Laporan UKL/UPL Rumah Sakit Khusus Bedah Kurnia Medical Center Pringsewu Semester II.
Hari :
Tanggal/Bulan/Tahun :
Nama/ttg/cap Nama/ttg/cap
LAPORAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
RSKB (RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH)
KURNIA MEDICAL CENTER
PRINGSEWU
SEMESTER II
KAB. PRINGSEWU
LAMPUNG TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Identitas
RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu terletak di Jalan Jenderal Sudirman No. 428
Pringsewu Selatan, Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu, Provinsi Lampung, dengan konstruksi
bangunan permanen, Luas Tanah/Luas Bangunan LT.722m/ LB.722 m, dengan tinggi bangunan
4 meter. Letak bangunan RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu berbatasan sebagai berikut:
LOKASI Gang
Gang
C. Deskripsi Kegiatan
C. Deskripsi Kegiatan
Rumah Sakit Kurnia Medical Center sebelumya adalah Klinik Kurnia Medical Center
Pringsewu berkembang menjadi Rumah Sakit Khusus Bedah Kurnia Medical Center dengan No
izin Operasional: 440/1182.b./KPTS/D.02/2016.
1. Administrasi /Kasir
2. UGD
3. Poli Mata
4. Poli Syaraf
5. Poli Penyakit Dalam
6. Poli Ortopedi
7. Poli THT
8. Poli Bedah
9. Poli Paru
10. Radiologi
11. Laboratorium
12. Ruang Operasi
13. Ruang Fisioterapi
14. Ruang Gizi dan Sanitasi
BAB II
PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Tujuan upaya pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara konsisten adalah untuk:
Beberapa dampak yang akan terjadi akibat kegiatan rumah sakit dapat dihilangkan karena
adanya peraturan dan perundangan yang mengatur prosedur pengelolaan dan pemantauan yang
harus dilakukan oleh rumah sakit. Penyusunan standar prosedur pengelolaan dan pemantauan
berbagai instalasi pelayanan di rumah sakit yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat
menyebabkan sanksi dicabutnya izin operasional rumah sakit.
A. PELAKSANAAN
Pada prinsipnya, teknik pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan di RSKB Kurnia
Medical Center adalah petunjuk dan pedoman pengelolaan yang berkaitan dengan pengoprasian
rumah sakit yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan berupa Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri Kesehatan dan keputusan Dirjen.
b. Persyaratan
1) Kualitas Air Minum
2) Air Bersih
Sistem penyediaan air bersih di rumah sakit menggunankan system perpipaan dengan
dua buah sumber air. Sumber air yang berasal dari PDAM dan Sumber air yang
berasal dari sumur bor. Air bersih yang berasal dari sumur bor di tampung di 2
reservoir penampungan, dengan kapasitas 1000 liter dan 500 liter air yang kemudian
dialirkan untuk keperluan ruang rawat inap, kamar mandi karyawan, kamar mandi
pengunjung, dan keperluan untuk wudhu. Untuk air yang berasal dari PDAM
ditampung di reservoir dengan kapasitas 500 liter air yang dialirkan ke ruang poli
mata.Untuk pengambilan sampel air dilakukan oleh tenaga kesling rumah sakit yang
dengan pereode pengambilan 6 bulan sekali, sampel dikirim ke laboratorium
kesehatan daerah.
Pada Tanggal 24 Desember 2016 telah dilakukan pengambilan sampel air pada kran
ruang operasi sebanyak 2 sampel yang kemudian dilakukan pemeriksaan di UPTD
Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1.3 Hasil Pengujian Air kran sebelah kiri ruang operasi
RSKB Kurnia Medical Center
Tabel 1.4 Hasil Pengujian Air kran sebelah kanan ruang operasi
RSKB Kurnia Medical Center
Limbah cair harus dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan karakteristik bahan
kimia dan radiologi, volume dan prosedur penanganan dan penyimpanannya.
1) Saluran pembuangan limbah harus menggunakan system saluran tertutup, kedap air,
dan limbah harus mengalir dengan lancer, serta terpisah dengan saluran air hujan.
2) Rumah Sakit harus memiliki IPAL tersendiri atau bersama-sama secara kolektif
dengan bangunan di sekitarnya yang memenuhi persyaratn teknis, apabila belum
ada/tidak terjangkau system pengolahan air limbah perkotaaan.
3) Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian yang
dihasilkan.
4) Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi/ ditutup dengan griil.
5) Air limbah yang berasal dari lab harus diolah di IPAL bila tidak mempunyai IPAL
harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain
atau pihak yang berwenang.
6) Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap untuk
swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
7) Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radiaktif pengelolanya dilakukan sesuai dengan batan.
8) Parameter Radioaktif diberlakukan bagi RS sesuai dengan bahan radioaktif yang
dipergunakan oleh Rumah Sakit yang bersangkutan.
Limbah cair yang berasal dari kamar mandi dan toilet dialirkan ke septiktank. Sedangkan
limbah cair yang berasal dari wastafel ruang UGD, Ruang dapur, Poli rawat jalan, dan
ruang laundry dialirkan ke sumur resapan yang terletak di depan ruang UGD.
= 53,92 m³
= 4,1 m³/jam
= 68,3 lt/menit
Kriteria perencanaan:
60 x 24
Dimensi bak pemisah lemak/minyak: 2 x 1,2 x 1 = 2,4 volume efektif 2400 liter
Bak Equalisasi
Lebar = 3,0 m
Panjang = 3,5 m
Volume efektif= 21 m³
= 68,34 lt/menit
BOD masuk = belum dilakukan pemeriksaan lab awal karena ruang ok belum beroperasi
Efesiensi = 25 %
BOD Keluar
= 12,5 m³ (15)
Dimensi ditetapkan
Lebar 3 m
Kedalaman air efektif = 2,0 m
Panjang 2,5
100
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang dapat
dimanfaatkan kembali apabila ada teknologimya.
b. Persyaratan
1) Pemilahan Limbah Padat Non Medis
a) Dilakukan pemilahan limbah padat non-medis antara limbah yang dimanfaatkan
dengan limbah yang tidak dimanfaatkan kembali.
b) Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah basah dan limbah
kering.
