I. Pendahuluan
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2015 tentang Kesehatan dan Peraturan
Pemerintah RI No 66 Tahun 2104 tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan
dalam rangka terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat, melalui upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di permukiman, tempat kerja,
tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.
Kesehatan Lingkungan merupakan salah satu pelayanan wajib puskesmas termasuk di
Puskesmas Tanjung Paku yang mempunyai peranan strategis mendukung peningkatan pencapaian
target lintas program dan diharapkan berdampak pada peningkatan kinerja puskesmas. Hal ini
sejalan dengan Visi, Misi, Motto dan Tata Nilai Puskesmas Tanjung Paku yaitu:
1) Visi
“Terwujudnya Puskesmas Tanjung Paku dengan pelayanan prima menuju masyarakat
mandiri untuk hidup sehat tahun 2023”.
2) Misi
a. Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan
b. Meningkatkan upaya kesehatan keluarga dan lingkungan
c. Memantapkan menajemen puskesmas
d. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat mandiri untuk hidup sehat
3) Motto
“BERSAHABAT” ( Bertekad Sehat Bersama Masyarakat ).
4) Tata Nilai
“TANJUNG PAKU
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab terhadap uraian tugas dalam
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat dan
pencegahan penyakit berbasis lingkungan
Jumlah KK : 5018 KK
3. Metode
a. Metode Konseling
1. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
2. Identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
3. dugaan penyebab;
4. saran dan rencana tindak lanjut
b. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
1. pengamatan fisik media lingkungan;
2. pengukuran media lingkungan di tempat;
3. uji laboratorium; dan/atau
4. analisis risiko kesehatan lingkungan.
c. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
2. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
3. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
4. Rekayasa Lingkungan
d. Sumber dana atau biaya
Berasal dari DAK NON FISIK tahun 2018, dengan rincian sebagai berikut :
N
o Kegiatan Kebutuhan Biaya
1 Pemberdayaan Masyarakat
a Sosialisasi STBM (Sanitasi Total - Makan, snack, transport peserta, Rp 12.320.000
Berbasis Masyarakat) Atk, fc
b Pemicuan - Makan, snack, transport petugas Rp 3.500.000
Ada enam langkah dalam melaksanakan Konseling yang biasa disingkat dengan "SATU TUJU"
yaitu :
SA = Salam, Sambut:
1). Beri salam, sambut Pasien dengan hangat.
2).Tunjukkan bahwa Anda memperhatikannya, mengerti keadaan dan keperluannya,
bersedia menolongnya dan mau meluangkan waktu.
3). Tunjukkan sikap ramah.
4). Perkenalkan diri dan tugas Anda.
5).Yakinkan dia, bahwa Anda bisa dipercaya dan akan menjaga kerahasiaan percakapan
anda dengan Pasien.
6). Tumbuhkan keberaniannya untuk dapat mengungkapkan diri.
T - tanyakan :
1). Tanyakan bagaimana keadaan atau minta Pasien untuk menyampaikan masalahnya pada
Anda.
2). Dengarkan penuh perhatian dan rasa empati.
3). Tanyakan apa peluang yang dimilikinya.
4). Tanyakan apa hambatan yang dihadapinya.
5). Beritahukan bahwa semua keterangan itu diperlukan untuk menolong mencari cara
pemecahan masalah yang terbaik bagi Pasien.
U-Uraikan :
Uraikan tentang hal-hal yang ingin diketahuinya atau anda menganggap perlu diketahuinya
agar lebih memahami dirinya, keadaan dan kebutuhannya untuk memecahkan masalah.
Dalam menguraikan anda bisa menggunakan media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) supaya lebih mudah dipahami.
TU – Bantu :
Bantu Pasien mencocokkan keadaannya dengan berbagai kemungkinan yang bisa dipilihnya
untuk memperbaiki keadaannya atau mengatasi masalahnya.
J - Jelaskan :
Berikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai cara mengatasi permasalahan yang
dihadapi Pasien dari segi positif dan negatif serta diskusikan upaya untuk mengatasi
hambatan yang mungkin terjadi. Jelaskan berbagai pelayanan yang dapat dimanfaatkan
untuk memecahkan masalah tersebut.
U - Ulangi:
XI. Metode
e. Metode Konseling
5. Identifikasi prilaku/kebiasaan;
6. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
f. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
g. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
5. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
6. Perbaikan dan Pembangunan Sarana
7. Pengembangan Teknologi Tepat Guna
8. Rekayasa Lingkungan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Semua karyawan puskesmas wajib berpartisipasi dalam kegiatan Kesehatan Lingkungan.
Sebagai koordinator dalam penyelenggaraan kegiatan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas adalah
petugas Sanitarian.
Pengaturan dan penjadwalan tenaga puskesmas dalam upaya kesehatan Lingkungan
dilaksanakan lintas program dan dikoordinir oleh Petugas Kesling sesuai dengan kebutuhan dan
kesepakatan.
C. Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan lingkungan dilakukan bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri bulanan/lintas sektor, dengan
persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan lingkungan dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di rinci
dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan pada awal bulan sebelum pelaksanaan
jadwal.
3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan lingkungan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas.
XII.
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
R
A
KM
RUANG UGD
RUANG
REKAM RUANG
MEDIS & KIA
RUANG RUANG R. KIA
LOKET
PROMKES GIZI &
KESLING
PARKIR
R. POLI 1
MOTOR RUANG RUANG
TATA KEPALA RUANG
USAHA PUSKESMAS APOTEK
R. POLI 2
D
RUANG
RUANG P2M O TUNGGU
RUANG IMUNISASI RUANG
LOKET CAPENG R. POLI 3
O TUNGGU
P P2M
R
TAMAN
R. LAB
L
RUMAH DINAS GUDANG RUANG
DOKTER
O POLI GIGI
Pintu masuk
MEJ
KURSI A
PRO
MKE
D
A
T
A
MEJA MEJA D
KESLING GIZI I
N
WAS D
TAF I
EL N
KURSI KURSI G
4. Prasarana
a. Dilengkapi dengan tempat sampah tertutup.
b. Ventilasi cukup dan sirkulasi udara terjaga.
c. Pencahayaan cukup terang
PASIEN DATANG
LOKET
PENDAFTARAN
KLINIK TERPADU
B. StandarFasilitas
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas
TANJUNG PAKU memiliki sarana penunjang antara lain :
pelayanan kesehatan Lingkungan Sarana Prasana
Meja
( Dalam Gedung ) Kursi
Konseling Media informasi cetak atau elektronik
Pengawasan Kebersihan Buku panduan
Buku catatan kegiatan
Senter
( Luar Gedung ) Leaflet
Inspeksi Sanitasi Form check
Intervensi / Tindakan Buku catatan kegiatan.
A. Lingkup Kegiatan
Kegiatan Kesehatan Lingkungan yang dilakukan meliputi :
2. Kegiatan di Dalam Gedung
e. Konseling
1) Konseling dilakukan oleh tenaga kesehatan lingkungan
2) Konseling terhadap pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor RisikoLingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan perawatan pengobatan
3) Dalam hal Pasien yang menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan untuk menerima
Konseling, konseling dapat dilakukan terhadap keluarga yang mendampingi.
4) Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, media cetak atau elektronik.
f. Pemeriksaan Kebersihan
4) Pemeriksaan kebersihan dilakukan oleh tenaga Kesehatan Lingkungan
5) Pemeriksaan kebersihan mencakup seluruh bagian Puskesmas baik dalam gedung
maupun luar gedung
6) Pemeriksaan kebersihan dengan melihat ceck list kebersihan
g. Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL
1) Pengoperasian dan pemeliharaan IPAL dilakukan oleh petugas kebersihan
h. Pengumpulan sampah medis
4) Pengumpulan sampah medis dilakukan oleh petugas kebersihan lingkungan.
5) Pengumpulan sampah medis dilakukan setiap hari dari poli atau ruang tindakan
6) Pengambilan sampah medis dikumpulkan diTPS LB3.
h. Penyuluhan STBM
1) Penyuluhan STBM dilakukan oleh petugas Kesehatan Lingkungan(sanitarian) dengan
melibatkan petugas Pustu, Poskeskel, pembina wilayah, Kader dengan membawa surat
tugas dari Kepala Puskesmas dengan rincian tugas yang lengkap.
2) Penyuluhan STBM dilakukan di Desa untuk meningkatkan derajat kesehatan manusia
yang mencakup lima pilar STBM (stop BABS,CTPS,pengolahan air, pengelolaan sampah,
pengelolaan limbah)
B. Strategi / Metode
h. Metode Konseling
7. identifikasi prilaku/kebiasaan;
8. identifikasi kondisi kualitas kesehatan lingkungan;
c. dugaan penyebab;
d. saran dan rencana tindak lanjut
i. Metode Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara/metode sebagai berikut:
a. pengamatan fisik media lingkungan;
b. pengukuran media lingkungan di tempat;
c. uji laboratorium; dan/atau
d. analisis risiko kesehatan lingkungan.
j. Metode Intervensi Kesehatan Lingkungan
9. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
10.Perbaikan dan Pembangunan Sarana
11.Pengembangan Teknologi Tepat Guna
12.Rekayasa Lingkungan
C. Langkah Kegiatan
5. Kegiatan di Dalam Gedung
6. Konseling
7. Perencanaan(P1)
1). Membuat Jadwal
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau dampak, baik resiko
yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai
pelaksana kegiatan. Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya
menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program kesehatan lainnya.
Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran antara lain :
1. Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus mengidentifikasi resiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.Identifikasi resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko
terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.
Konseling
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari sering disebut Safety
saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan
diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan serta penurunan kesehatan
akibat dampak dari pekerjaan yang dilakukan, bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan
kerja disini lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah
mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak
terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan prasarana kesehatan,
maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang
pertama yang terpajan terhadap masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus
mendapat pelatihan tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat. Menggunakan desinfektan yang
sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan
alat pelindung diri yang benar.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan dengan aktifitas pengawasan mutu,
sedangkan pengawasan mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat
berjalan sesuai rencana dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai
berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
BAB IX
PENUTUP
Panduan pelaksanaan kesehatan lingkungan ini dibuat untuk memberikan petunjuk dalam
pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan di Puskesmas Tanjung Paku, penyusunan pedoman
disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih memerlukan inovasi-inovasi
yang sesuai dengan pedoman yang berlaku secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih
diperlukan sesuai dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Panduan ini digunakan sebagai acuan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari kebijakan yang telah
ditentukan.
1 Konseling v v v v v V v v v v v v
Inspeksi Sanitasi
2 Tempat tempat v v v v v V v v v v v v
umum
Inspeksi Sanitasi
Tempat
3 v v v v v V v v v v v v
Pengelolaan
Makanan-minuman
Inspeksi Sanitasi
4 v v v v v V v v v v v v
Sarana Air Bersih
Monitoring dan
5 v v v v v V v v v v v v
evaluasi STBM
Pendataan
6 Kesehatan v v v v v v v v v v v v
Lingkungan
pengiriman sampel
7 v v v v v v v v v v v v
air ke Laborat
Orientasi Penjamah
8 v
Depot Air Minum
Orientasi Kader
9 v
STBM
Meja
Kursi
1 Konseling Alat peraga Percontohan
Media informasi cetak atau elektronik
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaian penyusunan Kerangka Acuan Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Tanjung Paku. Kerangka Acuan ini kami susun sebagai upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam
pelaksanaan Pelayanan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Tanjung Paku Kota Solok.
Sanitarian,
Puskesmas Tanjung Paku
Nilva Roza,SKM