11 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
kesehatan masyarakat Probolinggo dapat dilihat dari hasil survey tentang perilaku hidup bersih
dalam keseharian warga . Perilaku tersebut yang digambarkan dalam tatanan skala rumah
tangga dari hasil wawancara enumeratordalam studi EHRA.
Hidup sehat adalah keinginan semua orang, untuk menuju hal tersebut salah satu
yang mendukung terciptanya kesehatan manusia salah satunya adalah perilaku serta kebiasaan
manusia itu sendiri. Terutama di lingkungan yang terdekat dengan kehidupan kita yang
umumnya disebut Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS.Studi EHRA
dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sarana sanitasi yang ada
ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Indikator tingkat pola hidup bersih dan sehat masyarakat didasarkan pada : a)
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, b) Pembuangan Air Limbah Domestik, c) Drainase
Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, d) Sumber Air, e) Perilaku Higiene dan f) Kasus Penyakit
Diare. Jumlah sampel pada studi ini sebanyak 3200 responden yang tersebar pada 80
desa/kelurahan yang terbagi dalam 5 klaster, yaitu kluster 0, kluster 1, kluster 2, kluster 3 dan
kluster 4. Penentuan sampel dilakukan dengan sistem klastering random sampling.Gambaran
umum pola hidup bersih dan sehat tersebut dijelaskan sebagai berikut.
A. Persampahan
Sementara itu dalam hal pembuangan air kotor atau limbah tinja manusia dari hasil
studi EHRA diketahui bahwa masyarakat Kabupaten Probolinggo sudah buang air besar di
jamban pribadi masih sebesar 57,6%, ke WC umum 5,5%, selain itu masih ada yang BABS
antara lain di sungai/pantai/laut 31,1%, di kebun/ pekarangan 3,0%, di parit/ selokan 3,2 %.
Yang BAB di WC helicopter sebanyak 0,8% lainya sebanyak 4,0% dan tidak memberiakn
jawaban sebanyak 3,6% responden.
Serta masih ada yang Buang Air Besar di dilobang galian terbuka sebanyak 1,2 %hal
ini cukup menjadikan perhatian yang serius dari pihak/instansi terkait yang menangani.
Lainnya 4.0
Selokan/Parit/Got 3.2
Kebun/Pekarangan 3.0
Sungai/Pantai/Laut 31.1
WC Helikopter .8
MCK/WC Umum 5.5
Berikutnya bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo yang sudah memiliki Jamban juga
di survey tentang masalah kemana pembuangan akhir tinja tersebut dibuang,survey EHRA
tahun 2015 menunjukan bahwa pembuangan akhir tinja ke tanki septik sebanyak 86,3 % , 0-12
tahun sebanyak 29 %, 24 % ke cubluk/lobang tanah ,1% ke pipa sewer ,1% langsung ke
drainase ,3% ke sungai/laut/danau 42% lainnya menjawab tidak tau. Kondisi ini cukup
memprihatinkan sebab pencemaran air tanah oleh tinja manusia sangat nyata terjadi.
TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
2015
Tangki septik
Pipa sewer
29%
Cubluk/lobang tanah
42%
Lan sung ke drainase
g
Sungai/danau/pantai
1% Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
24%
Tidak tahu
0%
3% 1%
0%
66.4%
Kondisi drainase lingkungan sekitar rumah juga tidak luput menjadi tema survey
Dari hasil survey dapat diketahui bahwa pada umumnya tidak pernah terjadi banjir yaitu
sebesar 89,7%, sekali dalam satu tahun sebesar 4,3 % , sekali dalam beberapa bulan sebnayak
0,2% dan beberapa kali dalam setahun sebesar 1,0 %.
PERSENTASE RUMAH TANGGA
YANG MENGALAMI BANJIR
Tidak tahu 4.8
Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kecukupan
air serta kualitasi air akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan individu masyarakat dan
kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri
terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman,
seperti air sumur ledeng/PDAM, sumbur bor,atau pun dari perpipaan lainnya.Kondisi akses air
bersih masyarakat kabupaten Probolinggo yang mempunyai geografis yang cukup datar
sehingga air tanah sangat mudah dijangkau . Dari survey EHRA didapat data sebanyak 71,9 %
saja yang merasa tercukupi air bersih. Sisanya sebanyak 28,10% warga masih mengalami
kesulitan air bersih untuk beberapa saat maupun lebih dari seminggu kesulitan akses air bersih.
Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel yang tersaji berikut:
Ya
99%
Kabupaten Probolinggo pada tahun 2016 nantinya adalah salah satu peserta
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat, diwajibkan untuk melaksanakan penyusunan Dokumen Sanitasi, dalam
penyusunan dokumen tersebut terdapat kajian berupa Studi Environmental Health Risk
Assesment (Studi EHRA).
Tujuan dari studi EHRA ini yaitu mendapatkan gambaran jelas tentang sarana
dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan
berdasarkan data primer.Sedangkan tujuannya secara spesifik yaitu:
1. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan lingkungan.
2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi.
3. Menyediakan informasi dasar yang akurat dalam penilaian Risiko Kesehatan
Lingkungan.
Tim Pengelola Kegiatan terdiri dari tim analisa dan pelaporan, tim logistik dan
perlengkapan, supervisor lapangan, tim entri data dan tim enumerator. Pelaksana
supervisor lapangan untuk studi EHRA dilaksanakan oleh petugas sanitarian/ kesehatan
lingkungan. Sedangkan pelaksana untuk tim enumerator dilaksanakan oleh kader/
masyarakat dari 80 kelurahan atau desa.
1.5 Metodologi
1.6 Pembiayaan
Pembiayaan studi EHRA ini dianggarkan dari APBD-P Kabupaten Probolinggo Tahun
2015 untuk program menciptakan lingkungan sehat Dinas Kesehatan Kabupaten
Probolinggo.
