No Dokumen : 007/SOP/KS/LPS/2021
SOP No. Revisi :0
Tanggal Terbit :04/01/2021
Halaman :1
NO Uraian Keterangan
PENGERTIAN Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan
untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan,
penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas
Puskesmas
TUJUAN Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui upaya preventif, kuratif dan promotif yang
dilakukan secara terpadu.
KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas Darul Imarah No.
REFERENSI Peraturan menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015, tentang pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas.
PROSEDUR 1. Bahan ATK/ Buku tulis
LANGKAH – LANGKAH a. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
membuat Kerangka Acuan.
b. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
mengajukan kerangka acuan kepada Kepala
Puskesmas untuk disetujui
c. Jika kerangka acuan disetujui, kepala Puskesmas
mendisposisikan Kepala TU membuat surat tugas.
d. Jika kerangka acuan tidak disetujui, Kepala
Puskesmas memerintahkan kepada pengelola
Program Kesehatan Lingkungan untuk merevisi
dan mengajukan lagi.
e. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
melakukan wawancara dan konseling pasien
rujukan penyakit berbasis lingkungan atau klien
dari poli maupun dari loket.
f. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
mencatat hasil wawancara dan koseling
g. Pengelola Program Kesehatan Lingkungan
melakukan kesepakatan dengan pasien maupun
klien untuk jadwal kunjungan lapangan.
h. Pengelola Program mendokumentasikan hasil
kegiatan
i. Pengelola Program menyusun dan melaporkan
hasil kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
PEMANTAUAN / PELAKSANAAN
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENANGANAN
BAHAN BERBAHAYA
No : 009/SOP/UKP-VIII/LPS/2021
SOP Dokumen
No. Revisi :0
Tanggal : 04/01/2021
Terbit
Halaman : 1-2
PUSKESMAS
LAMPISANG Dr. Enny Satriana
19751022 200504 2
002
A. Pengertian a. Pembuatan limbah medis dan sampah medis adalah upaya pembuangan
sampah bekas kegiatan yang berupa cairan dan padat yang berbahaya.
B. Tujuan Prosedur ini bertujuan sebagai acuan Petugas sanitasi di Puskesmas Darul
Imarah dalam melaksanakan penanganan dan pengolahan limbah medis dan
sampah medis yang berbahaya.
I. Dokument
asi
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tanggal
INSPEKSI SANITASI TEMPAT- TEMPAT
UMUM DAN TEMPAT PEMBUATAN DAN
PENJUALAN MAKANAN MINUMAN
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
Sarana dan bangunan umum merupakan tempat dan atau alat yang
dipergunakan oleh masyarakat umum untuk melakukan kegiatannya,
oleh karena itu perlu dikelola demi kelangsungan kehidupan dan
penghidupannya untuk mencapai keadaan sejahtera dan badan, Jiwa
dan sosial, yang memungkinkan penggunaannya hidup dan bekerja
dengan produktif secara sosial ekonomis (KEPMENKES No.
288/MENKES/SK/III/2003).
Halaman :
S. Dokumentasi
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tanggal
SANITASI RUMAH SEHAT
No Dokumen :
SOP No. Revisi
Tanggal Terbit
:
:
Halaman :
Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tanggal
INFEKSI SANITASI PENGAMBILAN
SAMPEL AIR DEPOT AIR MINUM
(DAMIUM)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal
Halaman
Terbit :
:
PUSKESMAS
DARUL Dr. Afridayanti, YS
IMARAH 197906062010082001
A. Pengertian
1. Pengambilan sampel air adalah kegiatan pengambilan sampel air
yang diguna kan oleh masyarakat, baik pemeriksaan secara
mikrobiologis, fIsika maupun kimia sesuai dengan Permenkes No.
492/Menkes/PER/IV/2010 Tentang Per syaratan Kualitas Air
Minum.
Depot Air Minum (DAM) adalah tempat penjualan air minum isi
ulang, yang bahan bakunya berasal dari mata air, yang kemudian
diolah dalam satu unit pengolahan air dengan hasil olahan yang
sesuai dengan baku mutu air minum.
B. Tujuan 1. Mengetahuikualitas air isi ulang yang digunakan oleh masyarakat.
2. Memantau kualitas air Iminum isi ulang agar sesuai dengan baku
mutu yang telah diisyaratkan.
3. Memberi rasa aman akan kesehatan pada masyarakat pengguna air
isi ulang.
C. Kebijakan 1. Pengambilan sampel kualitas air depot air minum dilakukan oleh
petugas Kesehatan Lingkungan.
2. Sampel yang telah diambil dikirim ke laboratorium kesehatan
untuk diperiksa.
3. Pemeriksaa kualitas air dilakukan oleh petugas laboratorium.
4. Biaya pemeriksaan sampel air minum isi ulang dibebankan kepada
pemilik depot air minum.
5. Pengambilan sampel dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali.
D. Referensi
E. Prosedur a. Uji bakteriologi
Alat :
1. Kertas label dan alat tulis
2. Botol sampel
PENGAWASAN DEPOT AIR
MINUM ISI ULANG (DAMIU)
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal :
SOP Terbit
Halaman :
PUSKESMAS
DARUL IMARAH Dr. Afridayanti, YS
197906062010082001
A. Pengertian 1. Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah badan usaha
yang mengelola air minum untuk keperluan/ dikonsumsi
masyarakat dalam bentuk curah (diisi ditempat) dan tidak
dalam bentuk kemasan. Artinya depot hanya melakukan
pengisian galon yang akan dikosumsi hari itu juga tanpa
menyediakan stok yang akan dikonsumsi besok hari
2. Pengawasan DAMIU adalah suatu usaha untuk mengawasi
dan melindungi masyarakat dari bahaya mengkonsumsi air
minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
B. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemerikasaan dan
pembinaan terhadap penanggung jawab/pengelola DAMIU
sehingga tercipta kondisi DAMIU yang memenuhi syarat
kesehatan.
