Oleh :
Widya Nurul Agni
1490123006
Anemia adalah suatu keadaan yang dimana kadar haemoglobin (Hb) dalam
tubuh dibawah nilai normal sesuai kelompok orang tententu (Irianto, 2014). Anemia
merupakan masalah medis dan maslasah kesehatan utama masyarakat yang sering
dijumpai didunia, terutama negara berkembang, seperti Indonesia. Menurut
departemen kesehatan tahun 2014, prevelensi anemia pada remaja dan usia produktif
sekitar 17-18%.
Anemia merupakan penurunana kadar haemoglobin, hitung eritrosit dan
hematrokrit sehingga jumlah eritrosit dan/atau kadar haemoglobin yang beredar tidak
memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi seluruh tubuh. Biasanya
anemia ditandai dengan penurunan kadar (Hb) kurang dari 13,5 g/dl pada pria dewasa
dan kurang dari 11,5 g/dl pada wanita dewasa. Penyebab terjadinya anemia yaitu :
asupan yang tidak adekaut, hilangnya sel darah yang disebabkan oleh trauma, infeksi,
perdarahan kronis, menstruasi dan penurunan atau kelainan pembentukan sel seperti :
hemoglobinopati, talasemia, sferositosis herediter , dan defisiensi glukosa 6 fosfat
dihidrogenase.
Anemia dapat disebabkan oleh beberapa factor, ada fktor langsung ad ajuga
tidal langsung. Factor langsungnya yaitu ketcukupan konsumsi tablet tambah darah,
jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit infeksi. Penyebab terjadinya
anemia yang utama adalah kurangnya asupan zat besi dalam makanan atau tablet
tambah darah. Kejaidan anemia diakibatkan oleh kekurangan asupan zat besi
(Rahmawati, 2012).
Anemia gizi adalah suatu keadaan dengan kadar haemoglobin darah yang
lebih rendah dari pada normal sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk
sel darah merah dalam produksinya guna mempertahankan kadar haemoglobin pad
atingkat normal. Anemia zat besi adalah anemia yang munculkarena kekurangan zat
besi sehingga pembentukan sel – sel darah merah dan fungsi lain dalam tubuh
terganggu (Adriani & Wijatmadi, 2012)
2. ANATOMI FISIOLOGIS
Darah menurpakan gabungan dari cairan, sel – sel dan partikel yang
menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri, kapiler dan vena; yang mengirimkan
oksigen dan zat – zat gizi ke jaringan dan membawa karbon dioksida dan hasil limbah
lainnya. Lebih dari separuh bagian darah merupakan cairan (plasma) yang sebagian
besar mengandung garam – garam terlarut dan protein pembekuan. Plasma juga
mengandung hormone – hormone, elektrolit, lemak, gula, mineral, dan vitamin.
1. Komponen Sel
a. Sel darah merah (eritrosit)
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya. Dalam
keadaan normal mencapai hamper separuh dari volume darah. Sel darah merah
mengandung haemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa
oksigen dari paru – paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk mebentuk energi bagi sel – sel, dengan bahan limbah
berupa karbon dioksida yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan
dan kembali ke paru – paru.
2. Sel darah putih (leukosit)
Jumlahnya lebih sedikit, degan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk
setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang
bekerja dama untuk membangun mekanisme utama tubuh dari melawan infeksi,
termasuk menghasilkan antibody,
a. Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung
granul – granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu
melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda
asing sisa – sia peradangan.
b. Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan
perlindungan terhadap infeksi virus dan bias menemukan dan merusak
beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel – sel yang
menghasilkan antibody atau sel plasma)
c. Monofosit membunuh parasite, merusak sel – sel dan memberikan
perlawanan imunologis terhadap berbegai organisme penyebab infeksi
d. Eosinophil membunuh parasite, merusak sel – sel kanker dan perberan
dalam respon alergi
e. Basophil juga berperan dalam respon alergi
3. Platelet (trombosit)
Merupakan partikel yang menyerupai sel, dengan ukuran sel lebih kecil dari
pada sel darah merahatau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme
perlidungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul pada
daerah yang mengalami perdarahan dan penyakit pengaktivan.
3. ETIOLOGI
Faktor anemia yaitu :
a. Kehilangan darah yang berlebih
b. Kekurangan produksi sel darah merah
c. Kerusakan sel darah merah yang lebih cepat
d. Karena kekurangan zat besi, vit B12, asam folat, vitamin c
e. Darah menstruasi yang berlebihan
f. Penyakit tertentu (gastritis, radang usus buntu)
g. Penyakit radang kronis (lupus, ginjal)
4. PATOFISIOLOGI
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak
mampu bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan
hancur lebih cepat sehingga menimbulkan anemia hemolitik, penyebab
anemia hemolitik yang diketahui antara lain :
6. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi dan cara pengobatan penyakit kurang darah yang sering diberikan
dirumah sakit untuk mengobati penyakit anemia antara lain sebagai berikut :
a. Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12 dan vitamin
vitamin lain yang dibutuhkan tubuh.
Vitamin yang dapat berperan dalam pembentukan sel darah merah yaitu
vitamin A dan vitamin C. Vitamin A memiliki peran untuk membantu atau
mempermudah mobilisaso besi dari hati atau penggabungan dengan
eritrosit sehingga pembentukan haemoglobin lebih banyak ( Asterina,
2009).
Sedangkan vitamin C berperan dalam membantu mempercepat penyerapan
besi didalam tubuh serta berperan dalam memindahkan besi kedalam
darah, mobilisasi simpanan besi terutama hemosiderin dalam limpa
( soemardjo, 2009 dalam suwarni, 2013).
b. Pada penderita anemia berat bias dilakukan trasnfusi darah
c. Pemberian obat obatan kortikosteroid yang mempengaruhi system imun
tubuh
d. Pemberian eritropoietin, yaitu jenis hormone yang membantu proses
hematopoiesis pada sumsum tulang.
Jantung
h) Abdomen
i) Genitalia
Normal / abnormal
j) Integumen
Mukosa pucat, kering dan kulit keriput
k) Ekstremitas
Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membrane mukosa
dan dasar kuku, kuku mudah patah.
l) Punggung
Kesimetrisan pungung warna kulit dan kebersihan pungung (poerwati,
2011).
3. Diagnosis keperawatan
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
konsentrasi haemoglobin
2) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
3) Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi
4) Deficit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan (PPNI, 2017)
4. Intervensi keperawatan
(I.030136)
Promosi berat badan
Defini :
Memfasilitasi
peningkatan berat badan
Tindakan :
- Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
berkurang
- Monitor adanya
mual dan muntah
- Monitor jumlah
kalori yang
dikonsumsi berat
badan
- Monitor berat
badan
- Monitor albumin,
limfosit dan
elektrolit serum
Terapeutik :
- Berikan perawatan
mulut sebelum
pemebrian makan,
jika perlu
- Sediakan makanan
yang tepat sesuai
dengan kondisi
pasien (mis.
Makanna dengan
tekstur halus,
makanan yang di
blender, makanan
yang cair yang
diberikan melalui
NGT atau
gastrostomy, total
parental nutrition
sesuai indikasi)
- Hidangkan
makanan secara
menarik
- Berikan suplemen,
jika perlu
- Berikan pujian
dengan
pasien/keluarga
untuk peningkatan
yang dicapai
Edukasi :
- Jelaskan jenis
makanan yang
bergizi tinggi,
namun terjankau
- Jalaskan
peningkatan
asupan kalori yang
di butuhkan.
(SDKI, 2018: 358)
5. Implentasi
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap pasien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rencanan
keperawatan diantaranya :
Intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan
validasi: keterampilan interpersonal, tekhnikal dan intelektual dilakukan
dengan cermat dan efesien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan
psikologis klien dilindungi serta dokumen intervensi dan respon pasien.
Pada tahap implementasi inimerupakan aplikai secara konkrit dari
rencana intervensi yang telat dibuat untuk mengatasi maslasah kesehatan dan
perawatan yang muncul pada pasien (Budiana Keliat, 2005)
6. Evalusi keperawatan
Evaluasi dimaksudkan yaitu untuk pencapaian tujuan dalam asuhan
keperawatan yang telah dilakukan pasien. Evaluasi merupakan langkah
terakhir dari poses keperawatan dan berasal dari hasil yang di tetapkan dalam
rencana keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/481255975/Askep-LP-Anemia-Ruang-Aster
http://repository.unissula.ac.id/23743/2/40901800081_fullpdf.pdf