Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

Disusun Oleh :

NOFTA VIANI

22223068

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2024
A. Definisi
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah sehat,
volume sel darah merah dan jumlah hemoglobin. Hipoksia terjadi karena tubuh
kekurangan suplai oksigen. Anemia juga mencerminkan kondisi patogenik yang
mengarah pada abnormalitas jumlah, struktur dan fungsi sel darah merah dalam tubuh.
Anemia juga dapat dikatakan sebagai keadaan dimana, masa eritrosit dan masa
hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi
jaringan jaringan tubuh. Secara labolatorium labolatorium anemia terjadi terjadi karena
penurunan penurunan kadar hemoglobin hemoglobin serta nilai eritrosit yang tidak
normal.
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin (protein
pembawa pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga sehingga tidak dapat
memenuhi memenuhi fungsinya fungsinya untuk membawa O2 dalam jumlah yang
cukup ke jaringan perifer sehingga pengiriman O2 ke jaringan menurun. Anemia adalah
istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah dan kad darah dan kadar
hematokrit dibawah ar hematokrit dibawah normal. normal. anemia merupakan pen
anemia merupakan penyakit kurang yakit kurang darah yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal.

B. Anatomi Fisiologi

Gambar sel darah

Darah merupakan cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi


transportasi oksigen, karbohidrat dan metabolik, mengatur keseimbangan asam dan basa,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi (hantaran), membawa panas tubuh dari pusat
produksi produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan didistribusikan ke
seluruh seluruh tubuh, pengaturan pengaturan hormon dengan membawa dan
menghantarkan dari kelenjar ke sasaran. Darah adalah cairan yang berwarna merah
tergantung dengan kadar oksigen dan karbon dioksida yang ada didalamnya. Darah
berada dalam tubuh karena kerja pompa jantung. Darah bersifat cair apabila berada di
dalam pembuluh darah, dan apabila berada diluar pembuluh darah akan membeku
(Syaifuddin. 2010).

Karakteristik Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya (elemen


pembentuknya) tertahan dan berada dalam matriks cairan (plasma). Darah lebih berat dan
lebih kental dari pada air yaitu memiliki berat jenis 1,041-1,067 dengan temperatur 380C
dan PH 7,37-7,45. Warna darah bervariasi dari merah terang sampai merah tua kebiruan,
tergantung pada kadar sampai merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang
di bawa sel darah merah. sigen yang di bawa sel darah merah. Darah pada tubuh manusia
mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan 45% selsel darah (darah padat).
Jumlah darah pada tubuh orang dewasa sebanyak kira-kira 1/13 dari berat badan atau
sekitar 4-5 liter. Jumlah darah tersebut pada setiap orang berbeda-beda tergantung orang
berbedaTergantung kepada umur ukuran tubuh dan berbanding-berbanding terbalik
terbalik dengan jumlah beda. Tergantung Tergantung kepada umur, ukuran tubuh, dan
berbanding berbanding terbalik terbalik dengan jumlah jaringan adiposa pada tubuh. Di
d jaringan adiposa pada tubuh. Di dalam darah terdap alam darah terdapat beberapa sel
diantaranya adalah at beberapa sel diantaranya adalah:

1. Eritrosit (Sel Darah Merah)


Eritrosit merupakan bagian utama sit merupakan bagian utama dari sel dari sel darah.
Jumlah eritrosi darah. Jumlah eritrosit pada pria pada pria dewasa sekit asa sekitar 5
juta sel/cc darah dan pada dan pada wanita sekita ita sekitar 4 juta sel/cc darah uta
sel/cc darah. Sel darah merah berbentuk Bikonkaf, dan warna merah disebabkan oleh
Hemoglobin (Hb). Fungsi dari sel darah merah sendiri untuk mengikat Oksigen.
Sehingga kadar Hb yang dijadikan patok kan patokan dalam menentukan penyakit
Anemia. Usia eritrosit didalam tubuh manus alam tubuh manusia sekitar 120 hari.
Lalu sel yang sel yang telah tua dihan tua dihancurkan di Limpa. Sehinnga
hemoglobin dirombak, kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).
2. Lekosit (Sel Darah Putih)
Lekosit (Sel Darah Putih) Leukosit memiliki nukleus akan tetapi tidak memiliki
hemoglobin. Rentang hidup lekosit didalam tubuh hanya beberapa hari hingga
beberapa jam saja. Lekosit ini biasanya bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk
yang tepat. Orang yang memiliki kelebihan lekosit biasanya memiliki riwayat
penyakit leukimia, sedangkan orang dengan kekurangan leukosit memiliki riwayat
penyakit leukopenia. Jumlah lekosit didalam tubuh sekitar 4000-11000.
Leukosit digolongkan menjadi 2 bagian, yaitu granulosit dan agranulosit. ciri dari
glanulosit atau granula, memiliki granula pada sitoplasmanya. Ada 3 macam
granulosit, yaitu netrofil atau polimorf (10-12 m), eosinofi m), eosinofil (10-12
m) dan basofil (8-10 m). Ciri dari agranulosit adalah tidak memiliki granula
pada sitoplasma. Adapun 2 macam dari agranulosit yaitu limfosit (7-15 m) dan
monosit (14-19 m). Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan
bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh
tubuh, misal virus atau bakteri. Secara rinci, fungsi dari masing-masing jenis lekosit
adalah:
a. Netrofil berfungsi untuk melakukan fagositosi (mematikan agen yang dapat
meyerang siistem kekebalan tubuh seperti bakteri)
b. Eosinofil y nofil yang berfungsi untuk melindungi diri dari a ri dari alergen
c. Basofil yang berfungsi untuk melindungi diri dari aler ari allergen
d. Limfosit berfun sit berfungsi unt gsi untuk menghasilkan anti lkan antibiotik
untuk me k untuk melawan an lawan antigen
e. Monosit berfungsi untuk melakukan fagositosis

C. Etiologi
Anemia terjadi karena berbagai sebab, seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat,
vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia terutama disebabkan karena
produksi/kualitas sel darah merah yang kurang dan kehilangan darah baik secara akut
atau menahun. Berbagai kondisi medis bisa menjadi penyebab anemia. Beberapa hal
tersebut antara lain:

1. Pendarahan Aktif Perdarahan aktif baik bersifat akut atau kronis bisa menyebabkan
anemia. Bahkan perdarahan fisiologis seperti menstruasi merupakan salah satu
faktor yang meningkatkan resiko anemia khusunya pada wanita. Kondisi lain yang
bisa menimbulkan perdarahan aktif seperti Ulkus gaster, ulkus peptikum, atau
kanker seperti kanker usus besar juga dapat menyebabkan anemia.
2. Defisiensi zat besi Jika asupan zat besi kurang atau tidak memadai akibat asupan
makanan yang buruk, anemia dapat terjadi sebagai akibatnya. Jenis ini disebut
anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi juga dapat terjadi bila ada tukak
lambung atau sumber lain yang yang menimbulkan perdarahan kronis yang bersifat
masif seperti kanker usus besar, kanker uterus, polip usus, hemoroid, dan lain lain.
Karena kehilangan darah secara perlahan dan kronis, zat besi juga hilang dari tubuh
sebagai bagian dari darah. Dan pada tingkat yang lebih tinggi dari biasanya dan
dapat mengakibatkan anemia defisiensi zat besi.
3. Penyakit kronis Setiap penyakit kronis dalam jangka panjang biasanya dapat
menyebabkan anemia. Mekanisme pasti dari proses ini tidak diketahui, tetapi kondisi
medis yang berlangsung lama dan berkelanjutan seperti infeksi kronis atau kanker
dapat menyebabkan jenis anemia ini. Contohnya adalah pada orang dengan gagal
ginjal kronis (CKD atau ESRD), produksi hormon eritropoetin berkurang dan pada
gilirannya mengurangi produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia, Pada
penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS, dan keganasan seringkali
disertai anemia, karena kekurangan asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu
sendiri.
4. Gizi buruk Asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang merupakan pangan sumber
zat besi yang berperan penting untuk pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari
sel darahmerah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam pembuatan
hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12. Asupan makanan yang buruk
merupakan penyebab penting dari rendahnya Zat besi, folat dan kadar vitamin B12.
Vitamin dan mineral ini diperlukan untuk memproduksi sel darah merah. Selain itu,
zat besi, vitamin B12 dan asam folat 7 diperlukan untuk pro diperlukan untuk
produksi hemoglobin (HB). Kekurangan salah satu dari zat ini dapat menyebabkan
anemia karena produksi sel darah merah yang tidak memadai.
5. Alkoholisme Alkohol dapat bersifat toksik bagi sumsum tulang dan dapat
memperlambat produksi sel darah merah. Sehingga orang yang mengkonsumsi
alkohol secara rutin memiliki resiko mengalami anemia yang lebih tinggi.
6. Obat Beberapa jenis obat teridentifikasi dapat menyebabkan anemia sebagai efek
samping pada beberapa individu. Mekanisme terjadinya anemia adalah melalui
hemolisis dan toksisitas sumsum tulang.

