Anda di halaman 1dari 77

DOKUMEN STANDAR TEKNIS

PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR


PERMUKAAN
RUMAH SAKIT UMUM YAPIKA

JL.ABD KADIR DG SURO KEL.SAMATA KEC.SOMBA


OPU KAB.GOWA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Standar Teknis Kegiatan Rumah Sakit Umum Yapika merupakan Laporan Rincian
Pengeloaan Lingkungan Hidup terkait Pembuangan Air Limbah yang dihasilkan.
Penyusunan standar teknis pembuangan air limbah ke badan air permukaan ini
mengacu kepada peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor 5 tahun 2021
tentang cara penerbitan persetujuan teknis dan surat kelayakan operasional bidang
pengendalian pencemaran lingkungan.berdasarkan peraturan tersebut maka kami
berkomitmen untuk mewujudkan usaha dan / atau kegiatan kami yang ramah lingkungan
serta kepudulian terhadap lingkungan hidup.
Kami senantiasa terbuka dengan segala masukan dari instansi terkait terutama Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Gowa dalam hal penyempurnaan dokumen standar Teknis
Pembuangan Air Limbah ke Badan Air Permukaan yang telah kami susun terutama untuk
kebaikan dari pihak kami, masyarakat sekitar, Instansi Terkait, serta lingkungan sekitar.
Pada akhirnya di ucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang sebesar –
besarnya kepada semua pihak, utamanya yang berkepentingan dalam mewujudkan maksud
dan tujuan dari kegiatan ini.

Gowa 12 Januari 2023


Direktur RSU Yapika

dr.Yulia Pitriani
STANDAR TEKNIS
PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE BADAN AIR PERMUKAAN

I. STANDAR TEKNIS
A. DESKRIPSI KEGIATAN
a. JENIS DAN KAPASITAS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Kegiatan Ruamh Sakit Umum Yapika yang berlokasi di jl.Abd.Kadir Dg.Suro
No.140 Kel.Samata Kec.Somba Opu Kab.Gowa Provinsi Sulawesi
Selatan.Kegiatan dilaksanakan oleh :

Nama Kegiatan Rumah Sakit Umum Yapika


Perusahaan Yayasan Pendidikan Irna Karya
Nomor Induk Berusaha
Alamat Kegiatan Jl.Abd.Kadir Dg.Suro Kel.Samata
Kec.Somba Opu Kab.Gowa Sulawesi
Selatan
Penanggung Jawab dr.Yulia Pitriani
Jabatan Direktur
Nomor Telpon (0411) 8980000 / 8980008
Email rsuyapika1@gmail.com

Gambaran terkait dengan jenis dan kapasitas usaha dan/atau kegiatan tersaji
pada table 1
Tabel 1. Jenis dan Kapasitas Usaha Kegiatan Rumah Sakit Umum Yapika

NO Uraian Skala / Besaran / Deskripsi


1 Luas Lahan 10.110 m2
2 Luas Bangunan 7.050 m2
3 Jumlah Toliet Umum dan 72 bh
Petugas
4 Poliklinik 4.258 m2
5 Kamar Operasi /Ruangan 100 m2
Tindakan Kebidanan
6 Laboratorium 42m2
/Radiologi/Farmasi
7 Gizi / Dapur 45 m2
8 Ruang Perawatan 155 m2

b. KEBUTUHAN AIR BERSIH


Kebutuhan Air dari Rumah Sakit Umu Yapika dapat dilihat pada table
berikut.Pada table tersebut terlihat bahwa jumlah pemakaian air bersih
adalah 2091,53 m3/Hari.Sumber air bersih pada kegiatan Rumah Sakit Umu
Yapika adalah Air Tanah, rencana akan Dibuatkan Saluran dari Air PDAM,
Pengambilan air dari sumber ini terlebih dahulu diolah pada Water Treatmen
Plant (WTA) untuk mengelola air bersih sehingga dapat memenuhi
persyaratan kelas air bersih pelayanan keehatan sebelum didistribusikan ke
penggunaan air bersih operasional Rumah Sakit.

Tabel 2. Pemakaian Air Bersih kegiatan Rumah Sakit Umum Yapika

Sumber Penggunan Air (m3/Hari


Proses Pelayanan 1800
Utilitas 250
Kebutuhan Domestik 100
Penyiraman Tanaman 5
Jumlah 2.155

c. PROSES KEGIATAN RUMAH SAKIT


URAIAN KEGIATAN YANG BERPOTENSI MENGHASILKAN AIR LIMBAH
RSU Yapika merupakan Rumah Sakit Umum Type C yang melayani
jumlah pasien dengan rata – rata kunjungan Pasien ±150/Hari dan Rawat Inap
±40/Hari jumlah karyawan ±80 org/hari.
Rumah Sakit ini mempunyai peranan penting dalam menyehatkan
warga sekitar khusus nya yang berdomisili di kabupaten Gowa,peran RSU
Yapika sangat penting di bidang kesehatan mengingat jumlah pasien
meningkatkan dari tahun ke tahun mengikut perkembangan dan ada nya
kerjasama Rumah Sakit Umum Yapika dengan BPJS Kesehatan, Rumah Sakit
Umum Yapika Merupakan Rumah Sakit Swasta type C dengan Ijin operasional
nomor : 440/773/DK-6W/V/2019 dengan melayani beragam jenis pelayanan
umum dan Spesialistik di bidang kesehatan
Gambar 1 Foto dari Google Maps Rumah Sakit Umum Yapika
Table 3 Rincian penggunaan lahan pada Rumah Sakit Umum Yapika

No Nama bangunan Luas Persentase


1 Gedung A (5 Lantai) 4258 m2
Lantai 1
1. Poliklinik dan Ruang
Tunggu
2. Farmasi
3. Laboratorium
4. Radiologi
5. Ruangan Keuangan
6. Mushollah
7. Toilet Umum
8. Kamar Mayat
Lantai 2
1. Ruangan UGD
2. Ruangan Pertemuan
3. Ruangan Dokter dan
Perawat
4. Ruangan Managemen
Lantai 3
1. Kamar Operasi
2. Ruangan ICU dan HCU
3. Ruangan Tunggu
HCU,ICU dan Kamar
Operasi
Lantai 4
Ruangan Perawatan
Lantai 5
1. Ruangan Kebidanan
2. Ruangan Anak
3. Ruangan PErawatan
Ibu dan Anak
2 Gedung B 2.230 m2
Lantai 1
1. Ruangan Gizi
2. CSSD dan Laundry
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 4
3 Lahan Bagian Belakang
TPS Limbah B3 dan Domestik
IPAL
Ruangan genset
Ruangan O2 Central
Proses Produksi Rumah Sakit Umu Yapika diawali dengan
pengambilan air tanah menggunakan system pemompaan submersible
perencaan juga menggunakan air PDAM.Kemudian air tersebut dikumpulkan
dalam Groundtank lalu dialirkan dalam tendon air/air baku,kapasitas
pengambilan tersebut digunakan untuk kebutuhan MCK,Perawatan
Peralatan,Kebutuhan Pasien dan Karyawan di Rumah Sakit juga penyiraman
area hijau.

SUMBER AIR

GROUNDTANK

TANDON

TANDON

OPERASIONAL
RUMAH SAKIT

IPAL / LIMBAH
CAIR
Proses pengelolaan IPAL sendiri setelah proses operasional pelayanan
Rumah Sakit,MCK dan kebutuhan lainnya kemudia aliran air kotor tersebut
masuk ke dalam tabung penampung / Gresstrap (Inleet) dikumpulkan dan
pengendapan limbah cair tersebut sebelum masuk kedalam tangka 1
Tangki 1 berisikan Sarang Tawon pengendapan dan bakteri kemudian
dialirkan kedalam tabung 2, 3 dan 4 yang juga berisikan Sarang Tawon
Pengendapan + Bakteri lalu kemudian di buang kedalam bak penampungan
(outlet) yang juga mengalir ke kolam Hayati

LIMBAH CAIR DARI


OPERASIONAL
RUMAH SAKIT

GRESSTRAP /
INLEET

TANGKI 2

TANGKI 4

OUTLET

KOLAM HAYATI DAN


KE MASYARAKAT
- Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit
Karakteristik limbah dari air limbah rumah sakit di karenakan aktivitas – aktivitas
yang ada didalam rumah sakit, sementara jumlah limbah yang dihasilkan dari
kegiatan ini berdasarkan jumlah pasien dan karyawan (operasional Rumah Sakit)juga
domestic dari rumah sakit.
Limbah cair Rumah Sakit pada Umumnya mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

 Senyawa Fisik : Berwarna, Mengandung Padatan


 Senyawa Kimia Organik : Mengandung Karbohidrat, Mengandung minyak dan
lemak, mengandung protein, mengandung unsur surfactant antara lain detergen
dan sabun
 Senyawa kimia organic : Mengandung Alkalinity, mengandung chloride,
mengandung nitrogen, mengandung phosphor, mengandung sulfur
 Unsur Biologi : mengandung Protista dan virus
Rata – rata karakteristik air limbah Rumah Sakit sebagai berikut :

 Konsentrasi BOD didalam air limbah 200-300 mg/L


 Konsentrasi TSS didalam air limbah 200-250 mg/L
Sifat dan karakteristik air limbah sangat menentukan di dalam pemilihan system
pengolahan air limbah, terutama pada kualitas air limbah yang meliputi parameter
seperti pH,COD,BOD
- Fluktuasi atau kontiniutas Produksi dasn air limbah
Pada kegiatan operasional Rumah Sakit memiliki kapasitas 50m3/Hari.lama
penggunaan air adalah rata – rata mencapai 24 jam/hari sehingga fluktuasi limbah
yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Rata – rata = 623.27 m3/hari


Rata – rata = 25.96 m3/jam
Rata – rata = 7,21 L/det
Maksimum = 2 x Q rata – rata
Maksimum = 14.42 L/det
Minimum = 0,5 x Q rata – rata
Minimum = 3,605 L/det
Lay Out RSU Yapika
1. AIR BERSIH GEDUNG A
2. AIR BERSIH GEDUNG B
3. AIR KOTOR GEDUNG A
4. AIR KOTOR GEDUNG B
B. BAKU MUTU AIR
Baku mutu air baku dan air limbah yang digunakan meliputi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku
Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan
Higine Sanitasi, MCK dan Aktivitas Rumah Sakit
Tabel 4. Baku Mutu Air untuk usaha dan/atau kegiatan

No Parameter Standar Baku Mutu

Nilai Satuan

Wajib
1 Ph 6,5 – 8,5 Mg/L

2 Besi 1 Mg/L

3 Fluorida 1,5 Mg/L


4 Kesadahan 500 Mg/L
5 Mangan 0,5 Mg/L
6 Nitrat 10 Mg/L
7 Nitrit 1 Mg/L
8 Sianida 0,1 Mg/L
9 Detergen 0,05 Mg/L
10 Petsida Total 0,1 Mg/L
Tambahan

1 Air Raksa 0,001 Mg/L


2 Arsen 0,05 Mg/L
3 Kadmium 0,005 Mg/L
4 Kromium (Valensi 6) 0,05 Mg/L
5 Selenium 0,001 Mg/L
6 Seng 15 Mg/L
7 Sulfat 400 Mg/L
8 Timbal 0,05 Mg/L
9 Benzene 0,01 Mg/L
10 Zat Organik KMNO4 10 Mg/L

Baku Mutu Air Limbah Domestik yang digunakan meliputi :


Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
Tabel 5 Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Konsentrasi Maksimum


Nilai Satuan
pH 6–9
BOD 30 Mg/L
COD 100 Mg/L
TSS 30 Mg/L
Minyak dan Lemak 5 Mg/L
Amoniak 10 Mg/L
Total Coliform 3000 (Jumlah / 100ml)
Debit 100 L/Orang/Hari
C. RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
a. RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
- KAPASITAS INSTALASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Kapasitas instalasi pengelolaan Limbah cair yang disediakan kegiatan
Rumah Sakit adalah 50m3/Jam (1200m3/Hari)
- TEKNOLOGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Teknologi pengelolaan air limbah yang digunakan IPAL dari Kegiatan
Rumah Sakit adalah untuk IPAL menggunakan system Anaerob dan
Aerob
- UNIT PROSES
Unit Proses IPAL yang digunakan meliputi System ini terdiri dari
Gresstrap,Tangki 1-2-3-4 Kemudian Ke bak penampung dan bak hayati
lalu di buang lingkungan
Kriteria Desain Untuk Air Limbah Rumah Sakit
Sistem Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) RSU Yapika dengan
kapasitas 1200m3/hari berfungsi untuk memproses limbah cair
Rumah Sakit secara fisik dan biologis, sehingga kandungan limbah cair
yang terdiri dari bahan – bahan dapat didegredasi. Setelah melalui
proses pengolahan limbah cair dalam unit pengolahan limbah,maka
hasil buangan yang di hasilkan dapat memenuhi standar yang
ditetapkan pemerintah.proses pengolahan fisik meliputi penyaringan
dengan screen. Sedimen Awal. Proses pengolahan biologis
pengolahannya maka system IPAL di bagi dalam beberapa tahap
1. Gresstrap : Seluruh Sumber Air Limbah Cair ditampung pada bak
ini untuk menyamakan / Menghomogenkan jenis dan
karakteristiknya.pada tahap ini alat bantu adalah Ph Kontroller
setiap hari untuk memantau parameter Ph Dengan Bantuan
Pompa air
2. Tangki 1,2,3 Menggunakan gravitasi / Mengalir Sendiri Bagian ini
didalam nya ada sarang tawon berfungsi untuk menyaring
3. Tangki 4 dipasang sarang tawon merupakan media tumbuhnya
mikroorganisme aerob yang akan mengurangi polutan organic
dengan bantuan suplai oksigen dari mini bowler yang dipasang
merata di bak tersebut.tahapan ini bertujuan untuk mengurangi
niali BOD dan COD sehingga mencapai 60 – 70 %
4. Control bak 1 memaksimalkan proses penjernihan air dan
mengabsorpsi apabila terdapat bau.pada tahap ini sudah didapat
air bersih yang sesuai dengan baku mutu air limbah yang akan di
buang
5. Control Bak 2 / Kolam Hayati lokasi monitoring kualitas outlet
bangunan pengolahan air limbah secara visual dan pengujian
untuk sampling laboratorium
b. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
- TITIK PENATAAN
1. Titik Penataan 1 adalah pada inlet IPAL (S = 5®11’54’
E=119®29’31’)
2. Titik Penataan 2 adalah pada Outlet IPAL (S = 5®11’54’
E=119®29’32’)
- MUTU AIR LIMBAH YANG DI PANTAU
Pada Tahap Operasional mutu air limbah Rumah Sakit di pantau
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air
limbah Domestik.

- MUTU AIR PADA BADAN AIR PERMUKAAN YANG DIPANTAU


mutu air permukaan yang dipantau baik pada tahap opersional
didasarkan pada baku mutu air sesuai dengan lampiran VI Peraturan
Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

- FREKUENSI PEMANTAUAN
Frekuensi pemantauan adalahselama kegiatan operasional Rumah
Sakit dengan frekuensi setiap 1 (satu) kali perbulan menyampaikan
unit kesehatan lingkungan melaporkan hasil uji laboratorium Limbah
Cair Effeluent IPAL minimum 1 (satu) kali per 6 Bulan .Rumah Sakit
Umum Yapika wajib melakukan swapantau harian air limbah dengan
parameter minimal debit,suhu dan Ph

D. SISTEM PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT


Tabel 6. Sistem Penaggulangan Keadaan Darurat

TANGGAP DARURAT TANGKI SEPTIK DAN INSTALASI


PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
No Dokumen Revisi No : Halaman :
102/SPO/MFK/XII/2022 1/1
Tanggal Terbit Mengetahui Direktur
STANDAR RSU Yapika
PROSEDUR 12 Desember 2022
OPERASIONAL

dr.Yulia Pitriani
PENGERTIAN Keadaan Darurat adalah suatu kejadian, kondisi atau
peristiwa yang membahayakan atau mengganggu
keberlangsungan operasional kerja tangka septik dan
IPAL sehingga harus dilakukan tindakan pengendalian
dan penanggulangan sesegera mungkin
TUJUAN Prosedur ini di gunakan untuk mengatur tata cara
melaksanakan kegiatan dan tanggapan dalam
mencegah, mengendalikan menanggulangi dan
mengevaluasi terulangnya kembali suatu keadaan
darurat yang dapat mengganggu keberlangsungan
opersional kerja tangka septik dan IPAL
KEBIJAKAN Perturan Direktur Rumah Sakit Umum Yapika Nomor
417/RSUY-III/SK/VIII/2022 tentang Kebijakan
Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Umum Yapika
PROSEDUR Apabila terjadi keadaan darurat misalkan ada
peralatan yang rusak ketika sedang berjalan atau ada
kejadian kecelakaan kerja saat berinteraksi dengan
mesin maka operator lain segera menekan tombol
“Emergency Stop” selanjutnya system akan mati
seketika.kemudian lakukan langkah – langkah sebagai
berikut :
Matika MCB Utama dan dilanjutkan dengan
mematikan MCB lainnya
Matikan semua selector switch
Matikan sumber listrik yang masuk ke panel
control IPAL
Segera tangani keadaan darurat tersebut
apabila terjadi kecelakaan segera laukan evaluasi dan
penanganan lebih lanjut
Apabila terjadi kerusakan pada mesin, segera
lakukan pengecekan penyebabnya dan lakukan
perbaikan.(note : waktu maksimalsistem pengolahan
ini mati 4 jam).maka disarankan untuk mengatasi
keadaan darurat sampai perbaikan peralatan selesai.
UNIT KERJA K3 RUMAH SAKIT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

E. INTERNALISASI BIAYA LINGKUNGAN


Penerapan prinsip internalisasi biaya lingkungan dapat dimaknai
sebagai upaya memperhitungkan biaya – biaya yang harus di tanggung
oleh pelaku kegiatan ekonomi akibat timbulnya kerugian lingkungan,
Gagasan dasar dari prinsip ini adalah biaya lingkungan dan social harus
diintegrasikan kedalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan penggunaan sumber – sumber daya alam tersebut.prinsip
internalisasi biaya lingkungan mendasari materi muatan pembangunan
berkelanjutan, pada hakikat nya mengunggah kesadaran pelaku ekonomi
untuk lebih kritis memperhitungkan dampak – dampak yang timbul akibat
kegiatan.patut disadari bahwa ongkos – ongkos social kerusakan
lingkungan menjadi bagian urgensial dalam proses pengambilan
keputusan untuk mewujudkan inspirasi memperoleh keuntungan
ekonominya,baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Biaya lingkungan adalah dampak yang timbul dari sisi keuangan
maupun non keuangan yang harus dipikul sebagai akibat dari kegiatan
yang mempengaruhi kualitas lingkungan. Biaya – Biaya tersebut terdiri
atas biaya deteksi,biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal
Dalam perhitungan internalisasi biaya lingkungan di bagi menjadi 2
yaitu Capex dan Opex.Capex (capital Expenditure) adalah biaya – biaya
yang di keluarkan oleh pelaku usaha untuk memperoleh atau menambah
aktiva tetap atau asset fisik. Sedangkan Opex (Operational Expenditure)
adalah biaya yang dikleuarkan oleh perusahaan agar asset yang sudah
dimiliki dapat beroperasi dengan baik dan berkelanjutan. Dalam hal ini
yang termasuk Capex adalah biaya pembangunan sedangkan yang
termasuk kedalam opex adalah biaya pengoperasian, biaya pemeliharaan,
biaya tanggap darurat, biaya pengembangan tehnologi, dan biaya
pengembangan SDM, adapun persentasenya dapat dilihat di bawah ini
a. Capital Expenditure (CAPEX) / Biaya Pembangunan
Tabel 7. Persentase Biaya Pembangunan IPAL Kegiatan Rumah Sakit

No JENIS PEKERJAAN QTY UNIT % CAPEX


1 Persiapan
Mob Demob 1 Lot 1%
Pagar 1 Lot 2%
Sub Total 3%
2 Pekerjaan Sipil
Unit Proses 1 Lot 35%
Pit Collection 1 Lot 1%
Sub Total 36%
3 Peralatan
Mekanikal 1 Lot 28%
Perpipaan 1 Lot 12%
Elektrikal 1 Lot 9%
Ultra Filtrasi 1 Lot 7%
Sub Total 57%
4 Start Up
Bakteri Seeding 1 Lot 1%
Sub Total 1%
5 Miscelanous
Design Engenering 1 Lot 1%
Install dan Supv 1 Lot 1%
Commissioning, 1 Lot 1%
training, Guarantee
Sub Total 3%
TOTAL 100

b. Operational Expenditure (OPEX)


Table 8 persentase biaya dalam pengoperasian IPAL kegiatan Rumah
Sakit

No Uraian Perentase dari biaya investasi


IPAL
1 BIAYA PENGOPERASIAN 40%
2 BIAYA PEMELIHARAAN 15%
3 BIAYA TANGGAP 10%
DARURAT
4 BIAYA PENGEMBANGAN 5%
TEKNOLOGI
5 BIAYA PENGEMBANGAN 30%
SDM

F. PERIODE WAKTU UJI COBA


Pengambangan IPAL merupakan bagian tidak terpisah dari
pembangunan konstruksi kegiatan Rumah Sakit,Rencana Pengemabangan
IPAL masuk dalam proses perbaikan dan pelaporan rutin yang nanti
kedinas lingkungan Kab Gowa.
Sebelum diopersikan secara optimal maka IPAL ynag terpasang
harus dilakukan percobaan guna memastikan efektifitas dari IPAL ini
sehingga limbah olahan yang dihasilkan masih memenuhi baku
mutu.kegiatan percobaan dilakukan selama 3 bulan berturut – turt
dengan jumlah percobaan 2 kali dalam sebulan.
II. STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA
A. STRUKTUR ORGANISASI
Pada struktur organisasi pada gambar yang menangani limbah
pada saat operaasional dilakukan oleh Bidang Umum yaitu Kesehatan
Lingkungan.
B. SUMBER DAYA MANUSIA
Berdasarkan bagan struktur organisasi diatas maka yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan air limbah di kegiatan Rumah Sakit
a. Tingkat Pendidikan
- Strata Satu / DIII Kesehatan Lingkungan
- Pengalaman Pekerjaan paling sedikit 3 (tiga) tahun
b. Mendapat rekomnedasi dari Rumah Sakit Umum Yapika
c. Mampu mengoperasikan dan mengendalingan IPAL dan B3
d. Memiliki sertifikat kompetensi sebagai ahli lingkungan
III. SISTEM MANAGEMEN LINGKUNGAN
System manajemen lingkungan dilakukan melalui tahapan :
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pemeriksaan dan Tindakan
System manajemen lingkungan di susun berdasarkan komplesitas Rumah
Sakit kegiatannya.Rincian tahapan penyusunan system manajemen
lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. Menentukan lingkup dan menerapkan system manajemen lingkungan
terkait pengendalian pence,aram Air
b. Menetapkan kebijakan pengenadalian pencemaran air
c. Memastikan kepemimpinan dan komitmen dari manajemen puncak
terhadap pengendalian pencemaran air
d. Memastikan adanya struktur organisasi yang menangani pengendalian
Pencemaran Air
e. Menetapkan tanggung jawab dan kewenangan untuk peran yang
sesuai
f. Menetukan aspek mentepakan kebijakan pengendalian Pencemaran
Air, Pengendalian Pencemaran dan Dampaknya
g. Identifikasi dan memiliki akses terhadap kewajiban penataan
menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air
h. Menentukan resiko dan peluang yang perlu di tangani
i. Merencanakan untuk mengambil aksi menangani risiko dan peluang
serta evaluasi efektifitas dari kegiatan tersebut
j. Menteapkan sasaran menetapkan kebijakan pengendalian
pencemaran air menentukan indicator dan proses untuk
mencapainya.
2. Pelaksanaan
a. Menetukan sumber daya yang diisyaratkan untuk penerapan dan
pemeliharaan system manajemen lingkungan terkait pengendalian
pencemaran air
b. Menetukan sumber daya manusia yang memiliki sertifikasi
kompetensi pengendalian pencemaran Air
c. Menteapkan, menerapkan dan memelihara proses yang di butuhkan
untuk komunikasi internal dan eksternal
d. Memastikan kesesuaian metode untuk pembuatan dan pemutakhiran
serta pengendalian informasi terdokumnetasi
e. Menetapkan, menerapkan dan mengendalikan proses pengedalian
operasi yang di utuhkan untuk memenuhi persyaratan system
manajemen lingkungan terkait pengendalian pencemaran air : dan
f. Menentukan potensi situasi darurat dan respon yang diperlukan
3. Pemeriksaan
a. Memantau, mengukur, menganalisa dan mengevaluasi kinerja
menetapkan kebijakan pengedanlian pemcemaran air
b. Mengevaluasi pemenuhan terhadap kewajiban penataan menetapkan
kebijakan pengendalian pencemaran air
c. Melakukan internal audit secara berkala dan
d. Mengkaji system manajemen lingkungan organisasi terkait
menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air untuk
memastikan kesusaian kecukupan dan keefektifan
4. Tindakan
a. Melakuakn tindakan untuk menangani ketidaksesuaian dan
b. Melakukan tindakan perbaikan berkelanjutan terhadap system
manajemen lingkungan yang sesuai dan efektif untuk meningkatkan
kinerja pengendalian pencemaran air
LAMPIRAN – LAMPIRAN

DOKUMEN STANDAR
TEKNIS
RSU YAPIKA
2022
Lokasi
IPAL
STANDAR OPERATING No Dokumen :
PROCEDURE OPERASIONAL, SPO/RSUY/K3/RSUY.III/X/22
PEMELIHARAAN DAN No Revisi : -
TANGGAP DARURAT IPAL Tgl Efektif : 12 Desember 2022
Halaman : 2-20
1. Tujuan
Prosedur ini di gunakan sebagai acuan atau panduan bagi operator yang terlibat
dalam pengoperasian IPAL supaya bias mengoperasikan secara benar dan
didapatkan hasil air olahannya sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah
2. Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup cara mengoperasikan IPAL atau Waste Water Treatmen
Plant (WWTP), Pencatatan, Pelaporan, Pemeliharaan peralatan serta tanggap
darurat di area WWTP
3. Referensi ISO Klausal
ISO 14001 : 2015 Klausal 8.1 dan klausal 8.2
SWAPANTAU AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ditetapkan di Gowa

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani
Direktur

KEBIJAKAN :
Dalam rangka monitoring kualitas air limbah perlu dilakukan swapantau air limbah di RSU Yapika .

PENGERTIAN :
Swapantau air limbah adalah kegiatan monitoring kualitas air limbah terhadap parameter debit, pH, TDS, sisa
klor, kekeruhan, bau, dan aliran yang dilakukan setiap hari untuk mempertahankan dan meningkatkan kulitas
air limbah.

TUJUAN :
1. Memonitor dan mempertahankan kualitas air limbah sesuai dengan ketentuan.
2. Proses pengolahan air limbah pada bak IPAL dapat berlangsung optimal.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample air limbah.


2. Ambil sample limbah dari bak IPAL/tempat pengambilan sample yang telah ditentukan dalam gelas sample.
3. Letakkan gelas sample air limbah secara berjajar dengan latar belakang putih.
4. Bandingkan tingkat kekeruhan air limbah pada masing-masing sample.
5. Catat hasil pemantauan pada lembar checklist harian IPAL.
6. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
7. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEMANTAUAN TINGKAT KEKERUHAN AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ditetapkan di Gowa

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani
Direktur

KEBIJAKAN :
Dalam rangka monitoring kualitas air limbah perlu dilakukan pemantauan tingkat kekeruhan air limbah di RSU
Yapika .

PENGERTIAN :
Kekeruhan air limbah adalah jumlah zat padat tersuspensi pada air limbah IPAL yang terpantau secara fisik

TUJUAN :
1. Memonitor dan mempertahankan suhu air limbah sesuai dengan ketentuan.
2. Proses pengolahan air limbah pada bak IPAL dapat berlangsung optimal.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample air limbah.


2. Ambil sample limbah dari masing-masing bak IPAL dalam gelas sample.
3. Pengambilan sample dilakukan pada bak-bak sebagai berikut:
a. Grease trap.
b. Bak laundry.
c. Septic Tank.
d. Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
e. Bak anaerob I.
f. Bak aerob I.
g. Bak anaerob II.
h. Bak aerob II.
i. Bak penampungan akhir.
j. Bak ikan.

4. Letakkan gelas sample air limbah secara berjajar dengan latar belakang putih.
5. Bandingkan tingkat kekeruhan air limbah pada masing-masing sample.
6. Catat hasil pemantauan pada lembar checklist harian IPAL.
7. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
8. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEMANTAUAN TINGKAT BAU AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

KEBIJAKAN : Tanggal Terbit Ditetapkan di Gowa


Dalam rangka monitoring kualitas air limbah perlu dilakukan pemantauan tingkat bau air limbah di RSU Yapika .
STANDAR 12/02/2023
PROSEDUR dr.Yulia Pitriani
OPERASIONAL
PENGERTIAN :

Bau air limbah adalah aroma yang ditimbulkan dari proses penguraian air limbah pada IPAL.

TUJUAN :
Memonitor bau yang ditimbulkan dari proses pengolahan air limbah pada masing-masing bak IPAL.

PROSEDUR :
1. Siapkan gelas sample air limbah.
2. Ambil sample air limbah dari masing-masing bak IPAL dalam gelas sample.
3. Pengambilan sample dilakukan pada bak-bak sebagai berikut :
a. Grease trap.
b. Bak laundry.
c. Septic Tank.
d. Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
e. Bak anaerob I.
f. Bak aerob I.
g. Bak anaerob II.
h. Bak aerob II.
i. Bak penampungan akhir.
j. Bak ikan.

4. Letakkan gelas sample air limbah secara berjajar.


5. Bandingkan tingkat bau air limbah pada masing-masing sample.
6. Catat hasil pemantauan pada lembar checklist harian IPAL.
7. laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
8. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEMANTAUAN SUHU AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR Ditetapkan di Gowa


Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 12/02/2023
dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

Dalam rangka monitoring kualitas air limbah perlu dilakukan pemantauan suhu air limbah di RSU Yapika.

PENGERTIAN :

Suhu air limbah adlah derajat yang diperbolehkan pada air limbah IPAL dalam satuan Celcius.

TUJUAN :

1. Memonitor dan mempertahankan suhu air limbah sesuai dengan ketentuan.


2. Proses pengolahan air limbah pada bak IPAL dapat berlangsung optimal.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample dan termometer air limbah.


2. Ambil sample air limbah dalam gelas sample dan lakukan pengukuran dengan menggunakan termometer.
3. Lakukan pengukuran suhu air limbah pada bak-bak sebagai berikut:
a. Grease trap.
b. Bak laundry.
c. Septic Tank.
d. Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
e. Bak anaerob I.
f. Bak aerob I.
g. Bak anaerob II.
h. Bak aerob II.
i. Bak penampungan akhir.
j. Bak ikan.
k. Bak klor.

4. Catat hasil pengukuran pada lembar checklist harian IPAL.


5. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan, yaitu < 30 oC.
6. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
7. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.
PEMANTAUAN pH AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

Ditetapkan di Gowa

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani
Direktur

KEBIJAKAN :

Dalam rangka monitoring kualitas air limbah perlu dilakukan pemantauan pH air limbah di RSU Yapika.

PENGERTIAN :

PH air limbah adalah derajat keasaman yang terkandung dalam air limbah.

TUJUAN :

1. Memonitor dan mempertahankan pH limbah sesuai dengan ketentuan.


2. Proses pengolahan air limbah pada bak IPAL dapat berlangsung optimal.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample dan pH meter air limbah.


2. Ambil sample air limbah dalam gelas sample dan lakukan pengukuran menggunakan pH meter dengan cara
merendam alat ukur ke dalam air hingga batas yang ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pH air limbah pada bak-bak sebagai berikut:
a. Grease trap.
b. Bak laundry.
c. Septic Tank.
d. Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
e. Bak anaerob I.
f. Bak aerob I.
g. Bak anaerob II.
h. Bak aerob II.
i. Bak penampungan akhir.
j. Bak ikan.
k. Bak klor.
4. Catat hasil pengukuran pada lembar checklist harian IPAL.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan, yaitu 6-9.
6. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
7. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.
PEMANTAUAN TOTAL DISSOLVED SOLID (TDS) AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
Total disolved Solid (TDS) air limbah adalah jumlah zat padat terlarut yang terkandung dalam air limbah IPAL.
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pemantauan TDS air limbah.

TUJUAN :

1. Memonitor dan mempertahankan TDS air limbah sesuai dengan ketentuan.


2. Proses pengolahan air limbah pada bak IPAL dapat berlangsung optimal.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample dan pH meter air limbah.


2. Ambil sample air limbah dalam gelas sample dan lakukan pengukuran menggunakan TDS meter dengan cara
merendam alat ukur ke dalam air hingga batas yang ditentukan.
3. Lakukan pengukuran TDS air limbah pada bak-bak sebagai berikut:
a. Grease trap.
b. Bak laundry.
c. Septic Tank.
d. Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
e. Bak anaerob I.
f. Bak aerob I.
g. Bak anaerob II.
h. Bak aerob II.
i. Bak penampungan akhir.
j. Bak ikan.
k. Bak klor.
4. Catat hasil pengukuran pada lembar checklist harian IPAL.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan, yaitu 1.500 mg/L.
6. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
7. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.
PEMANTAUAN SISA KLOR (Cl) AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
Sisa klor (Cl) air limbah adalah kandungan12/02/2023
OPERASIONAL klor yang terlarut dalam air limbah dalam satuan mg/L.
dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pemantauan sisa klor (Cl) air limbah.

TUJUAN :

1. Mengendalikan dan memonitor kadar sisa klor yang terdapat dalam air buangan dari bak laundry.
2. Memonitor kadar sisa klor yang terdapat dalam air buangan dari bak klor.

