Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS “ANEMIA”


DI RSU ANUTAPURA PALU

DISUSUN OLEH :

JALALUDDIN SHAKTI
NIM. 2019032044

POGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA
PALU
2020

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 1


LAPORAN PENDAHULUAN
‘ANEMIA’
I. KONSEP TEORI
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau
jumlah erytrosit lebih rendah dari normal. (Padila, 2016).
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah. (Huda, amin 2015)
Anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang
sehat. (Padila, 2016).
Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit
dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb  5
gr%. Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Anemia ringan : kadar Hb antara 8 – 10 gr%
2. Anemia Sedang : kadar Hb antara 5 – 8 gr%
3. Anemia Berat : kadar Hb adalah  5 gr%
Sedangkan kadar Hb normal :
Laki-laki : 14 gr% - 18 gr%
Perempuan : 12 gr% - 16 gr%
Bayi baru lahir : 18 gr%
Bayi umur 2 tahun : 11 gr%
B. Anatomi fisiologi
Darah terdiri dari 2 komponen utama, yaitu sebagai berikur:
 Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektrolit, dan protein darah.
 Butir-butir darah (Blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-
komponen berikut ini:
1. Eritrosit: sel darah merah(SDM ± red blood cell).

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 2


Sel darah merah merupakan cairan bikonkaf dengan
diameter sekitar 7 micron. Bikonkafitas memungkinkan
gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan
jarak yang pendek antara membrane dan inti sel. Warna
kuning kemerahan, karena didalmnya menfgandung suatu
zat yang disebut hemoglobin.
2. Leukosit: sel darah putih (SDP± white blood cell).
Sel adarh putih bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat
bergerak dengan perantaran kaki kapsul (pseudopodia).
Mempunyai macam-macam inti sel, sehingga ia dapat
dibedakan menurut inti selnya serta warna bening(tidak
berwarna). Sel darah putih dibentuk disum-sum tulang dari
sel-sel bakal. Jenis-jenis dari golongan sel ini adalah
golongan yang tidak bergranual, yaitu limfosit T dan
B.monosit, makrofag serta golongan yang bergranula yaitu
eosinophil, basofil, neutrofil.
3. Trombosit: butir pembeku darah ± platelet
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalm
sum-sum tulang yang terbentuk cakram bulat, oval,
bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Trombosit berperan penting dalam pembentukan bekuan
darah.
Fisiologi sistem hematologi
Sebagai alat pengangkut yaitu:
1. Mengambil oksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jarigan tubuh.
2. Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikan keseluruh jaringan/ alat tubuh
4. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalu kulit dan ginjal.

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 3


5. Mengatur keseimbangan cairan tubuh.
6. Mengatur panas tubuh.
7. Berperan serta dalam mengatur PH cairan tubuh.
8. Mempertahankan tubuh dari serangan penyakit infeksi.
9. Mencegah perdarahan.
C. Etiologi
Tergantung dari jenis anemianya antara lain :
1. Anemia Micrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Besi Disebabkan:
- asupan besi dalam makalan kurang
- perdarahan kronik
- gangguan absorbsi sedangkan kebutuhan meningkat
- pada anak-anak karena besi dalam susu dan makanan berkurang
b. Anemia Penyakit Kronik, Disebabkan:
- penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi ginjal, infeksi paru dan lain-lain
- Infeksi kronik seperti artrisis keumatia dan neoplasma
2. Anemia Macrositik (Anemia Megaloblastik)
a. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Disebabkan oleh faktor :
 Intrinsik
Karena gangguan absorbsi vitamin yang merupakan penyakit herediter
autoimun
 Ekstrinsik
Karena kekurangan masukan vitamin B12
b. Anemia Defisiensi Asam Folat
Disebabkan:
- asupan asam folat dalam makanan kurang
- masa absorbsi asam folat
- kebutuhan asam folat meningkat
- eksresi asam folat lebih dalam urine
- obat-obatan anti konvulsan dan sitostatik tertentu

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 4


3. Anemia karena Perdarahan
Disebabkan:
- perdarahan akibat persalinan
- perdarahan menahun seperti pada penyakit cacingan, dan sebagainya