C. Kebijakan Surat keputusan kepala puskesmas 005/KAPUS/1/2017 tentang
penanggung jawab program di puskesmas darul imarah.
D. Referensi 1. Permenkes No.736/MENKES/PER/VI/2010 tentang
tatalaksanan pengawasan kualitas air minum.
2. Kemenkes No.43 tahun 2014 tentang Higiene sanitasi depot
air minum.
E. Prosedur 1. Melakukan pengumpulan data DAMIU .
2. Menentukan DAMIU yang akan diawasi/dibina.
3. Melakukan pemeriksaan DAMIU menggunakan fom
pemeriksaan/checklist DAMIU.
4. Melakukan penilaian dan analisa hasil penilaian.
5. Memberikan umpan balik dan hasil pemerisaan kepada
pengelola DAMIU (penyuluhan/pembinaan).
6. Catat hasil kegiatan kedalam buku register dan laporkan
hasil kegiatan kepada kepala puskesmas/dinas kesehatan
7. Evaluasi.
INFEKSI SANITASI SARANA AIR
BERSIH
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal :
SOP Terbit
Halaman :
PUSKESMAS
DARUL IMARAH Dr. Afridayanti, YS
197906062010082001
1. Pemantauan/pengawasan sarana air bersih (perpipaan
A. Pengertian maupun non perpipaan) yang digunakan oleh masyarakat
untuk memnuhi kebutuhan sehari-hari dengan cara
pengamatan dan penilaian kualitas fisik dan factor
resikonya.
2. Inspeksi sanitasi adalah pengamatan terhadap kondisi
sarana air, sanitasi dan lingkungan sekitarnya.
B. Tujuan Mengetahui kualitas fisik dan faktor resiko sarana air bersih
yang digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
C. Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanan kegiatan inspeksi
sanitasi sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat
pengguna sarana air bersih.
D. Referensi Panduan system survailens air minum dan sanitasi.
E. Prosedur 1. Melakukan pendataan mengenai kepemilikan dan
pemanfaatan sarana air bersih.
2. Menentukan lokasi dan jenis sarana air bersih yang akan
di inspeksi (perpipaan atau non perpipaan).
3. Melakukan inspeksi sarana air bersih sesuai dengan
jenisnya.
4. Mencatat hasil inspeksi pada fom inspeksi.
5. Menentukan faktor resikonya (rendah,sedang,tinggi,amat
tinggi)
6. Menyampaikan hasil inspeksi sarana air bersih kepada
pemilik/pengguna saranan air bersih.
7. Jika hasil inspeksi tinggi/amat tinggi, beri pengarahan
/saran perbaikan kepada pemilik/pengguna sarana air
bersih.
8. Mencatat hasil kegiatan kedalam buku register dan
melaporkan hasil kepada kepala puskesmas/dinas
kesehatan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PEMICUAN SANITASI
TOTAT BERBASIS MASYARAKAT
(STBM)
No Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal :
Terbit
Halaman :
PUSKESMAS
DARUL IMARAH Dr. Afridayanti, YS
197906062010082001
Sanitasi total berbasis masyarakat (stbm) adalah pendekatan untuk
A. Pengertian mengubah prilaku higenis dan saniter melalui pemberdayaan
masyarakat dengan pemicuan.
B. Tujuan Mewujudkan prilaku masyarakat yang higenis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya melalui 5 (lima) pilar STBM
C. Kebijakan
D. Referensi - Undang – undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
- Permenkes nomor 03 tahun 2014 sanitasi total berbaisi
masyarakat
E. Prosedur Alat :
- Alat peraga pemicuan (karton, tepung)
- ATK
Bahan :
- Data jamban
F. Langkah – 1. Analisis data sanitasi jamban
langkah 2. Penyususnan jadwal legiatan STBM
3. Koordinasi dengan tim STBM tingkat puskesmas/ lintas
program
4. Koordinasi dengan kepala desa, kepala dusun dan ketua /RT
5. Membuat surat jadwal Pemicuan
6. Pembetukan tim kerja desa/dusun
7. Pendampingan rencana tindak lanjut tim kerja desa/dusun
8. Monitoring evaluasi
9. Pelaporan
JAMBAN SEHAT
No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal :
Terbit
SOP Halaman :
PUSKESMAS
DARUL IMARAH Dr. Afridayanti, YS
197906062010082001
Jamban merupakan suatu bangunan yang digunakan untuk tempat
A. Pengertian membuang kotor/ najis manusia yang lazim disebut kakus atau
WC, sehingga kotoran tersebut tersimpan dalam suatu tempat
tertentu dan tidak menjadi penyebab/ penyebar penyakit dan
mengotori pemukiman.
Jamban yang bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sesuai
dengan syarat pembuatan jamban serta baik dalam
pemeliharaannya.
B. Tujuan Untuk mencapai masyarakat yang stop BABS
C. Kebijakan Uu no 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
D. Referensi
E. Prosedur - Petugas kesling berkoordinasi dengan kader kesling
melakukan pendataan terhadap masyarakat yang tidak
mempunyai jamban.
- Petugas sanitasi mengelola data untuk mengetahui urutan
permasalahan.
- Petugas kesling melakukan pemicuan STBM.
F. Hal yang perlu Optimisnya masyarakat terhadap kegiatan yang diadakan.
diperhatikan
G. Unit terkait Lintas terkait