2) Tempat Pewadahan Limbah Padat Non Medis
a) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang mudah dibersihkan pada bagian dalamnya,
misalnya: fiberglass.
b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
c) Terdapat minimal 1(satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan kebutuhan.
d) Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3 x24 jam atau apabila
2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut supaya tidak
menjadi perindukan vector penyakit atau binatang pengganggu.
3) Pengangkutan
Pengangkutan limbah padat domestic dari setiap ruangan ke tempat penampungan
sementara menggunakan troli tertutup.
4) Tempat Penampungan Limbah Padat Non Medis Sementara
a) Tersedia tempat penampungan limbah padat non medis sementara dipisahkan anta
limbah yang dapat dimanfaatkan dengan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
kembali. Tempat tersebut tidak merupakan sumber bau, dan lalat bagi lingkungan
sekitarnya delengkapi saluran untuk cairan lindi.
b) Tempat penampungan sementara limbah padat harus kedap air, tertutup dan selalu
dalam keadaan tertutup bila sedang diisi serta mudah dibesihkan.
c) Terletak pada lokasi yang mudah dijangkau kendaraan pengangkut limbah padat.
d) Dikosongkan dan dibersihkan sekurang-kurangnya 1x24 jam.
5) Pengolahan Limbah Padat
Upaya untuk mengurangi volme, merubah bentuk atau memusnahkan limbh padat
dilakukan pada sumbernya. Limbah yang masih dapat dimanfaatkan hendaknya
dimanfaatkan kembali untuk limbah padat organic dapat diolah menjadi pupuk.
m)Troli Pengangkut sampah diberi label sampah medis dan non medis serta
sampah medis tidak boleh campur dengan sampah non medis. Petugas
pengangkut harus memakai Alat Pelindung Diri (APD) seperti: pakaian
khusus, sarung tangan plastic, sepatu boot, dan masker.
n) Pengisian sampah ke dalam bak sampah tidak melebihi ¾ dari volume
tempat sampah. Tempat sampah habis dipakai dari ruangan harus direndam
dengan kaporit 60 % selama 15 menit.
o) Pengangkutan sampah medis dan Bahan Berbahaya dan Beracun
p) Pemusnahan/Pengolahan Limbah medis dan Bahan Berbahaya dan Beracun
c. Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Di RSKB Kurnia:
JUMLAH 92 kg
1.6 Tabel Jumlah Limbah Medis Per Bulan RSKB KMC Januari-Desember 2016
Limbah yang dihasilkan di RSKB Kurnia Medical Center yaitu limbah infeksius yang tergolong
Limbah B3 Kategori 1 sehingga dapat disimpan kurang lebih 90 hari sejak limbah dihasilkan.
Limbah medis yang dihasilkan dipisahkan ditempat pengumpulan limbah dan penyimpanan sementara
seperti dibawah ini:
1.8 Tabel Pemisahan Wadah Limbah B3
a. Konstruksi tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun yang ada
Tempat penyimpanan sementara limbah B3 terbuat dari bahan plastik, mudah dibuka dan ditutup
tanpa mengotori tangan, didalamnya berupa ember yang dilapisi plastik limbah medis infeksius berwarna
kuning dan terdapat pegangannya sehingga dapat diangkat dengan mudah apabila limbah sudah penuh.
b. Konstruksi tempat penyimpanan sementara limbah bahan berbahaya dan beracun yang akan dibangun
6. Lay Out Kegiatan
Sarung tangan,
masker,kasa,kapas,plaster
Sumber LB3:
Jarum suntik,nald,infuset)
7. Uraian tentang proses pengumpulan dari perpindahan limbah ( asal limbah dan titik akhir perjalanan
limbah)
Dari hasil aktifitas dan kegiatan Rumah Sakit Khusus Bedah Kurnia Medical Center limbah medis yang
dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan meliputi:
1. Pelayanan Rawat Jalan
Ruang poliklinik Mata, THT, Penyakit dalam, Kandungan, Syaraf, Paru, Gigi , Umum, Bedah.
3. Ruang Pelayanan
1. UGD: Bekas jarum suntik, jarum infus, selang infus,selang oksigen, spuit, bekas kemasan obat, flabot,
ampul, masker, sarung tangan, kapas, kasa, plaster
2. Rawat Inap: bekas jarum suntik, jarum infus, selang oksigen, spuit, botol kemasan obat, flabot, ampul,
masker, sarung tangan, kasa, kapas, plaster,Flabot darah
3. Poli Mata: masker, sarung tangan, bekas kapas, kasa, plaster, tutup kepala, spuit, jarum suntik, bekas
obat,selang infus, selang oksigen, jaringan tubuh sisa operasi.
4. Poli gigi dan mulut: masker, sarung tangan, bekas kapas, darah,
5. Loundry dan dapur: bekas kemasan deterjen, pewangi pakaian, pencuci piring.
6. Cleaning Service: Botol Kemasan pembersih kamar mandi, pembersih lantai, pembasmi serangga,
pewangi runagan, sarung tangan, masker.
Jumlah limbah B3 yang dihasilkan per bulan kurang dari 50 kg, sedangkan berdasarkan PPRI NO
101 Tahun 2014 yaitu penyimpanan limbah paling lama 90 hari sejak limbah dihasilkan, untuk limbah B3
yang dihasilkan sebesar 50 kg perhari/lebih. Penyimpanan 180 hari sejak limbah dihasilkan, untuk limbah
yang dihasilkan kurang dari 50 kg per hari untuk limbah kategori 1, dengan karakteristik: infeksius,
mudah meledak, mudah menyala, reaktif, korosif.
Limbah yang dihasilkan di RSKB Kurnia Medical Center yaitu limbah infeksius yang tergolong Limbah
B3 Kategori 1 sehingga dapat disimpan kurang lebih 90 hari sejak limbah dihasilkan.
