Anda di halaman 1dari 23

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKAAN

A. Tinjauan Umum Tentang Anemia

1. Pengertian Anemia

Anemia merupakan menurunnya kemampuan darah untuk mengikat

oksigen yang dapat disebabkan oleh menurunnya jumlah sel darah

merah,berkurangnya konsentrasi haemoglobin atau kombinasi antara

keduanya (Prawironardjo, 2009;450).

Anemia merupakancampuran kuantitas dan kualitas sel-sel darah

merah dalam sirkulasi (Corwin, 2001;99).

Anemia juga dapat didefenisikan sebagaigejala dari kondisi yang

mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau

kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang

mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Smeltzer,

2002; 65).

Berdasarkan beberapa defenisi tentang anemia maka dapat

disimpulkan bahwa anemia adalah turunnya kadar Hemoglobin kurang dari

12,0 gr / 100 ml darah pada wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g /

100 ml darah pada wanita hamil.

2. Penyebab anemia

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang memadainya

asupan makanan.

6
7

Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai berikut :

a. Immunologi

b. Pendarahan

c. Kurang gizi (malnutrisi)

d. Kurang zat besi

e. Efek Fisik

f. Obat-obatan dan zat kimia

g.  Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru,cacing usus, malaria, dan

lain-lain (Pranoto, 2012;86)

3. Tanda dan gejala anemia

a. Tanda anemia

1) Anemia ringan

a) Konjungtiva pucat

b) Mudah lelah

c) Tensi dalam batas normal

2) Anemia sedang

a) Konjungtiva lebih pucat

b) Mudah pingsan

c) Jantung berdebar-debar

3) Anemia berat

a) Tubel manutrisi

b) Takikardi

c) Sesak nefas
8

d) Kuku dan telapak tangan dan jika terjadi dalam waktu lama

stomatis ampularis.

b. Gejala anemia

Penderita anemia biasanya merasa sangat lelah, sakit

kepala/pusing dan jika anemia timbul dengan cepat, penderita mengelu

penglihatan berkunang-kunang, palpitasi, perubahan jaringan epitel kuku,

gangguan sistem neuromuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan

pembesaran kelenjar limpa.

Gejala klinis sama pada semua jenis anemia, tetapi hasil

laboratorium akan berbeda. Konsentrasi Hb dari darah rendah, jumlah

eritrosit berkurang tetapi tidak terlalu berat. Oleh karena itu jumlah Hb

dalam setiap eritrosit lebih rendah dari normal (Sibuea, 2005;67).

4. Pencegahan dan penanganan anemia

a. Pencegahan Anemia

Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil

melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-

data dasar kesehatan umum ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan

disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di

ketahui adanya infeksi parasit. Dengan pertimbangan bahwa sebagian ibu

hamil mengalami anemia, pemerintah telah menyediakan preafarat besi

(tablet besi/Fe) untuk dibagikan kepada masyarakat sampai ke Posyandu,

maka dilakukan pemberian suplemen langsung zat besi yang mengandung

200 mg sulfat ferrosus 0,25 mg asam folat yang diikat dengan lactosa,
9

diberikan setiap hari sejak kehamilan 20 minggu dan diharapkan ibu

hamil mengkomsumsi minimal 90 tablet selama masa hamil (Saifuddin

A.B, 2002;30).

b. Penanganan Anemia

1) Anemia ringan

Pada kehamilan dengan kadar Hb 9 – 10,9% masih dianggap ringan

sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg /hari besi dan 400

mg asam folat peroral sekali sehari. Hb dapat dinaikkan sebanyak 1 gr

% /bulan.

2) Anemia sedang

Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi feros 600 – 1000

mg /hari seperti sufat ferosus atau glukonas ferosus. Hb dapat

dinaikkan sampai 10 gr /100 ml atau lebih asal masih ada cukup

waktu sampai janin lahir.

3) Anemia berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan ferum dextran sebanyak

1000 mg (20 ml) intravena 2 x 10 ml intramuskuler pada gluteus.

Transfusi darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat

jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin

(Saifuddin A.B, 2000;28).


