Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP ANEMIA

Disusun oleh :
KELOMPOK II
II.E
ABDUL RAHMAT ZULFIKAR

(153051)

DIAH SUCI ARDHANI

(153057)

HARIYANTI

(153063)

MAYA SARI

(153069)

NURFANI

(153076)

RESKY PUTRI SAHRAS

(153082)

ST.FATIMAH NUR JULIANTI

(153089)

UPTD AKPER ANGING MAMMIRI


PROVINSI SULAWESI SELATAN
MAKASSAR

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas karunia-Nya
lah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah Laporan Pendahuluan
dan askep anemia ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan
dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan
itu bisa teratasi. Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis

menyadari

bahwa

makalah

ini

masih

jauh

dari

kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik


konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
Makassar,

Agustus 2016

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I....................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A.LATAR BELAKANG............................................................................1
B.TUJUAN............................................................................................ 2
BAB II...................................................................................................... 3
KONSEP DASAR...................................................................................... 3
A. PENGERTIAN ANEMIA.......................................................................3
B. ETIOLOGI ANEMIA............................................................................ 3
C. TANDA DAN GEJALA ANEMIA............................................................4
D. PATOFISIOLOGI............................................................................... 4
E. KLASIFIKASI ANEMIA.......................................................................5
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG........................................8
G. PENATALAKSANAAN ANEMIA...........................................................9
H. KOMPLIKASI ANEMIA.....................................................................10
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA........................................................11
A. PENGKAJIAN.................................................................................. 11
B. MASALAH KEPERAWATAN..............................................................13
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI................................13
D. EVALUASI..................................................................................... 16
BAB III................................................................................................... 17
TINJAUAN KASUS.................................................................................. 17
BAB IV................................................................................................... 26
PENUTUP.............................................................................................. 26
A. Kesimpulan.................................................................................... 26
B. Saran............................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 27

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia adalah kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal.Tingkat normal dari hemoglobin umumnya
berbeda pada laki-laki dan wanita-wanita.Untuk laki-laki, anemia secara
khas ditetapkan sebagai tingkat hemoglobin yang kurang dari 13.5
gram/100ml dan pada wanita-wanita sebagai hemoglobin yang kurang
dari 12.0 gram/100ml.
Hemoglobin adalah pigmen merah yang memberikan warna merah
yang dikenal pada sel-sel darah merah dan pada darah.Secara fungsi,
hemoglobin adalah senyawa kimia kunci yang bergabung dengan oksigen
dari paru-paru dan mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel-sel seluruh
tubuh.Oksigen adalah penting untuk semua sel-sel dalam tubuh untuk
menghasilkan energi. Pada saat terjadi anemia transportasi oksigen akan
terganggu dan jaringan tubuh orang yang anemia akan mengalami
kekurangan oksigen guna menghasilkan energi.
Sumsum tulang sebagai pabrik produksi sel darah juga bisa
mengalami gangguan sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik dalam
menghasilkan sel darah merah yang berkualitas. Gangguan pada sumsum
tulang biasanya disebabkan oleh karena mestatase sel kanker dari tempat
lain. Anemia pada dasarnya disebabkan oleh :
1. Pengurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin, atau
2. Kehilangan atau penghancuran darah. Selain itu, bermacam-macam
penyakit-penyakit sumsum tulang yang luas juga dapat menyebabkan
anemia. Pada pasien dengan gagal ginjal mungkin kekurangan hormon
yang diperlukan untuk menstimulasi produksi sel darah merah oleh
sumsum tulang (bone marrow).
1

B. TUJUAN
1.Tujuan umum
Mampu mengetahui konsep dasar dan asuhan
anemia.
2.Tujuan khusus
- Mengetahui definisi anemia
- Mengetahui etiologi anemia
- Mengetahui patofisiologi anemia
- Mengetahui klasifikasi anemia
- Mengetahui penatalaksanaan medis anemia
- Mengetahui komplikasi anemia
- Mengetahui asuhan keperawatan anemia

keperawatan

BAB II
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah
hemoglobin dalam 100 ml darah (Ngastiyah, 1997).
Anemia adalah keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang
disebakan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi
atau suatu keadaan terganggunya sistem pencernaan sehingga
mengakibatkan terjadinya gangguan penyerapan makanan yang di
konsumsi (Supandiman.1997).
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga
tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas
pengangkutan oksigen berkurang.
Sedangkan menurut Arif mansoer et al, (2000) menyebutkan
bahwa Anemia

defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan

kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang diperlukan untuk


pematangan eritrosit.
B. ETIOLOGI ANEMIA
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua
kerusakan tersebut secara signifikan akan mengurangi banyaknya
oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner dan Suddart
(2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :
a. Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
b. Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel
darah merah yang berlebihan.
c. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.

d. Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor


keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat besi.

C. TANDA DAN GEJALA ANEMIA


1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7. Cepat lelah
8. prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10.Telapak tangan pucat
11. Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia:
1. Perdarahan

berulang/kronik

pada

anemia

pasca

perdarahan,

anemia defisioensi besi


2. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit
pada anemia hemolitik
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
D. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang
tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel


fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati
dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan
memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan
ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, (pada kelainan hemolitik) maka hemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel
darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan
dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi
sel

darah

merah

muda

dalam

sumsum

tulang

dan

cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya


hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a.Anemia aplastik
Penyebab:
- agen neoplastik/sitoplastik
- terapi radiasi, antibiotic tertentu
- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- infeksi virus (khususnya hepatitis)
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
5


Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik
Gejala-gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
- Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan
saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
Gejala-gejala:
- Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah
merah maupun defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan
ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis
rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
d. Anemia defisiensi besi

Penyebab:
- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
menstruasi
- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
- Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,
varises oesophagus, hemoroid, dll.)
gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi


Gejala-gejalanya:
- Atropi papilla lidah
- Lidah pucat, merah, meradang
- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulu
e.Anemia megaloblastik
Penyebab:
- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
- Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan
keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan
segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
- Pengaruh obat-obatan tertentu
- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik
kronik
- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
- Proses autoimun
- Reaksi transfusi
- Malaria
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis
F. PEMERIKSAAN KHUSUS DAN PENUNJANG
a. Kadar porfirin eritrosit bebas ---- meningkat
b. Konsentrasi besi serum ------- menurun
c. Saturasi transferin ------ menurun
d. Konsentrasi feritin serum ---- menurun
e. Hemoglobin menurun
f. Rasio hemoglobin porfirin eritrosit ---- lebih dari 2,8 ug/g adalah
diagnostic untuk defisiensi besi
g. Mean cospuscle volume ( MCV) dan mean cospuscle hemoglobin
concentration ( MCHC ) ---- menurun menyebabkan anemia
hipokrom mikrositik atau sel-sel darah merah yang kecil-kecil dan
pucat.
h. Selama pengobatan

jumlah retikulosit ---- meningkat dalam 3

sampai 5 hari sesuadh dimulainya terapi besi mengindikasikan


respons terapeutik yang positif.
8

i. Dengan pengobatan, hemoglobin------- kembali normal dalam 4


sampai 8 minggu mengindikasikan tambahan besi dan nutrisi yang
adekuat.

G. PENATALAKSANAAN ANEMIA
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab
dan

mengganti

darah

yang

hilang.

Penatalaksanaan

anemia

berdasarkan penyebabnya, yaitu :


1. Anemia aplastik:
Dengan transplantasi sumsum tulang dan terapi immunosupresif
dengan antithimocyte globulin ( ATG ) yang diperlukan melalui jalur
sentral selama 7-10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum
tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat diberikan transfusi RBC
rendah leukosit dan platelet ( Phipps, Cassmeyer, Sanas & Lehman,
1995 ).
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada paien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan
asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. pada defisiensi besi
Dengan pemberian makanan yang adekuat.Pada defisiensi besi
diberikan sulfas ferosus 3 x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan
bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi asam folat
diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
9

Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,


bila

difisiensi

disebabkan

oleh

defekabsorbsi

atau

tidak

tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan


injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan

selama

hidup

pasien

yang

menderita

anemia

pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.


Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan
darurat diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja
yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan penberian transfusi darah menggantikan darah yang
hemolisis.
H. KOMPLIKASI ANEMIA
1. Gagal jantung
2. Kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa
terbakar , Kesemutan )
3. Gagal ginjal

10

11

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA


A. PENGKAJIAN
1) Aktivitas / istirahat
Gejala

:keletihan,

produktivitas;

kelemahan,

malaise

umum.

Kehilangan

penurunan semangat untuk bekerja.Toleransi terhadap

latihan rendah.Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.


Tanda

: takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau

istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada
sekitarnya.Kelemahan

otot,

dan

penurunan

kekuatan.Tubuh

tidak

tegak.Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain


yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan
tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia.
Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada
kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar
kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon
terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler
melambat

(penurunan

aliran

darah

ke

kapiler

dan

vasokontriksi

kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)


(DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3) Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.

12

4) Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena.
Diare atau konstipasi.Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan

menelan

(ulkus

pada

faring).Mual/muntah,

dyspepsia,

anoreksia.Adanya penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah.


Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit :
buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis
(status defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut
mulut pecah. (DB).
6) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan

berkonsentrasi.

Insomnia,

penurunan

penglihatan,

dan

bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ;


parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.
Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis
retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8) Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.

13

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.


9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat
terpajan pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat
kanker, terapi kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi
darah sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk,
sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati
umum. Ptekie dan ekimosis (aplastik).
B. MASALAH KEPERAWATAN
a. Inefektif perfusi jaringan
b. Intoleransi Aktifitas
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
d. Kelelahan/ fatigue

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


N Diagnosa
o
1 Perfusi
jaringan in
efektif
b/d.penurun
an
konsentrasi
HB dan
Darah

Tujuan
Perfusi jaringan
terpenuhi
setelah
dilakukan
tindakan
perawatan.
Kriteria Hasil :
Kulit tidak
pucat,tanda vital
dalam batas
normal, nilai Hb
dan eritrosit
dalam rentang
normal

Intervensi
1. Monitor tendatanda vital

Rasional

1. Data dasar
mengetahui
perkembangan pasien
2. Atur posisi dengan 2. Meningkatkan
kepala datar atau
pernafasan
tubuh lebih rendah
3. Hindari pergerakan 3. Mempertahankan
yang berlebihan
pasokan oksigen
4. Awasi kesadaran
4. Mengetahui status
dan tanda-tanda
kesadaran pasien
terhadap
penurunan
kesadaran
5. Manajemen terapi 5. Meningkatkan sel
tranfusi sesuai
darah
terapi
6. Pemberian O2
6. Meningkatkan perfusi
pernasal sesuai
program
7. Monitoring
7. Menjaga keefektifan

14

Intoleransi
aktivitas
berhubunga
n dengan
berkurangny
a suplay
oksigen ke
susunan
saraf pusat.

Ketidak
seimbangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
berhubunga
n dengan
mual;
muntah;
anoreksia.

Setelah
dilakukan
tindakan
keparawatan
selama 3x24
jam klien dapat
meningkatkan
toleransi
aktivitas dengan
kriteria :
- Bebas dari
kelelahan
setelah
beraktivitas
- Keseimbangan
kebutuhan
aktivitas dan
istirahat
- Adanya
peningkatan
toleransi
aktivitas
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3x24
jam klien
terpenuhi
kebutuhan
nutrisinya
dengan kriteria
hasil :
- Intake nutrisi
adekuat.
- Mual, muntah,
anoreksi hilang
- Bebas dari
tanda-tanda
malnutrisi.
- Tidak terjadi
penurunan BB

keefektifan suplai
O2
1. Ukur vital sign
2. Kaji penyebab
intoleransi
aktivitas klien
3. Latih ROM bila
keadaan klien
memungkinka
4. Ajarkan klien
teknik
penghematan
energi untuk
beraktivitas
5. Tingkatkan
aktivitas klien
sesuai dengan
kemampuan

