Anda di halaman 1dari 79

DinasKesehatanKabupatenProbolinggo

Jl. PB Sudirman No. 403 KraksaanTelp./Fax 0355-845726

LAPORAN STUDI EHRA


(Environmental Health Risk Assessment)
Kabupaten Probolinggo Provinsi Jawa Timur

Disiapkan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman


Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alaminsegalapujipagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Probolinggo tahun 2015
serta penulisan Laporan Hasil Pelaksanaan Studi EHRA dapat kami selesaikan sesuai dengan
baik. Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Environmental Health Risk Assessment
(EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku – perilaku yang
memiliki resiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup : sumber air
minum, layanan pembuangan sampah, jamban, saluran air limbah dan saluran lingkungan. Pada
aspek perilaku, hal – hal yang terkait dengan heigenitas dan sanitasi, antara lain : cuci tangan
pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan pemilahan sampah, serta kondisi
drainase atau saluran limbah domestik.
Pelaksanaan Studi EHRA tahun 2015 ditangani dandikelola langsung oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Probolinggo dan berkoordinasi denngan Bappeda, DinasPekerjaan Umum
Kabupaten Probolinggo dan instansi terkait lainnya. Sedangkan Tim Pelaksana Survei lapangan
terdiri atas coordinator dan supervisor dari petugas kesehatan, enumerator dari BidanDesa dan
Kader Kesehatan yang ada di masing-masing lokasisurvei.
Penyusunan Laporan Studi EHRA Kabupaten Probolinggo telah mengakomodasi
seluruh masukan berbagai pihak, khususnya Pokja Sanitasi dan SKPD terkait, Kelompok /
masyarakat peduli sanitasi, pihak Kelurahan / Desa dan Kecamatan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan masukan dan informasi
dalam penyusunan Laporan Studi EHRA Kabupaten Probolinggo. Semoga Laporan ini
bermanfaat dan memperkaya meteri dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
Probolinggo dan pada akhirnya akan menjadipanduan bagi pembangunan sanitasi di
KabupatenP robolinggo.
DAFTAR I
SI
KATA PENGANTAR
...........................................................................................................i DAFTAR ISI
............................................................................................................ iii RINGKASAN
EKSEKUTIF............................................................................................... vi BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................
1.2. Tujuan................................
1.3. Pelaksana Studi................................
1.4. Wilayah Cakupan................................
1.5. Metodologi................................
1.6. Pembiayaan................................
BAB 2 METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
2.1. Penentuan Target Area Survei...............................
2.2. PenentuanJumlahKelurahan Area Survei................................
2.3. PenentuanJumlah/BesarResponde………………………
2.4. Penentuan RW/RT danResponden di LokasiSurvei...........
2.5. Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya……….
BAB 3 HASIL STUDI EHRA
3.1. InformasiResponden................................
3.2. PengelolaanSampahRumahTangga................................
3.3. Pembuangan Air Kotor/ LimbahTinjaManusiadanLlumpurTinja.......
3.4. DrainaseLingkungan/ SelokanSekitarRumahdanBanjir................
3.5. Pengelolaan Air MinumRumah................................
3.6. PerilakuHigiene................................
3.7. KejadianPenyakitDiare................................
3.8. IndeksResikoSanitasi (IRS)................................
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Hambatan/kendala
4.3 Saran
DAFTAR GAMBAR................................................................................
DAFTAR
TABEL............................................................................................ FOTO –
FOTO......................................................................................
EKSEKUTIF SUMARY

Pembangunan di Kabupaten Probolinggo dilaksanakan secara partisipatif,


transparan dan akuntabel dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dan pengertian dasar
pembangunan yang berkelanjutan agar mekanisme pengelolaan, pemanfaatan sumber daya
yang ada diharapkan akan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
mampu menjamin tetap terjaganya kualitas lingkungan yang memenuhi standar kehidupan.
Persoalan penting yang memerlukan prioritas penanganan dalam peningkatan
kualitas lingkungan yang pada akhirnya mendukung tercipatanya kualitas hidup adalah
pengelolaan sanitasi, baik sanitasi dalam kedudukan sebagai salah satu kegiatan sektoral yang
menjadi bagian dari program pengelolaan lingkungan maupun sanitasi sebagai bagian dari
sistem pengembangan kawasan di wilayah permukiman.
Sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas sanitasi di
Kabupaten Probolinggo lebih difokuskan kepada upaya peningkatan kualitas sanitasi yang
berbasis masyarakat. Sedangkan sebagai subsistem pengembangan kawasan, peningkatan
kualitas sanitasi di Kabupaten Probolinggo difokuskan kepada kegiatan air limbah rumah
tangga, pengelolaan persampahan dan pencegahan kontaminasi terhadap air tanah oleh
limbah hasil kegiatan manusia khususnya di lingkungan pemukiman yang padat penduduk dan
atau pusat-pusat kegiatan masyarakat serta peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas
penyediaan air minum bagi masyarakat. Dengan aktifitas pembangunan yang meningkat
dengan bertambahnya penduduk akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.
Apabila tidak dikelola dengan baik maka akan dapat menimbulkan masalah di bidang sanitasi.
Hal ini akan menyebabkan adanya pencemaran lingkungan, menurunnya kualitas lingkungan
dan estetika serta kemungkinan timbulnya penyakit sehingga merugikan masyarakat di
sekitarnya.
Kebiasaan masyarakat membuang kotoran dan limbah rumah tangga ke saluran
drainase, sungai-sungai dan pada tempat-tempat yang bukan peruntukannya ikut
memperburuk kondisi sanitasi dan pada akhirnya memperburuk kualitas kesehatan
masyarakatnya.Dari semua persoalan sanitasi di Kabupaten Probolinggo, penyebab utamanya
adalah minimnya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi yang berakibat kepada kurangnya
kesadaran terhadap pentingnya sanitasi dalam kehidupan. Untuk melihat kondisi cerminan

11 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
kesehatan masyarakat Probolinggo dapat dilihat dari hasil survey tentang perilaku hidup bersih
dalam keseharian warga . Perilaku tersebut yang digambarkan dalam tatanan skala rumah
tangga dari hasil wawancara enumeratordalam studi EHRA.
Hidup sehat adalah keinginan semua orang, untuk menuju hal tersebut salah satu
yang mendukung terciptanya kesehatan manusia salah satunya adalah perilaku serta kebiasaan
manusia itu sendiri. Terutama di lingkungan yang terdekat dengan kehidupan kita yang
umumnya disebut Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau yang disingkat PHBS.Studi EHRA
dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sarana sanitasi yang ada
ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat.
Indikator tingkat pola hidup bersih dan sehat masyarakat didasarkan pada : a)
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, b) Pembuangan Air Limbah Domestik, c) Drainase
Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, d) Sumber Air, e) Perilaku Higiene dan f) Kasus Penyakit
Diare. Jumlah sampel pada studi ini sebanyak 3200 responden yang tersebar pada 80
desa/kelurahan yang terbagi dalam 5 klaster, yaitu kluster 0, kluster 1, kluster 2, kluster 3 dan
kluster 4. Penentuan sampel dilakukan dengan sistem klastering random sampling.Gambaran
umum pola hidup bersih dan sehat tersebut dijelaskan sebagai berikut.

A. Persampahan

Pengelolaan Persampahan sangat penting dilakukan di tingkat rumah tangga


.Karena sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadikan sumber penyebaran penyakit
yang membahayakan. Pengelolaan yang bisa dilakukan antara lain dengan pemilahan sampah,
pemanfaatan kembali atau penggunaan ulang sampah, misalnya dijadikan bahan baku
kerajinan atau dijadikan kompos.
Dalam survey EHRA ini diketahui pula tentang pengelolaan sampah ditingkat rumah
tangga di Kabupaten Probolinggo.Dari hasil surveykondisi persampahan didominasi
menyebabkan atau menjadi sarang nyamuk sebesar 33,7%, kemudian kondisi sampah yang
berserakan atau bertumpuk disekitar rumah sebesar 29,1%, menyebabkan banyak tikus
berkeliaran sebesar 23,8%, menjadi tempat bermain anak-anak disekitarnya sebesar
22,9%,banyak lalat di sekitar tumpukan sampah sebesar 14%, kemudian banyak anjing dan
kucing mendatangi tempat sampah sebesar 11,4% , menyebabkan bau busuk yang menggangu
sebesar 3% , menyumbat saluran drainase sebesar 4,6% serta lainnya sebesar 9,4%.
KONDISI PERSAMPAHAN DI LINGKUNGA N
RT/RW KABUPATEN PROBOLINGGO 2015
I. Lainnya 9.4
H. Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya .9
2
G. Menyumbat saluran drainase 4.6
F. Bau b suk yang menggangu 3
u
E. Banyak kucing dan anjingmendatangi… 11.4
D. Banyak nyamuk 33.7
C. Banyak tikus berkeliaran 23.8
B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah 14
A. Banyak sampah berserakan atau… 29.1
Pengelolaan sampah didominasi dengan dibakar sebanyak 79,9 %, pengelolaan
sampah dengan dibuang ke lobang tanah tetapi tidak ditimbun dengan tanah sebanyak 6 %,
dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan sebanyak 5,3%, kemudian yang dibuang ke
sungai/kali/laut/danau sebesar 3,7% ,dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 1,7 % dan
dibiarkan membusuk sebesar 0,1 % serta lain-lain dan tidak menjawab adalah masing-masing
0,3% dan 1,3%.
Secara umum dari total 3200 KK responden pengelolaan sampah rumah tangga
sebanyak 79,9% adalah dibakar seperti kita ketahui pengelolaan sampah dengan cara dibakar
adalah tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan karena menyebakan terjadinya pencemaran
udara disekitarnya.

PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA.


Tidak tahu 1.3
Lain-lain .3
Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan… 5.3
Dibiarkan saja sampai membusuk .1
Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 3.7
Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup… 6.0
Dibuang ke dalam lubang da ditutup dengan… 1.0
Dibakar 79.9
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 1.7
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang… .7

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0


B. Air Limbah Domestik

Sementara itu dalam hal pembuangan air kotor atau limbah tinja manusia dari hasil
studi EHRA diketahui bahwa masyarakat Kabupaten Probolinggo sudah buang air besar di
jamban pribadi masih sebesar 57,6%, ke WC umum 5,5%, selain itu masih ada yang BABS
antara lain di sungai/pantai/laut 31,1%, di kebun/ pekarangan 3,0%, di parit/ selokan 3,2 %.
Yang BAB di WC helicopter sebanyak 0,8% lainya sebanyak 4,0% dan tidak memberiakn
jawaban sebanyak 3,6% responden.
Serta masih ada yang Buang Air Besar di dilobang galian terbuka sebanyak 1,2 %hal
ini cukup menjadikan perhatian yang serius dari pihak/instansi terkait yang menangani.

Dimana anggota keluarga yang sudah dewasa bila


ingin buang air besar?.
Tidak Tau 3.6

Lainnya 4.0

Ke Lubang Galian 1.2

Selokan/Parit/Got 3.2

Kebun/Pekarangan 3.0

Sungai/Pantai/Laut 31.1

WC Helikopter .8
MCK/WC Umum 5.5

Jamban Pribadi 57.6

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

Berikutnya bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo yang sudah memiliki Jamban juga
di survey tentang masalah kemana pembuangan akhir tinja tersebut dibuang,survey EHRA
tahun 2015 menunjukan bahwa pembuangan akhir tinja ke tanki septik sebanyak 86,3 % , 0-12
tahun sebanyak 29 %, 24 % ke cubluk/lobang tanah ,1% ke pipa sewer ,1% langsung ke
drainase ,3% ke sungai/laut/danau 42% lainnya menjawab tidak tau. Kondisi ini cukup
memprihatinkan sebab pencemaran air tanah oleh tinja manusia sangat nyata terjadi.
TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
2015

Tangki septik
Pipa sewer
29%
Cubluk/lobang tanah
42%
Lan sung ke drainase
g
Sungai/danau/pantai
1% Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
24%
Tidak tahu
0%
3% 1%
0%

C. Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir


Untuk prosentase kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) diketahui
bahwa rumah yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah (SPAL) sebanyak 66,4 %,
untuk jumlah rumah tidak mempunyai SPAL terbanyak sebanyak 33,6%.

PRESENTASE KEPEMILIKAN SPAL


Ya

33.6% Tidak ada

66.4%

Kondisi drainase lingkungan sekitar rumah juga tidak luput menjadi tema survey
Dari hasil survey dapat diketahui bahwa pada umumnya tidak pernah terjadi banjir yaitu
sebesar 89,7%, sekali dalam satu tahun sebesar 4,3 % , sekali dalam beberapa bulan sebnayak
0,2% dan beberapa kali dalam setahun sebesar 1,0 %.
PERSENTASE RUMAH TANGGA
YANG MENGALAMI BANJIR
Tidak tahu 4.8

Sekali atau beberapa dalam sebulan .2


Beberapa kali dalam 1.0

Sekali dalam setahun 4.3

Tidak pernah 89.7

.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0

D. Pengelolaan Air Bersih Rumah Tangga

Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kecukupan
air serta kualitasi air akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan individu masyarakat dan
kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri
terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman,
seperti air sumur ledeng/PDAM, sumbur bor,atau pun dari perpipaan lainnya.Kondisi akses air
bersih masyarakat kabupaten Probolinggo yang mempunyai geografis yang cukup datar
sehingga air tanah sangat mudah dijangkau . Dari survey EHRA didapat data sebanyak 71,9 %
saja yang merasa tercukupi air bersih. Sisanya sebanyak 28,10% warga masih mengalami
kesulitan air bersih untuk beberapa saat maupun lebih dari seminggu kesulitan akses air bersih.
Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel yang tersaji berikut:

Apakah pernah mengalami kesulitan


mendapatkan air untuk kebutuhan sehari- hari, berapa
lama?
Tidak tahu 2.1
Lebih dari seminggu 2.4
Seminggu 1.5
Satu sampai beberapa hari 11.4
Beberapa jam saja 10.6
Tidak pernah 71.9

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0


E. Perilaku Higiene
Perilaku higiene ini pada umumnya dikaitkan dengan kebiasaan cuci tangan dengan
sabun ataupun penggunaan sabun itu sendiri. Dari 3200 responden KK yang diwawancarai
didapatkan fakta hampir seluruh responden sudah menggunakan sabun dalam
kesehariannya.Sebanyak 99% warga telah mencuci tangan menggunakan sabun.

Apakah Ibu memakai sabun pada


hari ini atau
Tidak
kemarin ?
1%

Ya
99%

F. Kasus Penyakit Diare


Dimungkinkan bukan di daerah banjir atau genangan air serta berada pada lahan yang
kering di kabupaten Probolinggo angka kejadian diare relatif kecil dan jarang terjadi. Hasil dari
survey EHRA dari 3200 responden sebanyak71,4 % tidak pernah mengalami terkena penyakit
perut diare sisanya 7,8% pernah diare lebih dari 6 bulan yang lalu,4,6% persis 6 bulan yang lau
diare,5,9 % diare 3 bulan terakhir 4,7% diare 1 bulan yang lalu, 3,4% diare 1 minggu yang lalu,
hari ini 1,1% warga terkena diare.

Kapan waktu paling dekat anggota


keluarga ibu terkena diare
Tidak pernah 71.4
Lebih dari 6 bulan yang lalu 7.8
6 bulan yang lalu 4.6
3 bulan terakhir 5.9
1 bulan terakhir 4.7
1 minggu terakhir 3.4
Kemarin 1.1
Hari ini 1.1

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0


BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Berlandaskan pencapaian RPJMN Pemerintah Republik Indonesia pada tahun


2019 adalah 100% akses sanitasi yang layak, lebih lengkapnya disebut 100-0-100 dengan
maksud adalah 100 % akses air minum layak berkelanjutan, 0% kawasan kumuh dan 100%
akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan. Kemudian telah disepakati bersama bahwa
pelestarian lingkungan hidup sangat terkait dengan akses penduduk terhadap layanan
sanitasi yang layak. Oleh sebab itu, dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup
bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan
kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen Pemerintah untuk
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan, maka
pemerintah segera melakukan upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman
secara menyeluruh, berkelanjutan dan terpadu di daerah dengan mengacu pada
pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman.

Kabupaten Probolinggo pada tahun 2016 nantinya adalah salah satu peserta
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang ditunjuk oleh
Pemerintah Pusat, diwajibkan untuk melaksanakan penyusunan Dokumen Sanitasi, dalam
penyusunan dokumen tersebut terdapat kajian berupa Studi Environmental Health Risk
Assesment (Studi EHRA).

Studi Environmental Health Risk Assessment (Penilaian Risiko Kesehatan


Lingkungan) atau umumnya disebut Studi EHRA adalah sebuah survei partisipatif di
Kabupaten Probolinggo untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta
perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga.Data yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat
Kabupaten, kecamatanhingga kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan
digunakan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (POKJA Sanitasi)
Kabupaten Probolinggo sebagai salah satu bahan untuk menyusun Strategi Sanitasi
Kabupaten (SSK).
1.2 Tujuan

Tujuan dari studi EHRA ini yaitu mendapatkan gambaran jelas tentang sarana
dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan
berdasarkan data primer.Sedangkan tujuannya secara spesifik yaitu:

1. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap
kesehatan lingkungan.
2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi.
3. Menyediakan informasi dasar yang akurat dalam penilaian Risiko Kesehatan
Lingkungan.

1.3 Pelaksana Studi

Dalam rangka melaksanakan Studi EHRA Dinas Kesehatan mengeluarkan Surat


Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo tentang Pembentukan Tim
Studi EHRA (Environmental Health Risk Asessment)/ Penilaian Resiko Kesehatan
Lingkungan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) Kabupaten
Probolinggo Tahun 2015 yang melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat. Tim Studi
EHRA terdiri dari Panitia Pelaksana Kegiatan Studi EHRA dan Tim Pengelola Kegiatan dan
Data Studi EHRA.

Tim Pengelola Kegiatan terdiri dari tim analisa dan pelaporan, tim logistik dan
perlengkapan, supervisor lapangan, tim entri data dan tim enumerator. Pelaksana
supervisor lapangan untuk studi EHRA dilaksanakan oleh petugas sanitarian/ kesehatan
lingkungan. Sedangkan pelaksana untuk tim enumerator dilaksanakan oleh kader/
masyarakat dari 80 kelurahan atau desa.

1.4 Wilayah Cakupan

Wilayah cakupan studi EHRA meliputi seluruh kelurahan/desa80 (delapan puluh)di


Kabupaten Probolinggo dengan rumah tangga sebagai responden.

1.5 Metodologi

Pelaksanaan Studi EHRA dilaksanakan menggunakan metode penentuan target area


survei secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan clustering. Hasil
klastering digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Teknik pengambilan sampel
menggunakan probablility random sampling (peluang yang sama pada semua populasi).
Metoda sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Kriteria cluster dilihat
berdasarkan kepadatan penduduk, angka kemiskinan, Daerah/wilayah yang dialiri sungai/
kali/ saluran drainase/ saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK &
pembuangan sampah, daerah yang sering terkena banjir. Penentuan Clustering dilakukan
di tingkat RW pada 80 kelurahan/desa di Kabupaten Probolinggo, dengan jumlah
responden sebanyak minimal 40 responden untuk setiap kelurahan sehingga total jumlah
responden yaitu 3200 responden.

1.6 Pembiayaan

Pembiayaan studi EHRA ini dianggarkan dari APBD-P Kabupaten Probolinggo Tahun
2015 untuk program menciptakan lingkungan sehat Dinas Kesehatan Kabupaten
Probolinggo.
BAB II
METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
Environmenthal Health Risk Assesment (EHRA) adalah studi yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1)
wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku
pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih secara kolaboratif oleh Pokja
AMPL dan Dinas Kesehatan Kabupaten/KabupatenProbolinggo. Sementara Sanitarian
bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Sebelum turun ke lapangan, para
sanitarian dan enumerator diwajibkan mengikuti pelatihan enumerator selama 2 (dua) hari
berturut-turut. Materi pelatihan mencakup dasar-dasar wawancara dan pengamatan;
pemahaman tentang instrumen EHRA; latar belakang konseptual dan praktis tentang
indikator-indikator; uji coba lapangan; dan diskusi skalabaikan instrumen.

Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga).Unit sampling


ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap
Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey.Jumlah sampel RT skala
Desa/Kelurahanminimal 8 RT dan jumlah sampel skala RT sebanyak 5 responden.Dengan
demikian jumlah sampel skala desa/kelurahan adalah 40 responden.Yang menjadi
responden adalah Bapak (Kepala Rumah Tangga) atau Ibu atau anak yang sudah menikah,
dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.

Panduan wawancara dan pengamatan dibuat terstruktur dan dirancang untuk


dapat diselesaikan dalam waktu sekitar 30-45 menit. Panduan diuji kembali dalam hari
kedua pelatihan enumerator dengan try out ke lapangan. Untuk mengikuti standar etika,
informed consent wajib dibacakan oleh enumerator sehingga responden memahami betul
hak-haknya dan memutuskan keikutsertaan dengan sukarela dan sadar.

Pekerjaan entri data dikoordinir oleh Tim dari Dinas Kesehatan


KabupatenProbolinggoSebelum melakukan entri data, tim data entri terlebih dahulu
mengikuti pelatihan singkat data entry EHRA yang difasilitasi oleh Dinas Kesehatan
kabupaten Selama pelatihan itu, tim data entri dikenalkan pada struktur kuesioner dan
perangkat lunak yang digunakan serta langkah-langkah untuk uji konsistensi yakni program
EPI Info dan SPSS.

Untuk quality control, timspot check mendatangi 5% rumah yang telah disurvei. Tim
spot check secara individual melakukan wawancara singkat dengan kuesioner yang telah
disediakan dan kemudian menyimpulkan apakah wawancara benar-benar terjadi dengan
standar yang ditentukan. Quality control juga dilakukan di tahap data entri. Hasil entri
dire-check kembali oleh tim Pokja AMPL. Sejumlah 5% entri kuesioner diperiksa kembali.

2.1. Penentuan Target Area Survey

Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi
melalui proses yang dinamakan Klastering. Hasil klastering ini juga sekaligus bisa
digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Proses pengambilan sampel
dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” dimana
semua anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Sementara
metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat
cocok digunakan di KabupatenProbolinggo mengingat area sumber data yang akan diteliti
sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan pada daerah populasi yang telah ditetapkan.
Penetapan klaster dilakukan berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
Program PPSP sebagai berikut:
a. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk skala luas wilayah. Pada umumnya tiap
kabupaten/ Kabupaten telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan
tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. Standar kepadatannya adalah 25 orang per
hektar, dan hanya beberapa desa/kelurahan di kecamatan Probolinggo yang masuk
kreiteria ini.
b. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diskalaoleh tapi cukup
representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau
kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan
proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula
sebagai berikut:
(∑ Pra-KS + ∑ KS-1)
Angka kemiskinan = ---------------------------------- X 100%
∑ KK
Berdasarkan keputusan Kelompok Kerja Sanitasi Probolinggo hanya kecamatan yang KK miskin
diatas rata-rata Kabupaten yang masuk kriteria ini.

c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan


potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat.
d. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan
parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut.

Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah KabupatenProbolinggo


menghasilkan kategori klaster sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1. Wilayah
(kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki
karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan
demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan
mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada
klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan
peta area berisiko sanitasi Kabupaten Probolinggo
Tabel 1. Kategori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko

Katagori Klaster Kriteria


Klaster 0 Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan
berisiko.
Klaster 1 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klaster 2 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klaster 3 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klaster 4 Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan
berisiko
Klastering wilayah di Kabupaten/ KabupatenProbolinggo menghasilkan kategori
klaster sebagaimana dipelihatkan padaTabel 2. Hasil Klustering Desa/Kelurahn Studi Ehra
Probolinggo.Pada
Tabel 2. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster
tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko
kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey
pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan
merupakan area survey pada klaster yang sama.
Tabel 2.1 : Hasil klastering desa/ kelurahan di Kabupaten Probolinggo

Indeks
KEPADATAN
No. KECAMATAN No. DESA Kemiskinan DAS BANJIR KLASTER
PENDUDUK
(2011)
1 KURIPAN 1 Wonoasri 0
2 Jatisari 0
3 Kedawung 1 1 2
4 Karangrejo 0
5 Resongo 1 1 2
6 Wringinanom 1 1 2
7 Menyono 1 1
2 BANTARAN 1 Karanganyar 0
2 Bantaran 1 1
3 Gunung Tugel 1 1
4 Kedungrejo 1 1
5 Besuk 0
6 Patokan 1 1
7 Legundi 1 1 1 3
8 Tempuran 1 1
9 Kropak 1 1
10 Kramatagung 1 1 2
3 SUKAPURA 1 Ngadiasari 0
2 Sariwani 0
3 Kedasih 0
4 Pakel 0
5 Ngepung 1 1
6 Sukapura 1 1
7 Sapikerep 0
8 Wonokerto 0
9 Ngadirejo 0
10 Ngadas 0
11 Jetak 0
12 Wonotoro 0
4 SUMBER 1 Ledokombo 0
2 Pandansari 0
3 Sumberanom 0
4 Wonokerso 0
5 Gemito 0
6 Tukul 0
7 Sumber 1 1
8 Cepoko 0
9 Rambaan 1 1
5 LECES 1 Tigasan Kulon 0
2 Tigasan Wetan 0
3 Malasan Kulon 0
4 Leces 1 1 2
5 Pondokwuluh 1 1
6 Kerpangan 1 1 2
7 Sumberkedawung 1 1 1 3
8 Clarak 1 1 2
9 Jorongan 1 1 1 1 4
10 Warujinggo 1 1
6 TEGALSIWALAN 1 Malasan Wetan 0
2 Gunung Bekel 0
3 Tegalsono 0
4 Bulujaran Kidul 0
5 Bulujaran Lor 1 1
6 Paras 1 1
7 Tegalsiwalan 1 1 1 3
8 Banjarsawah 1 1 1 3
9 Sumberbulu 1 1
10 Sumber Kledung 1 1
11 Blado Kulon 1 1
12 Tegalmojo 1 1
7 BANYUANYAR 1 Gununggeni 1 1 2
2 Liprakkidul 1 1 2
3 Sentulan 1 1
4 Gadingkulon 1 1 2
5 Klenangkidul 1 1 2
6 Klenanglor 1 1
7 Tarokan 1 1 2
8 Liprakwetan 1 1 1 3
9 Liprakkulon 1 1 2
10 Banyuanyar Kidul 1 1
11 Bladowetan 1 1 2
12 Banyuanyar Tengah 1 1 2

15 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Pendil 1 1 2
14 Alassapi 0
8 TIRIS 1 Tlogosari 1 1
2 Andungsari 1 1
3 Tlogoargo 1 1
4 Andungbiru 1 1 2
5 Tiris 1 1 2
6 Ranuagung 1 1
7 Segaran 0
8 Ranugedang 1 1 2
9 Jangkang 1 1 2
10 Wedusan 1 1 2
11 Racek 1 1
12 Pesawahan 1 1 2
13 Pedangangan 1 1
14 Rejing 1 1
15 Tegalwatu 1 1
16 Tulupari 0
9 KRUCIL 1 Sumberduren 1 1
2 Roto 1 1 2
3 Kertosuko 1 1
4 Tambelang 1 1 2
5 Krucil 1 1
6 Bermi 1 1
7 Kalianan 1 1 2
8 Watupanjang 1 1
9 Guyangan 1 1
10 Betek 1 1
11 Krobungan 1 1
12 Seneng' 1 1
13 Pandanlaras 0
14 Palosan 1 1
10 GADING 1 Condong 0
2 Jurangjero 1 1 2
3 Ranuwurung 1 1
4 Gadingwetan 1 1
5 Bulupandank 0
6 Keben 0
7 Renteng 1 1
8 Duren 0
9 Betektaman 0
10 Batur 1 1
11 Sentul 0
12 Dandang 0

16 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Kertosono 1 1
14 Prasi 1 1
15 Nogosaren 0
16 Wangkal 1 1 2
17 Mojolegi 1 1
18 Kaliacar 1 1 2
19 Sumbersecang 1 1
11 PAKUNIRAN 1 Ranon 1 1
2 kedungsumur 1 1
3 Gunggungan Kidul 1 1 1 3
4 Kalidandan 1 1 1 3
5 Blimbing 1 1 2
6 Gondosuli 1 1
7 Kertonegoro 0
8 Bimo 0
9 Pakuniran 1 1 1 3
10 Patemon Kulon 1 1 2
11 Gunggungan Lor 1 1 1 3
12 Sogaan 1 1
13 Sumberkembar 1 1
14 Alas Pandan 1 1 2
15 Bucor Wetan 1 1
16 Bucor Kulon 1 1
17 Glagah 1 1 2
12 KOTAANYAR 1 Sumber Centeng 1 1
2 Sambirampak Kidul 1 1
3 Sidomulyo 0
4 Tambak Ukir 0
5 Curah Temu 0
6 Pasembon 0
7 Sidorejo 0
8 Sambirampak Lor 1 1
9 Sukorejo 1 1
10 Talkandang 1 1 1 3
11 Kedung Rejoso 1 1 2
12 Triwungan 1 1 2
13 Kotaanyar 1 1 2
13 BESUK 1 Matekan 1 1 2
2 Krampilan 0
3 Klampokan 1 1
4 Jambangan 1 1 2
5 Kecik 1 1 2
6 Bago 1 1 1 3
7 Alasnyiur 1 1

17 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
8 Sindetanyar 1 1
9 Sindetlami 1 1 2
10 Sumurdalam 1 1 2
11 Besuk Kidul 1 1
12 Besuk Agung 1 1
13 Randu Jalak 1 1
14 Alas Tengah 1 1 1 3
15 Alas Kandang 1 1
16 Alas Sumur Lor 0
17 Sumberan 1 1
14 KRAKSAAN 1 Kregenan 1 1 2
2 Rondokuning 1 1
3 Semampir 1 1 2
4 Bulu 0
5 Sidomukti 1 1 1 3
6 Kraksaan wetan 1 1 2
7 Rangkang 1 1 2
8 Kandangjati Kulon 0
9 kandangjati Wetan 1 1
10 Alas Sumur kulon 1 1 1 3
11 Sumberlele 1 1
12 Tamansari 1 1
13 Asembakor 0
14 Kebonagung 0
15 Sidopekso 0
16 Patokan 0
17 Asembagus 1 1 2
18 Kalibuntu 1 1 1 3
15 PAJARAKAN 1 Selogudig Kulon 0
2 Selogudig Wetan 1 1
3 Ketompen 1 1 2
4 Karangbong 1 1 2
5 Karangpranti 0
6 Gejugan 0
7 Karanggeger 1 1
8 Tanjung 0
9 Pajarakan Kulon 1 1 2
10 Sukokerto 1 1
11 Sukomulyo 1 1
12 Penambangan 1 1 2
16 MARON 1 Sumberpoh 1 1 1 3
2 Sumberdawe 1 1 2
3 Brabe 1 1 2
4 Maron Kidul 1 1 1 3

18 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
5 Gerongan 1 1
6 Satreyan 1 1 1 3
7 Brani Wetan 1 1 2
8 Brani Kulon 1 1 2
9 Maron Wetan 1 1 1 3
10 Maron Kulon 0
11 Kedungsari 1 1
12 Pegalangan Kidul 1 1 2
13 Brumbungan Kidul 1 1 2
14 Wonorejo 1 1
15 Puspan 1 1
16 Ganting wetan 1 1
17 Ganting Kulon 1 1
18 Suko 1 1
17 DRINGU 1 Ngepoh 0
2 Sumberagung 0
3 Sumbersuko 1 1
4 Watuwungkuk 1 1
5 Sekarkare 0
6 Mrangonlawang 1 1 2
7 Tegalrejo 1 1 2
8 Kalirejo 1 1 2
9 Kedungdalem 1 1 2
10 Tamansari 1 1
11 Randuputih 1 1
12 Kalisalam 1 1
13 Dringu 1 1
14 Pabean 1 1
18 WONOMERTO 1 Patalan 1 1
2 Jrebeng 0
3 Wonorejo 1 1 2
4 Tunggak Cerme 1 1
5 Pohsangit Tengah 0
6 Kareng Kidul 1 1
7 Kedung Supit 1 1
8 Pohsangit Lor 0
9 Pohsangit Ngisor 0
10 Sepuh Gembol 0
11 Sumber Kare 1 1
19 LUMBANG 1 Sapih 0
2 Negororejo 1 1
3 Branggah 0
4 Lambangkuning 0
5 Palangbesi 0

19 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Boto 0
7 Wonogoro 0
8 Lumbang 1 1 2
9 Tandonsentul 0
10 Purut 1 1
20 TONGAS 1 Pamatan 1 1 2
2 Sumberkramat 0
3 Sumberejo 1 1
4 Sumendi 1 1 2
5 Bayeman 1 1 1 3
6 Dungun 1 1
7 Curahdringu 0
8 Wringinanom 1 1
9 Tongaswetan 1 1 1 3
10 Tongaskulon 1 1
11 Curah Tulis 1 1 2
12 Klampokan 1 1 2
13 Tanjungrejo 1 1 1 1 4
14 Tambakrejo 1 1 2
21 SUMBERASIH 1 Munengkidul 1 1
2 Pohsangit Leres 1 1
3 Laweyan 1 1 2
4 Munengkidul 1 1 2
5 Jangur 1 1
6 Sumberbendo 1 1 1 1 4
7 Mentor 1 1 2
8 Sumur Mati 1 1
9 Pesisir 1 1 1 3
10 Lemah Kembar 1 1 1 3
11 Ambulu 1 1 1 3
12 Banjarsari 1 1 1 3
13 Gili Ketapang 1 1 2
22 PAITON 1 Bhinar 0
2 Sukodadi 1 1 1 3
3 Pondok Kelor 1 1 1 3
4 Paiton 1 1
5 Alas Tengah 1 1 1 3
6 Sumberrejo 1 1 1 1 4
7 Pandean 1 1 2
8 Karanganyar 1 1 2
9 Randutatah 1 1
10 Patunjungan 1 1 2
11 Taman 1 1 2
12 Sumberanyar 1 1 1 3

20 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
13 Plampang 1 1
14 Jabung Sisir 1 1 2
15 Randu Merak 1 1 1 3
16 Jabung Candi 1 1 2
17 Sidodadi 1 1 2
18 Jabung Wetan 1 1 1 3
19 Kali Kajar Kulon 1 1 2
20 Kali Kajar Wetan 1 1 1 3
23 KREJENGAN 1 Opo Opo 1 1 2
2 Rawan 1 1 1 3
3 Seboro 1 1 2
4 Karangren 1 1 2
5 Kedungcaluk 1 1
6 Sokaan 1 1
7 Dawuhan 1 1 2
8 Gebangan 1 1 1 3
9 Widoro 1 1 2
10 Sumber Katimoho 1 1 2
11 Krejengan 1 1
12 Kamal Kuning 1 1 1 3
13 Tanjungsari 1 1 2
14 Patemon 1 1 2
15 Temenggungan 1 1 2
16 Jatiurip 1 1
17 Sentong 1 1 1 3
24 GENDING 1 Banyuanyar Lor 1 1 2
2 Sumberkerang 1 1 1 3
3 Sebaung 1 1 2
4 Pikatan 1 1 2
5 Bulang 1 1 2
6 Brumbungan Lor 1 1 1 3
7 Jatiadi 1 1 2
8 Klaseman 1 1
9 Pesisir 1 1
10 Randupitu 1 1 2
11 Gending 1 1 2
12 Pajurangan 1 1 1 3
13 Curahsawo 1 1

21 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Klastering wilayah desa/kelurahan di KabupatenProbolinggo yang terdiri atas 330
desa/kelurahan menghasilkan presentase sebagai berikut:
1) klaster 0 sebanyak 23,9 %.
2) klaster 1 sebanyak 34,5 %,
3) klaster 2 sebanyak 28,5 %,
4) klaster 3 sebanyak 11,8 %, dan
5) klaster 4 sebanyak 1,2 %.

Untuk lebih jelasnya distribusi desa kedalam klaster tersebut dapat dilihat pada
grafik yang tersaji berikut :
114
120
94
100
79
80

60
39
40

20 4
0
Kluster 0 Kluster 1 Kluster 2 Kluster 3 Kluster 4

Gambar 2.1 :Grafik JumlahDesa Per klaster untuk penetapan lokasi studi EHRA

2.2. Penentuan Jumlah/Besar Responden


Untuk mendapatkan gambaran kondisi sanitasi di tingkat kabupaten/Kabupaten,
dengan presisi tertentu, tidak dibutuhkan besaran sampel yang sampai ribuan rumah
tangga. Sampel sebesar 30 responden untuk tiap kelurahan/desa, dengan teknik statistik
tertentu dan dianggap sebagai jumlah minimal yang bisa dianalisis. Akan tetapi dalam
praktiknya, bila ditargetkan 30, seringkali tidak memenuhi target, dikarenakan oleh
sejumlah error (kesalahan pewawancara, entry team, kuesioner, dll), sehingga seringkali
sampel yang ditargetkan 30 hanya terealisir sekitar 20-25 saja. Berdasarkan pengalaman
tersebut, maka jumlah sampel untuk tiap kelurahan/desa diambil sebesar 40 responden.

2222 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam
skala Kota/Kabupaten dapat dengan cara sederhana untuk yaitu dengan menggunakan
“Tabel Krejcie-Morgan” yang mempunyai tingkat kepercayaan 95%, sebagai berikut.
Tabel 2.2 :Rumus Krejcie-Morgan
Jumlah Jumlah % Jumlah Jumlah % Jumlah KK Jumlah % KK
Sampel KK Sampel Sampel
10 10 100% 220 140 64% 1200 291 24%
15 14 93% 230 144 63% 1300 297 23%
20 19 95% 240 148 62% 1400 302 22%
25 24 96% 250 152 61% 1500 306 20%
30 28 93% 260 155 60% 1600 310 19%
35 32 91% 270 159 59% 1700 313 18%
40 36 90% 280 162 58% 1800 317 18%
45 40 89% 290 165 57% 1900 320 17%
50 44 88% 300 169 56% 2000 322 16%
55 48 87% 320 175 55% 2200 327 15%
60 52 87% 340 181 53% 2400 331 14%
65 56 86% 360 186 52% 2600 335 13%
70 59 84% 380 191 50% 2800 338 12%
80 66 83% 420 201 48% 3500 346 10%
85 70 82% 440 205 47% 4000 351 9%
90 73 81% 460 210 46% 4500 354 8%
95 76 80% 480 214 45% 5000 357 7%
100 80 80% 500 217 43% 6000 361 6%
110 86 78% 550 226 41% 7000 364 5.2%
120 92 77% 600 234 39% 8000 367 4.59%
130 97 75% 650 242 37% 9000 368 4.09%
140 103 74% 700 248 35% 10,000 370 3.70%
150 108 72% 750 254 34% 15,000 375 2.50%
160 113 71% 800 260 33% 20,000 377 1.89%
170 118 69% 850 265 31% 30,000 379 1.26%
180 123 68% 900 269 30% 40,000 380 0.95%
190 127 67% 950 274 29% 50,000 381 0.76%
200 132 66% 1000 278 28% 75,000 382 0.51%
210 136 65% 1100 285 26% 100,000 384 0.38%
Sesuai rumus “Krejcie-Morgan” jumlah sampling minimal adalah sebanyak 384 KK
sudah memenuhi persyaratan layak, jumlah tersebut apabila dana yang tersedia sangat
minim disediakan oleh Pemerintah Kotaatau Kabupaten. Akan tetapi Pokja Sanitasi
Kabupaten Probolinggo menginginkan lebih akurat dalam mengetahui kondisi sanitasi
dilingkup masyarakat sehingga dipilihlah 3200 responden yang terlibat untuk
diwawancarai.
2.3 Penentuan Desa/Kelurahan Area Survei
Berdasarkan kaidah statistik, untuk menentukan jumlah sampel minimum dalam
skala kabupaten/Kabupaten digunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:

Dimana:
 n adalah jumlah sampel
 N adalah jumlah populasi
 d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05)
 Dengan jumlah populasi rumah tangga Kabupaten Probolinggosebanyak
1.191.784jiwa yang terbagi kedalam 310.288KK (BPS 2014), maka jumlah sampel
minimum yang harus dipenuhi adalah sebanyak 400 (empat ratus). Namun demikian
untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klustering, Pokja
Sanitasi Kabupaten Probolinggo menetapkan jumlah desa/kelurahan yang akan dijadikan
target area survey sebanyak 80 desa sehingga jumlah sampel yang harus diambil
sebanyak 25 X 40 = 3200 responden seperti yang tercantum pada Tabel sebagai berikut:
Tabel 2.3 : Penentuan jumlah desa lokasi Survey
Kluster Jumlah Persentase Dari Persentase Jumlah Desa Dari Hasil Keputusan
Jumlah Seluruh Desa Kluster Persentase Pokja

Kluster 0 79 23,9 19,1 19 22


Kluster 1 114 34,5 27,6 28 24
Kluster 2 94 28,5 22,7 23 24
Kluster 3 39 11,8 9,4 9 9
Kluster 4 4 1,2 0,96 1 1
Kluster Jumlah Persentase Dari Persentase Jumlah Desa Dari Hasil Keputusan
Jumlah Seluruh Desa Kluster Persentase Pokja

Jumlah 330 100,0 80 80 80

Berikutnya dijelaskan lokasi kecamatan yang terpilih menjadi lokasi pelaksanaan studi
Environmenthal Health Risk Assesment tahun 2015 berada di 18 kecamatan.
Tabel 4. Kecamatan Dan Desa/Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA KabupatenProbolinggo

NO PUSKESMAS / KEC Kode Kecamatan DESA/Kelurahan Kode Desa KLASTER

1 Kotaanyar 01 Sidorejo 001 0


2 Kotaanyar 01 Sumber Centeng 002 1
3 Kotaanyar 01 Sidomulyo 003 0
4 Kotaanyar 01 Talkandang 004 3
5 Kotaanyar 01 Kedungrejoso 005 2
6 Kotaanyar 01 Sambirampak Lor 006 1
7 KURIPAN 02 Jatisari 007 0
8 KURIPAN 02 Kedawung 008 2
9 KURIPAN 02 Resongo 009 2
10 KURIPAN 02 Wringinanom 010 2
11 SUMBER 03 LEDOKOMBO 011 0
12 SUMBER 03 WONOKERSO 012 0
13 SUMBER 03 CEPOKO 013 0
14 SUMBER 03 RAMBAAN 014 2
15 LECES 04 Malasan Kulon 015 0
16 LECES 04 Warujinggo 016 1
17 LECES 04 Leces 017 2
18 LECES 04 Kerpangan 018 2
19 LECES 04 Clarak 019 2
20 LECES 04 Sumberkedawung 020 3
21 TEGALSIWALAN 05 TEGALSONO 021 0
22 TEGALSIWALAN 05 PARAS 022 2
23 TEGALSIWALAN 05 SUMBERKLEDUNG 023 2
24 TEGALSIWALAN 05 TEGALMOJO 024 2
25 TEGALSIWALAN 05 BANJARSAWAH 025 3
26 GADING 06 CONDONG 026 0
27 GADING 06 DUREN 027 0
28 GADING 06 DANDANG 028 0
29 GADING 06 RANUWURUNG 029 1
30 GADING 06 RENTENG 030 1
31 GADING 06 KERTOSONO 031 1
32 GADING 06 MOJOLEGI 032 1
33 GADING 06 JURANGJERO 033 2
34 GADING 06 WANGKAL 034 2
35 GADING 06 KALIACAR 035 2
36 Kraksaan 07 BULU 036 0
37 Kraksaan 07 KEBONAGUNG 037 0
38 Kraksaan 07 RONDOKUNING 038 1
39 Kraksaan 07 TAMANSARI 039 1
40 Kraksaan 07 KALIBUNTU 040 3
41 Pajarakan 08 Selogudig Kulon 041 0
42 Pajarakan 08 Tanjung 042 0
43 Pajarakan 08 Karanggeger 043 1
44 Pajarakan 08 Sukomulyo 044 1
45 Maron 09 Kedungsari 045 1
46 Maron 09 Ganting wetan 046 1
47 Maron 09 Suko 047 1
48 Maron 09 Maron kidul 048 3
49 Maron 09 Maron wetan 049 3
50 Bantaran 10 KARANGANYAR 050 1
51 Bantaran 10 GUNUNGTUGEL 051 1
52 Bantaran 10 PATOKAN 052 1
53 Bantaran 10 KROPAK 053 1
54 Bantaran 10 KRAMATAGUNG 054 2
55 BANYUANYAR 11 Klenanglor 055 1
56 BANYUANYAR 11 Gununggeni 056 2
57 BANYUANYAR 11 Liprakkidul 057 2
58 BANYUANYAR 11 Gadingkulon 058 2
59 BANYUANYAR 11 Klenangkidul 059 2
60 BANYUANYAR 11 Tarokan 060 2
61 BANYUANYAR 11 Liprakkulon 061 2
62 BANYUANYAR 11 Bladowetan 062 2
63 BANYUANYAR 11 Banyuanyar Tengah 063 2
64 BANYUANYAR 11 Pendil 064 2
65 Tongas 12 CURAHDRINGU 065 0
66 Tongas 12 TONGASWETAN 066 3
67 Pakuniran 13 Bimo 067 0
68 Sumberasih 14 SUMBERBENDO 068 4
69 Sumberasih 14 Pesisir 069 3
70 BESUK 16 Klampokan 070 1
71 BESUK 16 Sindetanyar 071 1
72 BESUK 16 Besuk Agung 072 1
73 BESUK 16 Alas Kandang 073 1
74 BESUK 16 Alas Tengah 074 3
75 Dringu 17 SUMBERAGUNG 075 0
76 Dringu 17 WATUWUNGKUK 076 1
77 Wonomerto 18 Pohsangit Tengah 077 0
78 Wonomerto 18 Sepuh Gembol 078 0
79 Lumbang 19 LAMBANGKUNING 079 0
80 Lumbang 19 WONOGORO 080 0

Penentuan desa-desa terpilih lokasi studi tersebut berdasarkan pada ketentuan


distribusi kulster yang seimbang sesuai dengan hasil kluster seluruh desa di Kabupaten
Probolinggo .Pada Tabel 5 berikut dijelaskan ilustrasi pembagian porsi desa terpilih pada
setiap klusternya.
Tabel 2.5 : Porsi Desa Terpilih dalam Studi Ehra Kabupaten Probolinggo Tahun 2015

Kluster Desa Jumlah Desa Persentase

0 22 27.5%

1 24 30.0%

2 24 30.0%

3 9 11.3%

4 1 1.3%

Jumlah 80 100%

2.4. Penentuan RW/RT Dan Responden Di Lokasi Survei


Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah RT.
Karena itu, data RT per RW per kelurahan/desa mestilah dikumpulkan sebelum memilih
RT. Jumlah RT minimal per kelurahan adalah 8 (delapan) RT. Untuk menentukan RT
terpilih, silahkan ikuti panduan berikut.
 Urutkan RT per RWper kelurahan.
 Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total
RT total dan jumlah yang akan diambil.
 Jumlah total RT kelurahan : X.
 Jumlah RT yang akan diambil : Y
 Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil.
AI = X/Y (dibulatkan)  misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z
 Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambilah secara acak angka antara
1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh
adalah 3.
 Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst.
Rumah tangga/responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random
sampling), hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah itu bukan bersumber dari
preferensi enumerator/supervisor ataupun responden itu sendiri. Tahapannya adalah
sebagai berikut.
 Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat
daftar rumah tangga berdasarkan pengamatan keliling dan wawancara dengan
penduduk langsung.
 Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan
diambil, misal 5 (lima)  diskalaoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5
 Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka Mulai
(AM), contoh dibawah misal angka mulai 2
 Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dan seterusnya.

2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya

Lokasi pelaksanaan survei studi EHRA 2015 di Kabupaten Probolinggo terdapat di


hamper semua wilayah Desa/kelurahan di Kabupaten Probolinggo, yaitu di 18 kecamatan dan
80Desa/Kelurahan dengan jumlah responden sebesar 3200 responden. Oleh Tim Studi EHRA
Pokja Sanitasi Kabupaten Probolinggo dalam hal ini Dinas Kesehatan menggunakan enumerator
sejumlah 80 enumerator dengan rincian setiap Desa/Kelurahan ditugaskan 1 enumerator yang
berasal dari kader posyandu di setiap Desa/kelurahan.

Adapun untuk supervisor, diambilkan dari sanitarian puskesmas di wilayah Kabupaten


Probolinggo.Wilayah tugas masing-masing supervisor juga didasarkan dari wilayah tugas
masing-masing puskesmas.
Gambar 2.2 Enumerator Studi EHRA Kabupaten Probolinggo
BAB III
HASIL STUDI EHRA
3.1 Informasi Responden

Sampel adalah bagian dari populasi, dimana anggotanya merupakan anggota


yang dipilih dari populasi. Kelurahan, RT ( Rukun Tetangga ), Area Studi maupun
Responden/ Sampel Studi EHRA diharapkan dapat merepresentasikan/ mewakili sifat
dari populasi yang diwakilinya.
Dalam Studi EHRA di tahun 2015 ini, Kabupaten Probolinggo menentukan
sejumlah 80 Desa/kelurahan di 18 kecamatan sebagai area studi. Unit sampling utama
(Primary Sampling) pada Studi EHRA adalah RT (Rukun Tetangga) dan dipilih secara
random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan terpilih yang
ada di Kabupaten Probolinggo.
Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan dipilih berdasarkan jumlah minimal
responden yaitu sejumlah 40 responden. Sehingga total jumlah responden di
Kabupaten Probolinggo yaitu 40 responden dikalikan dengan 80 kelurahan menjadi
3200 responden. Dalam realisasinya dikarenakan oleh kesalahpahaman enumerator
bahkan ada kelebihan jumlah responden mencapai 45 KK yang telah diwawancarai di
suatu Desa/kelurahan.Responden dalam studi EHRA adalah ibu atau anak perempuan
yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.
Responden terbanyak adalah pada kelompok umur 36 - 40 tahun sebesar 18.8
%.dan berikutnya 18,6% berusia diatas 40 tahun. Sedangkan pendidikan terakhir
responden yang paling banyak diwawancarai adalah responden dengan pendidikan
terakhir SD sebanyak 52,9% dan berikutnya responden dengan pendidikan SMP
sebanyak 20,6% bahkan yang tidak mengenyam sekolah formal sebesar 11,1%
responden . Responden yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebanyak
24,9% dan responden yang memiliki asuransi kesehatan bagi keluarga miskin sebanyak
19,9%. Responden yang wawancarai telah memiliki anak sebanyak 91,0% responden.
Status kepemilikan rumah yang ditinggali oleh responden sebanyak 84.8% adalah milik
sendiri.Informasi lebih lengkap responden EHRA di Kabupaten Probolinggo dapat
dilihat pada Tabel 3.1 yang disajikan berikut ini :

3030 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Tabel 3.1 : Informasi Responden Survey EHRA Kabupaten Probolinggo Tahun 2015

Strata Desa/Kelurahan Total


0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
<= 20 tahun 25 2.9 34 3.7 28 3.0 6 1.8 0 .0 93 3.0
21 - 25 tahun 109 12.4 109 11.8 80 8.6 39 11.4 1 2.5 338 10.9
26 - 30 tahun 163 18.6 161 17.5 170 18.3 35 10.2 8 20.0 537 17.3
Kelompok
Umur 31 - 35 tahun 149 17.0 156 16.9 158 17.0 70 20.5 7 17.5 540 17.4
Responden 157 17.9 170 18.4 176 18.9 73 21.3 10 25.0 586 18.8
36 - 40 tahun
41 - 45 tahun 117 13.4 128 13.9 138 14.8 47 13.7 8 20.0 438 14.1
> 45 tahun 156 17.8 164 17.8 180 19.4 72 21.1 6 15.0 578 18.6
Milik sendiri 768 86.3 788 82.1 827 86.0 294 84.5 40 100.0 2717 84.9
Rumah dinas 3 .3 3 .3 2 .2 1 .3 0 .0 9 .3
B2. Apa status Berbagi dengan
dari rumah 11 1.2 12 1.3 4 .4 1 .3 0 .0 28 .9
keluarga lain
yang anda
Sewa 7 .8 1 .1 1 .1 1 .3 0 .0 10 .3
tempati saat
Kontrak 3 .3 3 .3 3 .3 2 .6 0 .0 11 .3
ini?
Milik orang tua 90 10.1 151 15.7 125 13.0 49 14.1 0 .0 415 13.0
Lainnya 8 .9 1 .1 0 .0 0 .0 0 .0 9 .3
Tidak tahu 0 .0 1 .1 0 .0 0 .0 0 .0 1 .0

Tidak sekolah formal 102 11.5 86 9.0 113 11.7 46 13.2 6 15.0 353 11.0

SD 522 58.7 469 48.9 516 53.6 156 44.8 29 72.5 1692 52.9
B3. Apa 150 16.9 230 24.0 205 21.3 70 20.1 3 7.5 658 20.6
SMP
pendidikan 81 9.1 124 12.9 94 9.8 58 16.7 0 .0 357 11.2
SMA
terakhir anda? 8 .9 14 1.5 8 .8 6 1.7 1 2.5 37 1.2
SMK
27 3.0 37 3.9 26 2.7 12 3.4 1 2.5 103 3.2
Universitas/Akademi
135 15.2 305 31.8 262 27.2 95 27.3 1 2.5 798 24.9
B4. Apakah Ya
ibu
mempunyai
Surat
Keterangan 755 84.8 655 68.2 700 72.8 253 72.7 39 97.5 2402 75.1
Tidak Mampu Tidak
(SKTM) dari
desa/keluraha
n?
B5. Apakah Ya 180 20.2 178 18.5 208 21.6 59 17.0 12 30.0 637 19.9
ibu mempunyai
Kartu Asuransi
Kesehatan Tidak
710 79.8 782 81.5 754 78.4 289 83.0 28 70.0 2563 80.1
bagi Keluarga
Miskin
(ASKESKIN)?
B6. Apakah
ibu Ya
820 92.1 863 89.9 870 90.4 323 92.8 35 87.5 2911 91.0
mempunyai
anak? Tidak
70 7.9 97 10.1 92 9.6 25 7.2 5 12.5 289 9.0

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Identifikasi pengelolaan sampah rumah tangga dalam studi EHRA di


KabupatenProbolinggo dibedakan berdasarkan cara pembuangan dan perilaku
pemilahan sampah. Pada Grafik 3.1 disajikan pengelolaan sampah rumah tangga
Kabupaten Probolinggo menurut kluster/strata desa/kelurahan.
Gambar 3.1 : Grafik Pengelolaan Sampah

PENEGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DI


KABUPTEN PROBOLINGGOTH. 2015
100%
Axis Title

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
0 1 2 3 4 Total
Tidak tahu 1.3 3.0 .1 .0 .0 1.3
Lain-lain .2 .2 .4 .6 .0 .3
Dibuang ke lahan
kosong/kebun/hutan dan 5.7 4.5 5.0 8.1 .0 5.3
dibiarkan membusuk
Dibiarkan saja sampai membusuk .1 .0 .1 .3 .0 .1
Dibuang ke
sungai/kali/laut/danau 2.9 4.5 2.0 8.7 2. 3.7
5
Dibuang ke dalam lubang tetapi
9.2 3.5 6.9 2.3 .0 6.0
tidak ditutup dengan tanah
Dibuang ke dalam lubang dan
2.1 .4 .7 .3 .0 1.0
ditutup dengan tanah
Dibakar 75.2 81.7 84.1 73.9 97.5 79.9
Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 3.0 .7 .4 4.6 .0 1.7
Dikumpulkan oleh kolektor
informal yang mendaur ulang .3 1.6 .1 1.2 .0 .7

Berdasarkan grafik tersebut , secara total seluruh kluster cara pengelolaan sampah
yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Probolinggo secara berurutan adalah:

a. Dibakar sebanyak 79,9%


b. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 1,7%
c. Dibuang ke sungai atau kali sebanyak 3,7%
d. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup tanah sebanyak 6,0%
e. Dikumpulkan kolektor informal yang mendaur ulang sebanyak 0.7%
f. Dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk sebanyak 3,7%
g. Lain-lain sebesar 1,8 %.
h. Tidak tau 1,3%.
Perilaku pemilahan sampah oleh rumah tangga di Kabupaten Probolinggo

ditunjukan pada Grafik 3.2, sebanyak 38% melakukan pemilahan sampah sedangkan 62%
tidak melakukan pemilahan sampah sebelum dilakukan
pengolahan lebih
lanjut.Sedangkan pada kluster 4 tidak ada sama sekali warga yag melakukan
pemilahan terhadap sampah rumah tangga .

Gambar 3.2 : Grafik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga

PEMILAHAN SAMPAH DI KABUPATEN


PROBOLINGGO TH. 2015
100%

80%
52.8
60.6 66.7 62.0
72.2
60%
100.0 2. Tidak dipilah/tidak
40% dipissahkan

47.2 1 Dipilah/dipsahkan
20% 39.4 33.3 38.0
27.8
0% .0
0 1 2 3 4 Total
Strata desa /Kelurahan

Hasil studi EHRA seperti pada tabel 3.2, area beresiko persampahan
di
KabupatenProbolinggo segi pengelolaan sampah tidak memadai sebesar
dari 97,6%,
sedangkankan yang memiliki akses pelayanan pengangkutan sampah ,frekuensi
pengangkutan sampah tidak memadai sebesar 41,1%, ketidaktepatan waktu
pengangkutan sampah sebesar 33,3%, dan 86,6% tidak dilakukan pengolahan sampah
setempat.
Gambar 3.2a : Pembuangan Sampah Sembarangan di Sungai
Tabel 3.2 : Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi Ehra

Strata Desa/Kelurahan Total


VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
3.1 Tidak 845 96.7 914 97.6 924 99.5 325 94.8 40 100.0 3048 97.6
Pengelolaan memadai
sampah Ya, memadai 29 3.3 22 2.4 5 .5 18 5.2 0 .0 74 2.4

3.2 Frekuensi Tidak 4 80.0 4 22.2 1 100.0 4 57.1 0 .0 13 41.9


pengangkutan memadai
sampah Ya, memadai 1 20.0 14 77.8 0 .0 3 42.9 0 .0 18 58.1

3.3 Ketepatan Tidak tepat 3 75.0 4 22.2 1 100.0 1 25.0 0 .0 9 33.3


waktu waktu
pengangkutan
sampah
Ya, tepat 1 25.0 14 77.8 0 .0 3 75.0 0 .0 18 66.7
waktu
3.4 Tidak diolah 758 85.2 834 86.9 851 88.5 287 82.5 39 97.5 2769 86.5
Pengolahan
sampah
Ya, diolah 132 14.8 126 13.1 111 11.5 61 17.5 1 2.5 431 13.5
setempat

3434 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar : 3.2b : Peta Lokasi Area Pelayanan Angkutan Persampahan
3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja

Identifikasi pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia dan lumpur tinja
pada studi EHRA ini di dilihat berdasarkan keluarga yang memilliki jamban, saluran
akhir pembuangan isi tinja, kualitas tangki septik yang dimiliki (suspek aman dan
tidak aman), praktek pembuangan kotoran anak balita di rumah responden yang
di rumahnya ada balita, dan jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah.
Gambar 3.3 :Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar

PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR


DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015
Tidak Tau 3.6
Lainnya 4.0
Ke Lubang Galian 1.2
Selokan/Parit/Got 3.2
Kebun/Pekarangan 3.0
Sungai/Pantai/Laut 31.1
WC Helikopter .8
MCK/WC Umum 5.5
Jamban Pribadi
57.6

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0

Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 3.3 sebesar
57,6%, di MCK/WC Umum sebanyak 5,5%, dan responden yang masih buang air besar
sembarangan sebesar 39,3% (WC helikopter, sungai, kebun, selokan maupu lobang
galian).

Berikutnya adalah tempat kemana penyaluran akhir tinja responden pada


studi EHRA Kabupaten Probolinggo disalurkan pada 6 (enam) tempat seperti yang
tertera pada grafik 3.4, antara lain sebanyak 29% telah dibuang ke tangki septik,
sebanyak 1 % masuk ke pipa sewer, sebanyak 24% disalurkan ke cubluk/ lobang
tanah, sebanyak 1% dibuang langsung ke drainase, sebanyak 3% masih dibuang ke
sungai/pantai/danaudan sebanyak 1,2% dibuang ke kolam/ sawah

3636 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.4 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja

TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI


KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN
2015

Tangki septik Pipa


sewer Cubluk/lobang
29%
tanah Langsung ke
42%
drainase
Sungai/danau/pantai
1% Kolam/sawah
Kebun/tanah lapang
24%
Tidak tahu
0%
1%
0% 3%

Gambar 3.5 : Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik

WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANKI SEPTIK DI


KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015
100% .0
6.8 12.8
90% 15.6 15.8 13.5

80%
70%
Tidak tahu
60%
Tidak pernah
50% 88.4 100.0
82.9 83.0 84.6 Lebih dari 10 tahun
40% 82.9
30% Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
20% 1-5 tahun yang lalu
10% 0-12 bulan yang lalu
.4 .7 1.4.0
0% .744 .080 .0
12.4.4 2.0.8
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/Kelurahan

BerdasarkanGrafik 3.4dan 3.5 dijelaskan bahwa dari 29% responden yang


membuang tinja ke tangki septik sebanyak 84,6% tidak pernah dilakukan pengurasan,
1,0% dilakuka pengurasan antara 1 s.d lebih dari 5 tahun, 1,0% dilakukan pengurasan
kurang dari
5 tahun.
Gambar 3.6 : Praktik Pengurasan Tanki Septik

PRAKTIK PENGURASAN TANKI SEPTIK BERDASARKAN


STRATA DI KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015
100%
90%
80%
70% 62.1
60% Tidak tahu
91.5 87.5 85.8
50% 95.1
40% Bersih karena banjir
3.0
30% .4 Dikosongkan sendiri
20%
24.1 Membayar tukang
10% 4.0.2 2.7
2.1
2.0.4 .1
2.1 8.3 7.1
2
0%
10.3 4.0. .0 .0 Layanan sedot tinja
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan

Pada grafik 3.6, responden yang melakukan pengurasan tangki septik di


Kabupaten Probolinggo sebanyak 4,3% dikuras dengan layanan sedot tinja, sisanya
dilakukan pengurasan dengan membayar tukang sebanyak 7,1% dan dikosongkan
sendiri.

Gambar 3.7: Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman

TANKI SEPTIK SUSPEK AMAN & TIDAK AMAN DI


KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015
100%
90%
80%
70%
60% 79.9 75.7
85.9 84.9 83.0
50% 97.5
40% Suspek aman
30% Tidak aman
20%
10% 24.3
20.1 17.0
0% 14.1 15.1
2.5
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/Kelurahan
Berdasarkan Grafik 3.7 di Kabupaten Probolinggo persentase tangki septik yang
aman adalah 83 % sedangkan sisanya tangki septik tidak aman sebesar 17 %. Dari
seluruh rumah tangga yang memiliki tanki septik.

Tabel 3.3 Area Beresiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total


VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
2.1 Tangki septik Tidak aman 178 20.0 135 14.1 142 14.8 84 24.1 1 2.5 540 16.9
suspek aman
Suspek 712 80.0 825 85.9 820 85.2 264 75.9 39 97.5 2660 83.1
aman
2.2 Pencemaran Tidak, aman 46 97.9 26 89.7 40 100.0 22 95.7 0 .0 134 96.4
karena
pembuangan isi Ya, aman 1 2.1 3 10.3 0 .0 1 4.3 0 .0 5 3.6
tangki septik
2.3 Pencemaran Tidak aman 450 50.6 591 61.6 586 60.9 207 59.5 35 87.5 1869 58.4
karena SPAL
Ya, aman 440 49.4 369 38.4 376 39.1 141 40.5 5 12.5 1331 41.6
Gambar 3.7a : Peta Lokasi yang masih Dijumpai BABs

40 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.4 Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Identifikasi drainase lingkungan pada studi EHRA di Kabupaten Probolinggo


adalah mengenai lokasi genangan, topografi wilayah genangan air, keberadaan
saluran drainase lingkungan, dan mengenai kondisi drainase lingkungan.

Gambar 3.8 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG PERNAH


MENGALAMI BANJIR DI KABUPATEN PROBOLINGGO
100% TH. 2015
4.8
4 .9 2.1. 5 .0
1.0 3 8.4 1.2.0
.9.7
1
90% 2.2 4.0
2.14.7 13.1 20.0
80% 4.3
70% Tidak tahu

60%
Sekali atau beberapa dalam
50% sebulan
92.7 91.1 88.4 89.7
40% 82.6 80.0 Beberapa kali dalam

30%
Sekali dalam setahun
20%
10% Tidak pernah
0%
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan

Pada grafik 3.8 responden di Kabupaten Probolinggo sebanyak 89,7% tidak


pernah mengalami banjir, yang mengalami banjir sekali dalam setahun sebanyak
4,3% dan beberapa kali dalam setahun sebanyak 1,0% , sisanya (0,2%) kepala
keluarga pernah mengalami beberapa kali banjir dalam sebulan.

Kemudian dari responden yang wilayahnya mengalami banjir tersebut


kejadian banjir rutin terjadi 23,2 % rumah tangga terutama pada daerah kluster
1 dab kluster 3 kejadiannya relative tinggi, lebih jelasanya tercantum da lam
grafik
3.9 berikut:

4141 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.9 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin

PERSENTASE RUMAH TANGGA YANG MENGALAMI


BANJIR RUTIN DI KABUPATEN PROBOLINGGO TH.
2015

100%
90%
80%
70% 61.6 67.2
60% 78.5 76.8
91.1
50% 100.0
40%
30% Ya
20% 38.4 32.8
10% 21.5 23.2
8.9
0% .0
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan

Gambar 3.10 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir

LAMA AIR MENGENANG JIKA TERJADI BANJIR DI KABUPATEN


PROBOLINGGO TAHUN 2015
100% .0
5.0 4.5
16.7 12.9
90%
80% 42.9
70%
71.4 33.3
60% Tidak tahu
.0 72.7
66.1
50% 90.0 .0 Lebih dari 1 hari
40% Satu hari
30% 57.1
50.0 Setengah hari
20% 4.5 3.2
28.6 4.5 1.6
10% Antara 1 - 3 jam
9.1 14.5
0% .0 4.5 1.6 Kurang dari 1 jam
.0 .0
5 .0
.0
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan

Dari lokasi di Kabupaten Probolinggo yang rutin mengalami banjir, lama


genangan air jika banjir seperti yang terdapat pada Grafik 3.10. Pada grafik tersebut
sebanyak
66,1 % responden mengalami banjir lebih dari satu (1) hari , 14,5% responden
mengalami banjir 1 – 3 jam, dan 3,2% mengalami banjir selama 1 hari.hanya 1,6%
yang mengalami banjir kurang dari 1 jam genangan.

Gambar 3.11 : Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah

Persentase Lokasi Genangan Air di Sekitar


Rumah
Lainnya 4.1%

Di Dekat Bak Penampungan 4.8%

Di Dekat Kamar Mandi 26.6%

Di Dekat dapur 21.8%

Di Halaman Rumah 29.5%

.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0%

Pada grafik 3.11, lokasi genangan di sekitar rumah di Kabupaten


Probolinggosebanyak 29,5 % menggenangi halaman rumah, sebanyak 26,6%
lokasi genangan di dekat kamar mandi, sisanya menggenangi di dekat dapur
sebanyak
21,8% dan lainnya.

Gambar 3.12 : Grafik Presentase kepemilikan SPAL


PRESENTASE KEPEMILIKAN SPAL DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015

33.6%
66.4% Ya
Tidak ada

Sedangkan untuk kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di


Kabupaten Probolinggo sebanyak 33,6% responden tidak memilik SPAL, dan
yang memiliki SPAL sebanyak 66,4% responden.

Gambar 3.13 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga

AKIBAT TIDAK MEMILIKI SPAL RUMAH TANGGA


BERDASARKAN STRATA
100%

80%
60%
91.8 93.3 90.1 90.0 95.0 91.6
40% Tidak Ada genangan

20% Ada genangan

0% 8.2 6.7 9.9 10.0 5.0 8.4


0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/kelurahan

Persentase responden akibat tidak memiliki SPAL tangga di Kabupaten


rumah
Probolinggo seperti pada grafik 3.13, hanya sebanyak 8,4% terdapat genangan air
dan sebanyak 91,6% tidak terdapat genangan air.

Gambar 3.14 : Grafik Presentase SPAL yang Berfungsi


PRESENTASE SPAL YANG BERFUNGSI
BERDASARKAN STRATA DI KABUPATEN
PROBOLINGGO TH. 2015
100%
25.0 31.0 27.3 23.7 27.6
80% Tidak ada saluran
42.5
34. 12. 52.5 3.
60% 1. 2.5
5 9 12.5 Tidak dapat dipakai, saluran
40% 73.7 kering
66.6 64.9 64.8 66.0
20% 42.5 Tidak
0%
0 1 2 3 4 Total Ya

Stata Desa/Kelurahan

Persentase responden akibat memiliki SPAL rumah tangga dan berfungsi di


Kabupaten Probolinggo seperti pada grafik 3.14, hanya sebanyak 66 % SPAL
yang berfungsi baik.Sisanya 34 % SPAL tidak berfungsi terkait adanya sumbatan
maupun memang tidak memiliki SPAL.

Gambar 3.15 : Grafik Pencemaran Akibat SPAL

PENCEMARAN SPAL BERDASARKAN STRATA


DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015
100%
90% 12.5
80% 38.2 39.4 40.3 41.6
49.4
70%
60%
50%
40% 87.5 Ya, aman
30% 61.8 60.6 59.7 58.4 Tidak aman
50.6
20%
10%
0%
0 1 2 3 4 Total
Strata Desa/Kelurahan

Sedangkan untuk area beresiko genangan air berdasarkan hasil studi EHRA
dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 : Are Beresiko Genangan Air

Strata Desa/Kelurahan Total


VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
4.1 Adanya Ada genangan 133 14.9 140 14.6 202 21.0 85 24.4 9 22.5 569 17.8
genangan air air (banjir)

Tidak ada 757 85.1 820 85.4 760 79.0 263 75.6 31 77.5 2631 82.2
genangan air
Gambar 3.15 a : Peta daerah banjir rutin

47 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

Identifikasi pengelolaan air minum rumah tangga pada studi EHRA


di
KabupatenProbolinggo berdasarkan pemakaian sumber air bersih rumah tangga, tata
carapenanganannya di rumah dan sumber air untuk minum dan untuk memasak.

Gambar 3.16 : Grafik Akses terhadap Air Bersih


GRAFIK PENGGUNAAN SUMBER AIR DI KABUPATEN
PROBOLINGGO TH. 2015
200.0%
180.0%
160.0%
140.0%
120.0%
100.0%
80.0% Gosok gigi
60.0%
Cuci Pakaian
40.0%
20.0% Cuci Piring dan gelas
.0% Masak
Minum

Pada grafik 3.16, digambarkan mengenai akses responden terhadap air bersih
dalam hal ini adalah sumber air yang digunakan dan penggunaan air tersebut oleh
responden.

Persentase sumber air untuk minum dan memasak yang digunakan oleh responden di
Kabupaten Probolinggo seperti pada Grafik 3.16, paling banyak digunakan adalah air sumur
pompa tangan (masak 75,3% dan minum 67,8%). Untuk air yang paling banyak
minum
digunakan kedua dan ketiga yaituair isi ulang (21,7%) dan air botol kemasan (17,8%),
sedangkan air untuk memasak yang digunakan urutan kedua dan ketiga oleh responden
yaitu air ledeng PDAM (17,1%) dan air sumur gali terlindungi (9,1%).

4848 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Gambar 3.17 : Garfik Sumber Air Minum dan Memasak

SUMBER AIR MINUM DAN MEMASAK DI KABUPATEN


PROBOLINGGO TH. 2015
Air Botol Kemasan .7%
9.0%
Air isi Ulang 1.8%
15.2%
Air ledeng PDAM 16.7%
14.5%
Air Hidran Umum - PDAM 8.7%
8.5%
Air Krn Umum-PDAM/PAMSIMAS 12.3%
12.2%
Air Sumur Pompa Tangan 47.4%
42.7%
Sumur Gali Terlindungi 15.5%
14.6%

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0% 35.0% 40.0% 45.0% 50.0%

Masak Minum

Berikut ini disajikan tabel area risiko sumber air berdasarkan hasil studi EHRA
yang disampaikan menurut Strata Desa/kelurahan

Tabel 3.5 : Area Risiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total


0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
1.1 Sumber air Tidak, 314 35.3 415 43.2 402 41.8 156 44.8 30 75.0 1317 41.2
terlindungi sumber air
berisiko
tercemar

Ya, sumber air 576 64.7 545 56.8 560 58.2 192 55.2 10 25.0 1883 58.8
terlindungi
1.2 Tidak Aman 144 16.2 214 22.3 226 23.5 20 5.7 6 15.0 610 19.1
Penggunaan
sumber air tidak Ya, Aman 746 83.8 746 77.7 736 76.5 328 94.3 34 85.0 2590 80.9
terlindungi.
1.3 Kelangkaan Mengalami 219 24.6 115 12.0 211 21.9 14 4.0 0 .0 559 17.5
air kelangkaan
air

Tidak pernah 671 75.4 845 88.0 751 78.1 334 96.0 40 100.0 2641 82.5
mengalami
Gambar 3.17 a Peta Akses Air Minum

50 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.6 Perilaku Higienedan Sanitasi
Identifikasi higiene dan sanitasi pad studi EHRA di Kabupaten
perilaku
Probolinggomeliputi praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 + 1 waktu penting,
ketersediaan sarana CTPS di jamban, pola pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari,
kebiasaan masyarakat membuang sampah, masalah sampah di lingkungan rumah dan
praktek BABS.

Gambar 3.18 : Grafik CTPS di Lima Waktu Penting

CTPS DI LIMA WAKTU PENTING

28.5
Tidak
71.5 Ya

Praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) di 5 waktu penting seperti pada grafik 3.18. Di
Kabupaten Probolinggo sebanyak 71.5,9% responden melakukan praktek cuci tangan
pakai sabun di 5 waktu penting, dan sisanya 28.5% responden tidak melakukan praktek cuci
tangan
pakai sabun di lima waktu penting..

Gambar 3.19 : Grafik Waktu melakukan CTPS


WAK U MELAKUKAN CTPS DI
KABUPATEN PROBOLINGGO TH.
2015
Sebelum menyiapkan 42.9
masakaN

Sebelum memberi api anak 39.1


meny

Sebelum 72.2
makan %
72.8
Setelah dari buang air
besar

Setelah menceboki 47.2


bayi/anak
5151 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0
T
Kapan waktu melakukan cuci tangan pakai sabun seperti ditunjukan pada
grafik
3.19 diatas ,sebanyak72,8 % melakukan cuci tangan pakai sabun setelah dari buang air
besar dan 72,2 % untuk sebelum
u
makan.
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di Probolinggo seperti
Kabupaten
pada grafik 3.20 di bawah ini. Sebanyak 59,4% responden di Kabupaten
Probolinggomasih melakuka praktek buang air besar sembarangan.

Gambar 3.20 : Garfik Presentase Penduduk yang Melakukan BABS

PRESENTASE PRAKTEK BABS DI


KABUPATEN PROBOLINGGO TH.
2015
100%
22.5
80% 41.4 37.5 40.7 40.6
48.9
60%
40% 77.5 Tidak
58.6 62.5 59.3 59.4
20% 51.1 Ya, BABS
0%
0 1 2 3 4 Total

Strata
Desa/Kelurahan

5252 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
53 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Tabel 3.5 Area Beresiko Hygiene

Strata Desa/Kelurahan Total


VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
5.1 CTPS di Tidak 595 66.9 711 74.1 671 69.8 276 79.3 39 97.5 2292 71.6
lima waktu 295 33.1 249 25.9 291 30.2 72 20.7 1 2.5 908 28.4
Ya
penting
5.2.a. Apakah Tidak 375 42.1 570 59.4 580 60.3 193 55.5 30 75.0 1748 54.6
lantai dan 515 57.9 390 40.6 382 39.7 155 44.5 10 25.0 1452 45.4
Ya
dinding
jamban bebas
dari tinja?
5.2.b. Apakah Tidak 382 42.9 535 55.7 541 56.2 155 44.5 31 77.5 1644 51.4
jamban bebas 508 57.1 425 44.3 421 43.8 193 55.5 9 22.5 1556 48.6
dari kecoa Ya
dan lalat?
5.2.c. Tidak 416 46.7 528 55.0 512 53.2 145 41.7 31 77.5 1632 51.0
Keberfungsian 474 53.3 432 45.0 450 46.8 203 58.3 9 22.5 1568 49.0
penggelontor. Ya,
berfungsi
5.2.d. Apakah Tidak 392 44.0 483 50.3 533 55.4 155 44.5 30 75.0 1593 49.8
terlihat ada
Ya 498 56.0 477 49.7 429 44.6 193 55.5 10 25.0 1607 50.2
sabun di
dalam atau di
dekat
jamban?
5.3 Ya, 55 6.2 63 6.6 88 9.1 15 4.3 3 7.5 224 7.0
Pencemaran tercemar
pada wadah Tidak 835 93.8 897 93.4 874 90.9 333 95.7 37 92.5 2976 93.0
penyimpanan tercemar
dan
penanganan
air
5.4 Perilaku Ya, BABS 522 58.7 598 62.3 572 59.5 178 51.1 31 77.5 1901 59.4
BABS
Tidak 368 41.3 362 37.7 390 40.5 170 48.9 9 22.5 1299 40.6

54 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.6 Kejadian Penyakit Diare

Pada studi EHRA di Kabupaten Probolinggo, kejadian penyakit diare menjadi


objek
yang ditanyakan. Sebanyak 29,6% responden pernah penyakit diare.Paling
mengalami banyak terjadi lebih dari 6 bulan yang lalu

Gambar 3.21 : Grafik kejadian Diare


R
KEJADIAN DIA E DI KABUPATEN PROBOLINGGO TH. 2015

Tidak pernah 71.4


Lebih dari 6 bulan yang lalu 7.8
6 bulan yang lalu 4.6
3 bulan terakhir 5.9
1 bulan terakhir 4.7
1 minggu tera khir 3.4
Kemarin 1.1
Hari ini 1.1

.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60 .0


0 70.0 80.0

Gambar3.22 : Grafik masyarakat yang terkena diare

Siapakah Yang terkena Diare..?


F. Orang dewasa perempuan 28.6

E. Orang dewasa laki-laki 19.3

D. Anak remaja perempuan 8.2

C. Anak remaja laki-laki 7.0

B. Anak-anak non balita 12.6

A. Anak-anak balita 33.2

.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30. 0 35.0

Kejadian penyakit diare paling banyak dialami oleh perempuan dewasa sebanyak
28,6%
dan anak-anak balita sebanyak 33,2%.Data selengkapnya seperti pada tabel 3.7 dibawah ini.

55 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Tabel 3.7 : Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA

Strata Desa/Kelurahan Total


VARIABEL KATEGORI 0 1 2 3 4 11 12
n % n % n % n % n % n %
H.1 Kapan Hari ini 7 .8 12 1.3 13 1.4 4 1.1 1 2.5 37 1.2
waktu paling 15 1.7 11 1.1 4 .4 4 1.1 1 2.5 35 1.1
Kemarin
dekat anggota
keluarga ibu 1 minggu 30 3.4 37 3.9 28 2.9 12 3.4 1 2.5 108 3.4
terkena diare terakhir
1 bulan 29 3.3 51 5.3 50 5.2 12 3.4 6 15.0 148 4.6
terakhir
3 bulan 47 5.3 74 7.7 56 5.8 6 1.7 5 12.5 188 5.9
terakhir
6 bulan 35 3.9 66 6.9 43 4.5 4 1.1 1 2.5 149 4.7
yang lalu
Lebih dari 6 82 9.2 82 8.5 74 7.7 10 2.9 3 7.5 251 7.8
bulan yang
lalu
Tidak 645 72.5 627 65.3 694 72.1 296 85.1 22 55.0 2284 71.4
pernah
A. Anak-anak Tidak 176 71.8 211 63.4 178 66.4 33 63.5 15 83.3 613 66.9
balita
Ya 69 28.2 122 36.6 90 33.6 19 36.5 3 16.7 303 33.1
B. Anak-anak Tidak 217 88.6 296 88.9 226 84.3 45 86.5 16 88.9 800 87.3
non balita
Ya 28 11.4 37 11.1 42 15.7 7 13.5 2 11.1 116 12.7
C. Anak Tidak 229 93.5 314 94.3 244 91.0 48 92.3 17 94.4 852 93.0
remaja laki-laki
Ya 16 6.5 19 5.7 24 9.0 4 7.7 1 5.6 64 7.0
D. Anak Tidak 219 89.4 304 91.3 251 93.7 51 98.1 16 88.9 841 91.8
remaja
Ya 26 10.6 29 8.7 17 6.3 1 1.9 2 11.1 75 8.2
perempuan
E. Orang Tidak 188 76.7 262 78.7 224 83.6 49 94.2 15 83.3 738 80.6
dewasa laki-
Ya 57 23.3 71 21.3 44 16.4 3 5.8 3 16.7 178 19.4
laki
F. Orang Tidak 184 75.1 234 70.3 200 74.6 30 57.7 7 38.9 655 71.5
dewasa
Ya 61 24.9 99 29.7 68 25.4 22 42.3 11 61.1 261 28.5
perempuan

5656 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)

Tabel 3.8 : Indeks Resiko Sanitasi Kabupaten Probolinggo

Strata Desa/Kelurahan
0 1 2 3 4
% % % % %
1.1 Sumber air terlindungi Tidak, sumber air berisiko tercemar 35.3 43.2 41.8 44.8 75.0
Ya, sumber air terlindungi
64.7 56.8 58.2 55.2 25.0
1.2 Penggunaan sumber air tidak Ya terlindungi.
16.2 22.3 23.5 5.7 15.0
Tidak
83.8 77.7 76.5 94.3 85.0
1.3 Kelangkaan air Ya
24.6 12.0 21.9 4.0 .0
Tidak
75.4 88.0 78.1 96.0 100.0
2.1 Tangki septik suspek aman Tidak
20.0 14.1 14.8 24.1 2.5
Ya
80.0 85.9 85.2 75.9 97.5
2.2 Pencemaran karena pembuangan isi Ya tangki septik
97.9 89.7 100.0 95.7 .0
Tidak
2.1 10.3 .0 4.3 .0
2.3 Pencemaran karena SPAL Ya
50.6 61.6 60.9 59.5 87.5
Tidak
49.4 38.4 39.1 40.5 12.5
3.1 Pengelolaan sampah Tidak
96.7 97.6 99.5 94.8 100.0
Ya
3.3 2.4 .5 5.2 .0
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah Tidak memadai memadai
80.0 22.2 100.0 57.1 .0
sampah
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan Tidak tepat waktu 20.0 77.8 .0 42.9 .0
tepat waktu
75.0 22.2 100.0 25.0 .0
3.4 Pengolahan sampah setempat Tidak diolah diolah
25.0 77.8 .0 75.0 .0
4.1 Adanya genangan air Ya
85.2 86.9 88.5 82.5 97.5
14.8 13.1 11.5 17.5 2.5
14.9 14.6 21.0 24.4 22.5
Tidak 85.1 85.4 79.0 75.6 77.5
5.1 CTPS di lima waktu penting Tidak 66.9 74.1 69.8 79.3 97.5
Ya 33.1 25.9 30.2 20.7 2.5
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban Tidak 42.1 59.4 60.3 55.5 75.0
bebas dari tinja?
Ya 57.9 40.6 39.7 44.5 25.0
5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa Tidak 42.9 55.7 56.2 44.5 77.5
dan lalat?
Ya 57.1 44.3 43.8 55.5 22.5
5.2.c. Keberfungsian penggelontor. Tidak 46.7 55.0 53.2 41.7 77.5
Ya 53.3 45.0 46.8 58.3 22.5
5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam Tidak 44.0 50.3 55.4 44.5 75.0
atau di dekat jamban?
Ya 56.0 49.7 44.6 55.5 25.0
5.3 Pencemaran pada wadah Ya,Tercemar 6.2 6.6 9.1 4.3 7.5
penyimpanan dan penanganan air
Tidak tercemar 93.8 93.4 90.9 95.7 92.5
5.4 Perilaku BABS Ya, BABS 58.7 62.3 59.5 51.1 77.5
Tidak 41.3 37.7 40.5 48.9 22.5

Tabel 3.8 : Tabel Kalkulasi Indeks Resiko Sanitasi

Variabel Bobot STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4


1. SUMBER AIR 76 78 87 55 90
1.1 Sumber air tercemar 25% 35 43 42 45 75
1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 25% 16 22 23 6 15
1.3 Kelangkaan air 50% 25 12 22 4 -

2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 168 165 176 179 90


2.1 Tangki septik suspek aman 33% 20 14 15 24 3

2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 33% 98 90 100 96 -


2.3 Pencemaran karena SPAL 33% 51 62 61 59 88
3. PERSAMPAHAN. 337 227 385 262 185
3.1 Pengelolaan sampah 25% 97 98 99 95 100
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 25% 80 22 100 57 -
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah 25% 75 22 100 25 -
3.4 Pengolahan setempat 25% 85 85 85 85 85

4. GENANGAN AIR. 15 15 21 24 23
4.1 Adanya genangan air 100% 15 15 21 24 23

5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 308 363 364 321 488


5.1 CTPS di lima waktu penting 25% 67 74 70 79 98

5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 6% 42 59 60 55 75

5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 6% 43 56 56 45 78


5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 6% 47 55 53 42 78

5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 6% 44 50 55 45 75

5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 25% 6 7 9 4 8


5.4 Perilaku BABS 25% 59 62 59 51 78

Tabel 3.9 : Tabel Komulatif Indeks Resiko Sanitasi

Variabel STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRA


1. SUMBER AIR 76 78 87 55
2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 168 165 176 179
3. PERSAMPAHAN. 337 227 385 262 185
4. GENANGAN AIR. 15 15 21 24 23
5. PERILAKU HID UP BERSIH SEHAT. 308 363 364 321 488
904 848 1,032 841 875

Tabel 3.10 : Katagori Daerah Berisiko Sanitasi

Batas Nilai Risiko K


Total Indeks Risiko Max 1,032
Total Indeks Risiko Min 841
Interval 48
Katagori Area Berisiko Batas Bawah B
Kurang Berisiko 841
Berisiko Sedang 890
Risiko Tinggi 939
Risiko Sangat Tinggi 987

Gambar 3.23 : Indeks Resiko Sanitasi Kabupaten Probolinggo Tahun 2015

6060 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten
PROBOLINGGO 2015
1200

1000 5. PERILAKU HIDUP BERSIH


SEHAT.
363 4. GENANGAN AIR.
800
308
3. PERSAMPAHAN.
364 21 320
600 488
15
2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
15 24
388
400 337 1. SUMBER AIR
229 23
259
198
200
169 166 176
176 90
0 76 77 87 55 90

STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 STRATA 4

Tabel 3.10. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko

KECAMATAN No. DESA IRS


No.
1 KURIPAN 1 Wonoasri 2
2 Jatisari 2
3 Kedawung 4
4 Karangrejo 2
5 Resongo 4
6 Wringinanom 4
7 Menyono 1
2 BANTARAN 1 Karanganyar 2
2 Bantaran 1
3 Gunung Tugel 1
4 Kedungrejo 1
5 Besuk 2
6 Patokan 1
7 Legundi 1
8 Tempuran 1
9 Kropak 1
10 Kramatagung 4
3 SUKAPURA 1 Ngadiasari 2
2 Sariwani 2
3 Kedasih 2
4 Pakel 2
5 Ngepung 1
6 Sukapura 1
7 Sapikerep 2
8 Wonokerto 2
9 Ngadirejo 2
10 Ngadas 2
11 Jetak 2
12 Wonotoro 2
4 SUMBER 1 Ledokombo 2
2 Pandansari 2
3 Sumberanom 2
4 Wonokerso 2
5 Gemito 2
6 Tukul 2

62 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
7 Sumber 1
8 Cepoko 2
9 Rambaan 1
5 LECES 1 Tigasan Kulon 2
2 Tigasan Wetan 2
3 Malasan Kulon 2
4 Leces 4
5 Pondokwuluh 1
6 Kerpangan 4
7 Sumberkedawung 1
8 Clarak 4
9 Jorongan 2
10 Warujinggo 1
6 TEGALSIWALAN 1 Malasan Wetan 2
2 Gunung Bekel 2
3 Tegalsono 2
4 Bulujaran Kidul 2
5 Bulujaran Lor 1
6 Paras 1
7 Tegalsiwalan 1
8 Banjarsawah 1
9 Sumberbulu 1
10 Sumber Kledung 1
11 Blado Kulon 1
12 Tegalmojo 1
7 BANYUANYAR 1 Gununggeni 4
2 Liprakkidul 4
3 Sentulan 1
4 Gadingkulon 4
5 Klenangkidul 4

63 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Klenanglor 1
7 Tarokan 4
8 Liprakwetan 1
9 Liprakkulon 4
10 Banyuanyar Kidul 1
11 Bladowetan 4
12 Banyuanyar Tengah 4
13 Pendil 4
14 Alassapi 2
8 TIRIS 1 Tlogosari 1
2 Andungsari 1
3 Tlogoargo 1
4 Andungbiru 4
5 Tiris 4
6 Ranuagung 1
7 Segaran 2
8 Ranugedang 4
9 Jangkang 4
10 Wedusan 4
11 Racek 1
12 Pesawahan 4
13 Pedangangan 1
14 Rejing 1
15 Tegalwatu 1
16 Tulupari 2
9 KRUCIL 1 Sumberduren 1
2 Roto 4
3 Kertosuko 1
4 Tambelang 4
5 Krucil 1

64 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Bermi 1
7 Kalianan 4
8 Watupanjang 1
9 Guyangan 1
10 Betek 1
11 Krobungan 1
12 Seneng' 1
13 Pandanlaras 2
14 Palosan 1
10 GADING 1 Condong 2
2 Jurangjero 4
3 Ranuwurung 1
4 Gadingwetan 1
5 Bulupandank 2
6 Keben 2
7 Renteng 1
8 Duren 2
9 Betektaman 2
10 Batur 1
11 Sentul 2
12 Dandang 2
13 Kertosono 1
14 Prasi 1
15 Nogosaren 2
16 Wangkal 4
17 Mojolegi 1
18 Kaliacar 4
19 Sumbersecang 1
11 PAKUNIRAN 1 Ranon 1
2 kedungsumur 1

65 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Gunggungan Kidul 1
4 Kalidandan 1
5 Blimbing 4
6 Gondosuli 1
7 Kertonegoro 2
8 Bimo 2
9 Pakuniran 1
10 Patemon Kulon 4
11 Gunggungan Lor 1
12 Sogaan 1
13 Sumberkembar 1
14 Alas Pandan 4
15 Bucor Wetan 1
16 Bucor Kulon 1
17 Glagah 4
12 KOTAANYAR 1 Sumber Centeng 1
2 Sambirampak Kidul 1
3 Sidomulyo 2
4 Tambak Ukir 2
5 Curah Temu 2
6 Pasembon 2
7 Sidorejo 2
8 Sambirampak Lor 1
9 Sukorejo 1
10 Talkandang 1
11 Kedung Rejoso 4
12 Triwungan 4
13 Kotaanyar 4
13 BESUK 1 Matekan 4
2 Krampilan 2

66 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Klampokan 1
4 Jambangan 4
5 Kecik 4
6 Bago 1
7 Alasnyiur 1
8 Sindetanyar 1
9 Sindetlami 4
10 Sumurdalam 4
11 Besuk Kidul 1
12 Besuk Agung 1
13 Randu Jalak 1
14 Alas Tengah 1
15 Alas Kandang 1
16 Alas Sumur Lor 2
17 Sumberan 1
14 KRAKSAAN 1 Kregenan 4
2 Rondokuning 1
3 Semampir 4
4 Bulu 2
5 Sidomukti 1
6 Kraksaan wetan 4
7 Rangkang 4
8 Kandangjati Kulon 2
9 kandangjati Wetan 1
10 Alas Sumur kulon 1
11 Sumberlele 1
12 Tamansari 1
13 Asembakor 2
14 Kebonagung 2
15 Sidopekso 2

67 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
16 Patokan 2
17 Asembagus 4
18 Kalibuntu 1
15 PAJARAKAN 1 Selogudig Kulon 2
2 Selogudig Wetan 1
3 Ketompen 4
4 Karangbong 4
5 Karangpranti 2
6 Gejugan 2
7 Karanggeger 1
8 Tanjung 2
9 Pajarakan Kulon 4
10 Sukokerto 1
11 Sukomulyo 1
12 Penambangan 4
16 MARON 1 Sumberpoh 1
2 Sumberdawe 4
3 Brabe 4
4 Maron Kidul 1
5 Gerongan 1
6 Satreyan 1
7 Brani Wetan 4
8 Brani Kulon 4
9 Maron Wetan 1
10 Maron Kulon 2
11 Kedungsari 1
12 Pegalangan Kidul 4
13 Brumbungan Kidul 4
14 Wonorejo 1
15 Puspan 1

68 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
16 Ganting wetan 1
17 Ganting Kulon 1
18 Suko 1
17 DRINGU 1 Ngepoh 2
2 Sumberagung 2
3 Sumbersuko 1
4 Watuwungkuk 1
5 Sekarkare 2
6 Mrangonlawang 4
7 Tegalrejo 4
8 Kalirejo 4
9 Kedungdalem 4
10 Tamansari 1
11 Randuputih 1
12 Kalisalam 1
13 Dringu 1
14 Pabean 1
18 WONOMERTO 1 Patalan 1
2 Jrebeng 2
3 Wonorejo 4
4 Tunggak Cerme 1
5 Pohsangit Tengah 2
6 Kareng Kidul 1
7 Kedung Supit 1
8 Pohsangit Lor 2
9 Pohsangit Ngisor 2
10 Sepuh Gembol 2
11 Sumber Kare 1
19 LUMBANG 1 Sapih 2
2 Negororejo 1

69 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
3 Branggah 2
4 Lambangkuning 2
5 Palangbesi 2
6 Boto 2
7 Wonogoro 2
8 Lumbang 4
9 Tandonsentul 2
10 Purut 1
20 TONGAS 1 Pamatan 4
2 Sumberkramat 2
3 Sumberejo 1
4 Sumendi 4
5 Bayeman 1
6 Dungun 1
7 Curahdringu 2
8 Wringinanom 1
9 Tongaswetan 1
10 Tongaskulon 1
11 Curah Tulis 4
12 Klampokan 4
13 Tanjungrejo 2
14 Tambakrejo 4
21 SUMBERASIH 1 Munengkidul 1
2 Pohsangit Leres 1
3 Laweyan 4
4 Munengkidul 4
5 Jangur 1
6 Sumberbendo 2
7 Mentor 4
8 Sumur Mati 1

70 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
9 Pesisir 1
10 Lemah Kembar 1
11 Ambulu 1
12 Banjarsari 1
13 Gili Ketapang 4
22 PAITON 1 Bhinar 2
2 Sukodadi 1
3 Pondok Kelor 1
4 Paiton 1
5 Alas Tengah 1
6 Sumberrejo 2
7 Pandean 4
8 Karanganyar 4
9 Randutatah 1
10 Patunjungan 4
11 Taman 4
12 Sumberanyar 1
13 Plampang 1
14 Jabung Sisir 4
15 Randu Merak 1
16 Jabung Candi 4
17 Sidodadi 4
18 Jabung Wetan 1
19 Kali Kajar Kulon 4
20 Kali Kajar Wetan 1
23 KREJENGAN 1 Opo Opo 4
2 Rawan 1
3 Seboro 4
4 Karangren 4
5 Kedungcaluk 1

71 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
6 Sokaan 1
7 Dawuhan 4
8 Gebangan 1
9 Widoro 4
10 Sumber Katimoho 4
11 Krejengan 1
12 Kamal Kuning 1
13 Tanjungsari 4
14 Patemon 4
15 Temenggungan 4
16 Jatiurip 1
17 Sentong 1
24 GENDING 1 Banyuanyar Lor 4
2 Sumberkerang 1
3 Sebaung 4
4 Pikatan 4
5 Bulang 4
6 Brumbungan Lor 1
7 Jatiadi 4
8 Klaseman 1
9 Pesisir 1
10 Randupitu 4
11 Gending 4
12 Pajurangan 1
13 Curahsawo 1

72 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015
Gambar 3.24 : Peta Area Beresiko Berdasarkan Studi Ehra Tahun 2015

73 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
BAB IV

PENUTUP

Survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survei Environmental Health Risk
Assessment (EHRA) adalah sebuah survei yang digunakan dalam mengidentifikasikan kondisi
sanitasi yang ada suatu wilayah penelitian. Dengan diketahuinya kondisi fasilitas san itasi
dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat, akan dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan program sanitasi termasuk promosi atau advokasi kesehatan lingkungan di
Kabupaten Probolinggo hingga ke tingkat kelurahan.

Studi EHRA yang dilaksanakan di Kabupaten Probolinggo sangat bermanfaat untuk


Pembangunan Kesehatan Kabupaten Probolinggo, hal ini dikarenakan dalam keterlibatan kader
terbaik dari setiap kelurahan, petugas kesehatan dan aparat pemerintahan lainnya, sehingga
promosi sanitasi dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Pelaksanaan survei
EHRA dilaksanakan di 5 kecamatan dan 29 kelurahan dengan jumlah responden sebesar 1.160
responden.Dari hasil pelaksanaan studi EHRA di Kabupaten Probolinggo, permasalahan besar
yang menjadi persoalan untuk segera ditangani, yaitu untuk Air Limbah Domestik, PHBS,
Persampahan, Sumber Air Genangan.

Hasil studi EHRA ini digunakan oleh pemerintah daerah sebagai bahan untuk advokasi
dalam pengarusutamaan pembangunan sanitasi yang lebih baik lagi, sehingga pembangunan
sanitasi lebih tepat sasaran. Sebagian besar isi dari studi EHRA ini digunakan untuk melengkapi
Buku Putih (area berisiko) dan penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari SSK
( Strategi Sanitasi Kabupaten ), seperti praktik cuci tangan pakai sabun, perilaku BABS, dan lain-
lain.

Studi EHRA pada dasarnya sebagai gambaran resiko lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat dan idealnya dilakukan secara berkala, dengan studi kali ini sebagai dasar bagi studi
EHRA berikutnya.Harapannya setiap 3 sampai 5 tahun sekali dilakukan studi EHRA secara
berkelanjutan sehingga dapat tergambar dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat
pada tahun-tahun berikutnya.

74 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo
2015
75 | P a g e
Laporan Studi Ehra Kabupaten Probolinggo 2015

Anda mungkin juga menyukai