Pengertian : Klinik Sanitasi adalah upaya memadukan pelayanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat
Tujuan : untuk mengetahui faktor resiko penyakit serta analisis perilaku dan lingkungan
terhadap penyakit yang berbasis lingkungan
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kseehatan dan kegiatan
puskesmas.
Referansi : Buku Pedoman Klinik Sanitasi
Tujuan : Terwujudnya lingkungan (Pemukiman TTU dan TPM ) sehat melalui upaya
penyehatan kualitas kesehatan lingkungan dimasyarakat dalam mewujudkan
Sumedang Sehat 2013 Berbasis Budaya Sunda
Bagan Alir -
Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pembinaan Dan Pengawasan Sanitasi
Makanan Jajanan
Pengertian : Inpeksi sanitasi (IS) adalah suatu kegiatan untuk menilai keadaan suatu sarana
penyediaan air bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
Tujuan : Tujuan umum : pemutusan mata rantai penularan penyakit melalui intervensi
penyehatan air
Tujuan khusus :
1. Diperolehnya memutuskan mata rantai penularan penyakit diare melalui
penyehatan air
2. Diperolehnya peran serta masyarakat dalam rangka penggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB)
3. Diperolehnya kualitas air
4. Diperolehnya perbaikan kualitas air, sanitasi dan lingkungannya setelah
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kseehatan dan kegiatan
puskesmas.
Referansi : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 736 Tahun 2010 Tentang tatalaksana
pengawasan kualitas air minum
Prosedur/Langkah Pra kejadian luar biasa
: 1. Pengumpulan data dasar sarana air bersih dan sanitasi
a. Inventarisasi semua saranan penyediaan air bersih dan jamban
diwilayah kerja, sarana tersebut diberi kode dan nomor urut menurut
jenis dan wilayah
b. Membuat peta : memberi tanda pada peta, sarana apa yang ada, berapa
jumlahnya, keadaan sarana, lingkungan dan kualitas air
c. Perilaku penduduk dalam pengolahan air bersih dan pembuangan
kotoran
2. Perencanaan penyehatan air
Hasil pengumpulan data dibuat perencanaan penyehatan air dan
mengajukan rencana kepada instansi yang bersangkutan
3. Pengawasan Kualitas Air (PKA)
Melaksanakan inspeksi sanitasi dan pengambilan dan pemeriksaan sampel
air dilaboratorium dari sarana tersebut
Pengertian : Pemeriksaan contoh air, baik air bersih, air minum maupun air limbah secara kimia
atau bekteriologi. Air tersebut bisa bersumber dari air sumur (SGL), air sumur
pompa tangan (SPT), perlindungan mata air (PMA), perpipaan (PP) dan lainnya.
Pemeriksaan secara bakteriologi ( E coli pada air ).
Pemeriksaan secara kimia tergantung parameter yang akan dibutuhkan untuk
diperiksa
Tujuan : Agar kualitas air yang dipakai dapat diketahui kualitasnya sehingga dapat
memenuhi syarat kesehatan , baik itu yang layak dikonsumsi, atau digunakan,
sesuai NAB (Nilai Ambang Batas), baik secara kimia maupun bakteriologi
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan
puskesmas.
Referansi : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 492 Tahun 2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Prosedur/Langkah Cara kerja pengambilan sampel air
: Secara kimia :
1. Sterilkan tangan dengan kapas yang telah diberi alcohol
2. Buka tutup jerigen kemudan buka kran, masukan air kedalam jerigen, bilas
jerigen 3 kali sebelum akan dimasukan sampel air
3. Masukan sampel air secara perlahan, air mengalir ke dinding jerigen,
hindari gelembung udara atau aerasi pada jerigen
4. Isi sampai penuh, jangan ada aerasi/gelembung udara bila ditutup
5. Tutup jerigen
6. Beri label
Tulisan Label :
1. Kode sampel : menggunakan angka atau huruf
2. Tanggal pengambilan sampel : kapan sampel air diambil
3. Jam pengambilan sampel :waktu sampel air diambil
4. Keadaan cuaca : keadaan waktu sampel air diambil, apakah cuaca cerah,
mendung, berawan atau hujan.
5. Nama pemilik sampel : nama yang diambil sampel airnya
6. Alamat : isi dengan jelas dan lengkap
7. Tujuan pemeriksaan : untuk pemeriksaan secara kimia
Sumber air : tulis darimana sumber air berasal. Misal : SGL, SPT,PMA, dll
Bagan Alir -
Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemantauan Lingkungan Fisik
Puskesmas
No. : 110/004-UKP/PKM-
Dokumen DMJ/II/2017
SOP No. Revisi : 0
Tgl Terbit : 06 Februari 2017
Halaman :1/2
PUSKESMAS dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA NIP. 197103012002122002
1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan lingkungan fisik puskesmas
dalam kondisi bersih pada ruangan/gedung dan halaman dalam keadaan
siap untuk digunakan, higienis dan nyaman.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0005/PKM-DMJ/I/2016 tentang Pemantauan Keamanan
Lingkungan Fisik Puskesmas.
6. Bagan Alir
Identifikasi Informasi jadwal ke
Membuat jadwal
lingkungan kerja tiap ruangan
Tidak sesuai
Pelaksanaan Petugas
Sanitarian
kebersihan kebersihan
memantau melaksanakan
diulang sesuai
lingk fisik kebersihan sesuai
jadwal
jadwal
sesuai
Tandatangan
cheklist
pemantauan
lingkungan
7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Semua ruangan
Petugas Sanitasi
Pengidentifikasian
Menerima informasi
bahan berbahaya
Monitor pelaksanaan
pengelolaan bahan
berbahaya
2. Petugas lab
13.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0093/PKM-DMJ/I/2017 tentang Pengendalian dan Pembuangan
Limbah Berbahaya.
16.Bagan Alir
sanitarian dan petugas Mengangkut limbah ke
Pengumpulan limbah tempat pembuangan
terkait mengidentifikasi
berbahaya di unit
limbah berbahaya yang sementara khusus limbah
terkait
dihasilkan berbahaya
Petugas memverifikasi
Pengelolaan oleh pihak
limbah yang sudah
ketiga yang telah bekerja
ditampung dan memberi
sama
label
20. Rekaman
Historis
Perubahan
Pengendalian Dan Pembuangan
Limbah Berbahaya
No. : 115/004-UKP/PKM-
Dokumen DMJ/II/2017
No. Revisi :0
SOP
Tgl Terbit : 06 Februari 2017
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracunyang karena sifat
dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun
berbahaya
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0093/PKM-DMJ/I/2017 tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah
Berbahaya
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
Tempat
Pengolahan
penampungan
limbah medis
sementara limbah
Bagan Alir -
Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Bagan Alir -
Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
Unit Terkait Petugas Promosi Kesehatan
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemeriksaan Rumah dan Sanitasi
Pengertian : Pemeriksaan rumah dan sanitasi adalah rangkaian kegiatan dalam melakukan
penilaian lingkungan terhadap rumah dan sarana sanitasi yang dimiliki tiap
keluarga, guna mendapatkan kesimpulan memenuhi syarat atau tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.
Tujuan : Sebagai acuan bagi petugas dalam memantau dan membina keadaan rumah dan
sanitasi secara berkala dalam usaha meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan
di masyarakat.
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan
puskesmas.
Referansi : Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 829 Tahun 1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang
kesehatan lingkungan.
Prosedur/Langkah 1. Sanitarian membina kader tentang cara pengisian formulir rumah sehat
: 2. Sanitarian melakukan koordinasi dengan kader tentang rencana kegiatan
pemeriksaan rumah dan sanitasi di wilayahnya
3. Kader kesehatan lingkungan mendapatkan surat tugas dari Desa untuk
melaksanakan pemeriksaan rumah dan sanitasi
4. Kader kesehatan lingkungan mengisi formulir rumah sehat berdasarkan
hasil wawancara dan observasi
5. Kader mengumpulkan formulir rumah sehat kepada sanitarian
6. Sanitarian membuat kesimpulan data hasil rekapan formulir rumah sehat.
Bagan Alir -
Hal-hal yang -
perlu diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pengendalian Dan Pembuangan
Limbah Medis Dalam Pandemi
Covid19
No.
:
Dokumen
No. Revisi :0
SOP
Tgl Terbit :
Halaman : 1/3
UPTD
PUSKESMAS
RAWAT INAP
DARMARAJA dr. Hj Herni Wiwik H
NIP. 19710301 200212 2 002
3. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracunyang karena sifat
dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
4. Tujuan 11. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun
berbahaya dalam kasus Covid 19
12. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
13. Kebijakan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Corona Virus
sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
14. Referensi Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (Covid 19)
Tempat
Pengolahan
penampungan
limbah medis
sementara limbah
UPTD
PUSKESMAS
RAWAT INAP
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Disinfeksi permukaan di tempat kerja adalah proses pengurangan
kemungkinan mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih rendah pada
permukaan yang terindikasi kontaminasi oleh mikroorganisme yang
pelaksanaannya di lakukan di tempat kerja.
2. Tujuan Sebagai panduan dalam melakukan disinfeksi permukaan di
tempat kerja
3. Kebijakan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Corona Virus
sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
4. Referensi Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (Covid 19)
diperhatikan
7. Unit terkait -
8. Dokumen -
terkait
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN DI
KOLAM RENANG
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
11. Pengertian Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat
untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya,
menggunakan air bersih yang telah diolah.
12. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di kolam renang dalam penerapan
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
13. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
14. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
15. Langkah- a. Air kolam renang menggunakan desinfektan dengan clorin 1-10
langkah ppm atau bromin 3-8 ppm sehingga pH (kadar keasaman) air
mencapai 7,2-8, dilakukan setiap hari dan hasilnya diinformasikan
di papan informasi agar dapat diketahui oleh konsumen.
b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi
masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
d. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
e. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan dan
menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat
himbauan jaga jarak antrian 1 sampai 2 meter.
f. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
g. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk
dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas
h. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja
sebelum masuk kerja
i. Semua pekerja yang masuk harus dalam keadaan sehat.
j. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan
di sekitar kolam renang, seperti tempat duduk, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
k. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga saat di ruangan
ganti.
l. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
m. Wajib menggunakan peralatan pribadi.
n. Masker digunakan sebelum dan sesudah berenang.
o. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
p. Pengelola juga harus membatasi jumlah pengunjung yang masuk
dalam suatu periode waktu
q. Pengunjung mengisi formulir self assessment risiko, bila hasilnya
masuk dalam kategori risiko besar tidak diperkenankan berenang.
r. Kapasitas kolam dalam suatu waktu hanya 50%
s. Kolam renang diberi jarak antar perenang dengan jarak aman.
16. Bagan Alir -
19. Dokumen -
terkait
20. Rekaman
Historis
Perubahaan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Mulaidiberlaku
kan
PROTOKOL KESEHATAN
DI OBJEK WISATA
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Objek wisata adalah sebuah tempat rekreasi/tempat berwisata. Objek
wisata dapat berupa objek wisata alam seperti gunung, danau, sungai,
pantai, laut, atau berupa objek wisata bangunan seperti museum, benteng,
situs peninggalan sejarah, dll
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Objek Wisata dalam penerapan
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi
masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
d. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan dan
menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat
himbauan jaga jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk
dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja
sebelum masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan
di sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
h. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
i. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
j. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
k. Bagi pengelola objek wisata yang menyediakan jasa makan dan
minum agar memperhatikan panduan Protokol Kesehatan bagi
usaha jasa makanan dan minuman.
l. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
6. Bagan Alir -
9. Dokumen -
terkait
10. Rekaman
Historis
Perubahaan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Mulaidiberlaku
kan
PROTOKOL KESEHATAN
PENGELOLA USAHA JASA
MAKANAN DAN MINUMAN
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Usaha jasa makanan dan minuman adalah sector usaha yang menyediakan
makanan dan minuman, termasuk didalamnya Restoran, rumah makan,
caffe, dan lain lain.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Usaha jasa makanan dan minuman
dalam penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran
Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di
lokasi masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan
masker
d. Petugas Security atau petugas di gerbang masuk wajib
memakai masker,faceshield, sarung tangan dan menyiapkan
Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat himbauan jaga
jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk
dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja
sebelum masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh
permukaan seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya.
h. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
i. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
j. Petugas kassa wajib memakai masker, faceshield dan sarung
tangan
k. Seluruh karyawan pengolah makanan wajib memakai masker,
faceshield dan sarung tangan khusus pengolah makanan
l. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah
pengunjung maksimal 50% dari daya tampung bangunan
m. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang
protocol kesehatan kepada pengunjung.
n. Bagan Alir -
q. Dokumen -
terkait
r. Rekaman
Historis
Perubahaan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Mulaidiberlaku
kan
PROTOKOL KESEHATAN
DI SANGGAR, TEMPAT
SENAM,SPA,SARANA OLAHRAGA
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu
komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.
Tempat senam adalah tempat yang dipergunakan sekumpulan orang untuk
melakukan senam.
Spa merupakan suatu rangkaian perawatan yang terdiri dari terapi pijat
seluruh badan.
Sarana Olahraga adalah sarana yang dipergunakan sekumpulan orang
untuk melakukan olahraga.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di sanggar, tempat senam, Spa, sarana
olahraga dalam penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah
penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di
lokasi masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan
masker
d. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan
dan menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat
himbauan jaga jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk
dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja
sebelum masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh
permukaan di sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk,
meja, lantai, dan sebagainya, terutama pada ruang/bagian-
bagian yang bayak dipergunakan dan atau disentuh orang
setiap 4 jam sekali
h. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah
pengunjung maksimal 50% dari daya tampung bangunan
i. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
j. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
k. Bagi pengelola sanggar,senam,spa, sarana olahraga yang
menyediakan jasa makan dan minum agar memperhatikan
panduan Protokol Kesehatan bagi usaha jasa makanan dan
minuman.
l. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang
protocol kesehatan kepada pengunjung.
a. Bagan Alir -
d. Dokumen -
terkait
e. Rekaman
Historis
Perubahaan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Mulaidiberlaku
kan
PROTOKOL KESEHATAN
DI HAJATAN
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Hajatan adalah acara seperti resepsi dan selamatan.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Hajatan dalam penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di
langkah lokasi masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
b. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan
masker
c. Petugas penerima tamu wajib memakai masker,faceshield,
sarung tangan dan menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu)
serta membuat himbauan jaga jarak antrian.
d. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk
dan diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke
Puskesmas
e. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh
permukaan di sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk,
meja, lantai, dan sebagainya, terutama pada ruang/bagian-
bagian yang bayak dipergunakan dan atau disentuh orang
setiap 4 jam sekali
f. Jarak aman di antara para undangan harus dijaga
g. Penyelenggara memberikan himbauan dan informasi tentang
protocol kesehatan kepada para undangan
h. Memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal
50% dari daya tampung bangunan
i. Bagan Alir -
l. Dokumen -
terkait
m. Rekaman
Historis
Perubahaan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Mulaidiberlaku
kan
PROTOKOL KESEHATAN
PAGELARAN SENI PERTUNJUKAN
PANGGUNG
No. : ………-UKM/PKM-
Dokumen DMJ/VII/2020
SOP No. Revisi : 00
Tgl Terbit : 01 Juli 2020
Halaman :1-2
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Pagelaran seni pertunjukan panggung yaitu karya seni yang melibatkan
aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Hajatan dalam penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan
Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- Bagi Penyelenggara/Panitia:
langkah 1. Sebelum Pelaksanaan kegiatan, Panitia harus berkoordinasi
dengan Pemerintah setempat (RT, RW, Kepala Desa, Kecamatan,
Koramil dan Polsek) paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
sebelum pelaksanaan.
2. Menyiapkan dan memfasilitasi Protokol Kesehatan (sesuai tatanan
new normal).
3. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan
di sekitar tempat pertunjukan, seperti tempat duduk, meja, lantai,
dan sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
4. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
minimal 50% dari daya tampung
5. Membentuk TIM Protokol kesehatan (Satgas) sebagai Tim yang
akan menertibkan Jalannya Kegiatan sesuai tatanan New Normal.
6. Waktu pelaksanaan:
Sianghari Mulai Jam 08.00 s/d. 15.00,
Malam hari Mulai Jam 19.30 s/d. 22.30
Dan/atau sesuai izin dari pihak yang berwajib setempat.
7. Grup seni yang ditampilkan wajib memiliki Izin dari dinas terkait,
dan panitia wajib memanfaatkan grup seni yang ada di wilayah
Kabupaten Sumedang.
8. Panitia harus menyiapkan Thermo Gun, Disinfektan, Air dan Sabun
untuk cuci tangan, dan Ruang isolasi.
9. Apabila saat pengukuran didapatkan suhu tubuh lebih dari 38◦ C ,
maka petugas harus segera melaporkan yang bersangkutan kepada
Puskesmas setempat.
10. Uang saweran harus dimasukan kedalam Amplop.
11. Selalu menjaga keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.
Bagi Seniman :
1. Pakai masker standar kesehatan.
2. Jaga jarak antara seniman yang satu dengan yang lainnya.
3. Pakaian/Kostum seniman hanya untuk satu kali pentas.
4. Diupayakan Pakai Sarung Tangan sesuai standar kesehatan.
5. Jumlah pelaku seni/seniman yang pentas diatas Panggung maksimal 12
orang. Sedangkan yang pentas dibawah Panggung maksimal 9 orang.
6. Microphone hanya untuk satu orang, satu Mic serta memakai sarung
Mic.
Bagi Pengunjung :
1. Pakai Masker Standar Kesehatan .
2. Jaga Jarak antara penonton dengan penonton lainnya, minimal 1 (satu)
meter
3. tidak ada kontak fisik antara penonton yang satu dengan penonton
lainnya.
4. Menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan serta tidak boleh
membawa anak usia balita.
7. Bagan Alir -
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 31 Maret 2023
Halaman :1
PUSKESMAS
dr.Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301200222002
1. Pengertian Penanganan Limbah Vaksinasi Sub Pin Polio adalah Tata Cara penanganan limbah
yang bahan beracun dan berbahaya dengan kategori infeksius dari aktifitas pelayanan
imunisasi Polio di fasyankes atau Pos Pelayanan Imunisasi Polio yang ditunjuk.
2. Tujuan Sebagai Acuan penerapan langkah-langkah Untuk Melakukan Penanganan Limbah
Vaksinasi Sub Pin Polio.
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor 800/040/SK24/VII/2022/Pusk
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Puskesmas
Cicalengka DTP.
4. Referensi 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun;
2. Permen-LH No. 56 tahun 2015 tentang tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 tahun 2022 tentang Akreditasi.
5. Prosedur A. Persiapan Alat dan Bahan:
Alat : Alat Pelindung Diri ( sarung tangan, masker )
Bahan : Plastik kuning, Plastik Klip, Hand sanitazer, Larutan klorin
B. Pelaksanaan :
1. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (Sarung tangan dan masker)
2. Petugas menyiapkan plastik klip dan kantong plastic warna kuning;
3. Petugas memasukan vial vaksin yang sudah terbuka atau terpakai ke dalam
plastik klip;
4. Petugas di Puskesmas memasukan plastic klip yang berisi vial vaksin dari pos
PIN ke dalam kantong plastik warna kuning dan di ikat serta diberi tanda khusus
nOPV2;
5. Petugas memasukan kantong plastic warna kuning ke dalam container khusus
yang kuat anti bocor dan tertutup;
6. Petugas mencatat dan menyimpan container di TPS Limbah B3 Puskesmas;
7. Petugas melepas Alat Pelindung Diri (sarung tangan dan masker);
8. Petugas melaksanakan 6 langkah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
6. Unit terkait Pengelola vaksinasi dan petugas lapangan di Sub PIN Polio
7. Rekaman Historis
Perubahan
Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan