Anda di halaman 1dari 40

Asuhan Keperawatan Pada Tn.

A Dengan Anemia Di Ruang


Intermediete RS An Nisa Tangerang

Oleh:
Bintan Nadia Hanifah
231030230566

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
TAHUN AJARAN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

A. Pengertian
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar
sel darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah mengandung
hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat
menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelelahan dan stress pada organ
tubuh. Anemia sebenarnya adalah sebuah tanda dari proses penyakit bukan
penyakit itu sendiri (Proverawati, A, 2011).

Anemia sering disebut kurang darah yaitu keadaan dimana kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari normal (<12gr/dL) yang berakibat pada daya tahan
tubuh, kemampuan dan konsentrasi belajar, kebugaran tubuh, menghambat
tumbuh kembang dan akan membahayakan kehamilan nanti (Kemenkes RI,
2010).

Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin seseorang kurang dari


10gr/dL, sedangkan angka idealnya untuk ibu dewasa berdasarkan standar
WHO adalah 12gr/dL. Artinya, seorang ibu dewasa yang sedang hamil
maupun tidak akan didiagnosis mengalami anemia jika kadar hemoglobinnya
di bawah 12gr/dL. Akan tetapi, munculnya gejala bersifat individual, bisa jadi
orang yang memiliki hemoglobin 10gr/dL

B. Penyebab dan Faktor Resiko


1. penyebab umum
kebanyakan anemia terjadi karena kekurangan gizi yang diperlukan
untuk sintesis epritosit seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat,
selain itu disebabkan oleh perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronis,
dan keracunan obat (Kardiyudiani, 2019).
Menurut (Sugeng Jitowiyono, 2018), Pada dasarnya hanya tiga penyebab
anemia yang ada: kehilangan darah, peningkatan kerusakan sel darah
merah (hemolisis), dan penurunan produksi sel darah merah. Masing –
masing penyebab ini mencakup sejumlah kelainan yang membutuhkan
terapi spesifik dan tepat. Etiologi genetik meliputi:
a. Hemoglobinopati
b. Thalasemia
c. Kelainan enzim pada jalur glikolitik
d. Cacat sitoskeleton sel darah merah
e. Anemia persalinan kongenital
2. Faktor Resiko
Faktor predisposisi dari anemia yaitu:
a. Stimulasi produksi sel darah merah yang tidak memadai dipengaruhi
oleh hormon.
b. Hipertiroidisme
c. Beberapa gangguan yang dapat mempengaruhi meningkatnya
kerusakan sel darah merah
d. Kekurangan vitamin dan nutrisi seperti rendah zat besi, vitamin B12
dan folat
e. Gangguan usus, sehingga kemampuan menyerap nutrisi dan vitamin
berkurang.
f. Penyakit kronis
g. Herediter

C. Klasifikasi Anemia
Klasifikasi Anemiaberdasarkan faktor morfologik SDM dan indeksnya
(Wijaya & putri, 2013)
1. Anemia Makroskopik / Normositik Makrositik Memiliki SDM lebih
besar dari normal (MCV>100) tetapi normokromik karena konsentrasi
hemoglobin normal (MCHC normal). Keadaan ini disebabkan oleh
terganggunya atau terhentinya sistesis asam deoksibonukleat (DNA)
seperti yang ditemukan pada defesiensi B12, atau asam folat, dan bisa
juga terjadi pada pasien yang mengalami kemoterapi kanker karena agen:
agen menganggu sintesis DNA.
2. Anemia yang megaloblastic berkaitan dengan kekurangan dari vitamin
B12 dan asam folic (atau kedua-duanya) tidak cukup untuk penyerapan
yang tidak cukup.
3. Anemia pernisiosa adalah suatu kondisi autoimmune yang melawan sel
perietal dari perut. Sel parietal mengahsilkan faktor intrinsik, yang
diperlukan dalam menyerap vitamin B12 dari makanan. Oleh karena itu,
penghancuran dari sel parietal menyebabkan suatu keadaan faktor
intrinsik, mendorong penyerapan yang buruk dari vitamin B12.
4. Anemia Mikrositik Anemia Hipokromik mikrositik, Mikrositik : sel kecil,
hipokronik : pewarna yang berkurang, karena darah berasal dari Hb, sel-
sel mengandung hemoglobin dalam jumlah kurang dari jumlah normal.
Keadaan ini umumnya menceminkan isufisiensi sintesis heme/
kekurangan zat besi, seperti anemia pada defesiensi besi, keadaan
siderabolastik dan kehilangan darah kronis, dan gangguan globin.
5. Anemia kurangan besi disebabkan karena ketika penyerapan atau
masukan dari besi tidak cukup. Besi adalah suatu bahan penting dari
hemoglobin, dan kekurangan besi mengakibatkan berkurangnya
hemoglobin ke dalam sel darah merah. Pada pasien yang lebih tua,
anemia kekurangan besi disebabka karena perdarahan sluran pencernaan:
tes darah BAB
6. Anemia Normositik Perdarahan yang akut. Anemia dari penyakit kronis.
Anemia yang aplastic (kegagalan sumsum tulang)

D. Patofisiologi
Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapatterjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan
akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi), hal ini dapat terjadi akibat defek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai efek samping proses ini, bilirubin
yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang,
bila kadar diatas 1,5 mg/dl akan mengakibatkan ikterik pada sklera. Proses
perjalanan penyakit dan gejala yang timbul serta keluhan yang dirasakan
dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

E. Pathway
F. Manifestasi Klinis
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan gejala yang
berhubungan dengan anemia. Faktor tersebut antara lain kecepatan anemia,
kronisital anemia, kebutuhan metabolik pasien, gangguan fisik (misalnya
penyakit jantung atau paru), serta gambaran umum dari kondisi yang
menyebabkan anemia. Secara umum, semakin cepat anemia berkembang,
semakin parah gejalan nya. Orang yang biasanya sangat aktif atau memiliki
tuntutan signifikan terhadap kehidupan mereka cenderung memiliki gejala
yang lebih tinggi daripada orang yang lebih banyak duduk. Beberapa anemia
oleh sebagai kelainan lain yang tidak diakibatkan oleh anemia namun secara
inheren dikaitkan dengan penyakit tertentu (Sugeng Jitowiyono, 2018).

Manifestasi klinis menurut Kardiyudiani (2019: 186) untuk anemia adalah


sebagai berikut :
1. Keadaan umum: lemah, letih, lesu, dan lelah, sering mengeluh pusing dan
mata berkunang-kunang, sensitif terhadap dingin, BB turun, vertigo.
2. Kulit: kulit kering, kuku rapuh, clubbing.
3. Mata: penglihatan kabur, perdarahan retina.
4. Mulut: mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.
5. Paru-paru: dipsneu dan orthopnea.
6. Kardiovaskuler: takikardia, palpitasi, murmur, angina, hipotensi,
kerdiomegali, gagal jantung.
7. Gastrointestinal: anoreksia dan menorargia, menurunnya fertilisasi,
hematuria.
8. Muskuloskeletal: nyeri pinggang
9. Sistem persyarafan: nyeri kepala, bingung, neurupatu perifer, parastesia,
mental.
10. Depresi, cemas, kesulitan koping
G. Komplikasi
Komplikasi Anemia menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi Anemia
adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan otot buruk
2. Daya konsentrasi menurun
3. Hasil uji perkembangan menurun
4. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun
5. Sepsis
6. Sensitisasi terhadap antigen donor yang bereaksi-silang menyebabkan
7. perdarahan yang tidak terkendali
8. Cangkokan vs penyakit hospes (timbul setelah pencangkokan sum-sum
tulang)
9. Kegagalan cangkok sumsum
10. Leukemia mielogen akut berhubungan dengan Anemia fanconi

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Anemiamenurut Wijaya & Putri (2013 : 135)yang dapat
dilakukan pada pasien anemia sebagai berikut :
1. Anemia karena perdarahan
Pengobatan terbaik adalah transfusi darah. Pada perdarahan kronik
diberikan transfusi packed cell. Mengatasi renjatan dan penyebab
perdarahan. Dalam keadaan darurat pemberian cairan intravena dengan
cairan infus apa saja yang tersedia.
2. Anemia defisiensi besi (DB)
Respon regular DB terhadap sejumlah besi cukup mempunyai arti
diagnostik, pemberian oral garam ferro sederhana (sulfat, glukonat,
fumarat)merupakanterapi yang murah dan memuaskan. Preparat besi
parenteral (dekstran besi) adalah bentuk yang efektif dan aman digunakan
bila perhitungan dosis tepat, sementara itu keluarga harus diberi edukasi
tentang diet penderita, dan konsumsi susu harus dibatasi lebih baik 500
ml/24 jam. Jumlah makanan ini mempunyai pengaruh ganda yakni
jumlah makanan yang kaya akan besi bertambah dan kehilangan darah
karena intoleransi protein susu sapi tercegah.
3. Anemia defisiensi asam folat
Meliputi pengobatan terhadap penyebabnya dan dapat dilakukan pula
dengan pemberian/ suplementasi asam folat oral 1 mg/ hari.
4. Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik autoimun
Terapi inisial dengan menggunakan Prednison 1-2 mg/Kg BB/hari.
b. Anemia hemolitik karena kekurangan enzyme
Pencegahan hemolisis adalah cara terapi yang paling penting.
Transfusi tukar mungkin terindikasi untuk hiperbillirubinemia pada
neonatus. Transfusi eritrosit terpapar diperlukan untuk anemia berat
atau krisis aplastik. Jika anemia terus menerus berat atau jika
diperlukan transfusi yang sering, splenektomi harus dikerjakan setelah
umur 5-6 tahun.
5. Anemia aplastik
Dua metode penanganan yang saat ini sering dilakukan :
a. Transplantasi sumsum tulang.
b. Terapi imunosupresif dengan ATG (Globulin Antitimosit)

