‘ANEMIA’
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau
jumlah erytrosit lebih rendah dari normal. (Jumiarni, 2012).
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah. (Huda, amin 2015)
Anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang
sehat. (Nelson, 2012)
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit
dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb 5
gr%. Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Anemia ringan : kadar Hb antara 8 – 10 gr%
2. Anemia Sedang : kadar Hb antara 5 – 8 gr%
3. Anemia Berat : kadar Hb adalah 5 gr%
Sedangkan kadar Hb normal :
Laki-laki : 14 gr% - 18 gr%
Perempuan : 12 gr% - 16 gr%
Bayi baru lahir : 18 gr%
Bayi umur 2 tahun : 11 gr%
B. Anatomi fisiologi
Darah terdiri dari 2 komponen utama, yaitu sebagai berikur:
Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
Butir-butir darah (Blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-
komponen berikut ini:
1. Eritrosit: sel darah merah(SDM ± red blood cell).
4. Anemia Hemolitik
Disebabkan 2 faktor :
Faktor Intrinsik
a.Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.
b. Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.
c.Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.
d. Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.
Faktor Ekstrinsik
a.Gangguan sistem imun
b. Mikroargiopati seperti NID
c.Infeksi seperti akibat plasmodium
d. Hipersplenisme
e.Luka bakar
5. Anemia Aplastik
Disebabkan 2 faktor :
Faktor Kongenital
Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali strabismus,
anomali jari.
Faktor yang didapat :
a. Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.
b. Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.
c. Radiasi
d. Faktor individu : alergi terhadap obat
e. Infeksi, keganasan, gangguan endokrin (Huda,amin 2015)
3. Anemia Aplastik
Faktor kongenital dan faktor yang didapat menyebabkan kerusakan pada sum-sum
tulang belakang sehingga pembentukan sel hemopoetik (eritropoetik,
aranulopoetik, tromboroetik) yang merangsang pematangan sel darah merah
terhenti, sehingga sel darah tepi berkurang sehingga menyebabkan sel darah
merah mengalami penurunan. Anemia dapat menyebabkan oksigen dalam
jaringan berkurang karena sel darah merah yang berfungsi mengantar oksigen
dalam jaringan berkurang, sehingga klien terlihat pucat, cepat lelah, apabila
kehilangan darah 30% dengan mendadak menyebabkan hipovolemia dan
hapoksemia. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui 4 cara:
1. Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena dengan ini dapat menambah
pengiriman O2 ke jaringan oleh sel darah merah.
2. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.
3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
4. Redistribusi aliran darah ke organ vital. (Huda, amin 2015)
Anemia
Cepat lelah
Gangguan perfusi
jaringan
Intoleransi
aktifitas
F. Manifestasi Klinis
1.Anemia Defisiensi Besi
- cepat lelah
- takikardi
- palpitasi
- takipnea pada latihan fisik
- perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah halus
-
5.Anemia Hemolitik
Gejala bervariasi dari ringan sampai berat. Klien mengeluh fatigue
bersamaan dengan angina atau gagal jantung kongestif. Pada pemeriksaan fisik
didapat ikterus dan splenomegali.
6.Anemia Aplastik
- pucat
- lemah
A. Pengkajian
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab
Kehilangan darah kronis
Riwayat urkus grastis kronis
Mandiri
1. awasi tanda vital, kaj pengisian
Memberikan informasi tentang derajad /
kapiler, warna kulit, membran
keadekuatan perfusi jaringan dan
mukosa, dan dasar kuku
membantu menentukan kebutuhan
intervensi
1. Awasi upaya pernafasan : Dipsnea gemericik menunjukan gagal
auskultasi bunyi nafas jantung kanan regangan jantung lama /
peningkatan konpensasi curah jantung
2. Selidiki peluhan nyeri dada, Iskemia seluler memengaruhi jaringan
palpitasi miokardial
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji kemampuan klien untuk
Mempengaruhi pemilihan inervensi
melakukan tugas/aktifitas
sehari-hari normal, catat
laporan kelelahan, keletihan,
dan kelihan menyelesaikan
tugas.
2. Kaji kehilangan/ gangguan Menunjukkan perubahan neurologis karena
keseimbangan gaya jalan, defisiensi vitamin B 12 memengaruhi
kelemahan otot. keamanan klien
3. Awasi tekanan darah, nadi, Manifestasi kardio pulmonal dari upaya
pernafasan selama dan sesudah jantung dan paru untuk membawa jumlah
aktifitas, serta catat respon oksigen ke jaringan
terhadap tingkat aktifitas
4. Berikan lingkungan yang Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
tenang, pertahankan tira baring kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
bila diindikasikan. Pantau dan regangan jantung dan paruh
batasi pengunjung, telfon, dan
gangguan berulang tindakan
yang tidak direncanakan
5. Ubah posisi klien dengan Hipotensi postural/ hipotensi serebral dapat
perlahan dan pantau terhadap menyebabkan pusing
pusing
6. Prioritaskan jadwal asuhan Mempertahankan tingkat energi dan
keperawatan untuk meningkatkan regangan pada sistem jantung
meningkatkan istirahat dan pernafasan
7. Berikan bantuan dalam aktifitas .
bila perlu membantuaktifitaspasienuntukmelatihkebias
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan Mengidentifikasi defisiensi dan menentukan
yang disukai. intervensi.
2. Observasi dan catat masukan makanan Mengawasi masukan kalori.
klien.
3. Timbang berat badan tiap hari. Mengawasi penurunan berat badan dan
efektivitas intervensi nutrisi.
5. Observasi dan catat kejadian mual Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia
muntah, flatus dan gejala lain yang (hipoksia) pada organ.
berhubungan.
6. Berikan dan bantu hygiene mulut yang Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan
baik sebelum dan sesudah makan. oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, dan
meminimalkan kemungkinan infeksi.
Kolaborasi
7. Konsultasi dengan ahli gizi. Membantu dalam membuat rencana dari untuk
memenuhi kebutuhan individual.
8. Berikan obat sesuai indikasi: Kebutuhan penggantian bergantung pada tipe
Vitamin dan suplemen mineral; anemia atau adanya masukan oral yang buruk.
Tambahan besi oral Berguna pada anemia defisiensi besi.
9. Beriken diet halus; rendah serat; Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe
menghindari makanan panas, pedas, makanan yang dapat ditoleransi klien.
atau terlalu asam.
10. Berikan suplemen nutrisi Meningkatkan masukan protein dan kalori
Mandiri
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik Mencegah kontaminasi silang
oleh pemberi perawat dan klien
2. Pertahankan teknik dan aseptik Menurunkan resiko infeksi
DAFTAR PUSTAKA