PROSEDUR :

1. Siapkan gelas sample dan comparator air limbah.


2. Ambil sample air limbah dalam gelas sample dan lakukan pengukuran menggunakan comparator dengan cara:
a. Ambil sample air hingga batas ketinggian yang ditentukan oleh tabung comparator.
b. Teteskan 5 tetes larutan OTO ke dalam air limbah pada comparator.
c. Tutup dan kocok comparator dan bandingkan warna air limbah dengan standar yang ada pada
tabung comparator.
3. Lakukan pengukuran sisa klor (Cl) air limbah pada bak-bak sebagai berikut:
a. Bak laundry.
b. Bak klor.
4. Catat hasil pengukuran pada lembar checklist harian IPAL.
5. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ditetapkan, yaitu maksimal 0,2 mg/L.
6. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
7. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.
PEMBERSIHAN PIPA SALURAN GREASE TRAP
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pipa saluran grease trap adalah perpipaan12/02/2023
yang menghubungkan grease trap dengan sumber penghasil limbahnya
OPERASIONAL
(dapur, pantry, ruang makan, kantin). dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pembersihan pipa saluran grease trap.

TUJUAN :

1. Menjaga kelancaran distribusi air limbah yang menuju ke grease trap.


2. memelihara perpipaan air limbah yang menuju ke grease trap.

PROSEDUR :

1. Siapkan ember dan biakan bakteri penghancur lemak.


2. Larutkan 1 liter biakan bakteri penghancur lemak ke dalam 1 ember (19 liter) air dan aduk hingga merata.
3. Siram larutan tersebut ke salah satu saluran air kotor penghasil lemak (dapur/pantry/ruang makan/kantin).
4. Setelah 3 hari lakukan penggelontoran pada perpipaan tersebut dengan membuka seluruh kran air bersih
pada ruangan tersebut (dapur, pantry, ruang makan, kantin) selama ±5 - 10 menit.
5. Lakukan proses 1 – 3 setiap minggu hanya pada 1 saluran pembuangan air kotor secara bergantian.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEMANTAUAN DIFFUSER DAN PIPA AERASI
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
1. Diffuser adalah alat untuk mengatur12/02/2023
volume udara yang dialirkan dari blower ke bak aerob.
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani
2. Pipa aerasi adalah perpipaan yang mendistribusikan udara dari blower ke bak aerasi.

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pemantauan diffuser dan pipa aerasi.

TUJUAN :

1. Menjaga kelancaran distribusi udara di bak aerob.


2. Tercapainya kebutuhan volume udara pada bak aerob.

PROSEDUR :

1. Cek keluaran udara dengan melihat gelembung udara yang terdapat pada bak aerob I dan II (tidak
terdistribusi secara merata dengan volume optimal),
2. Jika distribusi udara tidak merata maka terdapat lubang udara yang tersumbat/bocor. Lakukan koordinasi
dengan Kabag. Rumga (teknisi).
3. Jika volume udara tidak optimal maka atur kran diffuser yang terdapat pada bak tersebut. Lakukan
pemantauan tersebut setiap hari agar proses aerasi berlangsung optimal.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEREMAJAAN/PEMBERIAN BAKTERI PADA BAK AEROB
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
Bakteri pada bak aerob adalah mikroorganisme yang dibutuhkan dalam penguraian air limbah di bak aerob.
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam peremajaan/pemberian bakteri pada bak aerob.

TUJUAN :

1. Memberi suplai dan mengendalikan komposisi bakteri pada bak aerob.

PROSEDUR :

1. Siapkan bakteri yang akan didistribusikan ke bak aerob.


2. Masukkan ke dalam bak biakan bakteri.
3. Distribusikan bakteri ke bak aerob dengan dosis 1 liter bakteri/60 m 3 air limbah/hari.
4. Jika bak aerob dalam kondisi setelah pengurasan, tambahkan dosis bakteri hingga 2X.
5. Lakukan pemberian bakteri pada pagi (pkl 08.00) dan atau sore (16.00) hari.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


BACK WASH FILTER SILICA CARBON
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
1. Back wash filter adalah pencucian filter air limbah dengan jalan merubah arah aliran air limbah yang masuk
12/02/2023
OPERASIONAL
ke dalam tabung filter. dr.Yulia Pitriani
2. Filter silica carbon adalah tabung filter yang digunakan untuk menyaring air limbah dengan media pasir
silica dan carbon aktif.

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam back wash filter silica carbon.

TUJUAN :

1. Membersihkan media yang terdapat dalam filter silica carbon agar diperoleh kualitas air limbah yang
ditentukan.
2. Mencegah mampet (clogging) dan menjamin kelancaran aliran dalam proses penyaringan dalam filter silica
carbon.

PROSEDUR :

1. Tutup aliran masuk air limbah ke dalam filter silica carbon dengan menutup semua kran (valve), yang
terdapat pada filter.
2. Buka kran (valve) dengan arah terbalik yaitu dari lubang output menuju lubang input.
3. Lakukan back wash secara berulang-ulang ketika aliran filter tidak lancar hingga efluen air limbah dan filter
terlihat jernih dan aliran kembali lancar.
4. Lakukan pemantauan setiap hari dan setiap saat pada filter silica carbon untuk mencegah terhambatnya aliran
(mampet/clogging).
PENGGANTIAN MEDIA FILTER SILICA CARBON
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
1. Media filter adalah bahan berupa pasir silica dan carbon aktif yang digunakan sebagai zat penyaring air
12/02/2023
OPERASIONAL
limbah dari zat pencemar. dr.Yulia Pitriani
2. Filter silica carbon adalah tabung filter yang digunakan untuk menyaring air limbah dengan media pasir
silica dan carbon aktif.

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam penggantian media filter silica carbon.

TUJUAN :

1. Meremajakan media pasir silica dan carbon aktif yang digunakan dalam menyaring polutan dalam air
limbah.
2. Meningkatkan efektifitas kinerja filter dalam penyaringan polutan air limbah.

PROSEDUR :

1. Keluarkan seluruh media yang terdapat dalam tabung filter melalui lubang pembuangan media.
2. Cuci bagian dalam tabung filter dengan air bersih hingga semua media melalui lubang masuk media hingga
semua media keluar dan tabung filter dalam kondisi bersih.
3. Tutup kembali lubang pembuangan media.
4. Isi tabung filter dengan media baru dengan perbandingan 30% - 40% pasir silica dan 60% - 70% carbon
aktif.
5. Lakukan penggantian media dengan frekuensi setiap 6 bulan s/d 1 tahun sekali.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PEMBERIAN DOSIS KLOR (Cl) IPAL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
Dosis klor (Cl) adalah kadar sisa klor yang diperbolehkan dalm air limbah dengan satuan mg/L.
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pemberian dosis klor (Cl) IPAL.

TUJUAN :

Membunuh dan mengendalikan kadar mikrobiologis air limbah sebelum dibuang ke saluran kota.

PROSEDUR :

1. Masukkan dan larutkan klor ke dalam bak klor yang telah terisi air.
2. Alirkan larutan klor ke bak klor IPAL dengan menggunakan dosing pump.
3. Atur volume dan intensitas larutan klor pada dosing pump untuk mendapatkan sisa klor yang diinginkan pada
air limbah.
4. Tambahkan kembali larutan klor pada bak klor jika larutan klor habis.
5. Lakukan pemantauan volume larutan klor pada bak klor setiap pagi (08.00) dan sore (09.00) hari.