10

5. Macam-macam Anemia

a. Anemia Defisiensi Besi

Sering di jumpai akibat defesiensi besi, kekurangan ini di

sebabkan karena kurang masuknya unsur besi dalam makanan, karena

gangguan arsorbsi, kehilangan sat besi bila ada pendarahan.

b. Anemia Megaloblastik

Anemia yang disebabkan karena defisiensi Vit B12 (Cobalamin)

dan asam folat erat kaitannya dengan defisiensi makanan.

c. Anemia Hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sum-sum

tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia

hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui dengan pasti,

kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racun, atau obat-

obat.

d. Anemia Hemolitik

Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena

meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel

darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel

pemakan dan sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan

merusaknya.Jika suatu penyakit menghancurkan sel darah merah sebelum

waktunya (hemolisis), sumsum tulang berusaha menggantinya dengan

mempercepat pembentukan sel darah merah yang baru, sampai 10 kali

kecepatan normal. Jika penghancuran sel darah merah melebihi


11

pembentukannya, maka akam terjadi anemia hemolitik

(Kusumawardardani,2010;17).

e. Anemia asam folat

Merupakan anemia yang terjadi karena kurang makan sayuran dan

buah-buahan, gangguan pencernaan, alkohol, wanita hamil,masa

pertumbuhan, serta dapat mengakibatkan sindrom malabsorbsi.

6. Klasifikasi Anemia

Klasifikasi anemia yang digunakan berdasarkan pemeriksaan

hemoglobin dengan sekali sebagai berikut :

a. Normal Hb 11 – 12 gram %

b. Anemia ringan Hb 9 – 10 gram %

c. Anemia sedang Hb 7 – 8,9 gram %

d. Anemia berat Hb < 7 gram %

7. Patofisiologi

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena selama

kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah. Disamping itu juga

terjadi pula perubahan-perubahan didalam darah dan sum-sum tulang.

Pertambahan volume darah selama kehamilan lazim disebut hidremia atau

hypervolumia.bertambahnya sel-sel darah lebih sedikit bila di bandingkan

dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengeceran darah

(hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding plasma 60%, sel darah 18%

dan hemoglobin 19%.


12

Hemoglobin dianggap sebagai penyesuaian fisiologis dalam

kehamilan dan bermanfaat bagi ibu karena haemodilusi itu meringankan

beban kerja jantung yang harus dikerja lebih berat selama masa kehamilan

dan di sebabkan peningkatan eardiae output akibat hyperudemia.

Hemoglobin menyebabkan pseudoanemia atau fisologis yang

berbahaya bagi ibu atau janin, hemodilusi di mulai pada trisemester pertama

yaitu pada minggu ke-10 dan mencapai puncak pada umur kehamilan antara

32 sampai 36 minggu (Prawirohardjo, 2008;59) setiap kehamilan

menyebabkan cadangan zat besi berkurang, oleh karna itu untuk setiap lahir

kehamilan dibutuhkan waktu2 tahun untuk mengembalikan jumlah

cadangan zat besi bertingkat normal (12 gr%) dengan syarat selama

tenggang waktu tersebut kondisi kesehatan dan mutu makanan baik.

8. Penatalaksanaan

Untuk terapi anemia defesiensi besi ialah peroral dengan

preparatbesi :

Fero sulfat (ferrofort/kalbe farma) dengan dosis 1 tablet 200

mg/hari, untuk filaksis/anemia ringan 2 - 3 tablet 400 – 600 mg/hari pada

dosis terapeutik.

Untuk terapi anemia megaloblastik defesiensi asam folat ialah

peroral dengan : asam folat / preconceive dengan dosis 400 mg/hari saat

prakonsepsi atau 12 minggu pertama kehamilan.

Untuk terapi anemia pernisiosa defesiensi B12 ialah Intra Muskuler

(IM) dalam dengan menggunakan vitamin B12 (cobalin – H, neo. Cytamen)


13

dengan dosis 1 mg diulangi 5x dengan interval 2 – 3 hari dosis rumatan 1

mg setiap 3 bulan (Swandari, 2011;90).

9. Pengaruh Anemia

a. Terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas

Adapun pengaruh anemia terhadap kehamilan, persalinan dan

nifas mengakibatkan :

1) Keguguran

2) Partus prematur

3) Insersia uteri dan partus lama ibu

4) Atonia uteri dan meyebabkan pendarahan

5) Syok

6) Afibrinogenemia dan hipofibronegenemia

7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas, dan

8) Bila terjadi anemia gravis (Hb dibawah 4 gr%)

Dampak anemia defesiensi zat besi pada kehamilan

menyebabkan menurunnya atau rendahnya kemampuan jasmani karena

sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Dampak anemia

pada masa nifas adalah sub involusi rahim, daya tahan terhadap infeksi

dan stress, dan kurang produksi ASI.

B. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan

1. Pengertian kehamilan

Kehamilan adalah bagian dari tahapan atau sikap hidup seorang

wanita, kehamilan juga disebut periode penting dalam siklus hidup seorang
14

wanita, kehamilan merupakan proses yang normal, alami, dan sehat bukan

suatu kelainan atau penyakit (Bartini, 2012;7)

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 34 – 40 minggu

(280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang

berlangsung antar 28 minggu sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur,

sedangkan bila lebih dari43 minggu disebutkehamilan postmatur.

Menurut usia kehamilan, kehamilan dibagi menjadi :

a. Kehamilan trimester pertama : 0 – 14 minggu

b. Kehamilan trimester kedua : 14 – 28 minggu

c. Kehamilan trimester ketiga : 28 – 42 minggu

2. Gejala kehamilan tidak pasti

a. Amenore (tidak mendapat haid).penting diketahui tanggal hari pertama

haid terakhir untuk mengetahui tafsiran partus dan untuk menentukan usia

kehamilan.

b. Nausen (enek) dengan atau tanpa muntah (vomitus). Sering terjadi pada

pagi hari pada bulan pertama kehamilan, disebut morning sickness.

c. Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)

d. Koinstipasi atau obstipasi, disebabkan oleh penurunan peristaltik usus

oleh hormon steroid

e. Sering kencing, terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama

kehamilan tertekan uterus yang mulai membesar. Gejala akan berkurang

perlahan-lahan, lalu timbul lagi pada akhir kehamilan.


15

f. Pingsan dan mudah lelah. Pingsan sering dijumpai bila berada ditempat

ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan

18 minggu.

g. Anoreksia (tidak ada nafsu makan).

3. Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda kehamilan tidak pasti

1) Pigmentasi kulit. Terjadi kira-kira minggu ke-12 atau lebih. Timbul

dipipi, hidung dan dahi. Dikenal sebagai klosma gravidarum. Terjadi

karena pengaruh hormon plasenta yang merangsang melanofor dan

kulit.

2) Leukore. Sekret seviks meningkat karena pengaruh peningkatan

hormon progesteron.

3) Epulis (hipertropi papila gingiva). Sering terjadi pada trimester

pertama kehamilan

4) Perubahan payudara. Payudara menjadi tegang dan membesar karena

pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan

alveoli paayudara. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit

pigmen berlebihan. Terdapatkolostrum bila kehamilan lebihdari 12

minggu.

5) Pembesaran abdomen . Jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.

6) Suhu basal meningkat terus antara 37,2-38oC

7) Perubahan organ-organ dalam pelvik :

a) Tanda chadwick : vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6


16

b) Tanda hegar : segmen bawah uterus lembek pada perabaan

c) Tanda piscaseck : uterus membesar kesalah satu jurusan

d) Tanda braxton-hicks : uterus berkontraksi bila dirangsang.

b. Tanda pasti kehamilan

1) Pada palpasi dirasakan bagian janin dan balotemen serta gerak janin

2) Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ). Dengan stetoskop

laennec BJJ baru terdengar pada kehamilan 18 – 20 minggu. Dengan

alat dopler BJJ terdengar pada kehamilan 12 minggu.

3) Dengan ultra sonografi (USG) dan scaning dapat dilihat gambaran

janin (Mansjoer, 2007;253-254).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

a. Faktor fisik

1) Status kesehatan

a) Kehamilan pada usia tua

(1) Segi negatif kehamilan di usi tua

Kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan

sangat mempengaruhi proses kelahiran (kontrksi uterus), serta

kwalitas sel telur mulai menurun sehingga pada proses

pembuahan kemungkinan terjadi gangguan yang akan

mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin yangbisa

berakibat bayi berat lahir rendah.

(2) Segi positif kehamilan du usia tua

Kepuasan peran sebagai ibu, merasalebih siap, pengetahuan

mengenai perawatan kehamilan dan bayi lebih baik, rutin


17

melakukan pemeriksaan kehamilan, mampu mengambil

keputusan karier baik, status ekonomi lebih baik,

perkembangan intelektual anak lebih tinggi, periode

menyusuilebih lama, toleransi pada kehamilan lebih besar.

b) Kehamilan multiple

Pada kehamilan multiple biasanya kondisi ibu lebih lemah, hal ini

disebabkan karna oleh adanya beban ganda yangharus ditanggung

ibu, baik dalam pemenuhan nutrisi oksigen dll. Pada kehamilan

multiple biasanya mengindikasikan adanya beberapa penyulit

sehingga diperlukan persalinanoperatif (SC). Ketika bayi lahir

biasanya ketegangan dalam merawat bayi akan sering terjadi

karena konsentrsi ibu dua kali lipatdari padabayi tunggal.

c) Kehamilan dengan HIV

Pada kehamilan ibu yang mengidap HIV, maka janin akan sangat

rentan terhadap penularan selama proses kehamilannya karena

virus HIV kemungkinan akan ditransfer melalui plasenta dan

kondisi ibu akan mengalami penurunan jika tidak mendapatkan

penanganan dan pemantauan yang adekuat dari petugas kesehatan.