Proses pengumpulan dan perpindahan limbah
1. Rawat Inap
Rawat inap yang berada dilantai 2, limbah yang dihasilkan diruang perawatan sudah dipisahkan masing –
masing pada setiap wadah dengan plastik dan simbol yang terletak disamping ruang perawat. Gambar
tempat pengumpulan limbah terlampir
2. Rawat Jalan
Ruang Poli rawat jalan terletak dilantai bawah yang terdiri dari:
a UGD
b Laboratorium
c Poli Mata
d Poli THT
e Penyakit Dalam
f Poli Syarat & Paru
g Poli Gigi & Mulut
Untuk pengumpulan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dilakukan masing- masing ruangan,
yang sudah disediakan tempat sampah yang dilapisi plastik didalamnya, tempat sampah terbuat dari
bahan plastik yang dapat dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
Apabila tempat pengumpulan sudah terisi ¾ bagian tempat sampah atau sudah terisi penuh maka
limbah B3 dikemas (diangkat beserta plastik) kemudian diikat dan diangkut ke lantai 2 untuk
dikumpulkan ke tempat penampungan sementara. Limbah diangkut dari tempat penyimpanan sementara
menuju mobil pengangkut limbah menggunakan troli kemudian limbah ditimbang dan mengisi form
manifest diberi cap dan dibubuhi tandatangan. Seluruh limbah B3 dikumpulkan ±30-60 hari baru
kemudian diambil oleh pengangkut yaitu PT. Bioteknika Bina Prima yang kemudian dimusnahkan oleh
PT. Wastec Internasional.
9. Surat keterangan dari penghasil ke pengumpul (MOU terlampir)
a Limbah B3 yang dihasilkan oleh RSKB Kurnia selama ± 30 hari-60 hari kemudian diangkut oleh
PT. Bioteknika Bina Prima yang kemudian dibawa menuju PT. Wastec Internasional untuk
dilakukan pemusnahan dengan insenerator. Untuk MOU dan Manifest terlampir.
b SOP (Sistem Prosedur Operasi), system dokumentasi dan pelaporan pengangkutan limbah B3
dengan menggunakan manifest.
c Kegiatan pengangkutan dicatat kedalam manifest dengan mencantumkan jenis, karakteristik dan
jumlah limbah (kg) yang diangkut dan disaksikan dan disetujui dari pihak-pihak terkait.
d Sebelum dilakukan pembakaran limbah kembali diverifikasi untuk memastikan bahwa (kg) jenis
dan karakteristik limbah B3 yang diangkut tidak tercecer atau berkurang.
e Manifest dan dokumen/ berisi berita acara lapangan aka dilaporkan ke pihak-pihak terkait untuk
sebagian alat control masing-masing pihak bahwa limbah B3 tersebut sudah dikelola dengan
benar dan tidak ada yang terbuang/ mencemarkan lingkungan.
1. Tahap Konstruksi
a. Komponen Udara
1) Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah peningkatan kadar debu di udara sekitar tapak lokasi
yang dibangun .
2) Sumber Dampak
a) Mobilisasi peralatan berat dan material kerja, yang menggunakan kendaraan
pengangkut
b) Kegiatan pembangunan fisik RSKB Kurnia Medical Center dan berbagai sarana
pendukungnya yang menggunakan mesin-mesin konstruksi ( pemotong keramik, bor
dinding)
3) Tolak Ukur
9) Instansi Pengelola
Pelaksana: Pemrakarsa ( RSKB Kurnia Medical Center)
Pengawas: Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kab. Pringsewu
Pelaporan: Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kab. Pringsewu
b. Kebisingan
1) Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah peningkatan kebisingan di sekitar tapak proyek dan
permukiman penduduk.
a. Sumber Dampak
Tolak ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah Kep MenLH No. 48/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan
c. Tujuan Pengelolaan
d. Upaya Pengelolaan
Perawatan mesin kendaraan secara rutin sehingga dapat terjaga tingkat kebisingannya.
e. Lokasi/tapak Pengelolaan
1) Pemberian pagar pembatas di sekeliling tapak proyek
2) Perawatan kendaraan dilakukan dilokasi proyek
3) Pembatasan kecepatan kendaraan dilakukan disepanjang jalur mobilisasi
f. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung
g. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSKB Kurnia Medical Center
h. Instansi Pengelola
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang akan ditimbulkan berupa meningkatnya air larian dari kegiatan pematangan
lahan dan pembangunan fisik rumah sakit pada tahap konstruksi.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit tahap konstruksi
sehingga koefisien run off lahan menjadi besar yang mengakibatkan air saluran sulit meresap ke
dalam tanah dan mengalir sambil mengikis tanah lalu masuk ke dalam badan air.
c. Tolak Ukur
Tolak ukur yang digunakan adalah meningkatnya volume air larian di sekitar lokasi proyek yang
diakibatkan oleh kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik RSKB Kurnia Medical
Center
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan lingkungan adalah mengendalikan volume air larian yang berpotensi
menimbulkan banjir di sekitar lokasi kegiatan proyek.
e. Upaya Pengelolaan
Untuk limbah cair yang berasal dari kegiatan laboratorium di alirkan ke tempat pengolahan
limbah cair berupa septictank. Sedangkan untuk limbah dari kamar mandi di alirkan ke sumur
resapan dan limbah dari toilet dimasukkan ke septictank. Untuk pengembangan Klinik Kurnia
menjadi RSKB akan dibangun IPAL RSKB Kurnia Medical Center dengan system aerob-
anaerob.
f. Lokasi/tapak pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah di halaman depan RSKB Kurnia Medical Center dan di lahan
belakang Klinik.
g. Waktu Pengelolaan
i. Instansi Pengelola
a. Jenis Dampak
Jenis Dampak yang timbul adalah peluang kerja dan kesempatan berusaha sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak dari aspek peluang kerja adalah perekrutan tenaga kerja pada tahap konstruksi
c. Tolak Ukur
Tolak ukur untuk pengelolaan adalah jumlah/prosentasi penduduk local yang bekerja di proyek
pengembangan RSKB Kurnia Medical Center
d. Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan ditujukan untuk mengatur sedapat mungkin agar dampak positif yang bermanfaat
menjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat sekitar.
e. Upaya Pengelolaan
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSKB Kurnia Medical Center
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan yang
ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSKB Kurnia Medical Center.
f. Peluang Berusaha
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang menunjang bagi
pekerja konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan, dan lain sebagainnya tanpa
mengganggu kegiatan proyek hingga operasi rumah sakit.