I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurutWijaya & Putri (2013) untuk Anemia adalah
sebagai berikut :
1. Jumlah darah lengkap: Hb & Ht menurun
2. Jumlah trombosit: menurun Anemia Pendarahan(AP), meningkat
Desisiensi Besi(DB), normal/tinggi (Hemolitik)
3. Hb elektroforesis: mengidentifikasi tipe struktur Hb
4. Bilirubin serum (tidak terkonjugasi): meningkat (AP, hemolitik)
5. Folat serum dan vit B12: membantu mendiagnosa anemia
6. Besi serum: tidak ada (DB), tinggi (hemolitik)
7. Total Iron Binding Capacity(TIBC) serum: menurun (DB)
8. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
9. Lactate Dehydrogenase(LDH) serum: mungkin meningkat (AP)
10. Tes Schilling: penurunan ekskresi vit B12 urin (AP)
11. Analisa gaster: penurunan sekresi dengan peningkatan Potential of
Hydrogen(pH) dan tak adanya asam hidrokolorik bebas (AP)
12. Aspirasi sum-sum tulang/pemeriksaan biopsy: sel mungkin tampak
berubah dalam jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia
13. Pemeriksaan endoskopi dan radiografik: memeriksa sisi perdarahan,
perdarahan Gastrointestinal(GI)

J. Pengkajian Fokus
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses keperawatan yang terdiri dari pengumpulan
data yang tepat untuk memperoleh asuhan keperawatan pada klien . data
yang di kumpulkan adalah data objektif dan data subjektif metode yang
digunakan melalui wawancara, inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan proses yang berisikan status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk menegelola kesehatan dan
perawtanya juga hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan
lainnya.
1) Biodata
a) Identitas klien
Meliputi pengkajian nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal masuk RS,
tanggal pengkajian, no medrec, diagnosa medis, alamat klien.
b) Identitas penanggung jawab
Meliputi pengkajian nama, umur, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien, dan alamat.
b. Keluhan utama klien.
Keluhan utama alasan klien masuk rumah sakit. Biasanya keluhan
klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan sumber data yang subjektif tentang status kesehatan
pasien yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan actual
maupun potensial. Riwayat merupakan penuntun pengkajian fisik
yang berkaitan informasi tentang keadaan fisiologis, psikologis,
budaya, dan psikososial untuk membantu pasien dalam
mengutarakan masalah – masalah atau keluhan secara lengkap, maka
perawat dianjurkan mengguanakan analisa simptom PQRST.
P: Provokatif atau paliatif
Apa yang memperberat dan memperingan.
Q: Kualitatif atau Kuantitatif
Seperti apa yang dirasakan atau digambarkan klien , apakah nyaeri
seperti disayat-sayat atau ditusuk-tusuk.
R: Region atau Radiasi
Pada daerah mana yantg dirasakan klien atau dimana rasa berat
dalam melakukan aktivitas.
S: Saverity atau Skala
Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
T: Timing
Berapa lama nyeri berlangsung, kapan bertambah buruk pada malam
atau siang hari, apakah gejala timbul mendadak, perlahan, terus
menerus atau hilang seketika apa yang sedang dilakukan klien saat
gejala timbul, kapan gejala timbhul pertama kali. Keadaan saat
anemia biasanya meliputi Klien pucat, kelemahan, sesak napas,
sampai adanya gejala gelisah, diaphoresis, tachikardi,dan penurunan
kesadaran.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Mengkaji penyakit yang ada hubungannya dengan penyakit sekarng.
Pengkajian yang mendukung adalah dengan mengkaji apakah
sebelumnya klien pernah menderita penyakit anemia sebelumnya,
riwayat trauma, perdarahan, demam tinggi dan penyakit ISPA.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Bertujuan untuk mrngetahui adanya riwayat penyakit yang dapat
diturunkan dan bagaimana perawatannya. Selain itu dikaji adanya
anggota keluarga yang mengidap penyakit Riwayat anemia dalam
keluargadan riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis,
DM, asthma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan.
f. Aktivitas sehari hari
Mengungkapkan pola aktivitas klien sebelum sakit dan sesudah
sakit. Yang meliputi nutrisi, eliminasi, personal hygiene, istirahat
tidur, aktivitas dan gaya hidup, pola aktivitas terutama pada anrmia
biasanya terganggu karena aktivitas terbatas dikarenakan kelemahan
dan keletihan.
a) Pola Nutrisi
Diisi dengan kebiasaan klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
sebelum sakit sampai dengan saat sakit yang meliputi: jenis
makanan, minuman yang dikomsumsi, frekuensi makanan, porsi
makanan yang dihabiskan, makanan selingan, alergi makanan,
makanan pantangan, pada klien Anemia biasanya tidak nafsu
makan, nafsu makan menurun dan mual muntah.
b) Pola Eliminasi
Diisi dengan eliminasi BAB dan BAK menggambarkan keadaan
eliminasi klien sebelum sakit sampai dengan klien saat sakit saat
ini yang meliputi: frekuensi, konsistensi, warna, keluhan. Pada
klien Anemia warna feses biasanya kehitaman.
c) Pola Istirahat
Diisi dengan kualitas dan kuantitas istirahat tidur klien sejak
sebelum sakit sampai saat ini, meliputi: jumlah jam tidur siang
dan malam, pengguanaan alat penghantar tidur, perasaan klien
sewaktu bangun tidur, dan kesulitan atau adanya masalah tidur,
pada klien Anemia istirahat tidur akan terganggu akibat sakit
kepala.
d) Personal Hygiene
Diisi dengan perawatan diri seperti mandi, gosok gigi, toileting,
berpakaian, berhias, dan penggunaan instrumen. Pada klien
Anemia akan terjadi defisit perawatan diri disebabkan oleh
kelemahan dan akan membutuhkan bantuan orang lain.
e) Aktivitas
Diisi dengan aktivitas rutin yang dilakukan oleh klien sebelum
sakit sampai saat sakit mulai dari bangun tidur sampai tidur
kembali, termasuk penggunaan waktu senggang. Pada klien
Anemia akan terjadi defisit perawatan diri disebabkan oleh
kelemahan apabila melakukan aktivitas.
g. Pemeriksaan Fisik per sistem.
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda
vital, berat badan, dan nilai GCS. Keadaan fisik secara keseluruhan
dari semua sistem organ tubuh, pada klien di lakukan pemeriksaan
fisik sebagai berikut:
a) Keadaan Umum dan Tanda – tanda Vital
Keadaan tampak lemah sampai sakit berat Kesadaran:
Composmentis, kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran apatis, somnolen spoor coma.
Tanda-tanda vital Tekanan darah :
Tekanan darah menurun
Nadi : Frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah
Suhu : Bisa meningkat atau turun
Pernapasan : Meningkat
b) Sistem Pernapasan
Pada klien Anemia akan ditemukan perubahan pola napas
dispnea. Pemeriksaan auskultasi tidak ada rinchi dan wheezing.
Pada pemeriksaan perkusi biasanya resonance paru-paru.
c) Sistem Kardiovaskuler
Pada klien Anemia umumnya klien mengalami frekuensi nadi
takikardia, palpitasi, murmur, angina, hipotensi, kerdiomegali, gagal
jantung. Dikaji pula keadaan konjungtiva anemis, tidak ada
sianosis dan auskultasi bunyi jantung.
d) Sistem Endokrin
Pada sistem ini tidak ada gangguan spesifik, kaji adanya
pembesaran kelenjar tiroid dan paratiroid.
e) Sistem Gastrointestinal
Biasanya pada klien Anemia terjadi pembesaran hati, nyeri, bising
usus normal dan bisa juga dibawah normal dan bisa juga
meningkat serta feses kehitaman.
f) Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal pada klien Anemia biasanya
terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot kurang,
akral dingin
g) Sistem Integumen
Pemeriksaan sistem integumen pada klien Anemia kaji warna
kulit, kelembaban kulit dan turgor kulit. Pada klien Anemia Kulit
teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
h) Sistem Persyarafan
Kaji tingkat kesadaran, penurunan sensorik, nyeri refleks, fungsi
syaraf cranial dan fungsi syaraf serebral. Umumnya klien dengan
Anemia Refleksi fisiologis (+) seperti reflek patella, reflek
patologi (-) seperti Babinski, tanda kerniq (-) dan Bruzinski I-II =
(-)
2. Data Psikologis
Perlu dikaji tentang tanggapan klien terhadap penyakitnya apakah ada
perasaan khawatir, cemas, takut, konsep diri menurun atau body image
menurun serta ketidakseimbangan koping.
3. Data Sosial
Hubungan klien dengan anggota keluarga, masyarakat, pada umumnya,
perawat, dan tim kesehatan yang lain, termasuk juga, pola komunikasi
yang digunakan klien dalam berhubungan dengan orang lain.

K. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya,
baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons individu, keluarga atau komunitas
terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan. Proses penegakan diagnosa
(diagnostic process) merupakan suatu proses yang sistemasis yang terdiri atas
tiga tahap yaitu analisa data, identifikasi masalah dan perumusan diagnosa.
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah
(problem) yang merupakan label diagnosis keperawatan yang
menggambarkan inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan, dan
indikator diagnostik yang terdiri atas penyebab, tanda/gejala dan faktor risiko.

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kasus anemia adalah:


1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan warna kulit pucat, Hb dibawah batas normal
Definisi menurut SDKI : penurunan sirkulasi darah pada level kapiler
yang dapat mengganggu metabolisme tubuh.
a. Batasan karakteristik :
b. Pengisian kapiler >3 detik
c. Konjungtiva pucat
d. Turgor kulit menurun
e. Kulit tampak pucat ujung jari
f. Warna kulit pucat
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan
Definisi menurut SDKI : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme. Batasan karakteristik :
a. Berat badan menurun 10% di bawah rentang ideal
b. Bising usus hiperaktif
c. Cepat kenyang setelah makan
d. Nyeri abdomen
e. Nafsu makan menurun
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Definisi menurut SDKI : Ketidakcukupan energi untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Batasan karakteristik :
a. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
b. Merasa lemah
c. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
d. Mengeluh lelah

L. Perencanaan Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan warna kulit pucat, Hb dibawah batas
normal
SDKI: Perfusi perifer tidak efektif
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
perfusi jaringan meningkat dengan kriteria hasil: warna kulit pucat
menurun, kelemahan otot menurun, tekanan darah sistolil dan diastolik
membaik
SIKI: Manajemen Hipovolemi
a. Periksa tanda dan gejala hipovolemi (mis. Frekuensi nadi meningkat,
nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine
menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah)
b. Berikan asupan cairan oral
c. Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
d. Kolaborasi pemberian cairan IV
e. Kolaborasi pemberian produk darah

