Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Profesi Ners
Oleh :
DIVA NOVIANDARI
NIM. 200721032
2020
2
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
menurut kelompok populasi paling sering terjadi pada populasi wanita dewasa
hamil dengan prevalensi 50-70%, diikuti wanita dewasa tidak hamil 30-40%,
laki-laki dewasa 20-30%, dan anak-anak usia sekolah 25-35% (Elita Fitriani,
dkk, 2019).
prevalensi tertinggi pada laki-laki usia 85 tahun atau lebih. Dari beberapa hasil
studi lainya dilaporkan bahwa prevalensi anemia pada laki-laki adalah 27-40%
dan wanita adalah 16-21%. Sebagai penyebab tersering anemia pada adalah
defisiensi besi sekitar 15%. Penyebab lainya yaitu defisiensi viamin B12,
kehilangan sel darah merah. Apabila pajanan dilanjutkan setelah tanda gejala
muncul, maka depresi sumsum tulang akan berkembang sampai titik dimana
terjadi kegagalan sempurna dan irreversibel. Oleh karena itu perawat sangat
Fe, serta diharapkan tidak hanya terhadap keadaan fisiknya saja tetapi juga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak
hitung eritrosit dan hematokrit dibawah normal (Elita Fitriani, dkk, 2019).
pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Elita Fitriani, dkk, 2019):
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada
umumnya dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut (Elita Fitriani,
dkk, 2019).
Hb < 10 gr/dl
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang
B. Klasifikasi
1. Anemia Aplastik
akibat dari infeksi tertentu, obat-obatan dan zat kimia, serta kerusakan
tubuh menurun dibawah kadar normal. Zat besi yang tidak adekuat
besi yang tidak adekuat dan kehilangan besi melalui darah dari saluran
gastrointestinal.
Folat)
kurang gizi asam folat, terutama dapat ditemukan pada orang tua,
individu yang jarang makan sayuran dan buah,alkoholisme, anoreksia
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang diakibatkan oleh
berkadar rendah.
5. Anemia Hemolitik
C. Etiologi
2. Kehilangan darah
secara mendadak.
kerusakan eritrosit.
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12,
cacing tambang.
D. Tanda Gejala
Menurut (Elita Fitriani, dkk, 2019), tanda dan gejala dari anemia,
meliputi:
3. Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
Sedangkan menurut Handayani & Andi (2008), tanda dan gejala anemia
Gejala umum anemia atau dapat disebur juga sindrom anemia adalah
gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah
sebagai berikut:
infeksi.
E. Patofisiologi
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,
atau akibat penyebab yang tidak diketahui.Lisis sel darah merah terjadi dalam
sel fagositik atau dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan
limpa. Sebagai hasil sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk
dalam fagositi akan memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah
dalam urin. Pada dasarnya gejala anemia timbul karena dua hal, yaitu anoksia
organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang dapat dibawa oleh
1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit
atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik.Hal ini
mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari
antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell,
anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan Folat, serta gangguan
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu
bertahan terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur
d. Autoimun.
Anemia hemolisis.
3. Anemia akibat kehilangan darah
Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada
F. Pemeriksaan Penunjang
Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Faal ginjal
Faal endokrin
Asam urat
Faat hati
Biakan kuman
Pemeriksaan sitogenetik.
G. Penatalaksanaan
1. Anemia Aplastik
prenatal).
Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari Berikan dosis adekuat
analgesik narkotik.
Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih
ringan.
mencegah krisis.
H. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. P DENGAN ANEMIA
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn.P
Umur : 48 tahun
Tanggal Lahir : 05 Juni 1972
Agama : Islam
Alamat : Ds.Ender Kec. Pangenan Kab. Cirebon
Nomor Medrek : 85148
Tanggal Masuk RS : 23 Februari 2021
Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2021
Diagnosa Medis : Anemia
2. Identitas Penangggungjawab
1) Istri
Nama : Ny.M
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Ds.Ender Kec. Pangenan Kab. Cirebon
2. Keluahan Utama
Pasien mengatakan Nyeri Ulu hati
3. Alasan Masuk RS
Pasien mengatakan nyeri ulu hati, mual, BAB keras berdarah, keringat dingin, lemas,
pusing dan tidak mampu jalan jauh.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan nyeri ulu hati, mual, BAB keras berdarah, keringat dingin, lemas,
pusing dan tidak mampu jalan jauh. Nyeri ulu hati mulai dirasakan sejak tahun 1997 (23
tahun yang lalu)
Pola Nutrisi/Metabolik
A (Antopometri) : BB : 68 Kg, TB : 170 Cm
B (Biomecanical) :
Pola Eliminasi
BAB
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Konsistensi Lunak keras
Warna Coklat coklat
Penggunaan
Tidak ada Tidak ada
pencahar (laktasif)
Keluhan Tidak ada Nyeri saat BAB
BAK
Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi 6x /hari 5x / hari
Jumlah urine Lebih kurang 800 Lebih kurang 600
cc/hari cc/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Pancaran Normal Normal
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Ket :
0 = mandiri, 1 = dengan alat bantu, 2 = dibantu oang lain, 3 =
dibantu orang lain dan alat, 4 = tergantung total
1. Kepala
a. Bentuk kepala : Mesosefal
b. Kulit kepala : Bersih
c. Rambut :Warna hitam, lurus dan tidak mudah dicabut
2. Muka
a. Mata
1) Palpebra : Tidak ada oedema
2) Konjungtiva : Anemis
3) Sklera : Warna putih, tidak ikterik
4) Pupil : Isokor
5) Diameter pupil kiri/kanan : 2mm
6) Reflek terhadap cahaya : Reflek normal
7) Pengguanaan alat bantu penglihatan : Tidak menggunakan
alat bantu penglihatan
b. Hidung
Bentuk hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada nafas
cuping tambahan
c. Mulut
Gigi lengkap, bibir kering, stomatitis tidak ada.
d. Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris, bersih, tidak ada
serumen, tidak ada nyeri telinga
3. Leher
a. Kelenjar tiroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
b. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe, tidak teraba
benjolan
c. JVP : Tidak teraba
4. Dada ( Thorax)
a. Paru-paru
o Inspeksi : Simetris, pengembangan dada
kanan dan kiri sama
o Palpasi : Vokal premitus kanan kiri sama
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Suara vesiculer
b. Jantung
o Inspeksi : Ictus cordic tidak tampak
o Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : Redup
o Auskultasi : BJ I BJ II Lup Dup
5. Abdomen
o Inspeksi : Warna kulit sama, tidak ada jejas, simetris
o Auskultasi : Peristaltik 10x/menit
o Perkusi : Hypertimpani, perut kembung
o Palpasi : Turgor kulit kembali dalam 1 detik,
nyeri ketika ditekan
6. Genetalia
Jenis kelamin laki-laki, tidak ada odema, tidak ada kelainan, dan
tidak menggunakan selang kateter
7. Rektum
Terdapat Hemoroid
8. Ektremitas
a. Atas
Kanan Kiri
Kekuatan otot Lemah Lemah
Rentang gerak Lemah Lemah
Akral Dingin Dingin
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT > 2 detik > 2 detik
Keluhan Lemas Lemas
b. Bawah
Kanan Kiri
Kekuatan otot Lemah Lemah
Rentang gerak Lemah Lemah
Akral Dingin Dingin
Edema Tidak ada Tidak ada
CRT > 2 detik > 2 detik
Keluhan Lemas Lemas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TERAPI MEDIS
Hari/ Golongan
Fungsi dan
Tanggal Jenis Terapi Dosis dan
farmakologi
kandungan
Selasa, Infus RL 30 tpm Kristaloid Untuk
23 mengganti
Februari cairan yang
2021 hilang
Inject : 40mg/ 24 Penghamba Mengurangi
Omeprazol jam t pompa produksi
proton asam
duodenum lambung
Inject : Ondan 4mg/12 Antibiotik Untuk
jam mengobati
infeksi
bakteri
Oral : Rebani 3x1 Obat untuk
pid mengatasi
masalah
fungsi
pencernaan
atau diare.
Oral : Asam 2x1 Analgesik Meredakan
folat atau rasa sakit
antipiretik dan demam
2. Analisa Data
NO Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Transport O2
menurun
Gangguan Perfusi
jaringan perifer
Do :
- Klien tampak lemas Metabolisme
- Klien tampak tidak mampu anaerob
melakukan aktifitas secara
mandiri
- Klien tampak melakukan
aktifitas dibantu oleh Penumpukan asam
istrinya laktat pada
- Tensi 100/80 mmHg jaringan kelelahan
- Nadi 100x/menit
- RR 24x/menit
- Suhu 36,5˚C Intoleransi aktifitas
3. Diagnosa Keperawatan
P;
Tetap monitor status
pasien, lanjutkan
intervensi.
-
Jumat Domain II. Domain 2. Fisiologi S;
26/02/21 Kelas V. Kompleks, Kelas N.
Kode 4030 : Pemberian - Klien mengatakan
Diagnosis produk-produk darah sudah tidak lemas
00027. - Mengecek kembali - Klien mengatakan
Defisien intruski dokter sudah tidak sesak
volume - Mendapatkan riwayat
cairan b.d transfuse pasien
Dehidrasi - Mendapatkan atau O:
ditandai verifikasi kesediaan
dengan (Informed consent)
mual pasien - Klien tampak
muntah - Mengecek kembali sedikit segar
(asupan bahwa produk darah - Mukosa bibir
cairan telah disiapkan,
mulai lembab
berkurang) diketik, dan
dicocokkan bagi - CRT < 2 detik
penerima - Akral tampak
- Mengecek kembali merah muda
pasien dengan benar, - Konjungtiva
tipe darah, tipe Rh, tampak merah
jumlah unit, waktu muda
kadaluarsa, dan catat
- Tensi 110/80
perprotokol di agensi.
- Mengintruksikan mmHg
pasien mengenai - Nadi 90x/menit
tanda gejala reaksi - RR 20x/menit
terhadap transfuse - Suhu 36,5˚C
(Gatal, pusing, nafas - HB 9,2g/dl
pendek dan atau nyeri A;
dada) Masalah teratasi sebagian
- Memonitor adanya
reaksi transfusi P;
- Memonitor perubahan Tetap monitor status
TTV pasien, lanjtkan
- Memonitor adanya intervensi.
sianosis