1. Kaji status nutrisi


pasien
2. Kaji masukan
selama perawatan
per shif
3. Kaji terhadap
ketidaknyamanan
(mual,muntah)
4. Beri makanan
dalam kondisi
hangat,porsi kecil
tapi sering
5. Motivasi anak
untuk
menghabiskan
makanan dengan
melibatkan orang
tua.
6. Lakukan oral
hygene
7. Kolaborasi
15

oksigen
1. Data dasar
mengetahui
perkembangan pasien
2. Merencanakan
intervensi secara
tepat
3. Imobilisasi yang lama
akan menyebabkan
dekubitus
4. Menghemat energi

5. Tidak kelelehan

1. Merencanakan
intervensi yang tepat
2. Observasi kebutuhan
nutrisi
3. Merencanakan
makanan yang tepat
4. Meningkatkan serlera
makan dan intake
makanan
5. Meningkatkan
kepercayaan tentang
kebutuhan nutrisi

6. Oral yang bersih


meningkatkan nafsu
makan
7. Menentukan makanan

Kelelahan/
Keletihan
berhubunga
n dengan
kondisi fisik
kurang

Konservasi
energi
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 x 24
jam , kelelahan
dapat teratasi
dengan keriteria
hasil :
- klien
menunjukkan
peningkatan
aktivitas
bertahap
- klien tidak
tampak lelah.
- TTV dbn.
- Aktivitas klien
berjalan
normal.

dengan ahli gizi


akan kebutuhan
kalori, protein dan
cairan sesuai
ndengan penyakit,
usia dan
kebutuhan
metabolism
1. Monitor intake
nutrisi adekuat
2. Monitor tanda vital
dan respon klien
(wajah pucat,
konjunctiva).
3. Tentukan aktivitas
yang mampu
dilakukan klien
sesuai dengan
petunjuk dokter.
4. Ajarkan mobilisasi
bertahap dan
peningkatan
aktivitas fisik yang
sesuai
5. Dorong
kemandirian klien.

16

yang sesuai dengan


klien

1. Observasi kebutuhan
nutrisi
2. Data dasar
mengetahui keadaan
pasien
3. Membatasi aktifitas
klien
4. Membantu
mengembalikan
energi
5. Meningkatkan
kemandirian klien

D. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3) Peningkatan perfusi jaringan.
4) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic
dan rencana pengobatan.

17

BAB III
TINJAUAN KASUS

Pengkaji
: Siti Isrohkiyah
Tanggal pengkajian
: 10 Januari 2014
Jam
: 13.30 WIB
1. Data biografi
a. Identitas pasien
Nama
:Tn. N
Umur
:71 tahun
Jenis kelamin
:laki-laki
Suku/bangsa
:jawa
Pekerjaan
:wiraswasta
Alamat
:Karanggayam, Kebumen
Status
:menikah
No RM
:2506316
b. Identitas penanggungjawab
Nama
:Ny. S
Umur
:35 tahun
Hubungan
:keluarga
Jenis kelamin
:perempuan
Alamat
:Karanggayam, Kebumen
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh pusing sejak seminggu yang lalu
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD PKU Gombong tanggal 08 januari 2014
jam 08.00 wib dengan keluhan sakit kepala sejak 1 minggu yang
lalu, mual mutah dari kemarin sore, lemes dan sesak jika
berjalan. KU sedang kesadaran CM.Tensi 160/90 mmHg, nadi 88
x/mnt,RR 20 x/mnt suhu 36,5 oc.Pasien pindah ke ruang barokah
pada tanggal 10 januari 2014 jam 08.15 wib .Saat dikaji pada tanggal
4 januari 2014 jam 14.00 wib tensi 150/90 mmHg, nadi 80x/mnt, RR
20x/mnt dan suhu 36,0o C. Keluhan pusing, mual dan lemes.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien memilik riwayat hipertensi
d. Riwayat penyakit keluarga

18

Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita


penyakit seperti yang diderita klien saat ini.

3. Primery survey
a.Breath
1) RR : 20x/mnt
2) Suara nafas : ronkhi ( -),wezing (-)
3) Jalan nafas tidak terdapat secret dan adekuat
4) Retraksi dada (-)
5) Tidak ada nafas cuping hidung
6) Bentuk dada simetris
b. Blood
1)Tekanan darah : 150/90 mmHg
2) Nadi : 80x/mnt
3) Akral hangat
4) Konjungtiva : ananemis
5) HB : 4,9 mg/dl
6) Suhu : 36, 0C
7) Irama jatung S1:S2 reguler, lub,dub.
c. Brain
1)Tingkat kesadaran : CM
2) GCS : E4 M6 V5
3) Pupil isokor
4) Reflek cahaya (+) / (+)
d. Bladder
1)Tidak terpasang DC
2) Warna urine : kuning teh
3) Miksi terkontrol
e. Bowel
1)Abdomen supel (+)
2) Bising usus 12x/mnt
3) Asites (-)
4) Perkusi timpani
5) Tidak teraba massa
6) Abdomen datar
f. Bone
1) Ekstremitas atas :
Kiri
: terpasang infus NaCl 20 tts /mnt,tidak ada edema, jari-jari
kaku

19

Kanan : tidak ada edema


2) Ekstremitas bawah :
Kanan : tidak ada edema, akral hangat
Kiri
: tidak ada edema, akral hangat
Kekuatan otot 5
5

5
5
4. Pengkajian kesehatan fungsional ( Virginia Handerson )
a. Pernafasan
1) Sebelum sakit : klien bernafas spontan tanpa alat bantu
pernafasan , pola nafas vesikuler
2) Saat dikaji : tidak ada keluhan sesak nafas, pasien
mendapatkan terapi oksigen 2-3 LPM
b. Nutrisi
1) Sebelum sakit : kien biasa makan secara mandiri tanpa bantuan
orang lain dengan frekuensi 3X sehari dengan menu nasi, sayur,
dan lauk-pauk. klien biasa minum air putih.
2) Saat dikaji : Makan 3x sehari, dengan diet bubur halus, hanya
habis porsi karena mual. Pasien makan dari tempat yang
disediakan oleh rumah sakit. Minum 4 - 6 gelas sehari.
c. Eliminasi
1) Sebelum sakit : klien biasa BAB 1 kali dalam sehari, konsistensi
lembek, warna kuning, dan BAK : 7-8 kali sehari, urine kuning
jernih.
2) Saat dikaji: tidak mengalami diare, riwayat melenea sejak 2 hari
yang lalu mampu mengontrol saat berkemih, BAK 2 kali selama
di RS.
d. Aktivitas
1) Sebelum sakit : klien mampu melakukan aktifitas secara mandiri
2) Saat dikaji : saat ini klien hanya beristirahat di tempat tidur ,
tampak lemes dan aktifitas dibantu oleh keluarga.
e. Tidur dan istirahat
1) Sebelum sakit : klien biasa tidur 7-8 jam sehari dan tidur dengan
nyenyak.
2) Saat dikaji : pasien susah tidur karena kepala terasa pusing
f. Suhu
1) Sebelum sakit : klien jarang mengalami demam
2) Saat dikali: suhu pasien normal 36 C, akral hangat.
g. Berpakaian

20

1) Sebelum sakit : klien biasa memakai pakaian sendiri


2) Saat dikaji : selama dirumah sakit klien di bantu oleh keluarga
h.Personal hygiene
1) Sebelim sakit : dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene,
klien biasa melakukannya secara mandiri tanpa bantuan orang
lain, klien biasa mandi 2 kali sehari memeakai sabun mandi.
Menyikat gigi 2 kali sehari yaitu pagi hari saat bangun tidur dan
malam hari sebelum tidur memakai pasta gigi dan sikat gigi.
2) Saat dikaji : personal hygiene dibantu perawat dan keluarga
pasien.
i. Pola komunikasi
1) Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai
bahasa daerah.
2) Saat dikaji : tidak ada kesulitan dalam berkomunikasi..
j. Pola spiritual
1) Sebelum sakit : pasien beribadah sesuai agamanya
2) Saat dikaji : Pasien beragama Islam, dalam menjalankan
ibadahnya pasien dibantu oleh keluarganya. Keluarga selalu
mengajakya berdoa untuk kesembuhannya
k. Pola aman & nyaman
1) Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup
bersama keluarga
2) Saat dikaji: pasien merasa kurang nyaman dirawat di rumah
sakit, klien merasa tidak nyaman dengan kondisi fisik
yang dialami saat ini.
l. Pola rekreasi
1) Sebelum sakit : pasien kadang-kadang berekreasi ke tempattempat wisata
2) Saat dikaji: pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran di
tempat tidur dan berkomunikasi dengan keluarga
m.Pola belajar
1) Sebelum sakit : pasien tidak mengetahui penyakit yang
dideritanya
2) Saat dikaji : Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya
5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
: compos mentis
1) GCS
: E4 M6 V5
a) Kepala
: Mesochepal
b) Kulit kepala
: bersih

21

c) Mata
: reaksi cahaya (+), pupil ishokor, anemis, sclera
anikterik
d) Hidung
: bersih
e) Mulut
: bersih
f) Telinga
: bersih
2) Leher
: tidak ada pembesaran tiroid maupun
peningkatan JVP
a)Thorak
: simetris
Paru-paru :
- Inspeksi
: Bentuk simetris
- Palpasi
: Vocal fremitus seimbang kanan-kiri
- Perkusi
: Sonor
- Auskultasi
: ronki (-), wheezing (-).
Jantung :
- Inspeksi
: Simetris
- Palpasi
: Tidak ada pembesaran
- Perkusi
: Pekak
- Auskultasi
: Irama reguler
3) Abdomen
- Inspeksi
: tidak terlihat adanya lesi
- Auskultasi
: peristaltik 12x/mnt
- Palpasi
: tidak pembesaran hepar maupun spleen,
terdapat nyeri tekan sekitar ulu hati
- Perkusi
: timpani
4) Ekstremitas
: tidak ada edema, kekuatan otot 4
4
4
4
- Genetalia
: bersih, tidak ada lesi
- Kulit
: turgor kulit elastic, akral hangat
- Kuku
: kuku tangan dan kaki pendek, CRT > 2 dtk
- Vital sign
: Nadi 88/mnt, TD 150/90 mmHg, S 36 C, HR
20 kali/mnt

22

6. Pemeriksaan Penunjang
a.
Laboratorium
Pemeriksaan

Hasil

Satuan

Nilai Normal

Leukosit

7,47

103 /uL

4,8 10,8

Eritrosit

3,25

106 /uL

4,7 6,10

Hb

4,9

gr/dL

14,0 18,0

Hematokrit

20,2

42 52

MCV

62,2

fl

79,0-99,0

MCH

15,1

27.0-31.0

MCHC

24,3

33.0-37.0

trombosit

400

10 3/ul

150-450

GDS

121

Mg/dl

70,0-105,0

13 januari 201

10,7

gr/dl

14-18

10 januari 2014

7.Terapi:
a.Ranitidine 2 x 50mg
b. Lasix 1 amp pre tranfusi
c. Betahistin 3 x 1
d. Amlodipin 10 mg 1x1

23

8.Analisa Data
DATA FOKUS
Ds :
-Klien mengeluh sakit
kepala, pusing
- Klien mengeluh
sesak bila berjalan

PATHWAY
Penurunan jumlah
eritopoetin

ETIOLOGI

PROBLEM

Penurunan Hb

Gangguan perfusi jaring

HB menurun

Do :
- Hb 4,9 mg/dl, eritrosit
3,25 10^6/ul, Ht
20,2 %, anemis dan
CRT > 2 detik

Pengangkutan
O2dan nutrisi
kejaringan
menurun
Gangguan perfusi
jaringan

Penurunan
jumlah eritopoetin
Anemia
HB menurun

Pengangkutan O2dan
nutrisi kejaringan
menurun

24

Gangguan perfusi
jaringan

DS:

Keletihan

Pasien mengeluh
lemes
DO:
kesadaran
compos
mentis, GCSE4M6V5,
pasien tampak lemas,
Hb 4,9 mg/dl, wajah
pucat

9. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kadar hb,
kedikastabilan hemolitik
b. Keletihan berhubungan dengan anemia
10. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
Gangguan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
perfusi jaringan selama 3x24 jam, masalah keperawatan
gangguan perfusi jaringan diharapkan
teratasi dengan indicator :
Indikator

25

1. Awasi tanda vital kaji


pengisian kapiler, warna
kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
2. Tinggikan kepala tempat
tidur sesuai toleransi.
3. Awasi upaya pernapasan ;
auskultasi bunyi napas
perhatikan bunyi
adventisius.
4. Selidiki keluhan nyeri
dada/palpitasi.
5. awasi hasil pemeriksaan
laboraturium. Berikan sel
darah merah

- TTV
dalam 4
batas normal
- Perfusi
4
jaringan perifer
- Nadi
perifer 4
teraba kuat

3
3
3

lengkap/packed produk
darah sesuai indikasi
(kolaborasi).
6. Berikan oksigen tambahan
sesuai indikasi
(kolaborasi).

Keterangan :
1 : ekstrim
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada
Keletihan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 3x24 jam, masalah keperawatan
keletihan diharapkan teratasi dengan
indicator :
Indikator
- TTV dalam
batas normal
- EKg dalam
batas normal
- Laporan ADL

A
2

T
3

26

1. Kaji kemampuan klien


dalam melakukan aktifitas
sehari-hari.
2. Kaji kehilangan atau
gangguan keseimbangan,
gaya jalan dan kelemahan
otot.
3. Observasi tanda-tanda
vital sebelum dan sesudah
aktivitas.
4. Berikan lingkungan
tenang, batasi
pengunjung, dan kurangi
suara bising, pertahankan
tirah baring bila di
indikasikan.
5. Gunakan teknik
menghemat energi,
anjurkan pasien istirahat
bila terjadi kelelahan dan
kelemahan, anjurkan

pasien melakukan
aktivitas semampunya
(tanpa memaksakan diri).

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia Adalah dimana kadar Hemoglobin menurun sehingga
tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas
pengangkutan oksigen berkurang. Secara fisiologis, anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan sehingga tubuh akan mengalami hipoksia.

B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia
dengan tepat sehingga dapat mencegah terjadinya kegawatdaruratan dan
komplikasi yang tidak diinginkan.

27

28

DAFTAR PUSTAKA
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan MedikalBedah. Jakarta: EGC
Engram,Barbara.

1998

.Rencana

Asuhan

Keperawatan

Medical

Bedah.jakarta.EGC Brun
Brunner, suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta.
EGC
Kahsasi, Daniel. 2009. Anemia Acute. http://emedicine.medscape.com/arti
cle/159803-media, emergency_medicine. Diakses pada tanggal 24
Agustus 2016
Nanda.2005.Panduan

Diagnosa

Keperawatan

Nanda

definisi

dan

Klasifikasi 2005-2006.Editor : Budi Sentosa.Jakarta:Prima Medika

29

Anda mungkin juga menyukai