A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Berbahaya dan Beracun
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/537/2020
tentang pedoman pengelolaan limbah medis fasyankes dan limbah dari
kegiatan isolasi
2. Gambaran Umum
Berdasarkan Pasal 59 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup bahwa setiap orang yang
menghasilkan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) wajib melakukan
pengelolaan limbah yang dihasilkannya dan dalam halsetiap orang tidak mampu
melakukan sendiri pengelolaan limbah,pengelolaannya diserahkan kepada pihak
lain yang memiliki izin sesuai engan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Salah satu aspek penting yang tidak boleh dilupakan dalam penangan
wabah ini adalah penanganan limbah medis dengan karakter infeksius yang
dihasilkan dari pasien dan petugas medis yang terpapar dengan virus tersebut
saat penanganan pasien. Penanganan limbah infeksius ini menjadi penting
karena dikhawatirkan limbah ini bisa menjadi salah satu media penyebaran virus
apabila tidak ditangani dengan baik. Di seluruh dunia, diperkirakan sedikitnya 5,2
juta orang, termasuk 4 juta anak-anak, meninggal setiap tahun karena penyakit
yang berkaitan dengan limbah medis yang tidak terkelola dengan baik. Prinsip
pencegahan penularan penyakit infeksi adalah melalui pemutusan rantai
host/pejamu/inang.
Tidak hanya di fasilitas pelayanan kesehatan, rumah atau fasilitas lainnya
di masyarakat yang melakukan isolasi mandiri, menghasilkan limbah Padat
seperti masker atau sarung tangan yang digunakan orang terkonfirmasi COVID-
19 atau yang menjalani isolasi mandiri yang termasuk limbah B3 padat.
Sehingga, diperlukan adanya pengelolaan limbah medis baik di fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana yang telah diatur di peraturan perundang-
undangan serta langkah lainnya untuk mengolah limbah medis dari rumah atau
fasilitas lain di masyarakat.
No. Rincian Menu/Komponen Uraian
7. Upaya Penyehatan Lingkungan
b. Pengelolaan Limbah Medis Pertemuan Koordinasi lintas program
(B3) dan lintas sector dalam pengelolaan
limbah isoman
B. PENERIMA MANFAAT
Kegiatan akan dilaksanakan pada bulan Maret 2022. Kurun waktu pencapaian
pelaksanaan kegiatan adalah 6 Bulan
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
No. Rincian Menu Kegiatan Kebutuhan Biaya
7. Upaya Penyehatan Lingkungan
c. Pengelolaan Limbah Medis (B3)
Nama Kegiatan : Rp 10.278.600
“Pertemuan Koordinasi lintas program
dan lintas sector dalam pengelolaan
limbah isoman”
Mamuju, 2021
Plt.Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju
dr. A C O N G
Pangkat : Pembina Tk. I
Nip : 19651105 200012 1 003