NO. DOKUMEN :
NO. REVISI :
SOP TANGGAL TERBIT :
HALAMAN : 1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Klinik Sanitasi adalah upaya memadukan pelayanan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitative dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat
Tujuan : untuk mengetahui faktor resiko penyakit serta analisis perilaku dan lingkungan terhadap
penyakit yang berbasis lingkungan
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kseehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Buku Pedoman Klinik Sanitasi
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
SOP
TANGGAL TERBIT
HALAMAN : 1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Adalah upaya pembinaan (pengawasan maupun penyehatan) terhadap lingkungan baik
lingkungan permukiman, tempat-tempat umum dan juga tempat pengelolaan makanan
dalam upaya mengendaikan faktor risiko terjadinya penyakit menular maupun tidak menular
akibat kualitas lingkunganyang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Dilakukan juga sebagai kegiatan luar gedung klinik sanitasi
Ruang lingkup kegiatan luar gedung klonik sanitasi (Pembinaan Lingkungan Sehat):
Penyediaan/penyehatan air bersih dan sanitasi dalam rangka pencegahan/
penanggulangan PML diare /cacingan /kulit/kusta/frambusia
Penyehatan perumahan dalam rangka pencegahan penyakit ISPA/TB paru
Penyehatan lingkungan permukiman dalam rangka pencegahan PMTL (DBD
/Malaria/Filariasis)
Penyehatan lingkungan tempat kerja dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan keracunan pestisida
Pembinaan dan pengawasan kulaitas kesling TTU dan TPM dalam upaya
mengendalikan faktor resiko lingkungan terhadap penyakit menular berbasis
lingkungan di TTU dan TPM
Tujuan : Terwujudnya lingkungan (Pemukiman TTU dan TPM ) sehat melalui upaya penyehatan
kualitas kesehatan lingkungan dimasyarakat dalam mewujudkan Sumedang Sehat 2013
Berbasis Budaya Sunda
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pembinaan Dan Pengawasan Sanitasi Makanan Jajanan
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
SOP
TANGGAL TERBIT
HALAMAN : 1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Melakukan pengawasan sanitasi makanan jajanan di wilayah kerja puskesmas.
Tujuan : Memperoleh data makanan jajanan yang ada baik perorangan maupun sentra makanan
jajanan baik di dalam gedung maupun di luar gedung.
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kseehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 942 Tahun 2003 tentang persyaratan hygiene
sanitasi makanan jajanan.
Prosedur/Langkah : 1. Membuat jadwal kegiatan pada setiap awal tahun
2. Menginformasikan rencana kegiatan pada pertemuan lintas sektor untuk meminta
dukungan dari instansi terkait
3. Membuat surat permohonan dukungan dari instansi terkait
4. Membuat surat edaran kepada semua pedagang makanan tembusan kepada Camat,
Lurah, dan pemilik gedung ( untuk makjan yang berda di dalam gedung )
5. Menyiapkan formulir – yang dibutuhkan
6. Membuat surat tugas
7. Melakukan pendataan
8. Membuat laporan pendataan
9. Laporan pendataan meliputi :
- Jumlah pedagang makanan jajanan di luar gedung maupun di dalam gedung
- Pemetaan penyebaran pedagang makanan jajanan dan penyebaran sentra
makanan jajanan
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait Formulir Pendataan, Buku Register Kesling
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pelaksanaan Inspeksi Sanitasi Air
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
SOP
TANGGAL TERBIT
HALAMAN : 1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Inpeksi sanitasi (IS) adalah suatu kegiatan untuk menilai keadaan suatu sarana penyediaan
air bersih guna mengetahui berapa besar kemungkinan sarana tersebut dipengaruhi oleh
lingkungan serta pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat.