D. Manifestasi Klinis
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menurunkan kemampuan darah untuk
mengirim oksigen ke seluruh jaringan dalam tubuh, anemia dapat menyebabkan berbagai
tanda dan gejala. Munculnya tanda dan gejala ini juga dapat memperburuk gejala dari
hampir semua kondisi medis lain yang mendasarinya. Beberapa gejala yang sering
muncul pada anemia antara lain:

1. Kelelahan
2. Penurunan energy
3. Kelemahan
4. Sesak napas atau dyspnea
5. Pusing
6. Palpitasi
7. Tampak pucat

E. Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Mengalami kejang
3. Daya konsentrasi mengalami penurunan
4. Perkembangan otot memburuk ( jangka lama )(Lingga, 2019).
Komplikasi anemia menurut (Sugeng, 2013) adalah
1. Kelelahan berat, bila anemia mencukupi parah seseorang mungkin merasa sangat
lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari-hari
2. Komplikasi kehamilan wanita hamil dengan anemia defiensi folat mungkin lebih
cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran premature
3. Masalah jantung anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak
darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan
jantung membesar atau gagal jantung.

F. Patofisiologi Anemia
Zat besi diperlukan untuk hemoposis (pembentukan darah) dan juga diperlukan oleh
berbagai berbagai enzimse bagi faktor penggiat.Zat besi yang terapat dalam dalam enzim
diperlukan untuk mengangkut elektro(sitokrom)untuk mengaktifkan oksigen.
Tanda – tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat
besi(feritin)dan brtambah nya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapsitas pengikatan besi.Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya.
Simpanan zat besi.berkurangnya jumlah protoporporin yang diubah menjadi
heme,dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum.Akhirnya terjadi anemia
dengan cirinya yang khas kurangnya kadar Hb.Bila sebagian dari feritin jaringan
sebagian meninggalkan selakan mengakibatkan konsentrasi konsentrasi fentin serum
rendah.dengan demikian kadar feritin serum yang rendah akan menunjukkan orang
tersebut dalm keadan anemia.
Penurunan jumlah sel darah merah (SDM) dalam sirkulasi, penurunan jumlah
hemoglobin (Hb) di dalam SDM, atau kombinasi keduanya, mengakubatkan
berkurangnya kapasitas pembawa oksigen dalam darah
1. Anemia defesiensi besi: cadangan zat besi yang adekuat, yang menyebabkan
insufisiensi Hb (molekul utama dalam SDM),mengakibatkan sel tampak tidak
normal, berukuran lebih kecil darinormal (mikrositik), dan pucat (hipokromik).
2. Anemia akibat penyakit kronis (anemia of chronic disease, ACD): menyertai
gangguan inflamatonk, infeksius, atau neoplastik yang kronis. Pendinan
menunjukkan bahwa anemia memiliki prevalensi 30-90% pada individu yang
menderita kanker.
3. Anemia pernisius (PA): kurangnya faktor instnnsik di dalam perut menyebabkan
ketidakmampuan untuk mengabsorpsi vitamin B12 yang menyebabkan
pembentukan SDM abnormal.
4. Anemia aplastik: kegagalan sumsum tulang untuk memproduksi sel, termasuk SDM
dan sel darah putih (SDP) serta trombosit.
5. Anemia hemolitik: penghancuran prematur SDM(Dongoes at all,2019)
7. Pathway

Pendarahan Defisiensi besi, vit B12,


akut.penyakit Asam Folat, depresi
kronis, sumsum tulang
eritropoetin,gizi buruk,
alkohol
Penghancuran SDM
Kehilangan SDM
(sel darah merah) Produksi SDM

Pertahanan skunder
tidakadekuat

Defisit
Penurunan
pengetahuan
jumlaheritrosit

Penurunan kadar HB Edukasi


Kesehatan

Kompensasi paru
Kompensasi jantung

Peningkatan frekuensi nafas


Resiko Infeksi
Takikardi, angina
(nyeri dada) iskemia Dyspnea kesulitan bernafas
miokardium, beban
kerja jantung Penurunan transport O₂ Pencegahan
infeksi
perfusi perifer Hipoksia
tidak efektif

Lemah,lesu,parestesia,matirasa,ataksia
Perawatan ,gangguan koordinasi bingung
sirkulasi,transfusi
Manajemen
darah Intoleransi energi

Edukasi istirahat Keletihan

Wijaya Putri 2013, SDKI,SIKI 2018)

Anda mungkin juga menyukai