4. Anemia Hemolitik
Disebabkan 2 faktor :
 Faktor Intrinsik
a.Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.
b. Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.
c.Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.
d. Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.
 Faktor Ekstrinsik
a.Gangguan sistem imun
b. Mikroargiopati seperti NID
c.Infeksi seperti akibat plasmodium
d. Hipersplenisme
e.Luka bakar

5. Anemia Aplastik
Disebabkan 2 faktor :
 Faktor Kongenital
Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali strabismus,
anomali jari.
 Faktor yang didapat :
a. Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.
b. Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.
c. Radiasi
d. Faktor individu : alergi terhadap obat
e. Infeksi, keganasan, gangguan endokrin (Huda, 2015)

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 5


D. Patofisiologi
1. Anemia Defisiensi Besi
Jika besi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh kurang dapat
menyebabkan pembuluh sel darah merah menurun melalui 3 tingkatan :
a. Defisiensi besi merupakan permukaan kekurangan Fe dimana cadangan besi
dalam tubuh berkurang atau +’ ada, tetapi besi dalam plasma darah normal, Hb
dan Ht normal.
b. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu cadangan besi dan besi diit plasma kurang
tapi Hb normal.
c. Anemia defisiensi besi bila cadangan besi dalam plasma dan hemoglobin
berkurang dari normal.

2. Anemia Penyakit Kronis


Penyakit kronis menyebabkan RES hiperaktif, dengan adanya RES yang diperaktif
menyebabkan destruksi erytrosit sehingga sel darah merah akan menurun dan
menjadi anemia.
a. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis RNA dan
DNA yang penting untuk metabolisme inti sel dan pematangan sel darah merah
karena asupan vitamin B12 dan asam folat berkurang maka proses pematangan
sel darah merah terganggu dan jumlah erytrosit menurun.
b. Anemia karena Perdarahan
Kehilangan darah mendadak akan menyebabkan sel darah merah berkurang,
maka dapat terjadi reflek cardiovaskuler yang fisiologis berupa konstruksi
arterial, pengurangan aliran darah ke organ vital kehilangan darah mendadak 
30% menimbulkan hipovolumia dan hipoksia.
c. Anemia Hemolitik
Kelainan membran (faktor intrinsik), gangguan imun (faktor ekstrinsik)
menyebabkan penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah, sehingga
umur erytrosit menjadi pendek, bila sum-sum tulang tidak mampu mengatasi

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 6


karena usia sel darah merah yang pendek. Dengan usia sel darah merah yang
pendek menyebabkan pengurangan jumlah sel darah merah.

3. Anemia Aplastik
Faktor kongenital dan faktor yang didapat menyebabkan kerusakan pada sum-sum
tulang belakang sehingga pembentukan sel hemopoetik (eritropoetik,
aranulopoetik, tromboroetik) yang merangsang pematangan sel darah merah
terhenti, sehingga sel darah tepi berkurang sehingga menyebabkan sel darah
merah mengalami penurunan. Anemia dapat menyebabkan oksigen dalam
jaringan berkurang karena sel darah merah yang berfungsi mengantar oksigen
dalam jaringan berkurang, sehingga klien terlihat pucat, cepat lelah, apabila
kehilangan darah  30% dengan mendadak menyebabkan hipovolemia dan
hapoksemia. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui 4 cara:
1. Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena dengan ini dapat menambah
pengiriman O2 ke jaringan oleh sel darah merah.
2. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.
3. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan.
4. Redistribusi aliran darah ke organ vital. (Huda, amin 2015)

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 7


E. Pathway

Perdarahan masif Kurang bahan Penghancuran Terhentinya


baku pembuat eritrosit yang pembuatan sel darah
sel darah berlebihan oleh sum-sum tulang

Anemia

Anoreksia Ketidakseimbangan Kadar HB


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Komparten sel
Lemas penghantar oksigen/
zat nutrisi ke sel <

Cepat lelah
Gangguan perfusi
jaringan
Intoleransi
aktifitas

(Huda, amin 2015)

F. Manifestasi Klinis
1.Anemia Defisiensi Besi
- cepat lelah
- takikardi
- palpitasi
- takipnea pada latihan fisik
- perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah halus
-

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 8


2. Anemia Penyakit Kronik
Kebanyakan tidak menunjukkan gejala.
3.Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
- Anorexia
- Diare
- Dyspepsia
- lidah licin
- pucat
- gangguan neurologis dimulai dengan parestesia kemudian gangguan
keseimbangan.
- Pada kasus berat terjadi perubahan fungsi cerebral, dimensia, dan perubahan
neuro psikiatrik lain.
4. Anemia karena Perdarahan
Kehilangan darah sebanyak 12 – 15% :
-Pucat
-Transpirasi
-Takikardi
-tekanan darah normal atau turun
Kehilangan darah 15 – 20% :
-Tekanan darah menurun
-renjatan yang reversibel
Kehilangan darah  20%
Menimbulkan renjatan irreversibel dan kematian.

5.Anemia Hemolitik
Gejala bervariasi dari ringan sampai berat. Klien mengeluh fatigue
bersamaan dengan angina atau gagal jantung kongestif. Pada pemeriksaan fisik
didapat ikterus dan splenomegali.
6.Anemia Aplastik
- pucat
- lemah

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 9


- demam
- purpura dan perdarahan
G. Pemeriksaan Penunjang
1.Anemia Defisiensi Besi
Gambaran laboratorium: Morfologi sel darah merah : hipocrom dan
makrositer, Besi dalam serum : menurun, IBC : meningkat, Hemosiderin sum-
sum tulang: berkurang, Feritin dalam serum: meningkat, Hb : turun
2. Anemia Penyakit kronis
Gambaran laboratorium: Hb turun, Ht turun 25 – 30%, Feritin serum :
meningkat / normal, Leucosit : menurun
3. Defisiensi Vitamin B12
Gambaran laboratorium: Hb turun, Sel darah merah macrositik, Mev  100
mol/ L, Neutrofil hipersegmentasi, Vitamin B12 menurun : kurang dari 100
pg/ml.
4. Defisiensi Asam Folat
Gambaran laboratorium: Hb turun, Asam folat serum rendah  3 mg/ ml
5. Anemia karena perdarahan
Gambaran laboratorium: Hb turun, Test benzindin tinja : positif, Besi
serum : turun, IBC : meningkat
6. Anemia Hemolitik
Gambaran laboratorium: Ht turun, Retikulositosis, Bilirubin indirek:
meningkat, Bilirubin total : meningkat, Erytropoesis : hiperaktif
7. Anemia Aplastik
Adanya pansitopenia, Retikulosit menurun  1 %, Neutrofil  500 ml,
Trombosit  20.000/ ml, Kepadatan selular sum-sum tulang  20%.
II. KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab
 Kehilangan darah kronis
 Riwayat urkus grastis kronis

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 10


 Penggunaan kemoterapi
 Gagal ginjal
 Penggunaan antibiotik yang lama
 Defisiensi nutrisi
 Luka bakar yang luas
2. Pemeriksaan fisik
Gejala umum:
 Keletihan, fatigue, kelemahan umum (menunjukan hipoksemia
jaringan).
 Kulit dan membrane mukosa pucat
 Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi besi
 Ulserasi mulut pada megaloblastik dan defisiensi besi
 Kuku cekung, bergerigi, memutih pada defisiensi besi
 Sakit kepala ringan, peka rangsang (menunjukan hipoksemia
serebral)
Status kardiologi
 Tanda: Kardiomegali, hepatomegali, edema perifer
Sistem perncernaan
 Keluhan : mual atau muntah, melena, diare, anoreksia, glositis
 Pemeriksaan feses : ditemukan darah
 Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita
 Kaji penggunaan suplemen zat besi pada kehamilan
System neurologi
 Parestesia, ataksia, koordinasiburuk, bingung,
3. Pemeriksaan diagnostik
 Jumlah darah lengkap dibawah nilai normal (hemoglobin,
hematokrit,trombosit dan sel darah merah): pada mikrostik
hipokrom hematocrit kurangdari 27 %, kadar Hb kurang dari 9
g/dl.

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 11


 Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi zat besi
(normal : 70-180 mg/dl)
 Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur
hemoglobin
 Masa perdarahan memanjang
 Aspirasi sumsum tulang: sel mungkin tampak berubah dalam
jumlah, ukuran dan bentuk
4. Kaji pemahaman klien tentang kondisi dan rencana pengobatan
B. Diagnosis Keperawatan dan intervensi keperawatan

1. Perubahan perfusi jaringan b/d komponen seluler yang diperlukan untuk


pengiriman oksigen atau nutrisi ke sel.
Tujuan: perfusi jaringan klien berada pada keadaan normal
Kriteria evaluasi : Klien menunjukkan perkusi jaringan yang adekuat sebagai
berikut
1) Tanda-tanda vital stabil
2) Membran mukosa warna merah muda
3) Pengisian kapiler baik
4) Urin output adekuat
5) Status mental normal
Intervensi Rasional

Mandiri
1. awasi tanda vital, kaj pengisian
Memberikan informasi tentang derajad /
kapiler, warna kulit, membran
keadekuatan perfusi jaringan dan
mukosa, dan dasar kuku
membantu menentukan kebutuhan
intervensi
1. Awasi upaya pernafasan : Dipsnea gemericik menunjukan gagal
auskultasi bunyi nafas jantung kanan regangan jantung lama /
peningkatan konpensasi curah jantung
2. Selidiki peluhan nyeri dada, Iskemia seluler memengaruhi jaringan
palpitasi miokardial

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 12


3. Kaji adanya respon verbal yang Dapat mengindikasikan gangguan fungsi
melambat, mudah terangsang, serebral karna hipoksia atau defisiensi vit
agitasi, ganguan memori dan B12
bingung
4. Catat keluhan rasa dingin, Vasokontriksi menurunkan sirkulasi
pertahankan suhu lingkungan dan perifer. kenyamanan klien atau kebutuhan
tubu hangat sesuai indikasi rasa hangat harus seimbang dengan
kebutuhan untuk menghindari panas
berlebihan pencetus vasodilatasi
5. Hindari penggunaan bantalan Termoreseptor jaringan dermal dangkal
penghangat atau botol air panas. karna gangguan oksigen.
ukur suhu air mandi dengan
termometer
Kolaborasi
6. Awasi pemeriksaan laboratorium
Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan
(Hb, ht, jumlah sel darah merah
pengobatan atau respon terhadao terapi
,dan AGD)
7. Berikan sel darah merah lengkap/ Meningkatkanjumlah sel pembawah
packed, produk darah sesuai oksigen, memperbaiki defisiensi untuk
indikasi,dan awasi secara ketat menurunkan resiko perdarahan
untuk komplikasi transfusi

8. Berikan oksigen tambahan sesuai Memaksimalkantranspor oksigen ke


indikasi jaringan
9. Siapkan intrvensi pembedahan Transplantasisumsum tulang dilakukan
sesuai indikasi pada kegagalan sumsum tulang / anemia
aplastik

2. Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen


Tujuan : agar klien dapat beraktifitas kembali.
Kriteria evaluasi : pada klien dengan masalah keterbatasan aktifitas sebagaiberikut:
1. Klien melaporkan peningkatan toleransi aktifitas
PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 13
2. Klien menunujukkan penurunan fisiologis intoleransi, yaitu
nadi, pernafasan dan tekanan darah masih dalam rentan normal
klien.

Intervensi Rasional

Mandiri
1. Kaji kemampuan klien untuk
Mempengaruhi pemilihan inervensi
melakukan tugas/aktifitas
sehari-hari normal, catat
laporan kelelahan, keletihan,
dan kelihan menyelesaikan
tugas.
2. Kaji kehilangan/ gangguan Menunjukkan perubahan neurologis karena
keseimbangan gaya jalan, defisiensi vitamin B 12 memengaruhi
kelemahan otot. keamanan klien
3. Awasi tekanan darah, nadi, Manifestasi kardio pulmonal dari upaya
pernafasan selama dan sesudah jantung dan paru untuk membawa jumlah
aktifitas, serta catat respon oksigen ke jaringan
terhadap tingkat aktifitas
4. Berikan lingkungan yang Meningkatkan istirahat untuk menurunkan
tenang, pertahankan tira baring kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan
bila diindikasikan. Pantau dan regangan jantung dan paruh
batasi pengunjung, telfon, dan
gangguan berulang tindakan
yang tidak direncanakan
5. Ubah posisi klien dengan Hipotensi postural/ hipotensi serebral dapat
perlahan dan pantau terhadap menyebabkan pusing
pusing
6. Prioritaskan jadwal asuhan Mempertahankan tingkat energi dan
keperawatan untuk meningkatkan regangan pada sistem jantung
meningkatkan istirahat dan pernafasan
7. Berikan bantuan dalam aktifitas .
bila perlu membantuaktifitaspasienuntukmelatihkebias

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 14


aannya bila perlu
8. Anjurkan klien untuk Stres kardio pulmonal berlebihan dapat
menghentikan aktifitas bila menimbulkan kegagalan/deskompensasi
palpitasi, nyeri dada, nafas
pendek, dan kelemahan/pusing
jika terjadi

3. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagalan untuk


mencerna makanan
Tujuan:
Agar kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi dan tidak terdapat penurunan berat
badan pada klien.
KriteriaHasil :
1. Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan stabil dengan nilai
laboratorium normal.
2. Memakan makanan tinggi protein, kalori, dan vitamin.
3. Menghindari makanan yang menyebabkan iritasi lambung
4. Mengembangkan rencana makan yang memperbaiki nutrisi optimal.
5. Tidak mengalami tand amalnutrisi
6. Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk mempertahankan berat
badan yang sesuai.

Intervensi Rasional
Mandiri
1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan Mengidentifikasi defisiensi dan menentukan
yang disukai. intervensi.
2. Observasi dan catat masukan makanan Mengawasi masukan kalori.
klien.
3. Timbang berat badan tiap hari. Mengawasi penurunan berat badan dan
efektivitas intervensi nutrisi.

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 15


4. Berikan makan sedikit-sedikit namun Makan sedikit-sedikit dapat menurunkan
frekuensinya sering. kelemahan dan meningkatkan pemasukan, juga
mencegah distensi gaster.

5. Observasi dan catat kejadian mual Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia
muntah, flatus dan gejala lain yang (hipoksia) pada organ.
berhubungan.
6. Berikan dan bantu hygiene mulut yang Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan
baik sebelum dan sesudah makan. oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, dan
meminimalkan kemungkinan infeksi.
Kolaborasi
7. Konsultasi dengan ahli gizi. Membantu dalam membuat rencana dari untuk
memenuhi kebutuhan individual.
8. Berikan obat sesuai indikasi: Kebutuhan penggantian bergantung pada tipe
 Vitamin dan suplemen mineral; anemia atau adanya masukan oral yang buruk.
 Tambahan besi oral  Berguna pada anemia defisiensi besi.
9. Beriken diet halus; rendah serat; Bila ada lesi oral, nyeri dapat membatasi tipe
menghindari makanan panas, pedas, makanan yang dapat ditoleransi klien.
atau terlalu asam.
10. Berikan suplemen nutrisi Meningkatkan masukan protein dan kalori

4. Resiko infeksi b/d pertahanan sekunder yang tidak adekuat


Tujuan :Pada klien ini bertujuan agar klien tidak mengalami penyebaran infeksi.
Kriteria evaluasi : pada klien dengan masalah infeksi sebagaiberikut :
1. Meningkatnya penyembuhan luka
2. Bebas drainase purulen
3. Tidak ada eritema
4. Tidak demam
Intervensi Rasional
Mandiri
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik Mencegah kontaminasi silang
oleh pemberi perawat dan klien
2. Pertahankan teknik dan aseptik Menurunkan resiko infeksi
ketat pada prosedur/perawatan

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 16


luka
3. Pantau tanda vital dengan ketat Deteksi dini adanya tanda-tanda
infeksi
4. Tingkatkan masukan nutrisi Meningkatkan pertahanan alamiah
adekuat
5. Batasi pengunjung sesuai indikasi Menurunkan pemajangan terhadap
patogen infeksi lain

DAFTAR PUSTAKA

Amin. Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA & NIC – NOC. Edisi
Revisi. Jogjakarta : MediAction
Arif, Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Handayani, Wiwik, Andis Sulistiyo Hari Bowo. 2011. Buku Ajar Asuahan
Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta:
Salemba Medika

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 17


NANDA Internasional. Diagnosa Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2018 -2020.
Edisi 11. Jakarta : EGC
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Mediaction
Padila .2016. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Nuha Medika. Jogjakarta

PROGRAM NERS STIKES WN PALU 2020 18

Anda mungkin juga menyukai