Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN


DI PUSKESMAS NGAGEL R$EJO
TAHUN 2019

I. Pendahuluan
Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih
buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih dan jamban, meningkatnya
pencemaran, kurang higienisnya cara pengolahan makanan, rendahnya perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) masyarakat, serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan
pestisida di rumah tangga yang kurang memperhatikan aspek kesehatan dan
keselamatan kerja.
Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan suatu wahana masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan lingkungan untuk memberantas penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Pelayanan
kesehatan lingkungan bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri tetapi sebagai
bagian integral dari kegiatan puskesmas..

II. Latar Belakang


Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar
masyarakat Indonesia. Hal ini tercermin dari ketinggiannya angka kejadian dan kunjungan
penderita beberapa penyakit ke sarana pelayanan kesehatan, seperti Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA), TB Paru, Diare, Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD),
keracunan makanan, kecacingan, serta gangguan kesehatan/keracunan karena bahan
kimia dan pestisida.faktor lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh terbesar
terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan genetik. Untuk itu
cara pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya
perbaikan lingkungan/sanitasi dasar dan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Hal
ini sesuai dengan paradigma sehat yang lebih menonjolkan aspek pencegahan dan
promosi. Salah satu pendekatan yang menekankan pada upaya preventif dan promotif
berupa perbaikan lingkungan dan perilaku adalah ‘pelayanan kesehatan lingkungan’
Dengan demikian petugas sanitasi sebagai pengelola pelayanan kesehatan
lingkungan dituntut mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membantu
menemukan masalah lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang
banyak diderita masyarakat, sehingga diharapkan mereka dapat berperan dalam upaya
memutus rantai penularan penyakit dan dalam jangka panjang dapat mencegah serta
memberantas penyakit-penyakit berbasis lingkungan.

III. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus :
a. Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan;
b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku masyarakat
untuk mengendalikan penyakit berbasis lingkungan serta masalah kesehatan
lingkungan dengan sumber daya yang ada, serta untuk mewujudkan
lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat;
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sector dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


1. Kegiatan klinik sanitasi dilaksanakan di dalam dan di luar gedung puskesmas.
a. Dalam Gedung Puskesmas
Semua pasien yang datang berkunjung ke Puskesmas mendaftar ke
bagian pendaftaran (loket), sedangkan untuk pengunjung masyarakat
umum/klien yang akan berkonsultasi dapat secara langsung mendatangi
petugas yankesling atau mendaftar dahulu ke loket puskesmas disesuaikan
dengan kondisi daerah. Orang yang datang ke petugas yankesling tanpa
melalui loket pendaftaran tetap didaftarkan dan dilaporkan petugas yankesling
sebagai kunjungan puskesmas. Apabila didapatkan pasien menderita penyakit
yang berhubungan erat dengan faktor lingkungan, maka petugas
medis/paramedis di poliklinik merujuk pasien ke petugas yankesling. Kriteria
utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk petugas poliklinik
sanitasi antara lain sebagai berikut :
1. Pasien penderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan factor
lingkungan;
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang);
3. Dalam 1 keluraga terdapat 2 orang atau lebih penderita penyakit yang
sama. Khususnya untuk penderita TB paru BTA+ harus dirujuk ke
petugas yankesling;
4. Adanya kecenderungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB.

Diruang petugas yankesling, petugas sanitasi melakukan wawancara


atau memberikan konseling untuk mengetahui dan membantu menemukan
masalah permasalahan lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan erat
dengan kejadian penyakit atau masalah yang dialami pasien/klien. Bila dari
hasil wawancara/konseling tersebut tidak ada kesimpulan yang dapat
menjelaskan keterkaitan kejadian penyakit yang diderita dengan factor
lingkungan atau perilaku, petugas yankesling dapat mengkonsultasikan ulang
dengan dokter atau petugas yang memeriksa.
Setelah memberikan saran tindak lanjut, petugas yankesling membuat
kesepakatan waktu dengan pasien/klien untuk dilakukan kunjungan
rumah/lapangan. Kriteria pasien/klien yang perlu ditindak lanjuti dengan
kunjungan rumah/lapangan adalah sama dengan kriteria yang perlu dirujuk,
ditambah dengan criteria lain terutama:
1. Bila pasien/klien yang hendak dikunjungi disuatu wilayah jumlahnya
relative banyak;
2. Alamat pasien/klien berada di lokasi daerah endemis.

Hasil kegiatan dan temuan petugas yankesling selanjutnya disampaikan


pada forum lokakarya mini puskesmas untuk dibahas dan dicarikan jalan
penyelesaiannya sehingga permasalahan dapat diselesaikan secara
terintegrasi dan komprehensif, terutama dalam pelaksanaan tindak lanjutnya.
b. Luar gedung puskesmas
Kegiatan luar puskesmas dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil
wawancara/konseling didalam gedung puskesmas. Tujuan kunjungan
lapangan pada dasarnya untuk lebih memastikan faktor lingkungan atau
perilaku yang sebelumnya diduga kuat sebagai faktor yang mempengaruhi
kejadian penyakit dengan cara melakukan pengamatan dan pemeriksaan
langsung. Dalam melakukan kunjungan lapangan, petugas sanitasi
seyogyanya memberitahukan kunjungannya kepada perangkat
desa/kelurahan (kepala desa,lurah, sekretaris kepala dusun atau ketua
RW/RT) atau tokoh masyarakat setempat, serta sedapat mungkin
mengikutsertakan kader kesehatan lingkungan dan petugas kesehatan di
desa/kelurahan. Disamping untuk keterpaduan kegiatan, keterlibatan petugas
kesehatan didesa/kelurahan bermanfaat untuk tindak lanjut keadaan penyakit
penderita.
Petugas yankesling selanjutnya meyimpulkan permasalahan lingkungan
dan perilaku yang berkaitan dengan kejadian penyakit atau masalah yang
dihadapi klien dan memberikan saran tindak lanjut penyelesaian masalah.
Disamping memberikan saran dan tindak lanjut terhadap penyelesaian
masalah lingkungan dan perilaku, petugas sanitasi juga memberikan
bimbingan teknis kepada masyarakat yang membutuhkan. Bila permasalahan
kesehatan lingkungan tersebut menyangkut sekelompok keluarga atau
kampung maka hasil temuan tersebut juga disampaikan kepada perangkat
desa (kepala desa/lurah,sekretaris,kepala dusun atau ketua RW/RT) tokoh
masyarakat, kader kesehatan lingkungan dan petugas kesehatan di desa,
agar mereka ikut berperan aktif menyelesaikan permasalahan kesehatan
lingkungan yang dirasakan masyarakat. Disamping itu petugas klinik sanitasi
dapat membawa permasalahan tersebut ke forum pertemuan masyarakat
desa dan pertemuan lintas sektor ditingkat kecamatan untuk dapat dukungan
penyelesaiannya.

V. Peran Lintas Program dan Lintas Sektor


1. Pelayanan Umum merujuk pasien yang berbasis lingkungan ke yankesling
2. RT/ RW memberikan dukungan dalam kunjungan lapangan ikut berperan aktif
menyelesaikan permasalahan kesehatan lingkungan yang dirasakan masyarakat

VI. Cara Melaksanakan Kegiatan


a. Didalam Gedung
1. Penderita
Terhadap penderita, petugas klinik sanitasi diharuskan melakukan langkah –
langkah sebagai berikut :
a) Menerima kartu rujukan status dari petugas poli
b) Mempelajari kartu status dari petugas poli
c) Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta
diagnosis penyakitnya ke dalam buku register;
d) Melakukan wawancara atau konseling dengan
penderita/keluargapenderita tentang kejadian penyakit, keadaan
lingkungan, dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian
penyakit dengan mengacu pada buku “ Pedoman Teknis Klinik Sanitasi
di Puskesmas”
e) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita
f) Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan
g) Membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang
jadwal kunjungan lapangan (bila diperlukan)
2. Klien
Terhadap Klien, petugas yankesling diharuskan melakukan langkah – langkah
sebagai berikut :
a) Menanyakan permasalahan yang dihadapi klien dan mencatat nama,
karakteristik klien yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan
alamat, serta diagnosis penyakitnya ke dalam buku register.
b) Melakukan wawancara atau konseling dengan klien sesaui
permasalahan yang dihadapi dengan mengacu pada buku “ Pedoman
Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas” dan “Panduan Konseling bagi
Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas”.
c) Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
diduga berkaitan dengan permasalahan yang ada.
d) Memberikan saran pemecahan masalah yang sederhana, murah dan
mudah untuk dilaksanakan oleh klien.
e) Membuat kesepakatan dengan klien tentang jadwal kunjungan lapangan
/ rumah klien (bila diperlukan).
b. Luar Gedung
Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita/klien atau keluarganya
dengan petugas, petugas yankesling melakukan kunjungan lapangan / rumah
dengan langkah – langkah sebagai berikut :
1. Mempelajari hasil wawancara atau konseling didalam gedung (puskesmas)
2. Menyiapkan dan membawa berbagai macam peralatan dan kelengkapan
lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media
penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.
3. Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat
kelurahan dan petugas kesehatan (Bidan Kelurahan)
4. Melakukan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan dan perilaku dengan
mengacu pada buku Pedoman “Teknis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas”
sesuai dengan penyakit / masalah yang ada.
5. Membantu menyimpulkan hasil kunujngan lapangan
6. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluraga penderita dan
keluarga sekitar)
7. Apabila permasalahan yang ditemukan menyangkut sekelompok keluarga
atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di kelurahan,
perangkat kelurahan, kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait
ditingkat kecamatan untuk dapat ditindak lanjuti secara bersama.

VIII. Sasaran dan Target


1. Sasaran kegiatan yankesling adalah sebagai berikut :
a. Pasien / Penderita
b. Klien
c. Lingkungan penyebab masalah kesehatan bagi pasien, klien dan masyarakat
sekitarnya
2. Target
2% dari jumlah kunjungan puskesmas

IX. Jadwal Kegiatan


Konsultasi Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilaksanakan setiap hari pukul 08.00-09.00

X. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Data kegiatan klinik sanitasi di catat kedalam buku register untuk kemudian diolah dan
dianalisis. Selain berguna untuk baha tindak lanjut kunjungan lapangan serta keperluan
monitoring dan evaluasi, data yang ada dapat digunakan bahan perencanaan kegiatan
selanjutnya

XI. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


NO KEGITAN PENCATATAN PELAPORAN EVALUASI
1 Konsultasi Di catat pada Pelaporan Pada Evaluasi kegiatan
form laporan Dinas Kesehatan dilakukan 1 tahun
dan Register Kota Surabaya sekali untuk menjadi
acuan pelaksanaan
kegiatan pada periode
berikutnya
2 Kunjungan Di catat pada Pelaporan Pada Evaluasi kegiatan
Rumah form laporan Dinas Kesehatan dilakukan 1 tahun
dan Register Kota Surabaya sekali untuk menjadi
acuan pelaksanaan
kegiatan pada periode
berikutnya

Mengetahui Surabaya,
Kepala Puskesmas Ngagel Rejo Penanggung Jawab Program

drg. Endang Susilowati ANGGUN TRIA KUSUMA


Pembina Tk.1 NIP. -
NIP.196508231994032003

Anda mungkin juga menyukai