Pengelolaan dilakukan disekitar Desa Pringsewu Selatan, Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu
h.Waktu Pengelolaan
i. Pembiayaan
j. Instansi Pengelola
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah keresahan social dalam bentuk kecemburuan social yang
berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat karena tidak semua penduduk usia kerja dapat
ikut serta dalam kegiatan konstruksi karena keterbatasan lowongan kerja.
b. Sumber Dampak
Kegiatan perekrutan tenaga kerja konstruksi dimana jumlah tenaga kerja konstruksi yang
dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah pelamar.
c. Tolak Ukur
Tolak ukur untuk pengelolaan adalah persepsi masyarakat terhadap proses perekrutan tenaga
kerja konstruksi (ada tidaknya indikasi kecemburuan social)
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dilakukan pengelolaan adalah mencegah kecemburuan social yang berakibat munculnya
konflik sehingga menimbulkan persepsi negative terhadap kegiatan pembangunan RSKB Kurnia
Medical Center.
e. Upaya Pengelolaan
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSKB Kurnia Medical Center
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumunan peluang pekerjaan yang
ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSKB Kurnia Medical Center.
Pengelolaan dilakukan di Desa Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu Kab Pringsewu Provinsi
Lampung.
g. Waktu Pengelolaan : Sosialisasi dilakukan ± 1 bulan sebelum penerimaan tenaga kerja dan
pengelolaannya dilakukan selama kegiatan konstruksi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center
i. Instansi Pengelola
Pengawas : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kabupaten Pringsewu dan Dinas Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pringsewu
5. Komponen Transportasi
a. Jenis Dampak
Jenis Dampak yang dihasilkan adalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas khususnya di jalan
raya pusat perbelanjaan pringsewu dan di tapak proyek
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur
Tolak Ukur dampak yang digunakan adalah tingkat kemacetan dan jumlah kecelakaan yang
terjadi setiap tahun di jalan raya pringsewu
d. Tujuan Pengelolaan
Mengatur waktu mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi pada saat lalu
lintas tidak padat.
Pengaturan jadwal, jumlah, ritasi, dan tonase kendaraan proyek dilakukan di sepanjang jalur
transportasi.
Pemasangan rambu-rambu dilakukan pada radius 500 m Jalan Raya Pringsewu menuju gerbang
masuk Rumah Sakit, serta dibeberapa titik di dalam area Rumah Sakit yang terkena jalur
mobilisasi kendaraan proyek.
g. Waktu Pengelolaan
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab RSKB Kurnia
Pringsewu dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Umum dan Binamarga Kabupaten
Pringsewu.
i. Instansi Pengelola
1. Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Jenis Dampak yang dikelola adalah emisi gas buang dari kendaraan petugas dan pengunjung dan
bau dari TPS sampah domestic dan genset.
b. Sumber Dampak
Emisi genset bila terjadi listrik padam dan dari kendaraan pasien dan pengunjung
c. Tolak Ukur
Tolak Ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah Kepmenlh RI No. 13/Men LH/III/1995
Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
d. Tujuan Pengelolaan
e. Upaya Pengelolaan
g. Waktu Pengelolaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center.
i. Instansi Pengelola
2. Kualitas Air
a. Janis Dampak
Jenis dampak yang muncul dari kegiatan operasi RSKB Kurnia Medical Center adalah
menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan jika limbah cair rumah sakit tidak dikelola
dengan baik.
b. Sumber Dampak
Kegiatan pembuangan limbah cair RSKB Kurnia Medical Center tidak dikelola dengan baik.
Sumber Dampak
Kegiatan pembuangan limbah cair RSKB Kurnia Medical Center yang sudah diproses dalam
IPAL ke Lingkungan.
c. Tolak Ukur
Kualitas air permukaan: peraturan pemerintah no.82 tahun 2001 pengelolaan dan pengendalian
pencemaran air, lampiran II.
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah agar air buangan limbah cair rumah sakit tidak
menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan air permukaan.
e. Upaya Pengelolaan
Upaya pengelolaan lingkungan, agar air buangan limbah cair rumah sakit tidak menyebabkan
penurunan kualitas air tanah dan air permukaan adalah dengan cara:
Pengelolaan limbah rumah sakit mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku seperti:
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Persyaratan dan
Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 Fasilitas yang melakukan Prngolahan
limbah domestic.
Pendekatan teknologi system pengolahan limbah cair di IPAL sebelum dibuang ke badan air.
Memastikan efektifitas kinerja IPAL bisa mengurangi konsentrasi limbah cair sebelum dibuang
ke badan air.
Menempatkan operator khusus yang mempunyai keahlian mengelola IPAL Rumah Sakit.
Pengelolaan dilakukan di sekitar IPAL, saluran drainase, serta lingkungan RSKB Kurnia
Medical Center
g. Waktu pengelolaan
h.Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center Pringsewu.
i. Instansi Pengelola
3. Kualitas Tanah
a. Jenis Dampak
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur
d. Tujuan Pengelolaan
e. Upaya Pengelolaan
Tata laksana /prosedur dari kegiatan pengelolaan sesuai dengan peraturan pemerintah (cek lb3)
Kegiatan pengangkutan, pihak rumah sakit bekerja sama dengan pihak Bioteknika Bina Prima
dan pemusnahan oleh PT. Wastec Internasional yang telah memiliki izin pengangkutan dan
pemanfaatan LB 3 Sesuai dengan peraturan berlaku.
g. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center
h. Instansi Pengelola
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah adanya peluang kerja dan kesempatan berusaha sehingga
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
b. Sumber Dampak
Perekrutan tenaga kerja pada tahap operasi dan adanya peluang kerja dan kesempatan berusaha
c. Tolak Ukur: Tolak ukur dari pengelolaan dampak ini adalah jumlah/prosentase penduduk local
yang bekerja di RSKB Kurnia Medical Center
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dari pengelolaan lingkungann adalah menjaga agar dampak positif yang bermanfaat
manjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat sekitar.
e. Upaya Pengelolaan
Upaya pengelolaan Lingkungan, agar peluang keja bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar
adalah dengan cara:
Melapor keperluan tenaga kerja kedinas social, tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten
Pringsewu
Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar RSKB Pringsewu untuk menjadi karyawan di
RKB sesuai dengan spesifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan
peluang pekerjaan yang ada melaui leaflet
Memberi izin bagi masyarakat untuk membuka usaha dilokasi public RSKB sesuai dengan
peraturan yang diterapkan dan tidak mengganggu kegiatan operasional rumah sakit.
f. Peluang Berusaha:
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang menunjang bagi
pekerja
Konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan dan lainnya tanpa menggangu kegiatan
operasi rumah sakit.
g. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Lokasi pengelolaaan lingkungan di Desa Pringsewu selatan, kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu.
h. Waktu Pengelolaan
Penyebaran informasi hendaknya dilakukan ± 1 bulan sebelum perekrutan tenaga kerja dan
pengelolaannya dilakukan selama masa operasi
i.Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center
j. Instansi Pengelola
5. Kecemburuan Sosial
a.Jenis Dampak
Jenis Dampak yang timbul adalah kecemburuan social akibat dari peluangkerja dan kesempatan
berusaha yang terbatas.
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur
Tolak ukur untuk pengelolaan adalah persepsi masyarakat terhadap perekrutan dan kesempatan
berusaha (indikasi kecemburuan social)
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan Pengelolaan adalah mencegah kecemburuan social yang berakibat munculnya konflik
social sehingga menimbulkan persepsi negative terhadap kegiatan operasional RSKB Kurnia
Medical Center.
e. Upaya Pengelolaan
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Pringsewu
Memberikan kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSKB Kurnia sesuai dengan
kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan .
Memberi izin bagi masyarakat untuk membuka usaha dilokasi public RSKB sesuai dengan
peraturan yang diterapkan dan tidak mengganggu kegiatan operasional rumah sakit.
f. tapak pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di Desa Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu Lampung
g. Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan dilakukan minimal 1 bualan sebelum perekrutan tenaga kerja dilakukan dan
pengelolaannya dilakukan selama masa operasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengeloalaan Lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia Medical Center Pringsewu.
i. Instansi Pengelola
Pengawas : BPLH Pringsewu, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pringsewu
6. Kehawatiran Masyarakat
a.Jenis Dampak
b.Sumber Dampak:
Limbah kegiatan operasional rumah sakit (cair, padat, dan gas) tidak terkelola dengan baik.
c. Tolak Ukur:
Tolak ukur dampak adalah keluhan yang diterima pemrakarsa dan persepsi masyarakat terkait
pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit.
d.Tujuan Pengelolaan:
Pengelolaan
e. Upaya Pengelolaan
Pengelolaan limbah rumah sakit mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku seperti:
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Persyaratan dan
Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 Fasilitas yang melakukan Prngolahan
limbah domestic.
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah IPAL, saluran drainase dan lingkungan RSKB Kurnia
Medical Center. Sosialisasi dilakukan kepada warga di lingkungan RT terdekat disekitar RSKB
Kurnia Medical Center
g. Waktu Pengelolaan
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab RSKB
Kurnia
i. Instansi Pengelola
7. Komponen Transportasi
a. Jenis Dampak
Jenis Dampak yang dihasilkan adalah kemacetan lalu lintas khususnya di sekitar jalan raya
Pertokoan dan perbelanjaan Kab. Pringsewu khususnya disekitar RSKB dan jalan di dalam
lingkungan RS
b. Ukur
Tolak ukur dampak yang digunakan adalah rendahnya tingkat kemacetan dan tidak adanya
kecelakaan yang terjadi akibat mobilisasi kendaraan pengunjung.
c. Tujuan Pengelolaan:
Mencegah terjadinya kemacetan dan kecelakaan disekitar pintu masuk dan pintu keluar rumah
sakit yang diakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan pengunjung RSKB Kurnia Medical
Center.
d. Upaya Pengelolaan
Menambah rambu lalu lintas disekitar rumah sakit seperti memasang warninf light diakses
masuk rumah sakit di jalan raya pringsewu dan jalan-jalan internal di lingkungan RSKB
e. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pemasangan rambu-rambu dilakukan pada radius 500 m jalan raya pringsewu menuju gerbang
masuk RSKB Kurnia serta dibeberapa titik didalam area Rumah Sakit yang merupakan jalan
akses menuju rumah sakit.
f. Waktu Pengelolaan
g. Pembiayaan
Biaya untuk pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab RSKB Kurnia dan berkoordinasi
dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pringsewu
h. Instansi Pengelola
Pelaporan: Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Iinformatika Kabupaten Pringsewu dan Kantor
BPLH Pringsewu
C. PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Tujuan dari upaya pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara konsisten adalah
untuk:
Monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah padat dilakukan secara rutin berkala yang meliputi:
Harian dengan melihat laporan penugasan kerja petugas sampah dengan parameter ada tidaknya
sampah yang diangkut, volume sampah dan kecukupan tempat sampah.
Adanya keluhan masyarakat mengenai bau di lingkungan RSKB Kurnia Medical Center
Pringsewu.
1. TAHAP KONSTRUKSI
Komponen Fisik
a. Kebisingan
1) Jenis Dampak
Jenis dampak yang dipantau adalah peningkatan kebisingan di sekitar proyek dan
permukiman penduduk.
2) Sumber Dampak
Sumber dampak adalah dari kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik RSKB
Kurnia Medical Center Pringsewu
3) Tolak Ukur
Tolak ukur yang dipakai untuk pemantauan adalah Kep.Men.LH. No
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan (cek lagi)
4) Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari
kegiatan pematangan lahan dan pembangunan RSKB Pringsewu di sumber bising dan
penyebarannya kepermukiman penduduk terdekat.