Selain adanya pengaruh fisik terhadap ibu dan bayi, hal-hal lain

tak kala pentingnya dan harus dipertimbangkan oleh tenaga

kesehatan ketika memberikan asuhan adalah kondisi psikologis

ibu yang mungkin akan mengalami kehilangan, depresi, cemas

dilema, serta khawatir akan kesehatan bayinya.


18

2) Status gizi

Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang adekuat sangat dibutuhkan

oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam

menghadapi persalinan dengan aman.selain itu pemenuhan gizi

seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi kesehatan bayi

dan ibu terutama dalam menghadapimasa nifas sebagai modal awal

menyusui.

3) Gaya hidup

Beberapa gaya hidup yang dapat merugikan kesehatan ibu

hamil dan harus dihindari adalaah kebiasaan begadang, bepergian jauh

dengan kendaraan bermotor, dll. Karena dapat menganggu

kesejahtraan bayi yang dikandung karena membutuhkan istirahat

mutlak diperlukan.

4) Perokok/alkoholik

Dengan merokok bayi akan kehilangan oksigen dan racun

yang diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui plasenta kedalam

tubuh bayi. Pada ibu hamil dengan merokok berat dapat beresiko

keguguran, kelahiran premature, BBLR, bahkan kematian janin.

5) Kehamilan yang diharapkan/kehamilan diluar nikah

Jika kehamilan yang tak diharapkan otomatis ibu akan

membenci kehamilannya sehingga tidak ada keinginan untuk

melakukan hal negatif yang dapat meningkatkan kesehatan janinnya


19

sehingga beresika keguguran, prematur, bahkan kematian janin. Yang

perlu diperhatikan adalah kesiapan ekonomi, ketidaksiapan ibu akan

menyebabkan postpartum blues.

b. Faktor Psikologis

1) Stressor internal, merupakan stressor yangberasal dari dalam diri ibu,

adanya beban psikologis ibu dapat menyebabkan gangguan

perkembangan bayi dalam kandungan yang akan terlaihat nantinya

ketika bayi sudah dilahirkan, kepribadian anak akan tergantung dari

kondisi stres ibu ketika hamil.

2) Srtessos eksternal,merupakan pemicu stres yang berasal dari

luar,misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga,pertengkaran dengan

suami,tekanan dari lingkungan luar, dll.

3) Dukungan keluarga, setiap tahap usia kehamilan ibu akan mengalami

perubahaan baik fisik maupun psikiologis. Ibu hars melakkan adaptasi

pada setiap perubahan yang terjadi. Untuk itu ib hamil sangat

membutuhkan dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara

menunjukkan perhatian dan kasih sayang.

4) Kekerasan pada masa lalu, kekerasan yang pernah dialami ibu dimasa

lalu/kecil akan sangat mempengaruhi kepribadian bayi yang

dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus bisa menempatkan diri

sebagai teman atau pendamping tempat bersandar bagi pasien dalam

masalah kesehatan.
20

5) Partner abuse, berdasarkan penelitian yang menjadi korban kekerasan

adalah wanita yang telah bersuami. Efek psikologis yang muncul

adalah gangguan rasa aman dan nyaman bagi ibu. Sewaktu-waktu ibu

akan mengalami perasaan yang terancam yang akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.

c. Faktor lingkungan, sosial, dan budaya.

1) Kebiasaan, adat istiadat

2) Fasilitas kesehatan

3) Status ekonomi

4) Kekerasan dalam kehamilan

5) Tingkat pendidikan

6) Pekerjaan

5. Asuhan antenatal (kehamilan)

a. Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :

1) Satu kali pada trimester pertama

2) Satu kali pada trimester kedua

3) Dua kali pada trimester ketiga

b. Pelayanan standar adalah 7T yaitu :

1) Timbang berat badan

2) Ukur tekanan darah

3) Ukur tinggi fundus uteri

4) Pemberian imunisasi TT lengkap


21

5) Pemberian tablet besi (fe) minimal 90 tablet selama kehamilan dengan

dosis 1 tablet tiap harinya.

6) Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS)

7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukkan

c. Kunjungan prakonsepsi

Idealnya kunjungan pertama dilakukan selama konsepsi dengan

riwayat kesehatan yang lengkap dan pemeriksaan fisik, misalnya DM,

IMS, merokok, minum minuman keras,dll yang mungkin berakibat

negatif pada kehamilan ibu. Ibu dianjurkan mengonsumsi asam folat

400gr/hari untuk mengurangi efek tabung neural.

d. Kunjungan prenatal pertama

Tujuan pemeriksaan ibu pada kunjungan prenatal pertama adalah

sebagai berikut :

1) Untuk memastikan kehamilan

2) Untuk pemeriksaan kesehatan fisik ibu hamil

3) Untuk mengkaji pertumbuhan dan perkembangan janin

4) Untuk mengevaluasi kebutuhan psikososial ibu dan keluarganya

5) Untuk mengkaji rencana perawatan guna meningkatkan kesehatan ibu

dan bayi (Arief, 2009;56)

6. Energi yang dibutuhkan ibu hamil

a. Protein, ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak 68%

untuk itu ibu hamil di anjurkan menambah asupan protein menjadi 12%/hari
22

atau 75-100 gr. Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya

bahan pangan dengan nilai biologi yang tinggi seperti daging tak berlemak,

ikan, telur, susu, dan hasil olahannya.

b. Zat besi, berperan penting dalam sel jaringan,hemoglobin darah sebagai

kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat sebesar 300%, dan

peningkatan itu tidak tercukupi hanya dari asupan makanan ibu selama

hamil melainkan perlu ditunjang dengan suplement zat besi. Pemberian zat

besi dapat diberikan minggu ke 12 kehamilan sebesar 30-60 gr setiap hari

selama kehamilan dan 6 minggu setelah melahirkan untuk mencegah anemia

post partum. Jenis makanan yang mengandung zat besi adalah hati, daging,

kacang-kacangan, sayur-sayuran dan padi-padian.

c. Asam folat, asam folat sangat berperan penting untuk perkembangan sistem

syarafpusat bayi khususnya minggu-minggu pertama, juga berperan dalam

metabolisme, antara lain makanan menjadi energi, pematangan sel darah

merah, sintesis DNA pertumbuhan sel, dan pembentukan hemoglobin. Jika

ibu kekurangan folat maka ibu dapat menderita anemia megaloblastik,

dengan gejala diare, depresi lelah berat, dan selalu mengantuk. Jenis

makanan yang mengandung asam folat adalah, ragi, hati, brokoli, sayur

berdaun hijau (bayam dan asparagus), dan kacang-kacangan (kacang kering

dan kacang kedelai). Sumber lain adalah daging,ikan, jeruk, dan telur. Oleh

karena asam folat tidak stabil dalam pemanasan, maka di anjurkan untuk

memakan sayuran dalam keadaan mentah dengan di cuci sebelumnya agar

sisa pestisida dan cacing hilang.


23

d. Kalsium, kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun dratis sebanyak 5%

oleh karena itu asupan yang optimal perlu dipertimbangkan. Sumber utama

kalsium adalah susu dan olahannya, udang, sarang burung, sarden dalam

kaleng, dan beberapa bahan makanan nabati seperti sayuran warnah hijau

tua dan lain-lain.

e. Vitamin B12, fungsi vitamin B12 adalah mencegah anemia dan membantu

kesehatan system syaraf dan pertumbuhan yang baik bagi anak-anak.

Sumber makanan yang mengandung vitamin B12 diantaranya daging, hati,

limpa, susu, ikan laut, dan ragi kering (http//arief 2009 askep ANC, wipedia

online At www.com, diakses 22 mei 2014)

C. Tinjauan Umum Tentang Variabel yang Diteliti

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah mengerti sesuatu, melakukan penginderaan yaitu

melihat atau menyaksikan, mendengar, mengalami atau merasakan, dan ajar (

Kamus Bahasa Indonesia, Muljiono,2006;21). Pengetahuan atau kognitif

merupakan sesuatu yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang karena dari pengalaman dan peneliti ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari

pengetahuan.

Mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden( Notoatmojdo, 2003;85).


24

Pengetahuan adalah pembentukan pemikiran assosiatif yang

menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau

pemikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa koasilitas

pemahaman mengenal (sebab akibat) yang universal.

Defenisi pengetahuan mencakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan diantaranya adalah:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalh

mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

b. Memahami (Komprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi ( Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi.

d. Analisa

Seseorang telah mampu menerangkan bagian-bagian dan dapat

menyusun suatu bentuk pengetahuan tertentu serta dapat menganalisis

hubungan satu dengan yang lain.


25

e. Sintesis (Syntesis)

Mempunyai kemampuan untuk menganalisa, ia mampu menyusun

kembali pengetahuan baik kebentuk semula maupun kebentuk lain.

f. Evaluasi

Merupakan bentuk pengetahuan yang tertinggi, telah ada

kemampuan untuk mengetahui secara menyeluruh dari semua bahan yang

telah dijalankan.

2. Umur

Keadaan yang membahayakan saat hamil dan meningkatkan bahaya

terhadap bayinya adalah usia saat < 20 tahun atau > 35 tahun. Kejadian

anemia pada ibu hamil pada usia < 20 tahun, karena ibu muda tersebut

membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan pertumbuhan diri sendiri

serta bayi yang akan dikandungnya (Wahyudin, 2008;36).

Secara teori umur < 25 tahun secara biologis mentalnya belum

optimal dengan emosi yang cenderung labil, mental yang belum matang

sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan

kekurangannya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait

dengan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering

menimpa diusia ini. Berbagai faktor yang saling berpengaruh dan tidak

menutup kemungkinan usia yang matang sakalipun untuk hamil yaitu usia 25-

35 tahun angka kejadian anemia jauh lebih tinggi (Herlina, 2009;19).


26

Umur < 20 tahun membutuhkan zat besi lebih banyak untuk keperluan

pertumbuhan diri sendiri serta janin yang akan dikandungnya. Sedangkan zat

besi yang dibutuhkan selama hamil 17 mg (Soebroto, 2010;75).

Wanita yang berumur < 20 tahun atau > 35 tahun, mempunyai risiko

yang tinggi untuk hamil. Karena sangat membahayakan kesehatan dan

keselamatan ibu hamil maupun janinnya. Berisiko mengalami pendarahan dan

dapat menyebabkan ibu mengalami anemia. Usia ibu dapat mempengaruhi

timbulnya anemia adalah semakin rendah usia ibu hamil maka samakin

rendah kadar Hemoglobin.

Umur > 35 tahun mempunyai risiko untuk hamil karena umur > 35

tahun, dimana alat reproduksi ibu hamil sudah menurun dan kekuatan untuk

mengejan saat melahirkan sudah berkurang sehingga anemia pun terjadi pada

saat ibu hamil umur < 35 tahun (Sarwono, 2006;49).

3. Jarak kehamilan

Jarak kehamilan adalah waktu sejak ibu hamil sampai terjadi kelahiran

berikut. Jarak kelahiran terlalu dekat dapat menyebabkan terjadi anemia

(Wahyudin, 2008;41).

Salah satu penyebab yang dapat mempercepat terjadinya anemia pada

wanita hamil adalah jarak kehamilan pendek (Herlina, 2009;35).

Jarak kehamilan yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya

anemia, karena kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat-

zat gizi belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang

dikandungnya.
27

Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa responden paling banyak

menderita anemia pada jarak kehamilan < 2 tahun (Fahriansjah, 2009;12).

D. Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan

Anemia pada ibu


Umur
hamil

Jarak Kehamilan

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel yang di teliti

E. Definisi operasional dan kriteria objektif

1. Pengetahuan

Yang dimaksud dalam hal ini adalah segala sesuatu yang diketahui atau

pengetahuan ibu hamil tentang kejadian anemia .

Kriteria objektif

Baik : Apabila responden menjawab pertanyaan dengan nilai ≥ 50 %.

Kurang : Apabila responden menjawab pertanyaan dengan nilai ˂ 50 %.


28

2. Umur

Yang dimaksud dengan umur ibu hamil dalam penelitian ini adalah umur

saat hamil saat ini (saat penelitian ini berlangsung).

Kriteria objektif

Baik : Bila umur ibu ˃ 20 tahun

Kurang : Bila umur ibu ≤ 20 tahun

3. Jarak Kehamilan

Yang dimaksud dengan jarak kehamilan dalam penelitian ini adalah

jarak kehamilan saat hamil saat ini.

Kriteri objektif

Baik : Bila jarak kehamilan > 2 tahun

Kurang : Bila jarak kehamilan ≤ 2 tahun

Anda mungkin juga menyukai