BAB II
METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
Environmenthal Health Risk Assesment (EHRA) adalah studi yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1)
wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku
pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja
AMPL dan Dinas Kesehatan Kabupaten/KabupatenProbolinggo. Sementara Sanitarian
bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para
sanitarian dan enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 2 (dua) hari
berturut-turut. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan;
pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang
indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi skalabaikan instrumen.
Untuk quality control, timspot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim
spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah
disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi dengan
standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri
dire-check kembali oleh tim Pokja AMPL. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali.
Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi
melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa
digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel
dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana
semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara
metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat
cocok digunakan di KabupatenProbolinggo mengingat area sumber data yang akan diteliti
sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan.
Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Program PPSP sebagai berikut:
a. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk skala luas wilayah. Pada umumnya tiap
kabupaten/ Kabupaten telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan
tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. Standar kepadatannya adalah 25 orang per
hektar, dan hanya beberapa desa/kelurahan di kecamatan Probolinggo yang masuk
kreiteria ini.
b. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diskalaoleh tapi cukup
representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau
kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan
proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula
sebagai berikut:
(∑ Pra-KS + ∑ KS-1)
Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100%
∑ KK
Berdasarkan keputusan Kelompok Kerja Sanitasi Probolinggo hanya kecamatan yang KK miskin
diatas rata-rata Kabupaten yang masuk kriteria ini.
Indeks
KEPADATAN
No. KECAMATAN No. DESA Kemiskinan DAS BANJIR KLASTER
PENDUDUK
(2011)
1 KURIPAN 1 Wonoasri 0
2 Jatisari 0
3 Kedawung 1 1 2
4 Karangrejo 0
5 Resongo 1 1 2
6 Wringinanom 1 1 2
7 Menyono 1 1
2 BANTARAN 1 Karanganyar 0
2 Bantaran 1 1
3 Gunung Tugel 1 1
4 Kedungrejo 1 1
5 Besuk 0
6 Patokan 1 1
7 Legundi 1 1 1 3
8 Tempuran 1 1
9 Kropak 1 1
10 Kramatagung 1 1 2
3 SUKAPURA 1 Ngadiasari 0
2 Sariwani 0
3 Kedasih 0
4 Pakel 0
5 Ngepung 1 1
6 Sukapura 1 1
7 Sapikerep 0
8 Wonokerto 0
9 Ngadirejo 0
10 Ngadas 0
11 Jetak 0
12 Wonotoro 0
4 SUMBER 1 Ledokombo 0
2 Pandansari 0
3 Sumberanom 0
4 Wonokerso 0
5 Gemito 0
6 Tukul 0
7 Sumber 1 1
8 Cepoko 0
9 Rambaan 1 1
5 LECES 1 Tigasan Kulon 0
2 Tigasan Wetan 0
3 Malasan Kulon 0
4 Leces 1 1 2
5 Pondokwuluh 1 1
6 Kerpangan 1 1 2
7 Sumberkedawung 1 1 1 3
8 Clarak 1 1 2
9 Jorongan 1 1 1 1 4
10 Warujinggo 1 1
6 TEGALSIWALAN 1 Malasan Wetan 0
2 Gunung Bekel 0
3 Tegalsono 0
4 Bulujaran Kidul 0
5 Bulujaran Lor 1 1
6 Paras 1 1
7 Tegalsiwalan 1 1 1 3
8 Banjarsawah 1 1 1 3
9 Sumberbulu 1 1
10 Sumber Kledung 1 1
11 Blado Kulon 1 1
12 Tegalmojo 1 1
7 BANYUANYAR 1 Gununggeni 1 1 2
2 Liprakkidul 1 1 2
3 Sentulan 1 1
4 Gadingkulon 1 1 2
5 Klenangkidul 1 1 2
6 Klenanglor 1 1
7 Tarokan 1 1 2
8 Liprakwetan 1 1 1 3
9 Liprakkulon 1 1 2
10 Banyuanyar Kidul 1 1
11 Bladowetan 1 1 2
12 Banyuanyar Tengah 1 1 2
15 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Pendil 1 1 2
14 Alassapi 0
8 TIRIS 1 Tlogosari 1 1
2 Andungsari 1 1
3 Tlogoargo 1 1
4 Andungbiru 1 1 2
5 Tiris 1 1 2
6 Ranuagung 1 1
7 Segaran 0
8 Ranugedang 1 1 2
9 Jangkang 1 1 2
10 Wedusan 1 1 2
11 Racek 1 1
12 Pesawahan 1 1 2
13 Pedangangan 1 1
14 Rejing 1 1
15 Tegalwatu 1 1
16 Tulupari 0
9 KRUCIL 1 Sumberduren 1 1
2 Roto 1 1 2
3 Kertosuko 1 1
4 Tambelang 1 1 2
5 Krucil 1 1
6 Bermi 1 1
7 Kalianan 1 1 2
8 Watupanjang 1 1
9 Guyangan 1 1
10 Betek 1 1
11 Krobungan 1 1
12 Seneng' 1 1
13 Pandanlaras 0
14 Palosan 1 1
10 GADING 1 Condong 0
2 Jurangjero 1 1 2
3 Ranuwurung 1 1
4 Gadingwetan 1 1
5 Bulupandank 0
6 Keben 0
7 Renteng 1 1
8 Duren 0
9 Betektaman 0
10 Batur 1 1
11 Sentul 0
12 Dandang 0
16 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Kertosono 1 1
14 Prasi 1 1
15 Nogosaren 0
16 Wangkal 1 1 2
17 Mojolegi 1 1
18 Kaliacar 1 1 2
19 Sumbersecang 1 1
11 PAKUNIRAN 1 Ranon 1 1
2 kedungsumur 1 1
3 Gunggungan Kidul 1 1 1 3
4 Kalidandan 1 1 1 3
5 Blimbing 1 1 2
6 Gondosuli 1 1
7 Kertonegoro 0
8 Bimo 0
9 Pakuniran 1 1 1 3
10 Patemon Kulon 1 1 2
11 Gunggungan Lor 1 1 1 3
12 Sogaan 1 1
13 Sumberkembar 1 1
14 Alas Pandan 1 1 2
15 Bucor Wetan 1 1
16 Bucor Kulon 1 1
17 Glagah 1 1 2
12 KOTAANYAR 1 Sumber Centeng 1 1
2 Sambirampak Kidul 1 1
3 Sidomulyo 0
4 Tambak Ukir 0
5 Curah Temu 0
6 Pasembon 0
7 Sidorejo 0
8 Sambirampak Lor 1 1
9 Sukorejo 1 1
10 Talkandang 1 1 1 3
11 Kedung Rejoso 1 1 2
12 Triwungan 1 1 2
13 Kotaanyar 1 1 2
13 BESUK 1 Matekan 1 1 2
2 Krampilan 0
3 Klampokan 1 1
4 Jambangan 1 1 2
5 Kecik 1 1 2
6 Bago 1 1 1 3
7 Alasnyiur 1 1
17 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
8 Sindetanyar 1 1
9 Sindetlami 1 1 2
10 Sumurdalam 1 1 2
11 Besuk Kidul 1 1
12 Besuk Agung 1 1
13 Randu Jalak 1 1
14 Alas Tengah 1 1 1 3
15 Alas Kandang 1 1
16 Alas Sumur Lor 0
17 Sumberan 1 1
14 KRAKSAAN 1 Kregenan 1 1 2
2 Rondokuning 1 1
3 Semampir 1 1 2
4 Bulu 0
5 Sidomukti 1 1 1 3
6 Kraksaan wetan 1 1 2
7 Rangkang 1 1 2
8 Kandangjati Kulon 0
9 kandangjati Wetan 1 1
10 Alas Sumur kulon 1 1 1 3
11 Sumberlele 1 1
12 Tamansari 1 1
13 Asembakor 0
14 Kebonagung 0
15 Sidopekso 0
16 Patokan 0
17 Asembagus 1 1 2
18 Kalibuntu 1 1 1 3
15 PAJARAKAN 1 Selogudig Kulon 0
2 Selogudig Wetan 1 1
3 Ketompen 1 1 2
4 Karangbong 1 1 2
5 Karangpranti 0
6 Gejugan 0
7 Karanggeger 1 1
8 Tanjung 0
9 Pajarakan Kulon 1 1 2
10 Sukokerto 1 1
11 Sukomulyo 1 1
12 Penambangan 1 1 2
16 MARON 1 Sumberpoh 1 1 1 3
2 Sumberdawe 1 1 2
3 Brabe 1 1 2
4 Maron Kidul 1 1 1 3
18 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
5 Gerongan 1 1
6 Satreyan 1 1 1 3
7 Brani Wetan 1 1 2
8 Brani Kulon 1 1 2
9 Maron Wetan 1 1 1 3
10 Maron Kulon 0
11 Kedungsari 1 1
12 Pegalangan Kidul 1 1 2
13 Brumbungan Kidul 1 1 2
14 Wonorejo 1 1
15 Puspan 1 1
16 Ganting wetan 1 1
17 Ganting Kulon 1 1
18 Suko 1 1
17 DRINGU 1 Ngepoh 0
2 Sumberagung 0
3 Sumbersuko 1 1
4 Watuwungkuk 1 1
5 Sekarkare 0
6 Mrangonlawang 1 1 2
7 Tegalrejo 1 1 2
8 Kalirejo 1 1 2
9 Kedungdalem 1 1 2
10 Tamansari 1 1
11 Randuputih 1 1
12 Kalisalam 1 1
13 Dringu 1 1
14 Pabean 1 1
18 WONOMERTO 1 Patalan 1 1
2 Jrebeng 0
3 Wonorejo 1 1 2
4 Tunggak Cerme 1 1
5 Pohsangit Tengah 0
6 Kareng Kidul 1 1
7 Kedung Supit 1 1
8 Pohsangit Lor 0
9 Pohsangit Ngisor 0
10 Sepuh Gembol 0
11 Sumber Kare 1 1
19 LUMBANG 1 Sapih 0
2 Negororejo 1 1
3 Branggah 0
4 Lambangkuning 0
5 Palangbesi 0
19 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Boto 0
7 Wonogoro 0
8 Lumbang 1 1 2
9 Tandonsentul 0
10 Purut 1 1
20 TONGAS 1 Pamatan 1 1 2
2 Sumberkramat 0
3 Sumberejo 1 1
4 Sumendi 1 1 2
5 Bayeman 1 1 1 3
6 Dungun 1 1
7 Curahdringu 0
8 Wringinanom 1 1
9 Tongaswetan 1 1 1 3
10 Tongaskulon 1 1
11 Curah Tulis 1 1 2
12 Klampokan 1 1 2
13 Tanjungrejo 1 1 1 1 4
14 Tambakrejo 1 1 2
21 SUMBERASIH 1 Munengkidul 1 1
2 Pohsangit Leres 1 1
3 Laweyan 1 1 2
4 Munengkidul 1 1 2
5 Jangur 1 1
6 Sumberbendo 1 1 1 1 4
7 Mentor 1 1 2
8 Sumur Mati 1 1
9 Pesisir 1 1 1 3
10 Lemah Kembar 1 1 1 3
11 Ambulu 1 1 1 3
12 Banjarsari 1 1 1 3
13 Gili Ketapang 1 1 2
22 PAITON 1 Bhinar 0
2 Sukodadi 1 1 1 3
3 Pondok Kelor 1 1 1 3
4 Paiton 1 1
5 Alas Tengah 1 1 1 3
6 Sumberrejo 1 1 1 1 4
7 Pandean 1 1 2
8 Karanganyar 1 1 2
9 Randutatah 1 1
10 Patunjungan 1 1 2
11 Taman 1 1 2
12 Sumberanyar 1 1 1 3
20 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Plampang 1 1
14 Jabung Sisir 1 1 2
15 Randu Merak 1 1 1 3
16 Jabung Candi 1 1 2
17 Sidodadi 1 1 2
18 Jabung Wetan 1 1 1 3
19 Kali Kajar Kulon 1 1 2
20 Kali Kajar Wetan 1 1 1 3
23 KREJENGAN 1 Opo Opo 1 1 2
2 Rawan 1 1 1 3
3 Seboro 1 1 2
4 Karangren 1 1 2
5 Kedungcaluk 1 1
6 Sokaan 1 1
7 Dawuhan 1 1 2
8 Gebangan 1 1 1 3
9 Widoro 1 1 2
10 Sumber Katimoho 1 1 2
11 Krejengan 1 1
12 Kamal Kuning 1 1 1 3
13 Tanjungsari 1 1 2
14 Patemon 1 1 2
15 Temenggungan 1 1 2
16 Jatiurip 1 1
17 Sentong 1 1 1 3
24 GENDING 1 Banyuanyar Lor 1 1 2
2 Sumberkerang 1 1 1 3
3 Sebaung 1 1 2
4 Pikatan 1 1 2
5 Bulang 1 1 2
6 Brumbungan Lor 1 1 1 3
7 Jatiadi 1 1 2
8 Klaseman 1 1
9 Pesisir 1 1
10 Randupitu 1 1 2
11 Gending 1 1 2
12 Pajurangan 1 1 1 3
13 Curahsawo 1 1
21 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Klastering wilayah desa/kelurahan di KabupatenProbolinggo yang terdiri atas 330
desa/kelurahan menghasilkan presentase sebagai berikut:
1) klaster 0 sebanyak 23,9 %.
2) klaster 1 sebanyak 34,5 %,
3) klaster 2 sebanyak 28,5 %,
4) klaster 3 sebanyak 11,8 %, dan
5) klaster 4 sebanyak 1,2 %.
Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada
grafik yang tersaji berikut :
114
120
94
100
79
80
60
39
40
20 4
0
Kluster 0 Kluster 1 Kluster 2 Kluster 3 Kluster 4
Gambar 2.1 :Grafik JumlahDesa Per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA
2222 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam
skala Kota/Kabupaten dapat dengan cara sederhana untuk yaitu dengan menggunakan
“Tabel Krejcie-Morgan” yang mempunyai tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut.
Tabel 2.2 :Rumus Krejcie-Morgan
Jumlah Jumlah % Jumlah Jumlah % Jumlah KK Jumlah % KK
Sampel KK Sampel Sampel
10 10 100% 220 140 64% 1200 291 24%
15 14 93% 230 144 63% 1300 297 23%
20 19 95% 240 148 62% 1400 302 22%
25 24 96% 250 152 61% 1500 306 20%
30 28 93% 260 155 60% 1600 310 19%
35 32 91% 270 159 59% 1700 313 18%
40 36 90% 280 162 58% 1800 317 18%
45 40 89% 290 165 57% 1900 320 17%
50 44 88% 300 169 56% 2000 322 16%
55 48 87% 320 175 55% 2200 327 15%
60 52 87% 340 181 53% 2400 331 14%
65 56 86% 360 186 52% 2600 335 13%
70 59 84% 380 191 50% 2800 338 12%
80 66 83% 420 201 48% 3500 346 10%
85 70 82% 440 205 47% 4000 351 9%
90 73 81% 460 210 46% 4500 354 8%
95 76 80% 480 214 45% 5000 357 7%
100 80 80% 500 217 43% 6000 361 6%
110 86 78% 550 226 41% 7000 364 5.2%
120 92 77% 600 234 39% 8000 367 4.59%
130 97 75% 650 242 37% 9000 368 4.09%
140 103 74% 700 248 35% 10,000 370 3.70%
150 108 72% 750 254 34% 15,000 375 2.50%
160 113 71% 800 260 33% 20,000 377 1.89%
170 118 69% 850 265 31% 30,000 379 1.26%
180 123 68% 900 269 30% 40,000 380 0.95%
190 127 67% 950 274 29% 50,000 381 0.76%
200 132 66% 1000 278 28% 75,000 382 0.51%
210 136 65% 1100 285 26% 100,000 384 0.38%
Sesuai rumus “Krejcie-Morgan” jumlah sampling minimal adalah sebanyak 384 KK
sudah memenuhi persyaratan layak, jumlah tersebut apabila dana yang tersedia sangat
minim disediakan oleh Pemerintah Kotaatau Kabupaten. Akan tetapi Pokja Sanitasi
Kabupaten Probolinggo menginginkan lebih akurat dalam mengetahui kondisi sanitasi
dilingkup masyarakat sehingga dipilihlah 3200 responden yang terlibat untuk
diwawancarai.
2.3 Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei
Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam
skala kabupaten/Kabupaten digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana:
n adalah jumlah sampel
N adalah jumlah populasi
d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05)
Dengan jumlah populasi rumah tangga Kabupaten Probolinggosebanyak
1.191.784jiwa yang terbagi kedalam 310.288KK (BPS 2014), maka jumlah sampel
minimum yang harus dipenuhi adalah sebanyak 400 (empat ratus). Namun demikian
untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klustering, Pokja
Sanitasi Kabupaten Probolinggo menetapkan jumlah desa/kelurahan yang akan dijadikan
target area survey sebanyak 80 desa sehingga jumlah sampel yang harus diambil
sebanyak 25 X 40 = 3200 responden seperti yang tercantum pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3 : Penentuan jumlah desa lokasi Survey
Kluster Jumlah Persentase Dari Persentase Jumlah Desa Dari Hasil Keputusan
Jumlah Seluruh Desa Kluster Persentase Pokja
Berikutnya dijelaskan lokasi kecamatan yang terpilih menjadi lokasi pelaksanaan studi
Environmenthal Health Risk Assesment tahun 2015 berada di 18 kecamatan.
Tabel 4. Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA KabupatenProbolinggo
0 22 27.5%
1 24 30.0%
2 24 30.0%
3 9 11.3%
4 1 1.3%
Jumlah 80 100%
3030 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Tabel 3.1 : Informasi Responden Survey EHRA Kabupaten Probolinggo Tahun 2015
Tidak sekolah formal 102 11.5 86 9.0 113 11.7 46 13.2 6 15.0 353 11.0
SD 522 58.7 469 48.9 516 53.6 156 44.8 29 72.5 1692 52.9
B3. Apa 150 16.9 230 24.0 205 21.3 70 20.1 3 7.5 658 20.6
SMP
pendidikan 81 9.1 124 12.9 94 9.8 58 16.7 0 .0 357 11.2
SMA
terakhir anda? 8 .9 14 1.5 8 .8 6 1.7 1 2.5 37 1.2
SMK
27 3.0 37 3.9 26 2.7 12 3.4 1 2.5 103 3.2
Universitas/Akademi
135 15.2 305 31.8 262 27.2 95 27.3 1 2.5 798 24.9
B4. Apakah Ya
ibu
mempunyai
Surat
Keterangan 755 84.8 655 68.2 700 72.8 253 72.7 39 97.5 2402 75.1
Tidak Mampu Tidak
(SKTM) dari
desa/keluraha
n?
B5. Apakah Ya 180 20.2 178 18.5 208 21.6 59 17.0 12 30.0 637 19.9
ibu mempunyai
Kartu Asuransi
Kesehatan Tidak
710 79.8 782 81.5 754 78.4 289 83.0 28 70.0 2563 80.1
bagi Keluarga
Miskin
(ASKESKIN)?
B6. Apakah
ibu Ya
820 92.1 863 89.9 870 90.4 323 92.8 35 87.5 2911 91.0
mempunyai
anak? Tidak
70 7.9 97 10.1 92 9.6 25 7.2 5 12.5 289 9.0
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 1 2 3 4 Total
Tidak tahu 1.3 3.0 .1 .0 .0 1.3
Lain-lain .2 .2 .4 .6 .0 .3
Dibuang ke lahan
kosong/kebun/hutan dan 5.7 4.5 5.0 8.1 .0 5.3
dibiarkan membusuk
Dibiarkan saja sampai membusuk .1 .0 .1 .3 .0 .1
Dibuang ke
sungai/kali/laut/danau 2.9 4.5 2.0 8.7 2. 3.7
5
Dibuang ke dalam lubang tetapi
9.2 3.5 6.9 2.3 .0 6.0
tidak ditutup dengan tanah
Dibuang ke dalam lubang dan
2.1 .4 .7 .3 .0 1.0
ditutup dengan tanah
Dibakar 75.2 81.7 84.1 73.9 97.5 79.9
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 3.0 .7 .4 4.6 .0 1.7
Dikumpulkan oleh kolektor
informal yang mendaur ulang .3 1.6 .1 1.2 .0 .7
Berdasarkan grafik tersebut , secara total seluruh kluster cara pengelolaan sampah
yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Probolinggo secara berurutan adalah:
ditunjukan pada Grafik 3.2, sebanyak 38% melakukan pemilahan sampah sedangkan 62%
tidak melakukan pemilahan sampah sebelum dilakukan
pengolahan lebih
lanjut.Sedangkan pada kluster 4 tidak ada sama sekali warga yag melakukan
pemilahan terhadap sampah rumah tangga .
80%
52.8
60.6 66.7 62.0
72.2
60%
100.0 2. Tidak dipilah/tidak
40% dipissahkan
47.2 1 Dipilah/dipsahkan
20% 39.4 33.3 38.0
27.8
0% .0
0 1 2 3 4 Total
Strata desa /Kelurahan
Hasil studi EHRA seperti pada tabel 3.2, area beresiko persampahan
di
KabupatenProbolinggo segi pengelolaan sampah tidak memadai sebesar
dari 97,6%,
sedangkankan yang memiliki akses pelayanan pengangkutan sampah ,frekuensi
pengangkutan sampah tidak memadai sebesar 41,1%, ketidaktepatan waktu
pengangkutan sampah sebesar 33,3%, dan 86,6% tidak dilakukan pengolahan sampah
setempat.
Gambar 3.2a : Pembuangan Sampah Sembarangan di Sungai
Tabel 3.2 : Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi Ehra
3434 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar : 3.2b : Peta Lokasi Area Pelayanan Angkutan Persampahan
3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja
Identifikasi pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia dan lumpur tinja
pada studi EHRA ini di dilihat berdasarkan keluarga yang memilliki jamban, saluran
akhir pembuangan isi tinja, kualitas tangki septik yang dimiliki (suspek aman dan
tidak aman), praktek pembuangan kotoran anak balita di rumah responden yang
di rumahnya ada balita, dan jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah.
Gambar 3.3 :Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar
Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 3.3 sebesar
57,6%, di MCK/WC Umum sebanyak 5,5%, dan responden yang masih buang air besar
sembarangan sebesar 39,3% (WC helikopter, sungai, kebun, selokan maupu lobang
galian).
3636 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.4 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
80%
70%
Tidak tahu
60%
Tidak pernah
50% 88.4 100.0
82.9 83.0 84.6 Lebih dari 10 tahun
40% 82.9
30% Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
20% 1-5 tahun yang lalu
10% 0-12 bulan yang lalu
.4 .7 1.4.0
0% .744 .080 .0
12.4.4 2.0.8
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/Kelurahan
Gambar 3.7: Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Tabel 3.3 Area Beresiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Studi EHRA
40 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.4 Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir
Gambar 3.8 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir
60%
Sekali atau beberapa dalam
50% sebulan
92.7 91.1 88.4 89.7
40% 82.6 80.0 Beberapa kali dalam
30%
Sekali dalam setahun
20%
10% Tidak pernah
0%
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan
4141 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.9 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin
100%
90%
80%
70% 61.6 67.2
60% 78.5 76.8
91.1
50% 100.0
40%
30% Ya
20% 38.4 32.8
10% 21.5 23.2
8.9
0% .0
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan
33.6%
66.4% Ya
Tidak ada
80%
60%
91.8 93.3 90.1 90.0 95.0 91.6
40% Tidak Ada genangan
Stata Desa/Kelurahan
Sedangkan untuk area beresiko genangan air berdasarkan hasil studi EHRA
dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 : Are Beresiko Genangan Air
Tidak ada 757 85.1 820 85.4 760 79.0 263 75.6 31 77.5 2631 82.2
genangan air
Gambar 3.15 a : Peta daerah banjir rutin
47 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
Pada grafik 3.16, digambarkan mengenai akses responden terhadap air bersih
dalam hal ini adalah sumber air yang digunakan dan penggunaan air tersebut oleh
responden.
Persentase sumber air untuk minum dan memasak yang digunakan oleh responden di
Kabupaten Probolinggo seperti pada Grafik 3.16, paling banyak digunakan adalah air sumur
pompa tangan (masak 75,3% dan minum 67,8%). Untuk air yang paling banyak
minum
digunakan kedua dan ketiga yaituair isi ulang (21,7%) dan air botol kemasan (17,8%),
sedangkan air untuk memasak yang digunakan urutan kedua dan ketiga oleh responden
yaitu air ledeng PDAM (17,1%) dan air sumur gali terlindungi (9,1%).
4848 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.17 : Garfik Sumber Air Minum dan Memasak
0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0% 50.0%
Masak Minum
Berikut ini disajikan tabel area risiko sumber air berdasarkan hasil studi EHRA
yang disampaikan menurut Strata Desa/kelurahan
Tabel 3.5 : Area Risiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA
Ya, sumber air 576 64.7 545 56.8 560 58.2 192 55.2 10 25.0 1883 58.8
terlindungi
1.2 Tidak Aman 144 16.2 214 22.3 226 23.5 20 5.7 6 15.0 610 19.1
Penggunaan
sumber air tidak Ya, Aman 746 83.8 746 77.7 736 76.5 328 94.3 34 85.0 2590 80.9
terlindungi.
1.3 Kelangkaan Mengalami 219 24.6 115 12.0 211 21.9 14 4.0 0 .0 559 17.5
air kelangkaan
air
Tidak pernah 671 75.4 845 88.0 751 78.1 334 96.0 40 100.0 2641 82.5
mengalami
Gambar 3.17 a Peta Akses Air Minum
50 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.6 Perilaku Higienedan Sanitasi
Identifikasi higiene dan sanitasi pad studi EHRA di Kabupaten
perilaku
Probolinggomeliputi praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 + 1 waktu penting,
ketersediaan sarana CTPS di jamban, pola pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari,
kebiasaan masyarakat membuang sampah, masalah sampah di lingkungan rumah dan
praktek BABS.
28.5
Tidak
71.5 Ya
Praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) di 5 waktu penting seperti pada grafik 3.18. Di
Kabupaten Probolinggo sebanyak 71.5,9% responden melakukan praktek cuci tangan
pakai sabun di 5 waktu penting, dan sisanya 28.5% responden tidak melakukan praktek cuci
tangan
pakai sabun di lima waktu penting..
Sebelum 72.2
makan %
72.8
Setelah dari buang air
besar
Strata
Desa/Kelurahan
5252 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
53 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Tabel 3.5 Area Beresiko Hygiene
54 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.6 Kejadian Penyakit Diare
Kejadian penyakit diare paling banyak dialami oleh perempuan dewasa sebanyak
28,6%
dan anak-anak balita sebanyak 33,2%.Data selengkapnya seperti pada tabel 3.7 dibawah ini.
55 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Tabel 3.7 : Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA
5656 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)
Strata Desa/Kelurahan
0 1 2 3 4
% % % % %
1.1 Sumber air terlindungi Tidak, sumber air berisiko tercemar 35.3 43.2 41.8 44.8 75.0
Ya, sumber air terlindungi
64.7 56.8 58.2 55.2 25.0
1.2 Penggunaan sumber air tidak Ya terlindungi.
16.2 22.3 23.5 5.7 15.0
Tidak
83.8 77.7 76.5 94.3 85.0
1.3 Kelangkaan air Ya
24.6 12.0 21.9 4.0 .0
Tidak
75.4 88.0 78.1 96.0 100.0
2.1 Tangki septik suspek aman Tidak
20.0 14.1 14.8 24.1 2.5
Ya
80.0 85.9 85.2 75.9 97.5
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi Ya tangki septik
97.9 89.7 100.0 95.7 .0
Tidak
2.1 10.3 .0 4.3 .0
2.3 Pencemaran karena SPAL Ya
50.6 61.6 60.9 59.5 87.5
Tidak
49.4 38.4 39.1 40.5 12.5
3.1 Pengelolaan sampah Tidak
96.7 97.6 99.5 94.8 100.0
Ya
3.3 2.4 .5 5.2 .0
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah Tidak memadai memadai
80.0 22.2 100.0 57.1 .0
sampah
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan Tidak tepat waktu 20.0 77.8 .0 42.9 .0
tepat waktu
75.0 22.2 100.0 25.0 .0
3.4 Pengolahan sampah setempat Tidak diolah diolah
25.0 77.8 .0 75.0 .0
4.1 Adanya genangan air Ya
85.2 86.9 88.5 82.5 97.5
14.8 13.1 11.5 17.5 2.5
14.9 14.6 21.0 24.4 22.5
Tidak 85.1 85.4 79.0 75.6 77.5
5.1 CTPS di lima waktu penting Tidak 66.9 74.1 69.8 79.3 97.5
Ya 33.1 25.9 30.2 20.7 2.5
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban Tidak 42.1 59.4 60.3 55.5 75.0
bebas dari tinja?
Ya 57.9 40.6 39.7 44.5 25.0
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa Tidak 42.9 55.7 56.2 44.5 77.5
dan lalat?
Ya 57.1 44.3 43.8 55.5 22.5
5.2.c. Keberfungsian penggelontor. Tidak 46.7 55.0 53.2 41.7 77.5
Ya 53.3 45.0 46.8 58.3 22.5
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam Tidak 44.0 50.3 55.4 44.5 75.0
atau di dekat jamban?
Ya 56.0 49.7 44.6 55.5 25.0
5.3 Pencemaran pada wadah Ya,Tercemar 6.2 6.6 9.1 4.3 7.5
penyimpanan dan penanganan air
Tidak tercemar 93.8 93.4 90.9 95.7 92.5
5.4 Perilaku BABS Ya, BABS 58.7 62.3 59.5 51.1 77.5
Tidak 41.3 37.7 40.5 48.9 22.5
4. GENANGAN AIR. 15 15 21 24 23
4.1 Adanya genangan air 100% 15 15 21 24 23
6060 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten
PROBOLINGGO 2015
1200
62 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
7 Sumber 1
8 Cepoko 2
9 Rambaan 1
5 LECES 1 Tigasan Kulon 2
2 Tigasan Wetan 2
3 Malasan Kulon 2
4 Leces 4
5 Pondokwuluh 1
6 Kerpangan 4
7 Sumberkedawung 1
8 Clarak 4
9 Jorongan 2
10 Warujinggo 1
6 TEGALSIWALAN 1 Malasan Wetan 2
2 Gunung Bekel 2
3 Tegalsono 2
4 Bulujaran Kidul 2
5 Bulujaran Lor 1
6 Paras 1
7 Tegalsiwalan 1
8 Banjarsawah 1
9 Sumberbulu 1
10 Sumber Kledung 1
11 Blado Kulon 1
12 Tegalmojo 1
7 BANYUANYAR 1 Gununggeni 4
2 Liprakkidul 4
3 Sentulan 1
4 Gadingkulon 4
5 Klenangkidul 4
63 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Klenanglor 1
7 Tarokan 4
8 Liprakwetan 1
9 Liprakkulon 4
10 Banyuanyar Kidul 1
11 Bladowetan 4
12 Banyuanyar Tengah 4
13 Pendil 4
14 Alassapi 2
8 TIRIS 1 Tlogosari 1
2 Andungsari 1
3 Tlogoargo 1
4 Andungbiru 4
5 Tiris 4
6 Ranuagung 1
7 Segaran 2
8 Ranugedang 4
9 Jangkang 4
10 Wedusan 4
11 Racek 1
12 Pesawahan 4
13 Pedangangan 1
14 Rejing 1
15 Tegalwatu 1
16 Tulupari 2
9 KRUCIL 1 Sumberduren 1
2 Roto 4
3 Kertosuko 1
4 Tambelang 4
5 Krucil 1
64 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Bermi 1
7 Kalianan 4
8 Watupanjang 1
9 Guyangan 1
10 Betek 1
11 Krobungan 1
12 Seneng' 1
13 Pandanlaras 2
14 Palosan 1
10 GADING 1 Condong 2
2 Jurangjero 4
3 Ranuwurung 1
4 Gadingwetan 1
5 Bulupandank 2
6 Keben 2
7 Renteng 1
8 Duren 2
9 Betektaman 2
10 Batur 1
11 Sentul 2
12 Dandang 2
13 Kertosono 1
14 Prasi 1
15 Nogosaren 2
16 Wangkal 4
17 Mojolegi 1
18 Kaliacar 4
19 Sumbersecang 1
11 PAKUNIRAN 1 Ranon 1
2 kedungsumur 1
65 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Gunggungan Kidul 1
4 Kalidandan 1
5 Blimbing 4
6 Gondosuli 1
7 Kertonegoro 2
8 Bimo 2
9 Pakuniran 1
10 Patemon Kulon 4
11 Gunggungan Lor 1
12 Sogaan 1
13 Sumberkembar 1
14 Alas Pandan 4
15 Bucor Wetan 1
16 Bucor Kulon 1
17 Glagah 4
12 KOTAANYAR 1 Sumber Centeng 1
2 Sambirampak Kidul 1
3 Sidomulyo 2
4 Tambak Ukir 2
5 Curah Temu 2
6 Pasembon 2
7 Sidorejo 2
8 Sambirampak Lor 1
9 Sukorejo 1
10 Talkandang 1
11 Kedung Rejoso 4
12 Triwungan 4
13 Kotaanyar 4
13 BESUK 1 Matekan 4
2 Krampilan 2
66 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Klampokan 1
4 Jambangan 4
5 Kecik 4
6 Bago 1
7 Alasnyiur 1
8 Sindetanyar 1
9 Sindetlami 4
10 Sumurdalam 4
11 Besuk Kidul 1
12 Besuk Agung 1
13 Randu Jalak 1
14 Alas Tengah 1
15 Alas Kandang 1
16 Alas Sumur Lor 2
17 Sumberan 1
14 KRAKSAAN 1 Kregenan 4
2 Rondokuning 1
3 Semampir 4
4 Bulu 2
5 Sidomukti 1
6 Kraksaan wetan 4
7 Rangkang 4
8 Kandangjati Kulon 2
9 kandangjati Wetan 1
10 Alas Sumur kulon 1
11 Sumberlele 1
12 Tamansari 1
13 Asembakor 2
14 Kebonagung 2
15 Sidopekso 2
67 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
16 Patokan 2
17 Asembagus 4
18 Kalibuntu 1
15 PAJARAKAN 1 Selogudig Kulon 2
2 Selogudig Wetan 1
3 Ketompen 4
4 Karangbong 4
5 Karangpranti 2
6 Gejugan 2
7 Karanggeger 1
8 Tanjung 2
9 Pajarakan Kulon 4
10 Sukokerto 1
11 Sukomulyo 1
12 Penambangan 4
16 MARON 1 Sumberpoh 1
2 Sumberdawe 4
3 Brabe 4
4 Maron Kidul 1
5 Gerongan 1
6 Satreyan 1
7 Brani Wetan 4
8 Brani Kulon 4
9 Maron Wetan 1
10 Maron Kulon 2
11 Kedungsari 1
12 Pegalangan Kidul 4
13 Brumbungan Kidul 4
14 Wonorejo 1
15 Puspan 1
68 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
16 Ganting wetan 1
17 Ganting Kulon 1
18 Suko 1
17 DRINGU 1 Ngepoh 2
2 Sumberagung 2
3 Sumbersuko 1
4 Watuwungkuk 1
5 Sekarkare 2
6 Mrangonlawang 4
7 Tegalrejo 4
8 Kalirejo 4
9 Kedungdalem 4
10 Tamansari 1
11 Randuputih 1
12 Kalisalam 1
13 Dringu 1
14 Pabean 1
18 WONOMERTO 1 Patalan 1
2 Jrebeng 2
3 Wonorejo 4
4 Tunggak Cerme 1
5 Pohsangit Tengah 2
6 Kareng Kidul 1
7 Kedung Supit 1
8 Pohsangit Lor 2
9 Pohsangit Ngisor 2
10 Sepuh Gembol 2
11 Sumber Kare 1
19 LUMBANG 1 Sapih 2
2 Negororejo 1
69 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Branggah 2
4 Lambangkuning 2
5 Palangbesi 2
6 Boto 2
7 Wonogoro 2
8 Lumbang 4
9 Tandonsentul 2
10 Purut 1
20 TONGAS 1 Pamatan 4
2 Sumberkramat 2
3 Sumberejo 1
4 Sumendi 4
5 Bayeman 1
6 Dungun 1
7 Curahdringu 2
8 Wringinanom 1
9 Tongaswetan 1
10 Tongaskulon 1
11 Curah Tulis 4
12 Klampokan 4
13 Tanjungrejo 2
14 Tambakrejo 4
21 SUMBERASIH 1 Munengkidul 1
2 Pohsangit Leres 1
3 Laweyan 4
4 Munengkidul 4
5 Jangur 1
6 Sumberbendo 2
7 Mentor 4
8 Sumur Mati 1
70 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
9 Pesisir 1
10 Lemah Kembar 1
11 Ambulu 1
12 Banjarsari 1
13 Gili Ketapang 4
22 PAITON 1 Bhinar 2
2 Sukodadi 1
3 Pondok Kelor 1
4 Paiton 1
5 Alas Tengah 1
6 Sumberrejo 2
7 Pandean 4
8 Karanganyar 4
9 Randutatah 1
10 Patunjungan 4
11 Taman 4
12 Sumberanyar 1
13 Plampang 1
14 Jabung Sisir 4
15 Randu Merak 1
16 Jabung Candi 4
17 Sidodadi 4
18 Jabung Wetan 1
19 Kali Kajar Kulon 4
20 Kali Kajar Wetan 1
23 KREJENGAN 1 Opo Opo 4
2 Rawan 1
3 Seboro 4
4 Karangren 4
5 Kedungcaluk 1
71 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Sokaan 1
7 Dawuhan 4
8 Gebangan 1
9 Widoro 4
10 Sumber Katimoho 4
11 Krejengan 1
12 Kamal Kuning 1
13 Tanjungsari 4
14 Patemon 4
15 Temenggungan 4
16 Jatiurip 1
17 Sentong 1
24 GENDING 1 Banyuanyar Lor 4
2 Sumberkerang 1
3 Sebaung 4
4 Pikatan 4
5 Bulang 4
6 Brumbungan Lor 1
7 Jatiadi 4
8 Klaseman 1
9 Pesisir 1
10 Randupitu 4
11 Gending 4
12 Pajurangan 1
13 Curahsawo 1
72 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Gambar 3.24 : Peta Area Beresiko Berdasarkan Studi Ehra Tahun 2015
73 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
BAB IV
PENUTUP
Survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survei Environmental Health Risk
Assessment (EHRA) adalah sebuah survei yang digunakan dalam mengidentifikasikan kondisi
sanitasi yang ada suatu wilayah penelitian. Dengan diketahuinya kondisi fasilitas san itasi
dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat, akan dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program sanitasi termasuk promosi atau advokasi kesehatan lingkungan di
Kabupaten Probolinggo hingga ke tingkat kelurahan.
Hasil studi EHRA ini digunakan oleh pemerintah daerah sebagai bahan untuk advokasi
dalam pengarusutamaan pembangunan sanitasi yang lebih baik lagi, sehingga pembangunan
sanitasi lebih tepat sasaran. Sebagian besar isi dari studi EHRA ini digunakan untuk melengkapi
Buku Putih (area berisiko) dan penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari SSK
( Strategi Sanitasi Kabupaten ), seperti praktik cuci tangan pakai sabun, perilaku BABS, dan lain-
lain.
Studi EHRA pada dasarnya sebagai gambaran resiko lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat dan idealnya dilakukan secara berkala, dengan studi kali ini sebagai dasar bagi studi
EHRA berikutnya.Harapannya setiap 3 sampai 5 tahun sekali dilakukan studi EHRA secara
berkelanjutan sehingga dapat tergambar dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat
pada tahun-tahun berikutnya.
74 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
75 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015