5) Metode Pemantauan
Metode/cara pemantauan dengan melakukan pengukuran kebisingan dengan
menggunakan sound level meter pada saat kegiatan konstruksi berlangsung.
6) Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan di sumber bising (genset, dan alat berat lainnya) sekeliling tapak
proyek) lingkungan Rumah Sakit dan pemukiman penduduk pada radius 50 m dari pagar
pembatas proyek.
7) Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan 1 kali dalam setahun sela,a konstruksi berlangsung.
8) Instansi Pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa (RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu)
Pengawas : Kantor BPLH Kab. Pringsewu
Pelaporan : Kantor BPLH Kab. Pringsewu
1) Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah lapangan kerja dan berusaha yaitu pada saat mobilisasi tenaga
kerja pada tahap konstruksi diperkirakan sekitar 20 orang tenaga kerja kasar dapat terlibat dalam
pekerjaan konstruksi dalam jangka waktu pekerjaan yang relative lama.
2) Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari perekrutan tenaga kerja dan kesempatan berusaha pada proyek
pengembangan RSKB Kurnia Medical Center.
3) Tolak Ukur
Jumlah penduduk sekitar yang bekerja di proyek dan tingkat kesejahtraan pekerja serta jumlah
usaha yang dibuka penduduk untuk menunjang kegiatan konstruksi.
4) Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui upaya-upaya pemrakarsa dan kontraktor local dalam membantu penduduk
local untuk memanfaatkan peluang kerja dan lapangan berusaha.
Untuk mengetahui jumlah penduduk local yang direkrut dalam pekerjaan konstruksi
Untuk mengetahui motivasi penduduk dan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan peluang
kerja dan peluang usaha.
Untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen dalam mengelola peluang kerja dan usaha
agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk local sesuai kapasitas mereka.
5) Metode Pemantauan
Melakukan pengumpulan data dengan cara survey. Jenis data berupa data primer. Data Primer
dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden melalui kuisioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang perlu digali lebih dalam,akan didapat dengan
melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik
tabulasi akan digolongkan dalam presentase serta dilakukan analisis dengan deskriptif analisis,
yaitu interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori social yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasar
pada kebutuhan penelitaian dan diambil dari komunitas yang telah diketahui karakteristiknya
terlebih dahulu. Variabel domain adalah karakteristik social ekonomi penduduk, wiraswasta,
petani, buruh tani dan pegawai swasta.
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu Kab.
Pringsewu. Provinsi Lampung
7) Waktu Pemantauan
8) Instansi Pemantauan
Pengawas: Kantor BPLH Pringsewu, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Pringsewu
Kecemburuan Sosial
1) Jenis Dampak
2) Sumber Dampak
Sumber Dampak adalah dari perekrutan tenaga kerja pada tahap konstruksi Pembangunan RSKB
Kurnia Pringsewu
3) Tolak Ukur
Tolak Ukur untuk pemantauan adalah ada tidaknya kecemburuan social dan persepsi masyarakat
tentang proses perekrutan tenaga kerja konstruksi.
4) Tujuan Pemantauan
Tujuan
Pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada tidaknya gejolak akibat
kecemburuan social.
5) Metode Pemantauan
Melakukan pengumpulan data dengan cara survey. Jenis data berupa data primer. Data
Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden melalui kuisioner yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang perlu digali lebih dalam,akan didapat dengan
melakukan wawancara mendalam dengan informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik
tabulasi akan digolongkan dalam presentase serta dilakukan analisis dengan deskriptif analisis,
yaitu interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori social yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan sampel
berdasar pada kebutuhan penelitaian dan diambil dari komunitas yang telah diketahui
karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel domain adalah karakteristik social ekonomi penduduk,
wiraswasta, petani, buruh tani dan pegawai swasta.
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu Kab.
Pringsewu. Provinsi Lampung
7) Waktu Pemantauan
8) Instansi Pemantauan
Pengawas: Kantor BPLH Pringsewu, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab.
Pringsewu
Kompone Fisik
Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Jenis Dampak adalah emisi gas buang pada genset bila terjadi pemadaman listrik oleh PLN
b. sumber dampak
c. Tolak Ukur
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui ada kinerja genset sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diminimasi.
e. Metode Pemantauan
Metode yang digunakan yaitu dengan cara melakukan pengukuran langsung insitu dengan
metode pengambilan sampel dan dianalisis laboratorium.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan adalah RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu dengan pereode 1 kali
setiap 3 bulan.
h. Instansi Pemantauan
Kualitas Air
a. Jenis Dampak
Dampak yang dipantau adalah kualitas air limbah, kualitas air tanah, dan kualitas air permukaan.
b. Sumber Dampak
Sumber Dampak adalah kegiatan pembuangan limbah cair RSKB Kurnia Medical Center
Pringsewu yang sudah diproses dalam IPAL ke lingkungan.
- Kualitas air limbah parameter fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah dan
kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
-Kualitas air tanah didalam lokasi rumah sakit dan pemukiman penduduk terdekat parameter
fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu pada Kepmenkes RI, No.
907/MENKES/SK/VII/2002 yaitu bau, rasa, suhu, warna, kekeruhan, TSS, Ph, DO, Klorida,
nitrat, sulfat, Fe, Mn, Total Coli.
d.Tujuan Pemantauan
- Untuk memantau pencemaran air (IPAL) yaitu dengan mengambil sampel air dari outlet IPAL
kemudian hasilnya di bandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5
Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah dan kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
- Untuk memantau kualitas air permukaan yaitu dengan mengambil sampel air di outlet tempat
pembuangan air IPAL kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku mutu Peraturan No. 82
Tahun 2001 ( Kelas II) Yaitu Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air.
- Untuk memantau kualitas air tanah yaitu dengan mengambil sampel air tanah kemudian
hasilnya dibandingkan dengan baku mutu Permenkes No. 416/PER/IX/1990 Lampiran II
Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Kepmenkes RI No.
907/MENKES/SK/VIII/2002 Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Air limbah di inlet dan outlet IPAL RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu
g. Waktu Pemantauan
i. Instansi Pemantauan
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peluang kerja dan lapangan berusaha. Usaha peluang kerja,
meskipun volume peluang kerja kecil, namun keterlibatan penduduk local ini penting untuk
menunjukkan pada penduduk lain bahwa rekrutmen tenaga kerja pada pengoperasian secara
maksimal melibatkan penduduk lokal.
Demikian pula dengan peluang membuka usaha seperti kantin di zona publik sesuai peraturan
peraturan yang berlaku dirumah sakit atau memasok barang-barang dikantin.
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur
Frekuensi peluang kerja bagi penduduk lokal yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk sesuai
dengan kapasitas pendidikan dan ketrampilannya.
Upaya yang dilakukan pemrakarsa dalam memaksimalkan lapangan kerja dan peluang berusaha
bagi penduduk.
Persepsi masyarakat
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui motifasi penduduk dan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan peluang kerja.
e. Metode Pemantauan
Untuk mengetahui frekuensi lapangan kerja dan motivasi penduduk untuk memanfaatkan
peluang kerja dan usaha serta hambatan-hambatannya. Informasi dan data yang perlu digali lebih
dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam dengan informasi kunci. Data
yang telah diolah dengan tabulasi akan digolongkan dalam persentase serta dilakukan analisis
deskriptif.
f. Lokasi/tapak pemantauan
Pemantauan dilakukan RT terdekat sekitar lokasi RSKB Kurnia di Desa Pringsewu Selatan Kec
Pringsewu Kab. Pringsewu
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan dengan frekuensi 1 tahun sekali selama RSKB Kurnia Medical
Center beroperasi.
h. Instalasi Pemnatauan
Pengawas: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan BPLH Kab. Pringsewu
Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
b. Sumber dampak Sumber dampak adalah perekrutan tenaga kerja pada pengoprasian RSKB
Kurnia
c. Tolak Ukur
Tolak ukur pemantauan adalah ada tidaknya kecemburuan social dan persepsi masyarakat terkait
proses perekrutan tenaga kerja operasional rumah sakit.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada tidaknya gejolak
social akibat kecemburuan social.
e. Metode Pemantauan
Untuk mengetahui adanya kecemburuan serta gejolak social di masyarakat, pengumpulan data
dengan cara survey. Jenis data berupa data primer dan data skunder. Melakukan pengumpulan
data dengan cara survey. Jenis data berupa data primer. Data primer dikumputaulkan dengan cara
wawancara terhadap responden melalui kuisoner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi
dan data yang perlu digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam
dengan informan kunci.
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah desa pringsewu selatan kec. Pringsewu Kab.
Pringsewu.
g. Waktu Pemantauan
h. Instansi Pemantauan
3. TAHAP OPERASIONAL
.Komponen Fisik
Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
b. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari penggunaan genset untuk sumber listrik cadangan.
c. Tolak Ukur
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No.13/Men LH/III/1995 Tentang Baku Mutu
Emisi Sumber Tidak Bergerak.
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui ada kinerja genset sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diminimasi.
e. Metode Pemantauan
Metode yang digunakan yaitudengan cara melakukan pengukuran langsung dengan cara
mengambil sampel dan dianalisis di laboratorium.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
g. Waktu Pemantauan
i. Instansi Pemantauan
Kualitas Air
a. Jenis Dampak
Dampak yang dipantau adalah kualitas air limbah, kualitas air tanah, dan kalitas air permukaan.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembuangan limbah cair RSKB Kurnia yang sudah diproses
dalam IPAL ke Lingkungan
c. Tolak Ukur
Kualitas air limbah parameter fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu pada
PerMenLH RI No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yaitu: Suhu, Zat padat terlarut, zat padat tersuspensi, Ph, BOD,
COD, TSS, Amonia, phosphate, kuman golongan coli dan E. Coli.
Untuk memantau kualitas air tanah yaitu dengan mengambil sampel air tanah kemudian hasilnya
dibandingkan dengan baku mutu Permenkes No. 416/Per/IX/1990 Lampiran II tentang syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih dan Kepmenkes RI No.907/Menkes/SK/VIII/2002
tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum.
Air limbah inlet dan outlet IPAL RSKB Kurnia Medical Center Pringsewu
g. Waktu Pemantauan
h. Instansi Pemantauan
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peluang kerja dan lapangan berusaha. Untuk peluang kerja,
meskipun volume peluang kerja kecil, namun keterlibatan penduduk local ini penting untuk
menunjukkan pada penduduk lain bahwa rekrutmen tenaga kerja pada pengoperasian secara
maksimal melibatkan penduduk local.
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur
Frekuensi peluang kerja bagi penduduk local yang dapat dimanfaatkan oleh penduduk sesuai
dengan kapasitas pendidikan dan ketrampilannya.
Upaya yang dilakukan pemrakarsa dalam memaksimalkan lapangan kerja dan peluang berusaha
bagi penduduk.
Persepsi masyarakat
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui motivasi penduduk dan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan peluang kerja
Untuk mengetahui frekuensi lapangan kerja dan motifasi penduduk untuk memanfaatkan peluang
kerja dan usaha serta hambatan-hambatannya pengumpulan data dengan cara survey. Untuk
mengetahui jumlah pekerja dan persentase penduduk local pencatatan terhadap data milik
pengelola RSKB Kurnia.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Pemantauan dilakukan di lingkungan RT terdekat sekitar lokasi RSKB Kurnia Medical Center
Desa Pringsewu Selatan Kec. Pringsewu Kab Pringsewu.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan dengan frekuensi 1 tahun sekali selama RSKB Kurnia Beroperasi
h. Instansi Pemantauan
Pengawas: Dinas Sosial, tenaga kerja dan transmigrasi kabupaten Pringsewu dan Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Pringsewu
Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah dari perekrutan tenaga kerja pada pengoperasian RSKB Kurnia
c. Tolak Ukur
Tolak ukur untuk pemantauan adalah ada tidaknya kecemburuan social dan persepsi masyarakat
terkait proses perekrutan tenaga kerja operasional rumah sakit.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan Pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada tidaknya gejolak
social akibat kecemburuan social.
e. Metode Pemantauan
Untuk mengetahui adanya kecemburuan serta gejolak social di masyarakat, pengumpulan dengan
cara survey. Jenis data berupa data primer dan data skunder. Melakukan pengumpulan data
dengan cara survey.
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Pringsewu Selatan, Kec. Pringsewu. Kab.
Pringsewu
g. Waktu Pemantauan
h. Instansi Pemantau
Kekhawatiran Masyarakat
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah kekhawatiran masyarakat akan potensi berkembangnya
vector penyakit jika limbah kegiatan operasional rumah sakit (padat, cair, gas)tidak terkelola
dengan baik.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan operasional rumah sakit berpotensi menghasilkan limbah padat,
cair, gas.
c. Tolak UkurTolak Ukur dampak adalah adalah keluhan yang diterima pemrakarsa dan persepsi
masyarakat terkait pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit, serta pengelolaan
limbah yang dilakukan oleh pemrakarsa.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin kekhawatirn masyarakat dan
mencegah kemungkinan terjadinya pencemaran.
e. Metode Pemantauan
Memantau pelaksanaan dan efektifitas pengelolaan limbah rumah sakit berdasarkan peraturan
perundangan yang berlaku untuk kegiatan operasional rumah sakit.
Melakukan pemantauan kualitas air limbah, air tanah dan air permukaan
Untuk memantau kemungkinan timbulnya kekhawatiran dan persepsi masyarakat dan warga
rumah sakit terkait kemungkinan terjadinya pencemaran, maka melakukan pengumpulan data
dengan cara survey. Jenis data berupa data primer. Data primer dikumpulkan dengan cara
wawancara terhadap responden melalui kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Lokasi pemantauan lingkungan hidup terkait pengelolaan limbah yang dilakukan rumah sakit
dilakukan didalam areal RSKB Kurnia, sedangkan pemantauan kekhawatiran dilakukan terhadap
warga Rumah Sakit dan permukiman penduduk terdekat.
g. Waktu Pemantauan
Air Limbah: 1 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
h. Instansi Pemantau
Komponen Transportasi
a. Jenis Dampak
Dampak penting yang muncul adalah kemacetan lalu lintas khususnya disekitar jalan raya
pringsewu dan jalan akses lain dilingkungan rumah sakit seiring meningkatnya jumlah kendaraan
pengunjung RSKB Kurnia
b. Sumber Dampak
c. Tolak Ukur Tolak Ukur dampak adalah kemacetan dan jumlah kecelakaan lalu lintas yang
terjadi pertahun.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan Pemantauan adalah untuk mengetahui efektifitas rambu-rambu yang ada terhadap
kemacetan dan angka kecelakaan yang terjadi di sekitar pintu masuk dan keluar rumah sakit.
e. Metode Pemantauan
Untuk memantau tingkat kemacetan lalu lintas yang terjadi dilokasi yaitu dengan melakukan
analisis LHR dan menganalisis data sekunder angka kecelakaan/tahun disekitar pintu masuk dan
keluar rumah sakit yang didapat dari ditlantas (direktorat lalu lintas) setempat dan
membandingkannya dengan angka kecelakaan sebelum pembangunan rumah sakit.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Jalan Raya Pringsewu sebagai gerbang masuk
Rumah Sakit, serta dibeberapa titik di dalam area Rumah Sakit yang merupakan jalan akses
menuju rumah sakit.
g. Waktu Pemantauan
Waktu Pemantauan adalah selama kegiatan operasi dengan frekuensi satu tahun sekali.
h. Instansi Pemantau
D. EVALUASI
Dari hasil uraian pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
1. Evaluasi Kecenderungan
2. Evaluasi Tingkat Kritis
Hasil Pemeriksaan kualitas air bersih
Hasil pemeriksaan kualitas limbah cair di inlet dan outlet IPAL.
3. Evaluasi Penaatan
RSKB Kurnia selama ini belum melakukan laporan UKL/UPL per 6 bulan sekali.
Pelaporan baru dilakukan di semester II bulan Desember 2016.
Untuk izin TPS Limbah B3 dalam proses pembuatan perizinan.Untuk pengolahan
Limbah B3 sudah sesuai prosedur bekerja sama dengan PT Bioteknika untuk
pengangkutan dan PT. Wastec Internasional.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan di RSKB Kurnia Medical Center
maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Untuk pengelolaan dan pemantauan kualitas air bersih sudah dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan laboratorium di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung
selama 6 bulan sekali.
2. Untuk Pengelolaan limbah cair belum memiliki Instalasi Pengeolahan Air Limbah,
dikarenakan konstruksi pembangunan ruangan rawat inap dan ruangan OK/Operasi belum
berjalan atau digunakan sehingga belum menghasilkan limbah cair. Sementara limbah cair
yang berasal dari wastafel, dapur, laundry dan air limpasan kamar mandi dialirkan ke sumur
resapan yang terletak di depan ruangan UGD. Untuk limbah tinja masuk kedalam septictank.
Selanjutnya direncanakan akan dibangun IPAL di lahan parkiran dengan sistem pengolahan
anaerob-aerob dengan pemantauan kualitas limbah cair terolah pada inlet dan outlet setiap 6
bulan sekali.
3. Untuk Pengelolaan sampah domestik sudah dilakukan kerjasama dengan dinas kebersihan
pasar dengan metode pengangkutan sampah setiap hari satu kali disetiap pagi hari. Tempat
sampah sudah tersedia disetiap depan ruangan dengan pemilahan sampah organik dan
anorganik.
4. Untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun sudah melakukan kerjasama atau MOU
dengan PT. Biuteknika Bina Prima sebagai pengangkut limbah B3 dan PT.Wastec
International sebagai pemusnah dan pembuangan akhir. Tetapi untuk tempat penyimpanan
sementara limbah B3 dalam proses pembuatan sehingga belum memiliki izin TPS.