INSTALASI TERKAIT :

Bidang Keperawatan/Bidang Pelayanan Medis.


PENGURASAN BAK IPAL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Tanggal Terbit
PROSEDUR Ditetapkan di Gowa
Pengurasan bak IPAL adalah pembersihan bak IPAL dari lumpur hasil penguraian bakteri yang telah non aktif
12/02/2023
OPERASIONAL
dan dalam volume berlebih.

dr.Yulia Pitriani
KEBIJAKAN : Direktur
RSU Yapika mengatur tata cara dalam pengurasan bak IPAL.

dr.Yulia Pitriani
Direktur
TUJUAN :

1. Mengendalikan volume lumpur dalam bak pengolahan IPAL.


2. Meningkatkan efektivitas kerja IPAL dalam mengurai materi air limbah.
3. Mencegah terjadinya kemampetan (clogging) pada saluran IPAL.

PROSEDUR :

1. Tutup aliran air yang menuju ke bak yang akan dikuras.


2. Buang dan bersihkan air dan lumpur dalam bak IPAL dengan pompa.
3. Jika terdapat media dalam bak, maka keluarkan dan bersihkan media tersebut.
4. Lakukan pengurasan pada bak-bak sebagai berikut:
- Grease trap.
- Bak laundry.
- Septic Tank.
- Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
- Bak anaerob I.
- Bak aerob I.
- Bak anaerob II.
- Bak aerob II.
- Bak penampungan akhir.
- Bak ikan.
5. Lakukan pembilasan dengan air pada dinding-dinding bak IPAL.
6. Sisakan lumpur pada bak IPAL hingga 20% s/d 25%.
7. Setelah selesai, buka kembali aliran yang ditutup.
8. Lakukan kegiatan tersebut setiap 6 bulan sekali.
PENGURASAN BAK IKAN
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Tanggal Terbit
PROSEDUR Ditetapkan di Gowa
Pengurasan bak IPAL adalah pembersihan bak yang di dalamnya diberi ikan sebagai indicator kualitas air
12/02/2023
OPERASIONAL
limbah.

dr.Yulia Pitriani
Direktur
KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur


dr.Yulia tata cara dalam pengurasan bak ikan.
Pitriani
Direktur

TUJUAN :

1. Memelihara kebersihan dan keindahan bak ikan.


2. Menjaga agar bak ikan dalam kondisi yang optimal untuk perkembangbiakan ikan.

PROSEDUR :

1.Angkat dan pindahkan ikan pada bak/ember yang bersih.


2.Buang air dalam bak ikan.
3.Bersihkan bak ikan dengan sikat dan sabun.
4.Bilas bak ikan hingga bersih dari sabun dan kotoran.
5.Isi kembali bak ikan dengan air.
6.Kembalikan ikan ke dalam bak ikan.
7.Lakukan kegiatan tersebut setiap 1-2 minggu sekali.
PEMANTAUAN PIPA SALURAN IPAL
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

Ditetapkan di Gowa

STANDAR Tanggal Terbit


PROSEDUR
12/02/2023
OPERASIONAL
dr.Yulia Pitriani
Direktur

PENGERTIAN :

Pipa saluran IPAL adalah pipa yang mendistribusikan/menyalurkan air limbah mulai dari sumber, proses
pengolahan di IPAL, hingga outlet.

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara dalam pemantauan pipa saluran IPAL.

TUJUAN :

1. Mencegah terhambatnya aliran air limbah mulai dari sumber hingga proses akhir IPAL.
2. Air limbah dapat terproses sesuai dengan tahapan dan waktu tinggal yang ditentukan.
3. Air limbah tidak mengalami over flow pada bak IPAL.

PROSEDUR :

1. Lakukan pemantauan saluran pipa inlet dan outlet IPAL pada bak-bak sebagai berikut:
- Grease trap.
- Bak laundry.
- Septic Tank.
- Bak penampungan awal/Bak sedimentasi.
- Bak anaerob I.
- Bak aerob I.
- Bak anaerob II.
- Bak aerob II.
- Bak penampungan akhir.
- Bak ikan.
2. Catat hasil pemantauan pada lembar checklist harian IPAL.
3. Bandingkan hasil pemantauan dengan standar yang ditetapkan, yaitu aliran harus lancar.
4. Laporkan hasil pemantauan pada rapat morning meeting.
5. Lakukan kegiatan tersebut setiap hari pkl. 12.00.
PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/3

STANDAR
PENGERTIAN : Tanggal Terbit
PROSEDUR
1. Pengambilan sample air limbah adalah : kegiatan dalam pengambilan Ditetapkan
sample atau di Gowa
contoh air limbah
OPERASIONAL 24/11/2008
yang digunakan untuk pemeriksaan mutu IPAL rumah sakit yang diambil dari titik Inlet dan titik Outlet
bak penampungan limbah.
2. Pengambilan Sesaat adalah : pengambilan sample air limbah yang dilakukan hanya sekali saja pada
saat itu. dr.Yulia Pitriani
DirekturKomposit adalah : pengambilan sample air limbah dari gabungan beberapa sample air
3. Pengambilan
limbah (3 botol) yang telah dicampurkan.

KEBIJAKAN :
dr.Yulia
RSU Yapika Pitrianitatacara pdalam pengambilan sample atau contoh air limbah.
mengatur
Direktur
TUJUAN :
1. Tercapainya optimalisasi dalam pemeriksaan air limbah.
2. Tercapainya tingkat pemeriksaan sample air limbah yang tepat dan akurat.
3. Mencegah terjadinya tingkat pencemaran akibat limbah yang dihasilkan.

PROSEDUR :
1. Pelaksana adalah : petugas kesehatan lingkungan.
2. Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pengambilan sample air limbah, antara lain :
 Botol sample khusus untuk penampung air limbah (tidak berwarna) ukuran 2 ltr sebanyak 10
(sepuluh) buah,
 Sarung tangan karet (APD)
 Tempat tampungan ukuran 20 ltr (Ember)
 Kertas Label
 Alat tulis / pulpen
3. Pengambilan sample atau contoh air limbah dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
 Pengambilan Sesaat dengan menggunakan 2 buah botol, untuk Inlet dan Outlet masing masing
1 buah botol.
 Pengambilan Komposit dengan menggunakan 8 buah botol, untuk Inlet dan Outlet masing
masing 4 buah botol.
4. Lakukan pengambilan sample air limbah ini untuk pemeriksaan laboratorium secara rutin setiap 3 bulan
sekali.
5. Penunjukan Laboratorium rujukan untuk pemeriksaan sample air limbah rumah sakit mengacu kepada
peraturan yang berlaku untuk masing-masing wilayah.
PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 2/3

STANDAR Ditetapkan di Gowa


Tanggal Terbit
PROSEDUR
Pengambilan Sesaat ( menggunakan 2 buah botol )
OPERASIONAL 24/11/2008
1. Pastikan botol yang disiapkan dalam keadaan bersih. Dr.Yulia Pitrisni
2. Gunakan sarung tangan karet sebelum memulai pengambilan sample air limbah.
3. Ambil air limbah pada titik Inlet sebanyak 2 ltr dalam botol pertama (tidak boleh ada udara / O 2 yang
masuk).
4. Kemudian ambil air limbah pada titik kucuran Outlet dalam botol kedua sebanyak 2 ltr (tidak boleh ada
udara / O2 yang masuk).
5. Selanjutnya beri tanda dengan kertas label pada kedua botol yang berisi sample air limbah tersebut dan
tuliskan informasi mengenai :
Nama RS :
Tempat pengambilan sample : ( Inlet / Outlet )

Hari / tgl pengambilan sample : ( Hari, tgl / bln / thn)

Jam pengambilan sample : ( Pukul . wib).