Tujuan : Tujuan umum : pemutusan mata rantai penularan penyakit melalui intervensi penyehatan
air
Tujuan khusus :
1. Diperolehnya memutuskan mata rantai penularan penyakit diare melalui
penyehatan air
2. Diperolehnya peran serta masyarakat dalam rangka penggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB)
3. Diperolehnya kualitas air
4. Diperolehnya perbaikan kualitas air, sanitasi dan lingkungannya setelah Kejadian
Luar Biasa (KLB)
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kseehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 736 Tahun 2010 Tentang tatalaksana pengawasan
kualitas air minum
Prosedur/Langkah : Pra kejadian luar biasa
1. Pengumpulan data dasar sarana air bersih dan sanitasi
a. Inventarisasi semua saranan penyediaan air bersih dan jamban diwilayah
kerja, sarana tersebut diberi kode dan nomor urut menurut jenis dan wilayah
b. Membuat peta : memberi tanda pada peta, sarana apa yang ada, berapa
jumlahnya, keadaan sarana, lingkungan dan kualitas air
c. Perilaku penduduk dalam pengolahan air bersih dan pembuangan kotoran
2. Perencanaan penyehatan air
Hasil pengumpulan data dibuat perencanaan penyehatan air dan mengajukan
rencana kepada instansi yang bersangkutan
3. Pengawasan Kualitas Air (PKA)
Melaksanakan inspeksi sanitasi dan pengambilan dan pemeriksaan sampel air
dilaboratorium dari sarana tersebut
NO. DOKUMEN
NO. REVISI
SOP
TANGGAL TERBIT
HALAMAN : 1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Pemeriksaan contoh air, baik air bersih, air minum maupun air limbah secara kimia atau
bekteriologi. Air tersebut bisa bersumber dari air sumur (SGL), air sumur pompa tangan
(SPT), perlindungan mata air (PMA), perpipaan (PP) dan lainnya.
Pemeriksaan secara bakteriologi ( E coli pada air ).
Pemeriksaan secara kimia tergantung parameter yang akan dibutuhkan untuk diperiksa
Tujuan : Agar kualitas air yang dipakai dapat diketahui kualitasnya sehingga dapat memenuhi syarat
kesehatan , baik itu yang layak dikonsumsi, atau digunakan, sesuai NAB (Nilai Ambang
Batas), baik secara kimia maupun bakteriologi
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492 Tahun 492 Tahun 2010 Tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum
Prosedur/Langkah : Cara kerja pengambilan sampel air
Secara kimia :
1. Sterilkan tangan dengan kapas yang telah diberi alcohol
2. Buka tutup jerigen kemudan buka kran, masukan air kedalam jerigen, bilas jerigen
3 kali sebelum akan dimasukan sampel air
3. Masukan sampel air secara perlahan, air mengalir ke dinding jerigen, hindari
gelembung udara atau aerasi pada jerigen
4. Isi sampai penuh, jangan ada aerasi/gelembung udara bila ditutup
5. Tutup jerigen
6. Beri label
Tulisan Label :
1. Kode sampel : menggunakan angka atau huruf
2. Tanggal pengambilan sampel : kapan sampel air diambil
3. Jam pengambilan sampel :waktu sampel air diambil
4. Keadaan cuaca : keadaan waktu sampel air diambil, apakah cuaca cerah,
mendung, berawan atau hujan.
5. Nama pemilik sampel : nama yang diambil sampel airnya
6. Alamat : isi dengan jelas dan lengkap
7. Tujuan pemeriksaan : untuk pemeriksaan secara kimia
Sumber air : tulis darimana sumber air berasal. Misal : SGL, SPT,PMA, dll
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemantauan Lingkungan Fisik Puskesmas
No. :
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1/2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S. Kep. Ners.
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Kegiatan yang dilakukan untuk memastikan lingkungan fisik puskesmas dalam
kondisi bersih pada ruangan/gedung dan halaman dalam keadaan siap untuk
digunakan, higienis dan nyaman.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pemantauan lingkungan secara fisik yaitu
mengenai kebersihan lingkungan Puskesmas Cibugel selalu terjaga sehingga
proses pelayanan berlangsung dengan nyaman dan higienis.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Cibugel Nomor
440/0005/PKM-DMJ/I/2016 tentang Pemantauan Keamanan Lingkungan Fisik
Puskesmas.
6. Bagan Alir
Identifikasi Informasi jadwal ke
Membuat jadwal
lingkungan kerja tiap ruangan
Tidak sesuai
Pelaksanaan Petugas
Sanitarian
kebersihan kebersihan
memantau melaksanakan
diulang sesuai
lingk fisik kebersihan sesuai
jadwal
jadwal
sesuai
Tandatangan
cheklist
pemantauan
lingkungan
7. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
8. Unit terkait Semua ruangan
Petugas Sanitasi
No.
Dokumen
SOP No. Revisi
Tgl Terbit
Halaman :½
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan atau pendaftaran,
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan yang
karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan
pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungannya.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menerangkan mekanisme inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Cibugel Nomor
440/0092/PKM-DMJ/I/2017 tentang Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan dan
Penggunaan Bahan Berbahaya.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
5. Langkah- 1. Sanitarian
langkah a. Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penanganan dan
penyimpanan sesuai ketentuan.
b. Menerima informasi telah dilaksanakan pengelolaan bahan berbahaya
c. Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan
bahan berbahaya
d. Melakukan verifikasi di cheking monitoring
2. Pengelola Barang
a. Menginventarisir semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang
berlaku
3. Petugas Laboratorium
a. Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
b. Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
c. Menginformasikan hasil monitoring kepetugas terkait
6. Bagan Alir 1. Sanitarian
Pengidentifikasian
Menerima informasi
bahan berbahaya
Monitor pelaksanaan
Verifikasi di cheking pengelolaan bahan
monitoring berbahaya
2. Petugas lab
Penyampaian hasil
monitoring
No.
Dokumen
SOP No. Revisi
Tgl Terbit
Halaman : 1/2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
11. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan dan limbah
berbahaya dalam lingkup UPT Puskesmas Rawat Inap Cibugel
12. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan penanganan bahan dan limbah
berbahaya tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan lingkungan
sekitar sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dapat ditelusuri
penyebabnya
13. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Cibugel Nomor
XXXXXXXX tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah Berbahaya.
14. Referensi Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Berbahaya dan Beracun
Petugas memverifikasi
Pengelolaan oleh pihak
limbah yang sudah
ketiga yang telah bekerja
ditampung dan memberi
sama
label
20.Rekaman
Tgl Mulai
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan
Pengendalian Dan Pembuangan Limbah
Berbahaya
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman : 1/3
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracunyang karena
sifat dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun
tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan
atau membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun berbahaya
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar
sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Cibugel Nomor
440/0093/PKM-DMJ/I/2017 tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah
Berbahaya
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
5. Langkah- 4. Pemilihan Limbah
langkah Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang terdiri dari
limbah infeksius,.limbah benda tajam,.limbah farmasi. Kategori limbah
beracun dan berbahaya berdasarkan kriteria sebagai berikut:
- Menyebabkan infeksi
- Bersifat korosif
5. Pengumpulan Limbah Medis
- Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan tempat yang tertutup rapat.
- Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan palinglama 48jam dan musim kemarau paling lama 48 jam.
Tempat
Pengolahan penampungan
limbah medis
sementara
7. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait R. Laboratorium
R. Gawat Darurat
R. KIA-KB dan Imunisasi
R. Kesehatan Gigi dan Mulut
R. Rawat Inap
R. PONED
1. Dokumen terkait Catatan tindakan
2. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan
No. Dokumen :
SOP
No. Revisi :
Tgl Terbit :
HALAMAN : 1-1
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Pengawasan tempat pengolahan makanan adalah penilaian terhadap tempat-tempat yang
memproduksi makanan. Higiene sanitasin makanan adalah upaya untuk mengendalikan
faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang mungkin bisa menimbulkan
penyakit atau gangguan kesehatan.
Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pelaksanaan pengawasan dan pembinaan
terhadap pemilik usaha tempat pengelolaan makanan.
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun 2013 tentang
persyaratan sanitasi jasaboga
Prosedur/Langkah : 1. Sanitarian menyiapkan alat dan bahan untuk pengawasan tempat pengolahan
makanan
2. Kasubag Tata usaha membuatkan surat tugas kegiatan pengawasan tempat
pengelolaan makanan
3. Sanitarian meminta izin kepada pemilik usaha pengelolaan makanan dengan
menunjukkan surat tugas
4. Sanitarian mengisi formulir pemeriksaan tempat pengelolaan makanan
5. Sanitarian mengisi kesimpulan dan saran pada buku TPM
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemeriksaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
HALAMAN : 1-1
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah kegiatan pengawasan terhadap
tempat-tempat umum agar tercipta kondisi tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan, bebas dari faktor resiko penyakit dan kecelakaan terhadap masyarakat di dalam
tempat-tempat umum maupun terhadap masyarakat di sekitar/diluar tempat-tempat umum
tersebut.
Tujuan : Sebagai acuan bagi petugas dalam melakukan pengawwwasan dan pembinaan terhadap
masyarakat dan pengelola tempat-tempat umum, sehingga terciptanya kondisi tempat-
tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan.
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 288 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penyehatan sarana dan bangunan umum
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405 Tahun 2002 tentang
Persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri.
Prosedur/Langkah : 1. Sanitarian menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan
2. Kasubag Tata usaha membuatkan surat tugas kegiatan pengawasan sanitasi
tempat tempat umum
3. Sanitarian membawa surat tugas kegiatan
4. Sanitarian dan lintas program mendatangi tempat-tempat umum
5. Sanitarian meminta izin kepada pengelola TTU
6. Sanitarian melakukan pengawasan sanitasi sesuai check list formulir pemeriksaan
7. Sanitarian mengisi kesimpulan dan saran pada buku TTU
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait Petugas Promosi Kesehatan
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
Pemeriksaan Rumah dan Sanitasi
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
HALAMAN : 1-1
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT
KABUPATEN
INAP CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
Pengertian : Pemeriksaan rumah dan sanitasi adalah rangkaian kegiatan dalam melakukan penilaian
lingkungan terhadap rumah dan sarana sanitasi yang dimiliki tiap keluarga, guna
mendapatkan kesimpulan memenuhi syarat atau tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
Tujuan : Sebagai acuan bagi petugas dalam memantau dan membina keadaan rumah dan sanitasi
secara berkala dalam usaha meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan di masyarakat.
Kebijakan : SK kepala Puskesmas No 440/0034.PKM-DMJ/I/2017 tentang Kebijakan yang
Menjelaskan bahwa pimpinan Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana wajib
memfasilitasi kegiatan pembangunan berwawasan kesehatan dan kegiatan puskesmas.
Referansi : Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 829 Tahun 1999 tentang
persyaratan kesehatan perumahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang kesehatan
lingkungan.
Prosedur/Langkah : 1. Sanitarian membina kader tentang cara pengisian formulir rumah sehat
2. Sanitarian melakukan koordinasi dengan kader tentang rencana kegiatan
pemeriksaan rumah dan sanitasi di wilayahnya
3. Kader kesehatan lingkungan mendapatkan surat tugas dari Desa untuk
melaksanakan pemeriksaan rumah dan sanitasi
4. Kader kesehatan lingkungan mengisi formulir rumah sehat berdasarkan hasil
wawancara dan observasi
5. Kader mengumpulkan formulir rumah sehat kepada sanitarian
6. Sanitarian membuat kesimpulan data hasil rekapan formulir rumah sehat.
Bagan Alir -
Hal-hal yang perlu -
diperhatikan
Unit Terkait -
Dokumen Terkait -
Rekaman Historis NO Isi Perubahan Tanggal di berlakukan
Perubahan
8. Bagan Alir
Pemilihan Pengumpulan Persyaratan
limbah limbah medis pewadahan
limbah medis
Tempat
Pengolahan
penampungan
limbah medis
sementara limbah
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Disinfeksi permukaan di tempat kerja adalah proses pengurangan
kemungkinan mikroorganisme ke tingkat bahaya yang lebih rendah pada
permukaan yang terindikasi kontaminasi oleh mikroorganisme yang
pelaksanaannya di lakukan di tempat kerja.
2. Tujuan Sebagai panduan dalam melakukan disinfeksi permukaan di tempat
kerja
3. Kebijakan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 Tentang Penetapan Infeksi Novel Corona Virus
sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
4. Referensi Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Corona Virus Disease (Covid 19)
5. Langkah- Jenis disinfeksi yang dapat digunakan adalah :
langkah - Bleaching (pemutih) dengan takaran 2 sendok makan per 1 liter air
- Karbol dengan takaran 2 sendok makan per 1 liter air
- Pembersih lantai dengan takaran 1 tutup botol per 5 liter air
Langkah-langkah melakukan disinfeksi:
1. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sepertisarung tangan dan
masker sekali pakai, sarung tangan harus dibuang setelah setiap melakukan
disinfeksi.
2. Persiapan tisu, kain mikrofiber (MOP) dan botol sprayer
3. Persiapan cairan disinfektan yang akan digunakan sesuai dengan takaran
yang telah ditetapkan
4. Bagi penggunaan kain mikrofiber (MOP) rendam kain MOP ke dalam air
yang telah berisi cairan disinfektan. Lakukan pengelapan pada permukaan
datar dan biarkan tetap basah selama 10 menit
5. Bagi penggunaan botol sprayer,isi botol dengan cairan disinfektan yang
telah diencerkan . semprotkan cairan disinfektan .
6. Lepaskan APD dan lanjutkan dengan cuci tangan pakai sabun
6. Hal-hal yang - APD
perlu - Jenis dan takaran disinfektan
diperhatikan
7. Unit terkait -
8. Dokumen terkait -
9. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN DI KOLAM
RENANG
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
11. Pengertian Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk
berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan
air bersih yang telah diolah.
12. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di kolam renang dalam penerapan
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
13. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
14. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
15. Langkah- a. Air kolam renang menggunakan desinfektan dengan clorin 1-10 ppm atau
langkah bromin 3-8 ppm sehingga pH (kadar keasaman) air mencapai 7,2-8,
dilakukan setiap hari dan hasilnya diinformasikan di papan informasi agar
dapat diketahui oleh konsumen.
b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi masuk
dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
d. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
e. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan dan
menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat himbauan
jaga jarak antrian 1 sampai 2 meter.
f. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
g. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk dan
diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
h. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja sebelum
masuk kerja
i. Semua pekerja yang masuk harus dalam keadaan sehat.
j. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan di
sekitar kolam renang, seperti tempat duduk, lantai, dan sebagainya,
terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak dipergunakan dan atau
disentuh orang setiap 4 jam sekali
k. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga saat di ruangan ganti.
l. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
m. Wajib menggunakan peralatan pribadi.
n. Masker digunakan sebelum dan sesudah berenang.
o. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
p. Pengelola juga harus membatasi jumlah pengunjung yang masuk dalam
suatu periode waktu
q. Pengunjung mengisi formulir self assessment risiko, bila hasilnya masuk
dalam kategori risiko besar tidak diperkenankan berenang.
r. Kapasitas kolam dalam suatu waktu hanya 50%
s. Kolam renang diberi jarak antar perenang dengan jarak aman.
16. Bagan Alir -
17. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
18. Ruang terkait 13. Kecamatan dan Muspika
14. Puskesmas
PROTOKOL KESEHATAN
DI OBJEK WISATA
SOP No. :
Dokumen
No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Objek wisata adalah sebuah tempat rekreasi/tempat berwisata. Objek wisata
dapat berupa objek wisata alam seperti gunung, danau, sungai, pantai, laut, atau
berupa objek wisata bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan
sejarah, dll
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Objek Wisata dalam penerapan
Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi masuk
dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
d. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan dan
menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat himbauan
jaga jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk dan
diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja sebelum
masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan di
sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
h. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
i. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
j. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
k. Bagi pengelola objek wisata yang menyediakan jasa makan dan minum
agar memperhatikan panduan Protokol Kesehatan bagi usaha jasa
makanan dan minuman.
l. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
6. Bagan Alir -
7. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
8. Ruang terkait 1. Kecamatan
2. Puskesmas
9. Dokumen terkait -
10. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Perubahaan
Mulaidiberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN
PENGELOLA USAHA JASA MAKANAN DAN
MINUMAN
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Usaha jasa makanan dan minuman adalah sector usaha yang menyediakan
makanan dan minuman, termasuk didalamnya Restoran, rumah makan, caffe,
dan lain lain.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Usaha jasa makanan dan minuman
dalam penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran
Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi
masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
d. Petugas Security atau petugas di gerbang masuk wajib memakai
masker,faceshield, sarung tangan dan menyiapkan Thermo Gun
(Pengukur Suhu) serta membuat himbauan jaga jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk dan
diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja sebelum
masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan
seperti tempat duduk, meja, lantai, dan sebagainya.
h. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
i. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
j. Petugas kassa wajib memakai masker, faceshield dan sarung tangan
k. Seluruh karyawan pengolah makanan wajib memakai masker,
faceshield dan sarung tangan khusus pengolah makanan
l. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
m. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
n. Bagan Alir -
o. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
p. Ruang terkait 1. Kecamatan dan Muspika
2. Puskesmas
q. Dokumen terkait -
r. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Perubahaan
Mulaidiberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN
DI SANGGAR, TEMPAT
SENAM,SPA,SARANA OLAHRAGA
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas
atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.
Tempat senam adalah tempat yang dipergunakan sekumpulan orang untuk
melakukan senam.
Spa merupakan suatu rangkaian perawatan yang terdiri dari terapi pijat seluruh
badan.
Sarana Olahraga adalah sarana yang dipergunakan sekumpulan orang untuk
melakukan olahraga.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di sanggar, tempat senam, Spa, sarana
olahraga dalam penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam mencegah
penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Jam operasional maksimal 8 jam dimulai jam 09.00 WIB
langkah b. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi
masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
c. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
d. Petugas tiket wajib memakai masker,faceshield, sarung tangan dan
menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta membuat himbauan
jaga jarak antrian.
e. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk dan
diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
f. Pemeriksaan suhu badan juga berlaku untuk setiap pekerja sebelum
masuk kerja
g. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan di
sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
h. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung
maksimal 50% dari daya tampung bangunan
i. Jarak aman di antara pengunjung harus dijaga
j. Jumlah pengunjung dibatasi agar bisa saling jaga jarak.
k. Bagi pengelola sanggar,senam,spa, sarana olahraga yang
menyediakan jasa makan dan minum agar memperhatikan panduan
Protokol Kesehatan bagi usaha jasa makanan dan minuman.
l. Pengelola memberikan himbauan dan informasi tentang protocol
kesehatan kepada pengunjung.
a. Bagan Alir -
b. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
c. Ruang terkait 1. Kecamatan dan Muspika
2. Puskesmas
d. Dokumen terkait -
e. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Perubahaan
Mulaidiberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN
DI HAJATAN
No.
:
Dokumen
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Hajatan adalah acara seperti resepsi dan selamatan.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Hajatan dalam penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- a. Pengelola wajib memasang wastafel/tempat cuci tangan di lokasi
langkah masuk dan di tempat-tempat strategis di lokasi.
b. Seluruh pengunjung dan pekerja diwajibkan menggunakan masker
c. Petugas penerima tamu wajib memakai masker,faceshield, sarung
tangan dan menyiapkan Thermo Gun (Pengukur Suhu) serta
membuat himbauan jaga jarak antrian.
d. Jika ditemukan pengunjung dengan suhu di atas 38°C (2 kali
pemeriksaan dengan jarak 5 menit) tidak diperkenankan masuk dan
diminta untuk melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas
e. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan di
sekitar tempat wisata, seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
f. Jarak aman di antara para undangan harus dijaga
g. Penyelenggara memberikan himbauan dan informasi tentang
protocol kesehatan kepada para undangan
h. Memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung maksimal 50% dari
daya tampung bangunan
i. Bagan Alir -
j. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
k. Ruang terkait 1. Kecamatan dan Muspika
2. Puskesmas
l. Dokumen terkait -
m. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl.
Perubahaan
Mulaidiberlakukan
PROTOKOL KESEHATAN
PAGELARAN SENI PERTUNJUKAN
PANGGUNG
SOP No. :
Dokumen
No. Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1-2
PEMERINTAHAN
PUSKESMAS RAWAT INAP
KABUPATEN
CIBUGEL
SUMEDANG Tarya Sukarya, S.Kep. Ners
NIP. 196810201990031005
1. Pengertian Pagelaran seni pertunjukan panggung yaitu karya seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu.
2. Tujuan Sebagai panduan protocol kesehatan di Hajatan dalam penerapan Adaptasi
Kebiasaan Baru dalam mencegah penyebaran Covid19.
3. Kebijakan Peraturan Bupati Sumedang Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Penanganan Corona Virus
4. Referensi a. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Disease (COVID 19)
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian
Kesehatan.
b. Pedoman Tata Kelola Kepariwisataan Era Baru (New Normal) Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Sumedang
5. Langkah- Bagi Penyelenggara/Panitia:
langkah 1. Sebelum Pelaksanaan kegiatan, Panitia harus berkoordinasi dengan
Pemerintah setempat (RT, RW, Kepala Desa, Kecamatan, Koramil dan
Polsek) paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum pelaksanaan.
2. Menyiapkan dan memfasilitasi Protokol Kesehatan (sesuai tatanan new
normal).
3. Pembersihan dan disinfeksi dilakukan terhadap seluruh permukaan di
sekitar tempat pertunjukan, seperti tempat duduk, meja, lantai, dan
sebagainya, terutama pada ruang/bagian-bagian yang bayak
dipergunakan dan atau disentuh orang setiap 4 jam sekali
4. Pengelola wajib memberlakukan pembatasan jumlah pengunjung minimal
50% dari daya tampung
5. Membentuk TIM Protokol kesehatan (Satgas) sebagai Tim yang akan
menertibkan Jalannya Kegiatan sesuai tatanan New Normal.
6. Waktu pelaksanaan:
Sianghari Mulai Jam 08.00 s/d. 15.00,
Malam hari Mulai Jam 19.30 s/d. 22.30
Dan/atau sesuai izin dari pihak yang berwajib setempat.
7. Grup seni yang ditampilkan wajib memiliki Izin dari dinas terkait, dan panitia
wajib memanfaatkan grup seni yang ada di wilayah Kabupaten Sumedang.
8. Panitia harus menyiapkan Thermo Gun, Disinfektan, Air dan Sabun untuk
cuci tangan, dan Ruang isolasi.
9. Apabila saat pengukuran didapatkan suhu tubuh lebih dari 38◦ C , maka
petugas harus segera melaporkan yang bersangkutan kepada Puskesmas
setempat.
10. Uang saweran harus dimasukan kedalam Amplop.
11. Selalu menjaga keamanan, ketertiban, dan kebersihan lingkungan.
Bagi Seniman :
1. Pakai masker standar kesehatan.
2. Jaga jarak antara seniman yang satu dengan yang lainnya.
3. Pakaian/Kostum seniman hanya untuk satu kali pentas.
4. Diupayakan Pakai Sarung Tangan sesuai standar kesehatan.
5. Jumlah pelaku seni/seniman yang pentas diatas Panggung maksimal 12 orang.
Sedangkan yang pentas dibawah Panggung maksimal 9 orang.
6. Microphone hanya untuk satu orang, satu Mic serta memakai sarung Mic.
Bagi Pengunjung :
1. Pakai Masker Standar Kesehatan .
2. Jaga Jarak antara penonton dengan penonton lainnya, minimal 1 (satu) meter
3. tidak ada kontak fisik antara penonton yang satu dengan penonton lainnya.
4. Menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan serta tidak boleh membawa
anak usia balita.
7. Bagan Alir -
8. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP
perlu
diperhatikan
9. Ruang terkait 1. Kecamatan dan Muspika
2. Puskesmas
Tgl Terbit
Halaman :1
7. Rekaman Historis
Perubahan
Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :3
Pemerintah UPTD
Kabupaten Puskesmas
Sumedang Tarya Sukarya, S. Kep. Ners. Rawat Inap
NIP. 196810201990031005 Cibugel
Petugas kebersihan
mengumpulkan sampah setiap Petugas di ruangan membuang
hari sampah berdasarkan jenisnya
7. Hal-hal yang perlu Jika SOP ini tidak di kerjakan bisa terjadi penularan penyakit
diperhatikan
8. Unit terkait 1. Penanggungjawab keamanan Lingkungan.
2. Unit Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. Unit Pelayanan Pemeriksaan Gigi dan Mulut
4. Unit KIA-KB
5. Unit Kegawatdaruratan
6. Unit Persalinan
7. Unit Kefarmasian
8. Unit Laboratorium
9. Dokumen terkait Logbook Limbah B3 medis di UPTD Puskesmas Rawat Inap
Cibugel
10. Rekaman Histori No. Yang Isi perubahan Tanggal mulai
Perubahan
diubah diberlakukan
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT MEDIS
TIDAK TAJAM B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN)
No. Dokumen
No. Revisi
SOP
Tgl Terbit
Halaman :
Cair Padat
Tajam
Pemilahan
Tidak Tajam
TPS
Dimusnahkan
Diangkut pihak ke 3
(Insenerator)
18. Unit terkait Seluruh ruangan pelayanan dan penunjang kesehatan yang menghasilkan
limbah padat medis tidak tajam B3
19. Dokumen terkait Logbook Limbah B3 medis di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cibugel
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
Safety Box
Trolley Limbah
Medis
Timbang Timbang
Safety Box Limbah Medis
Pengangkutan
limbah medis
tajam oleh pihak
ke-3
Pemusnahan
8. Unit terkait Seluruh ruangan pelayanan dan penunjang kesehatan yang menghasilkan
limbah padat medis tidak tajam B3
9. Dokumen terkait Logbook Limbah B3 medis di UPTD Puskesmas Rawat Inap Cibugel
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
7. Bagan Alir
Limbah
Kantong Plastik
warna Hitam
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
Pengangkutan
limbah medis
infeksius oleh
pihak ke-3
Pemusnahan
7. Hal-hal yang perlu Jika SOP ini tidak di kerjakan bisa terjadi penularan penyakit
diperhatikan
8. Unit terkait Kegiatan pelayanan di UGD, ruang isolasi,ruang perawatan, dan ruang
pelayanan laiinya yang menghasilkan limbah infeksius covid 19
No. Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman :
Pemilahan
domestik B3
Pewadahan
Penyimpanan
TPS B3
Pencataan di
logbook LB3
Pengangkutan
oleh pihak k-3
Pemusnahan
9. Dokumen terkait