2. Intoleransi aktivitas
SDKI: Intoleransi Aktivitas
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
toleransi aktivitas meningkat dengan kriteria hasil: keluhan lelah
menurun, kemudahan dalam beraktivitas sehari-hari meningkat, dispnea
saat aktivitas menurun, perasaan lemah menurun, warna kulit membaik
SIKI: Manajemen Energi
a. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
c. Lakukan latihan rentan gerak aktif dan pasif
d. Fasilitasi duduk disisi tempat tidur
e. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap

3. Risiko defisit nutrisi


SDKI: Risiko defisit nutrisi
SLKI: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan
keinginan untuk makan membaik dengan kriteria hasil: keinginan makan
meningkat, asupan makanan meningkat, energi untuk makan meningkat,
asupan nutrisi meningkat.
SIKI: Manajemen nutrisi
a. Monitor asupan makanan
b. Monitor berat badan
c. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian tgl : 11 Oktober 2021 Jam : 10:30 WIB
Tanggal MRS : 11 Oktober No. RM : 139354
Ruang/kelas : 329A Dx. Masuk : Anemia
Dokter yang merawat : dr. Adi Nugroho
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Penanggung Biaya : BPJS
Pendidikan : SLTA
Identitas

Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Pondok Aren RT004/RW004 Tangerang Selatan
Keluhan utama :
Klien mengatakan lemas sejak 1 minggu
Riwayat Penyakit Sekarang: klien datang dengan keluhan mudah lemas,
pusing saat bangun dari tempat tidur, lelah saat beraktifitas disertai
Riwayat sakit dan Kesehatan

sesak, dan nyeri dibagian perut serta BAB kehitaman sudah 1 minggu
yang lalu, klien juga mengatakan kurang nafsu makan hanya 6 sendok
makan
Penyakit yang pernah diderita : CKD, Hipertensi, DM
Riwayat penyakit keluarga : Hipertensi
Riwayat alergi:  ya tidak
Jelaskan :
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum:  baik sedang  lemah
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
Tanda vital
Tekanan darah: 135/68 mmHg Nadi: 76 x/menit
Suhu: 36.90 C Pernafasan: 22x/menit
Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-lain:
Suara nafas:  vesikuler  Stridor  Wheezing  Ronchi
Lain-lain:
Sesak nafas  Ya  Tidak  Batuk  Ya  Tidak

Masalah : tidak ada

Irama jantung: Reguler Ireguler


S1/S2 tunggal  Ya  Tidak
Nyeri dada: Ya Tidak
Bunyi jantung: Normal Murmur  Gallop lain-lain
CRT:  < 3 dt  > 3 dt
Akral: Hangat  Panas Dingin kering Dingin basah

Masalah : Perfusi Perifer Tidak Efektif


GCS Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6
Sistem Persyarafan
Total : 15
Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-
lain:
Refleks patologis: babinsky  budzinsky  kernig lain-
lain:
Lain-lain:
Istirahat / tidur : 7 jam/hari malam: 6 jam, tidur siang 1 jam
Gangguan tidur :

Masalah : tidak ada

Penglihatan (mata)
Pupil :  Isokor  Anisokor  Lain-lain:
Sclera/Konjungtiva :  Anemis  Ikterus  Lain-lain:
Lain-lain :
Pendengaran/Telinga : bentuk normal, simetris, nyeri tidak ada, tidak
ada serumen, pendengaran normal
Sistem Penginderaan

Gangguan pendengaran :  Ya  Tidak


Jelaskan : pasien tidak memiliki gangguan pendengaran
Lain-lain :
Penciuman (Hidung)
Bentuk :  Normal  Tidak
Jelaskan : hidung klien normal, simetris, tidakada darah mengalir dari
hidung
Gangguan Penciuman :  Ya  Tidak
Jelaskan: Masalah : tidak ada
Lain-lain
Kebersihan :  Bersih  Kotor
Urin :
Jumlah : 200 cc/hr Warna : kuning Bau : khas
amoniak
Alat bantu (kateter, dan lain-lain) :
Kandung kencing: Membesar  Ya  Tidak
Sistem Perkemihan

Nyeri tekan  Ya  Tidak


Gangguan:  Anuria  Oliguri  Retensi
 Nokturia Inkontinensia  Lain-lain:
Nafsu makan :  Baik  Menurun Frekuensi: 3x/hari
Porsi makan :  Habis  Tidak Ket: hanya habis ½ porsi
BB sebelum sakit : 75kg BB saat sakit : 70kg
Diet : diet natrium
Minum : ±600 cc/hari Jenis : air putih
Mulut dan Tenggorokan
Mulut:  Bersih  Kotor  Berbau
Mukosa Lembab  Kering  Stomatitis
Tenggorokan  Nyeri telan  Kesulitan menelan 
Pembesaran tonsil  Lain-lain: tidak ada
gangguan, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid
Abdomen  Tegang  Kembung  Ascites 
Nyeri tekan, lokasi : ulu hati
Sistem Pencernaan

Peristaltik : terdapat peristaltik usus 3x/menit


Pembesaran hepar  Ya  Tidak
Pembesaran lien  Ya  Tidak
Buang air besar 1 x/hari
Teratur :  Ya  Tidak
Konsistensi : padat Bau: khas feses Warna:
Kehitaman
Lain-lain: Masalah : Risiko Defisit Nutrisi
Kemampuan pergerakan sendi :  Bebas  Terbatas

Sistem Muskuloskeletal/ Integumen Kekuatan otot : 4 3 (ekstremitas atas kiri terpasang infus)
4 4
Kulit
Warna kulit:  Ikterus  Sianotik  Kemerahan  Pucat 
Hiperpigmentasi
Turgor :  Baik  Sedang  Jelek
Odema : Ada  Tidak ada
Lokasi :
Luka :  Ada  Tidak ada Lokasi : didekat anus/perianal
Tanda infeksi luka  Ada  Tidak ada
Yang ditemukan : kalor/dolor/tumor/Nyeri/Fungsiolesa
Lain-lain : Intoleransi Aktivitas
Pembesaran Tyroid  Ya  Tidak
Hiperglikemia  Ya  Tidak
Sistem Endokrin

Hipoglikemia  Ya  Tidak
Luka gangren  Ya  Tidak
Pus  Ya  Tidak
Masalah : tidak ada

Mandi : 2x/hari Sikat gigi : 2x/hari


Personal Higiene

Keramas : 2x seminggu Memotong kuku: Potong kuku tidak teratur


Ganti pakaian : 1x/hari
Masalah: tidak ada
Orang yang paling dekat : Istri
Hubungan dengan tetangga dan lingkungan sekitar : Pasien dapat
bersosialisasi dengan baik antar tetangga dan di lingkungan sosialnya
Kegiatan ibadah :
Keluarga mengatakan pasien rajin beribadah
Psiko-sosio-spiritual

Lain-lain : klien mengatakan cemas terhadap luka dan nyerinya

Masalah : tidak ada

Tgl Pemeriksaan Hasil Nilai normal


1 11/10//2021
Hemoglobin 4.4 gr/dL (11.5-16.0)
Hematokrit 17.4% (36-46)
WBC 8.6 10³/ᵁᴸ (4.3-10.5)
Neutrophil 53.6% (40-75)
Glukosa 146 mg/dl (80-100)
Lymphocyte 31.2% (20-45)
Monocyte 9.0% (1-11)
Pemeriksaan penunjang

Eosinophil 5.4% (0-6.0)


Basophil 0.8% (0-2)
Platelet Count 608 103/uL (150-450)
SGOT 13 U/L (7-44)
SGPT 5 U/L (7-48)
12/10/2021
Hemoglobin 8.8 gr/dL (11.5-16.0)
Hematokrit 17.4% (36-46)
WBC 8.6 10³/ᵁᴸ (4.3-10.5)
Neutrophil 53.6% (40-75)
Glukosa 135 mg/dl (80-100)
Lymphocyte 31.2% (20-45)
Monocyte 9.0% (1-11)
Eosinophil 5.4% (0-6.0)
Basophil 0.8% (0-2)
Platelet Count 608 103/uL (150-450)
SGOT 13 U/L (7-44)
SGPT 5 U/L (7-48)
13/10/2021
Hemoglobin 10.0 gr/dL (11.5-16.0)
Hematokrit 17.4% (36-46)
WBC 8.6 10³/ᵁᴸ (4.3-10.5)
Neutrophil 53.6% (40-75)
Glukosa 135 mg/dl (80-100)
Lymphocyte 31.2% (20-45)
Monocyte 9.0% (1-11)
Eosinophil 5.4% (0-6.0)
Basophil 0.8% (0-2)
Platelet Count 608 103/uL (150-450)
SGOT 13 U/L (7-44)
SGPT 5 U/L (7-48)
CT-Scan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Radiologi/ USG, dll
1. Terapi obat
 NaCl0.9% : 1500cc/24jam
 Amlodipin : 5 mg
 Candesartan : 8 mg
 Calos : 500 mg
 Rolic acid : 400 mg
 Simvastatin : 40 mg
 Bisoprolol : 10 mg
 Transfusi PRC : 2 bag
Terapi

 Lasix : 20mg

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin ditandai dengan warna kulit pucat, Hb dibawah batas normal
(D.0009)
2. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai
dengan (keengganan untuk makan) (D.0032)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
mengeluh lelah dan lemah (D.0058)
C. ANALISA DATA
No Data Fokus Problem Etiologi
1. DS: Perfusi perifer Penurunan
- Klien mengatakan merasa tidak efektif konsentrasi
lemas hemoglobin
- Klien mengatakan mata
berkunang-kunang
- Klien mengatakan pusing
saat bangun dari tempat
tidur
DO:
- Konjungtiva tampak
anemis
- Kulit klien tampak pucat
- Akral dingin
- Hemoglobin 4.4 gr/dL
- Transfusi PRC 2 bag
TD : 135/68 mmHg
N : 76 x/menit
S : 36.9 0 C
RR : 22x/menit
2. DS: Risiko defisit Faktor psikologis
- klien mengatakan kurang nutrisi (keengganan
nafsu makan untuk makan)
- klien mengatakan makan
hanya 6 sendok makan
DO:
- klien terlihat lemah
- klien terlihat makan
hanya habis ½ porsi
- BB sebelum sakit : 75kg
BB saat sakit : 70kg

3. DS: Intoleransi Kelemahan


- klien mengatakan sesak aktivitas
saat beraktivitas
- klien mengatakan lemas
- klien mengatakan mudah
lelah saat beraktivitas
DO:
- Kekuatan otot :
4 3
4 4
(ekstremitas atas kiri
terpasang infus)
- klien terlihat hanya
berbaring ditempat tidur
- klien terlihat lemah
- k/u Composmentis

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. M Nama Mahasiswa : Bintan Nadia
Ruang : intermedite NIM :
No.M.R. : 139354
Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No. Intervensi
dan jam Keperawatan (PES) Hasil
1. 27/092023 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemi
efektif berhubungan tindakan keperawatan (I.03116)
dengan penurunan 3x24 jam diharapkan
1. Periksa tanda dan gejala
konsentrasi perfusi jaringan
hipovolemi
hemoglobin ditandai meningkat dengan
2. Berikan asupan cairan oral
dengan warna kulit kriteria hasil:
3. Anjurkan menghindari
pucat, Hb dibawah
- warna kulit pucat perubahan posisi
batas normal
menurun mendadak
(D.0009) - akral membaik 4. Kolaborasi pemberian
- tekanan darah cairan IV
sistolil dan 5. Kolaborasi pemberian
diastolik membaik produk darah

(L.02011)

2. 11/10/2021 Risiko defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen nutrisi (I. 03119)
10:45 berhubungan dengan tindakan keperawatan
1. Monitor asupan makanan
faktor psikologis 3x24 jam diharapkan
2. Monitor berat badan
(keengganan untuk keinginan untuk
3. Berikan makanan tinggi
makan) makan membaik
serat untuk mencegah
dengan kriteria hasil:
(D.0032) konstipasi
- asupan makanan 4. Berikan makanan tinggi
meningkat kalori dan protein
- keinginan makan 5. Kolaborasi dengan ahli
meningkat gizi untuk menentukan
- energi untuk makan jumlah kalori dan jenis
meningkat nutrien yang dibutuhkan
- asupan nutrisi
meningkat

(L.03024)

3. 11/10/2021 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi


10:5 berhubungan dengan tindakan keperawatan
1. Identifikasi gangguan
kelemahan ditandai 3x24 jam diharapkan
fungsi tubuh yang
dengan mengeluh toleransi aktivitas
mengakibatkan kelelahan
lelah dan lemah meningkat dengan
2. Monitor kelelahan fisik
(D.0058) kriteria hasil:
dan emosional
- keluhan lelah 3. Lakukan latihan rentan
menurun gerak aktif dan pasif
- kemudahan dalam 4. Fasilitasi duduk disisi
beraktivitas sehari- tempat tidur
hari meningkat 5. Anjurkan melakukan
- dispnea saat aktivitas secara bertahap
aktivitas menurun
- perasaan lemah
menurun
- warna kulit
membaik

(L.05047)

E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. A
Diagnosis Medis : Anemia
Ruang Rawat : 329A
Tgl/ Diagnosa
Implementasi SOAP
Jam Keperawatan
11/10/2021 Perfusi perifer tidak 1. Memeriksa tanda dan gejala S:
12:15 efektif berhubungan hipovolemi - Klien mengatakan
dengan penurunan 2. Memberikan asupan cairan merasa lemas
konsentrasi oral - Klien mengatakan
hemoglobin ditandai 3. Menganjurkan mata berkunang-
dengan warna kulit menghindfari perubahan kunang
pucat, Hb dibawah posisi mendadak - Klien mengatakan
batas normal 4. Mengkolaborasi pemberian pusing saat bangun dari
cairan IV tempat tidur
(D.0009)
5. Mengkolaborasikan O:
pemberian produk darah - Konjungtiva tampak
anemis
- Kulit klien tampak
pucat
- Akral dingin
- Hemoglobin 4.4 gr/dL
- Transfusi PRC 2 bag
TD : 135/68 mmHg
N : 76 x/menit
S : 36.9 0 C
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

1. Periksa tanda dan


gejala hipovolemi
2. Berikan asupan cairan
oral
3. Kolaborasi pemberian
cairan IV
4. Kolaborasi pemberian
produk darah

11/10/2021 Risiko defisit nutrisi 1. Memonitor asupan makanan S:


12:35 berhubungan dengan 2. Memonitor berat badan
- klien mengatakan
faktor psikologis 3. Memberikan makanan
kurang nafsu makan
(keengganan untuk tinggi serat untuk mencegah
- klien mengatakan
makan) konstipasi
makan hanya 6 sendok
4. Memberikan makanan
(D.0032) makan
tinggi kalori dan protein
5. Mengkolaborasikan dengan O:
ahli gizi untuk menentukan
- klien terlihat lemah
jumlah kalori dan jenis
- klien terlihat makan
nutrien yang dibutuhkan
hanya habis ½ porsi
- BB sebelum sakit :
75kg BB saat sakit :
70kg

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor asupan
makanan
2. Monitor berat badan
3. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan
tinggi kalori dan
protein
5. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan

11/10/2021 Intoleransi aktivitas 1. Identifikasi gangguan fungsi S:


13:00 berhubungan dengan tubuh yang mengakibatkan
- klien mengatakan
kelemahan ditandai kelelahan
sesak saat beraktivitas
dengan mengeluh 2. Monitor kelelahan fisik dan
- klien mengatakan
lelah dan lemah emosional
lemas
(D.0058) 3. Lakukan latihan rentan
- klien mengatakan
gerak aktif dan pasif
mudah lelah saat
4. Fasilitasi duduk disisi
beraktivitas
tempat tidur
5. Anjurkan melakukan O:
aktivitas secara bertahap
- Kekuatan otot :
4 3
4 4
(ekstremitas atas kiri
terpasang infus)
- klien terlihat hanya
berbaring ditempat
tidur
- klien terlihat lemah
- k/u Composmentis