6. Kirim segera sample air limbah dari titik inlet dan outlet tersebut kepada Laboratorium rujukan dalam suhu
dibawah 30oC, paling lambat 6 jam dari saat pengambilan.

Pengambilan Komposit di titik Inlet (menggunakan 4 buah botol)


1. Pastikan botol yang disiapkan dalam keadaan bersih.
2. Gunakan sarung tangan karet sebelum memulai pengambilan sample air limbah.
3. Ambil air limbah pada titik Inlet sebanyak 2 ltr dan tuangkan ke dalam botol ke-1 (tidak boleh ada udara /
O2 yang masuk).
4. Lakukan pengambilan sample air limbah dari titik Inlet tersebut selama 24 jam dan masukkan setiap 8 jam
sekali ke dalam botol ke-2 dan botol ke-3.
5. Selanjutnya beri tanda label pada botol yang berisi sample air limbah tersebut dan tuliskan informasi
mengenai :
Nama RS :
Tempat pengambilan sample : ( Inlet / Outlet )

Hari / tgl pengambilan sample : ( Hari, ,tgl / bln / thn)

Jam pengambilan sample : (Pukul. Wib).


6. Setelah pengambilan sample air limbah pada botol yang terakhir, campurkan sample air limbah dari ke-3
(tiga) botol tersebut ke dalam satu tempat penampungan (ember) yang bersih.
PENGAMBILAN SAMPEL AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 3/3

7. STANDAR
Ditetapkan di Gowa
Kemudian ambil kembali sample Tanggal
air limbah dari butir f dan tuangkan ke dalam botol ke-4 yang bersih
Terbit
PROSEDUR
sebanyak 2 ltr (tidak boleh ada udara / O2 yang masuk) dan berikan kertas label pada botol tersebut.
OPERASIONAL 24/11/2008
8. Bersihkan ember penampungan yang berisi campuran air limbah dari ke-3 (tiga) botol yang diambil dari titik
Inlet tersebut untuk dipergunakan kembali menampung campuran air limbah dari dr.Yulia Pitriani
titik Outlet .
9. Kirimkan sample air limbah tersebut kepada Laboratorium rujukan dalam suhu dibawah 30 0 C, paling
lambat 6 jam dari saat pengambilan terakhir.

Pengambilan Komposit di titik Outlet (menggunakan 4 buah botol)


1. Pastikan botol yang disiapkan dalam keadaan bersih.
2. Gunakan sarung tangan karet sebelum memulai pengambilan sample air limbah.
3. Ambil air limbah pada titik Outlet sebanyak 2 ltr dan tuangkan ke dalam botol ke-1 (tidak boleh ada udara /
O2 yang masuk).
4. Lakukan pengambilan sample air limbah dari titik Outlet tersebut selama 24 jam dan masukkan setiap 8 jam
sekali ke dalam botol ke-2 dan botol ke-3.
5. Selanjutnya beri tanda label pada botol yang berisi sample air limbah tersebut dan tuliskan informasi
mengenai :
Nama RS :
Tempat pengambilan sample : ( Inlet / Outlet )

Hari / tgl pengambilan sample : ( Hari, ,tgl / bln / thn)

Jam pengambilan sample : (Pukul. Wib).

6. Setelah pengambilan sample air limbah pada botol yang terakhir, campurkan sample air limbah dari ke-3
(tiga) botol tersebut ke dalam satu tempat penampungan (ember) yang bersih.
7. Kemudian ambil kembali sample air limbah dari butir f dan tuangkan ke dalam botol ke-4 yang bersih
sebanyak 2 ltr (tidak boleh ada udara / O2 yang masuk) dan berikan kertas label pada botol tersebut.
8. Bersihkan ember penampungan yang berisi campuran air limbah dan simpan pada tempatnya
9. Kirimkan sample air limbah tersebut kepada Laboratorium rujukan dalam suhu dibawah 30 0 C, paling
lambat 6 jam dari saat pengambilan terakhir.

UNIT TERKAIT :
Seluruh Bidang/Bagian di RSU Yapika
PERAWATAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
No. Dokumen No. Revisi No. Halaman

Ke : 00 1/1

STANDAR
PENGERTIAN : Ditetapkan di Gowa
Tanggal Terbit
PROSEDUR
1. Perawatan IPAL adalah kegiatan perawatan sistem pengolahan air limbah rumah sakit agar proses yang
12/02/2023
OPERASIONAL
dihasilkan sesuai dengan standar baku mutu limbah cair rumah sakit. dr.Yulia Pitriani
2. Pelaksana: petugas kesling, tata graha, dan IPSRS.

KEBIJAKAN :

RSU Yapika mengatur tata cara perawatan instalasi pengolahan air limbah.

TUJUAN :

1. Tercapai kualitas outlet IPAL yang memenuhi standar baku mutu limbah cair sesuai dengan Kep. Men. LH
No. 58 tahun 1995.
2. Sebagai pedoman petugas kesehatan lingkungan RSU Yapika dalam melakukan pemantauan, pemeliharaan,
analisa, dan tindak lanjut dalam pengelolaan air limbah.

PROSEDUR :

A. Pemantauan IPAL
1. Pemantauan Harian
Pemantauan harian dilakukan pada semua komponen IPAL (lembar kontrol IPAL harian terlampir).

2. Pemantauan Bulanan
Pemantauan dilakukan dengan pemeriksaan kualitas inlet dan outlet (parameter mengacu pada
Kep. Men. LH No. 58 tahun 1995). Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengetahui efektifitas
sistem IPAL RS.

B. Pemeliharaan Struktur dan Sarana Pendukung IPAL


Lakukan pemeliharaan pada struktur dan sarana pendukung sistem IPAL dengan mengacu pada jadual
UKL/UPL seperti terlampir.

INSTALASI TERKAIT :

Bagian Rumga, Urusan Tata Graha & Kesling, Ur. IPSRS.


TITIK OUT FALL RSU YAPIKA
HASIL LABORATORIUM FEBRUARI 2023

Anda mungkin juga menyukai