akan membantu
sesuai keinginan pasien memberikan kesempatan pada otot
untuk relaksasi seoptimal mungkin
Kriteria Hasil :