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan
fisik dan emosional
3. Lakukan latihan rentan
gerak aktif dan pasif
4. Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur
5. Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-2

Tgl/ Diagnosa
Implementasi SOAP
Jam Keperawatan
12/10/2021 Perfusi perifer tidak 1. Memeriksa tanda dan gejala S:
15:00 efektif berhubungan hipovolemi Klien mengatakan masih
dengan penurunan 2. Memberikan asupan cairan lemas dan pusing saat
konsentrasi oral bangun dari tidur
hemoglobin ditandai 3. Mengkolaborasi pemberian O:
dengan warna kulit cairan IV - Konjungtiva tampak
pucat, Hb dibawah 4. Mengkolaborasikan anemis
batas normal pemberian produk darah - Kulit klien tampak
pucat
(D.0009)
- Akral dingin
- Hemoglobin 8.8 gr/dL
- Transfusi PRC 2 bag
TD : 135/68 mmHg
N : 76 x/menit
S : 36.9 0 C
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

1. Periksa tanda dan


gejala hipovolemi
2. Berikan asupan cairan
oral
3. Kolaborasi pemberian
cairan IV
4. Kolaborasi pemberian
produk darah
12/10/2021 Risiko defisit nutrisi 1. Memonitor asupan makanan S: klien mengatakan
15:30 berhubungan dengan 2. Memonitor berat badan makan hanya ½ porsi dan
faktor psikologis 3. Memberikan makanan masih belum nafsu makan
(keengganan untuk tinggi serat untuk mencegah O:
makan) konstipasi
- klien terlihat lemah
4. Memberikan makanan
(D.0032) - klien terlihat makan
tinggi kalori dan protein
hanya habis ½ porsi
- BB sebelum sakit :
75kg BB saat sakit :
70kg

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor asupan
makanan
2. Monitor berat badan
3. Berikan makanan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan
tinggi kalori

12/10/2021 Intoleransi aktivitas 1. Mengidentifikasi gangguan S:


15:50 berhubungan dengan fungsi tubuh yang
Klien mengatakan masih
kelemahan ditandai mengakibatkan kelelahan
mudah lelah tetapi sudah
dengan mengeluh 2. Memonitor kelelahan fisik
tidak sesak saat melakukan
lelah dan lemah dan emosional
pergerakan
3. Melakukan latihan rentan
(D.0058) gerak aktif dan pasif O:

- Kekuatan otot :
5 4
5 5
(ekstremitas atas kiri
terpasang infus)
- klien terlihat hanya
berbaring ditempat
tidur
- k/u Composmentis

A : Masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
1. Identifikasi gangguan
fungsi tubuh yang
mengakibatkan
kelelahan
2. Monitor kelelahan
fisik dan emosional
3. Lakukan latihan rentan
gerak aktif dan pasif
CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-3

Tgl/ Diagnosa
Implementasi SOAP
Jam Keperawatan
13/10/2021 Perfusi perifer tidak 1. Memeriksa tanda dan gejala S : klien mengatakan sudah
14:00 efektif berhubungan hipovolemi tidak lemas dan membaik
dengan penurunan 2. Memberikan asupan cairan O:
konsentrasi oral - Konjungtiva merah
hemoglobin ditandai 3. Menganjurkan muda
dengan warna kulit menghindfari perubahan - Hemoglobin 10.0 gr/dL
pucat, Hb dibawah posisi mendadak - Transfusi PRC 2 bag
batas normal 4. Mengkolaborasi pemberian TD : 135/68 mmHg
cairan IV N : 76 x/menit
(D.0009)
S : 36.9 0 C
RR : 22x/menit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

13/10/2021 Risiko defisit nutrisi 1. Memonitor asupan makanan S: klien mengatakan


14:30 berhubungan dengan 2. Memonitor berat badan makan sudah habis 1 porsi
faktor psikologis 3. Memberikan makanan O: klien terlihat
(keengganan untuk tinggi serat untuk mencegah menghabiskan makan 1
makan) konstipasi porsi
4. Memberikan makanan A : Masalah teratasi
(D.0032)
tinggi kalori dan protein P : Intervensi dihentikan

13/10/21 Intoleransi aktivitas 1. Memonitor kelelahan fisik S: Klien mengatan sudah


15:00 berhubungan dengan dan emosional tidak lemas dan lelah saat
kelemahan ditandai 2. Melakukan latihan rentan melakukan pergerakan
dengan mengeluh gerak aktif dan pasif O: Kekuatan otot :
lelah dan lemah
5 5
(D.0058)
5 5
(ekstremitas atas kiri
sudah di up infus)
- Posisi klien duduk
ditempat tidur / posisi
fowler
- k/u Composmentis

A: Masalah tertasi

P : Intervensi dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes, RI. (2016a). Buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia


Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Oehadian, Amaylia. (2012). Pendekan Klinis dan Dianosis Anemia. Volume 39.
Nomor 6.

Proverawati. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha


Medika.

Wijaya dan Putri. (2013). KMB II Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan


Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria


Hasil, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai