PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Keamanan merupakan keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis yang
merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan klien
mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat terhadap
kehidupan dan kelangsungan hidup klien. Keamanan yang ada didalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cidera, memperpendek lama tindakan dan
hospitalisasi, meningkatkan kesejahteraan klien.
Jatuh merupakan salah satu bahaya yang mengancam keamanan dan keselamatan
terhadap manusia. Selain itu, 90% jenis kecelakaan yang dilaporkan dan seluruh kecelakaan
yang terjadi di RS adalah jatuh.
Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia
meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari
seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun. Tahun 2006 usia harapan hidup
meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 19 juta orang, dan diperkirakan
pada tahun 2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah
lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu.
Secara fisik lansia akan mengalami kemunduran dalam aktifitas, kemunduran organ
dan berbagai kelemahan fisik. Secara biologis lansia mengalami kemunduran dalam proses
pertumbuhan organ. Secara mental lansia mengalami kemunduran perkembangan mental
seperti penurunan daya ingat, kecerdasan dan kemampuan berpikir. Secara sosial ekonomi
lansia mengalami kemunduran sumber pendapatan dari hasil kerja karena tidak mampu
melaksanakan pekerjaan seperti ketika masih usia muda (Depkes RI, 2007)
1
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin meningkat
dari tahun ke tahun, hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta peningkatan
kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif
(pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul keriput, rambut
menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah,
gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut
dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti
suka lupa, kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima
ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat mencapai usia
tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan keperawatan, baik yang
bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat menikmati masa usia emas serta
menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan lansia?
2. Bagaimana perubahan pada lansia dalam semua sistem dan implikasi klinik?
3. Bagaimana strategi dalam pendidikan kesehatan dan kesejahteraan lansia?
4. Apa saja aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam malaksanakan pendidikan
kesehatan pada lansia?
1. 3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan lansia.
2. Untuk mengetahui bagaimana perubahan pada lansia dalam semua sistem dan implikasi
klinik.
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam pendidikan kesehatan dan
kesejahteraan lansia.
2
4. Untuk mengetahui apa saja aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam
malaksanakan pendidikan kesehatan pada lansia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI LANSIA
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari (Azwar, 2006).
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses
alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak,
dewasa dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis.
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, pengelihatan semakin memburuk, gerakan lambat dan figur
tubuh yang tidak proporsional (Nugroho, 2006).
Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena
biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian
(Hutapea, 2005).
WHO dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut
usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 menyebutkan bahwa usia 60 tahun adalah usia
permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur-angsur mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh.
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan
batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan
aspek sosial (BKKBN 1998)
Penuaan (ageing) merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang tidak dapat
dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat
menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya
berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh
komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena
proses penuaan. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak hanya terkait
dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial. Penuaan itu sendiri adalah suatu
proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh.
4
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang
diderita.
Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap
hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan
karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses
menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa.
Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia
berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat
tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.
5
mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria mengalami masa
andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi/kulit
menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita, juga kulit tangan
kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah.
6
biasanya permukaan dorsal dari tangan dan lengan bawah. Sedikit kolagen
yang terbentuk pada proses penuaan, dan terdapat penurunan jaringan elastik,
mengakibatkan penampilan yang lebih keriput. Tekstur kulit lebih kering
karena kelenjar eksokrin lebih sedikit dan penurunan aktivitas kelenjar
eksokrin dan kelenjar sebasea. Degenerasi menyeluruh jaringan
penyambung, disertai penurunan cairan tubuh total, menimbulkan penurunan
turgor kulit. Massa lemak bebas berkurang 6,3% BB per dekade dengan
penambahan massa lemak 2% per dekade. Massa air berkurang sebesar 2,5%
perdekade.
2.2.3 Perubahan pada Sistem Muskuloskeletal
Otot mengalami atrofi sebagai akibat dari berkurangnya aktivitas,
gangguan metabolik, atau denervasi saraf. Dengan bertambahnya usia,
perusakan dan pembentukan tulang melambat. Hal ini terjadi karena
penurunan hormon esterogen pada wanita, vitamin D, dan beberapa
hormonlain. Tulang-tulang trabekulae menjadi lebih berongga, mikro-
arsitektur berubah dan seiring patah baik akibat benturan ringan maupun
spontan.
7
2.2.6 Perubahan pada Sistem Pulmonal
Perubahan anatomis seperti penurunan komplians paru dan dinding
dada turut berperan dalam peningkatan kerja pernapasan sekitar 20% pada
usia 60 tahun. Penurunan laju ekspirasi paksa satu detik sebesar 0,2
liter/dekade.
sistem renal.
8
wanita akibat proses menua:
a. Penurunan estrogen yang bersikulasi. Implikasi dari hal ini adalah atrofi
jaringan payudara dan genital.
b. Peningkatan androgen yang bersirkulasi. Implikasi dari hal ini adalah
penurunan massa tulang dengan risiko osteoporosis dan fraktur,
peningkatan kecepatan aterosklerosis.
Masyarakat sehat 2010 telah menetapkan suatu tujuan yaitu meningkatkan kualitas
dan kelangsungan hidup sehat bagi seluruh warga Amerika (USDHHS, 1998). Dokumen ini
mengindikasikan bahwa aspek terpenting dalam promosi kesehatan lansia adalah
mempertahankan kesehatan dan kemandirian fungsional. Banyak tujuan yang ditetapkan
untuk masyarakat sehat 2000 (USDHHS, 1991) yang dicakupkan ke dalam tujuan
Masyarakat sehat 2010. Ketika merencanakan program promosi kesehatan untuk komunitas
lansia perawat komunitas harus memasukkan area prioritas dan tujuan spesifik yang terdapat
dalam masyarakat sehat 2010. Salah satu tujuan masyarakat sehat 2010 yang dapat diarahkan
pada lansia adalah meningkatkan setidaknya 90 % proporsi individu berusia 65 tahun atau
lebih yang telah berpartisipasi pada tahun sebelumnya pada setidaknya satu program promosi
kesehatan terorganisasi.
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen pencegahan primer.
Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu masyarakat mengubah gaya hidup
mereka dan bergerak menuju kondisi kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi
kesehatan adalah melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan
imunisasi dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia harus
ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan
Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk
hidup dan berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa
9
percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari
penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih
aktif dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar benar
berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan
masalah kesehatan utama menurut usia (USDHHS, 1998). Secara umum, pelayanan
kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang diarahkan pada
lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia yang beragam di
komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah meningkatkan kapasitas dan
ketersediaan komunitas terhadap pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai
dan dibutuhkan dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia
di komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di komunitas. Contoh
intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru dan
berespons terhadap bermacam macam pendekatan yang berpotensi meningkatkan
kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan yang efektif perawat
11
kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia
yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan dan
aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap
kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa
kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
12
kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam hidupnya. Pelayanan promosi
kesehatan yang dapat mendasari intervensi keperawatan komunitas meliputi :
b. Nutrisi
13
Council on Aging ( Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat pengkajian
nutrisi yang sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang
kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada nutrisi dasar
dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah lemak, rendah gula, tinggi
serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan terhadap diet gula khusus harus
dibahas, pertimbangkan untuk mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok
menurut ingkatran kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif
jiak penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan berbagi
resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan memasukkan makanan yang
etnis. Pemasangan poster dengan tulisan yang besar dan berwarna-warni serta
tayangan video aalah langkah yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat,
lansia senang membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka.
Berikan hadiah kepda lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk
kertas, makaronidan makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan bantuan
hadiah dari toko yang menjual bahan makanan. Tantangan terbesarnya adalah
enumbuhkan minat para lansia untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu
dari komunitas atau kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan
program outreach.
Pencegahan jatuh
Keamanan komunitas
15
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap kekerasan yang
sering menghantui mereka, perawat perlu bekerja sama dengan lembaga
penegak hukum setempat untuk mengembangkan program komunitas.
Prototipe program meliputi neighborbood crime watch program, citizens on
patrol dan program keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lansia
membutuhkan pendidikan yang mencakup program pertahan diri, baik secara
fisik maupun secara psikologis. Kampanye media di masyarakat harus
berkonsentrasi pada upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia terhadap tipe
tipe kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan waktu
kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk menurunkan kerentanan
terhadap kejahatan.
Keamanan berkendara
16
lansia, termauk bantuan finansial dan pelayana kesehatan. Ketentuan utamanya
adalah meningkatkan sistem tunjangan bagi lansia dan memungkinkan negara
untuk memberikan santunan kepada tunanetra, masyarakat yang sudah tua,
serta anak anak cacat dan terlantar. Undang undang ini membentuk Social
Security Board (badan pengaman social) dan mekanisme untuk meningkatkan
uang pensiun dan tunjangan kesejahteraan. Satu amandemen paling signifikan
muncul pada tahun 1965, yang ditandai dengan berdirinya program asuransi
kesehatan Medicare dan Medicaid. OAA mengarahkan atensi negara kepaa
kebutuhan lansia dan mengesahkan the Administration On Aging Within The
Department Of Health And Human Services. OAA mendanai riset serta
pelatihan gerontologi dan memfasiltasi program lokal, negara, dan nasional
guna meningkatkan kualitas hidup lansia. Selama bertahun tahun, OAA telah
menetapkan bermacam macam pelayanan untuk lansia, termasuk lembaga
yang melayani lansia, pusat multiguna lansia, pelayanan nutrisi, program
relawan, pendidikan kesehatan, pelayanan transportasi, pelayanan kesehatan
dirumah, dan aktivitas kesehatan preventif. Legislasi lain yang membantu
peningkatan kualitas hidup lansia adalah The Age Discrimonation Act tahun
1974 yang mencegah diskriminasi pada lansia dalam pekerjaan dan mencegah
pensiun yang dipaksakan ; research on aging act tahun 1974, yang membentuk
National Institute Of Aging dalam The National Institute Of Health dan
American Disabilities Act tahun 1990 yang menjamin hak hak warga
amerika yang mengalami kecacatan.
Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada saat
ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia penyakit
jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat. Namun
gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia yang mengalami
penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru seperti masa tua
dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap
proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya penundaan awitan terjadinya
penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap akhir kehidupan ). Perlindungan
kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan
17
kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia
mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan
hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan kesehatan.
Penelitian terbaru menemukan bahwa lansia tertarik dalam promosi kesehatan dan
banyak lansia pada saat ini mempraktikan lebih banyak perilaku promosi kesehatan
daripada kelompok usia yang lebih muda. Ketika ditanyakan perilaku apakah yang
mereka inginkan untuk mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya lansia
menyebutkan hal hal seperti tetap aktif dan memelihara pandangan positif terhadap
kehidupan olahraga, nutrisi, istirahat dan relaksasi memantau tekanan darah dan
pemeriksaan kesehatan dan disiplin diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang tidak
terlalu berat. Hal hal tersebut sebenarnya mewakili suatu kombinasi perilaku promosi
kesehatan dan perlindungan kesehatan ( pencegahan ) Menurt pender promosi kesehatan
adalah pola multidimensional dari tindakan dan persepsi yang berasal dari dalam diri
sendiri yang dapat membantu memelihara atau meningkatkan kesehatan aktualisasi diri
dan pemenuhan kebutuhan individu. Perilaku perilaku tersebut misalnya melakukan
aktivitas fisik dan mental secara teratur memperoleh nutrisi istirahat dan relaksasi yang
adekuat dan memelihara jaringan dukungan sosial; semua itu merupakan perilaku
promosi kesehatan karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan
seseorang.
18
membangun kekuatan daripada memusatkan pada keterbatasan dan masalah. Periilaku
perlindungan kesehatan adalah aktifitas yang diarahkan untuk mengurangi resiko individu
terhadap perkembangannya penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan kesehatan secara
teratur dan penggunaan obat obatan secara tepat merupakan perilaku perlindungan
kesehatan. Beberapa perilaku ada yang termasuk promosi kesehatan dan perlindungan
kesehatan. Misalnya, olah raga secara teratur merupakan perilaku untuk melindungi
kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang menderita penyakit
kardiovaskuler, depresi, diabetes melitus pada saat dewasa akibat obesitas dan
osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah kolesterol atau diet tinggi serat
merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan melawan penyakit kardiovaskular dan
beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang perlindungan kesehatan terhadap
masalah masalah yang sering terjadi pada lansia
1. Azaz
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that Have
Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to the
Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu meningkatkan
mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
19
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention), diagnosis
dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak
langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan mencegah penyakit.
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat
terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social.
Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang-orang mengubah gaya
hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal
serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan yang
sehat tentang prilaku hidup mereka.
20
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang
bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi
dan mulut.
b. Preventif
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
21
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat,
terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram, papsmear,
gigi mulut dan lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala
penyakit dan cacat; mencegah cacat bertambah dan ketergantungan; serta
perawatan bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi
pasien rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi
rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi
kronis. Misalnya osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan kemampuan
berfungsi.
perlindungan sosial
bantuan sosial
pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial
pelayanan kesehatan
pemberdayaan lanjut usia agar mereka siap di dayagunakan sesuai kemampuan
masing-masing.
mendorong agar lanjut usia bergabung dengan organisasi sosial atau organisasi lanjut
usia atau organisasi masyarakat lainnya.
Upaya diatas akan lebih ditingkatkan lagi di masa mendatang, baik ditujukan bagi
lanjut usia potensial dan lanjut usia yang tidak potensial.
23
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu di lakukan upaya khusus yang dasarnya telah
dirumuskan dalan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lanjut Usia dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 3796.
24
Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak pada suatu situasi
tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss (1954), Homans (1961)
dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial di dasarkan atas hukum pertukaran
barang dan jasa, sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan
lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status
sosial nya atas dasar kemampuannya untuk melakukan tukar-menukar
Menurut Dowd (1980), interaksi di antara pribadi dan kelompok merupakan upaya
untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya dan menekan kerugian sehingga sesedikit
mungkin. Kekuasaan akan timbul akibat seseorang atau kelompok mendapatkan keuntungan
lebih besar dibandingkan dengan pribadi atau kelompok lainnya.
Pada lanjut usia, kekuasaan dan prestisenya berkurang yang menyebabkan interaksi
sosial mereka berkurang juga. Yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka
untuk mengikuti perintah.
Pada lanjut usia sekaligus terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu :
a) pada pria, kehilangan peran hidup utama terjadi pada masa pensiun. Pada wanita
terjadi pada masa perang dalam keluarga berkurang, misalnya saat anak menginjak
dewasa dan meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah
b) lanjut usia dan masyarakat menarik manfaat hal ini, karena lanjut usia dapat
merasakan bahwa tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda memperoleh kerja
yang lebih luas
c) tiga aspek utama dalam teori ini adalah :
proses menarik diri terjadi sepanjang hidup
proses tak dapat dihindari
hal ini di terima lanjut usia dan masyarakat
Teori ini mempengaruhi kebijakan negara terhadap lanjut usia, antara lain di Amerika
Serikat.
relawan
kakek atau nenek
ketua rukun warga
seorang duda atau janda, karena ditinggal wafat pasangan hidupnya
26
Dari pihak lanjut usia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan suatu
perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk mempertahankan perilaku mereka semasa
mudanya.
a) moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya
dari lanjut usia di masyarakat
b) kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lanjut usia
Penerapan teori aktivitas ini dalam penyusunan kebijakan terhadap lanjut usia sangat
positif, karena memungkinkan para lanjut usia berintegrasi sepenuhnya di masyarakat.
Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan suatu
pergerakan dan proses yang seara, akan tetapi pada teori kesinambungan merupakan
pergerakan dan proses banyak arah, tergantung dari bagaimana penerimaan seseorang
terhadap status kehidupannya.
Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah, bahwa sulit memperoleh gambaran
umum tentang seseorang, karena kasus orang per orang sangat berbeda.
a. lanjut usia tak disarankan melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan,
akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, di pilih peran apa yang
harus di pertahankan atau di hilangkan
b. peran lanjut usia yang hilang tak perlu di ganti
c. lanjut usia dimungkinkan untuk memilih berbagai macam cara adaptasi
27
Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lanjut usia
pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu di pahami teori Frued, Buhler, Jung
dan Erikson.
Sigmund Frued meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan
balita.
a. Masa tua merupakan saar lanjut usia merumuskan seluruh masa kehidupannya
28
b. Masa tua merupakan masaa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru
yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda
c. Lanjut usia harus menyesuaikan diri, akibat perannya yang berakhir di dalam
keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, di tinggal
mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya
Kelemahannya, teori ini tak dapat di pergunakan untuk menial lanjut usia secara
perorangan, mengingat bahwa stratifikasi sangat kompleks dan dinamis, serta terkait dengan
klasifikasi kelas dan kelompok etnik.
29
Setelah menelaah bermacam-macam teori penuaan yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu, dalam praktek sering di jumpai kesulitan bila diperlukan suatu pandangan lintas
disiplin, terlebih lebih bila hendak diterapkan di Indonesia, mengingat bahwa kebanyakan
teori berasal dari amerika serikat, dan kadang-kadang rak cocok diterapkan di Indonesia,
Asia, arau Eropa.
1. Id yang terletak dalam ketidaksadaran manusia dan merupakan tempat dan naluri
yang mempertahankan kehidupan. Naluri / insting hewani ini berprinsip untuk cepat
memperoleh gratifikasi/pemusan dan belum di sentuholeh nilai budaya. Sebagai
contoh, keadaan seperti haus, lapar, keinginan berkumpul, agresi, dan keinginan
seksual di kelompokan dalam naluri hewaniyang praktis muncul dalam
kehidupanseseorang dan ingin memperolehpemenuhan segera/pleasure principle
2. Supergo merupakan instansi yang berisi nurani dimana semua nilai luhur yang di
ajarkan oleh orang tua, guru maupun ulama/tokoh masyarakat di serap oleh
pribadiseseorang sejak ia mengerti segala hal yang baik dan buruk. Instansi ini
sebagai pengontrol dan berprinsip censoring agar naluri hewani yang ingin
memperoleh pemusan segera itu di salurkan melalui cara yang terhormat dan tidak
sekedar penyaluran sembarangan. Oleh karena itu, antara ig dan supergo akan selalu
30
terjadi pertentangan. Sering kali pertentangan yang sangat besar dan tidak
memperoleh penyelesaian yang baik akan menyebabkan orang tadi mengalami
kecemasan ataupun gangguan mental lain.
3. Ego/Ich merupakan instansi yang memang terletak dalam dunia sadar yang selalu
berprinsip realistis. Semua pertentangan antara ig dan supergo di harapkan dapat di
selesaikan oleh Ego sehingga dalam berperilaku sehari hari seorang dapat di
terimaoleh masyarakat sekitarnya sebagai seorang yang wajar dan normal.
Sebagai contoh, kita tidak dapat membayangkan bila kita dapati seorang seorang
lanjut usia yang berperilaku seenaknya saja, misalnya mau menang sendiri, kalau ada
makanan di
Meja langsung mengambil bagian yang enak tanpa mempedulikan orang lain atau
tidak mengacuhkan norma masyarakat dalam bertindak tanduk-tentunya orang semacam ini
di kelompokan dalam lanjut usia yang tidak tahu diri atau psikopat/sosiopat. Sedangkan
budaya kita, dan budaya timur pada umumnya,menginginkan agar setiap orang tua
memperoleh tempat yang terhormat.
Dalam membahas kasus aneh semacam di atas, freud mengungkapkan bahwa perilaku
/kepribadian yang terlihat dari luar sebenarnya merupakan fenomena gunung es Artinya,
interaksi dari banyak hal yang sulit di mengerti yakni tentunya merupakan 90 persen dari
keseluruhan isi gunung es tadilah yang berada dalam tak sadar yang ikut menentukan pribadi
orang tadi. Untuk itulah, fenomena aneh atau perilaku yang kurang dapat di terima
masyarakat sering kali perlu dianalisis dengan cermat krena setiap manusia mempunyai cara
tertentu dalam menekan pengalaman hidup yang tidak enak selama hayatnya ke dalam tak
sadar mereka. Mekanisme pertahan/defence mechanism dalam mengadakan reaksi terhadap
problem hidup juga sangat bervariasi, setiap manusia akan menghadapinya melalui
perkembangan kepribadian masing masing.
Secara garis besar Erikson mengatakan bahwa setiap individu yang ingin mencpai
integritas Ego seyogiannya melewati setiap fase kehidupan yang baik, dan setiap penyulit
yang di hadapi oleh manusia dalam mencapai kebijakan dasar dalam setiap stadium tadi akan
mejadi penyulit dalam mencapaikematangan emosional. Kedelapan stadium serta kebijakan
dasar yang terungkapdalam teori Erikson adalah sebagai berikut:
1. Satu tahun pertama kehidupan akan di lewati seorang bayi dengan baik bila ia
memperoleh kasih sayang yang cukup, sehingga ia merasa baha dirinya memang
pantas untuk hidup secara layak. Dalam fase ini, kebijakan dasar yang di capai oleh
bayi tadi adalah basic trust. Apabila seorang bayi tidak memperoleh pemeliharaan
yang baik dari lingkungannya, ia akan tumbuh menjadi orang yang penuh curiga dan
tak akan pernah mempercayai sekelilingnya.
2. Bayi mulai aktif bergerak ke sana ke mari yakni ketika mereka berusia 1 3 tahun.
Pada saat seperti ini tebentuklah sikap Autonomy yang mulai memisahkan ogo si
anak terhadap orang tuanya. Ia mulai mencobanya Kebiasannya berjalan dan berlari
tanpa rasa takut. Bila dalam proses ini terjadi hambatan, anak tadi akan berkembang
menjadi anak yang penuh ragu ragu dan malu.
3. Antara 3 5 tahun, terbentuk stadium yang di sebut Intiative . pada masa ini seorang
anak seyogiannya merasa bebas untuk berimajinasi, dan mengujinya dengn
kenyataan. Ia akan menirukan orang dewasa dan mulai berusaha untuk bereperan
aktif dalam permainan dengan sebaya. Gangguan dalam stadium ini akan
mengakibatkan anak menjadi mudah menyalahkan diri/kurang berinisiatif.
4. Sejak anak mulai menginjak sekolah ( 6 11 tahun ) ia mulai memperoleh
kesempatan yang lebih besar lagi dalam menjalankan peran dan berprestasi.
Kemampuan social dari akademis baik melalui permainan di sekolahpekerjaan rumah
dan angka yang di peroleh di sekolah akan memberikan rasa berharga pada fase ini di
32
kenal sebagai fase industry. Bila ia tidak dapat bersaing di antara teman teman, harga
dirinya akan tererosi. Di saat ini akan terjadi rasa rendah diri dan inferiority complex
yang dapat berlangsung lama dalam hidup.
5. Identity atau pencapaian identitas ego biasanya terjadi pada usia 15 21 tahun, ketika
remaja tadi mulai mengetahui peran gender /kelamin dan mulai tahu antar kelompok
sudah ada yang menjadi pemimpin. Ia meletakan dirinya sebagai salah satu anggota
kelompok dan mengetahui sampai dimana ia di butuhkan oleh teman dan hubungan
mereka dengan kelompok yang lain yang berbeda. Stagnasi dalam fase ini dapat
mengakibatkan hal yang serius. Istila krisis identitas
Yang di lontarkan oleh Erikson terhadap remaja Amerika Serikat sekitar 25 tahun
yang lalu menjadikan nama Erikson sangat popular di antara paka psikologi dan
sosiologi.
6. Intimacy atau keakraban di peroleh pada usia 21 - 40 tahun. Pada fase ini manusia
mulai menginjak dewasa ia mulai memilih teman yang sesuai dengan hasrat dan
kesenangan yang ada pada dirinya. Ia mulai mendalami kehidupan keakraban dengan
teman yang lebih sama idealismenya. Saat ini pulah ia mulai memilih teman hidup
yang kira kira mepunyai pandangan yang sama untuk hari depan. Dalam fase ini, bila
seorang tidak dapat menyesuaikan diri, ia akan menglami keterasingan dalam hidup,
apalagi kalau mengalami pergantian pacar sampai berkali kali dan mengalami
kegagalan.
7. Generatifity ( 40 60 th ) suatu fase yang mengantarkan manusia menjadi orang tua
yang baik terhadap anak anak mereka. Hubungan suami istri yang harmonis dan
keberhasilan rumah tangga akan memberikan perasaan yang berhasil sebagai manusia
produktif . sebutan kepala rumahtangga atau ibu mencerminkan peran khsus
bagi seseorang dalam masyarakat. Keberhasilan dalam karir atau dalam mendidik
anak akan memberikan rasa bahagia tersendiri. Kesulitan yang di hadapi dalam masa
ini akan menjdikan orang tadi mengalami stagnasi dalam proses berikutnya dan
menyebabkan ia merasa tak mampu dalam mengarungi samudra kehidupan. Rasa
miskin diri dan mengasihani diri secara berlebihan akan menjadi suatu momok dalam
menghadapi masa depan.
8. Ego integrity merupakan muara yang ingin di capai oleh setiap lanjut usia ( di atas 60
tahun ). Untuk itu, mereka yang justru telah mengalami kemudahan fisik dan merasa
bahwa hidup mereka sudah dekat dengan ahkir hayat perlu mengetahui bahwa pada
33
masa masa semacam ini kasih sayang dalam lingkup keluarga terdekat, kerabat dan
bahkan lingkungan terdekat merupakan sumber kenikmatan tersendiri. Pada masa ini
seorang yang merasa bahwa dirinya di terima dan di hargai oleh sekelilingnya
merupkan anugrah yang tidak mungkin dapat dinilai dengan materi.
Tercapainya masa semacam ini tidak terlepas dari kontinuitas masa lampau. Oleh
karena itu dalam buku ini akan di uraikan berbagai aspek agar para lanjut usia dapat
menyiapkan diri secara lebih mantap apabila waktunya sudah sampai ketidakberhasilan
dalam periode ini akan menyebabkan orang tadi menjadi putus asa dan justru takut
menghadapi kematian
Baik dari teori Erikson maupun dari pengalaman para lanjut usia sendiri terungkap
bahwa kepribadian tetap berkembang dan setiap manusia ingin mencapai dan mengarahkan
hidupnya untuk mencari kesempurnaan/wisdom . oleh karena itu, setiap ada kesempatan para
lanjut usia sering mengadakan introspeksi. Dalam perjalanan hidup tadi, terjadi proses
kematangan dan bahkan tidak jarang terjadi pemeranan gender ( jenis kelamin ) yang terbaik.
Para wanita lanjut usia ternyata menjadi tegar dalam menghadapi hidup, seolah olah mereka
tidak kalah dengan laki laki, apalagi dalam memperjuangkan
Hak hak mereka. Sebaliknya, banyak pria lanjut usia tidak segan segan memerankan
peran wanita seperti mengasuh cucu, menyediakan sarapan pagi, membersihkan rumah dan
lain kegiatan yang biasanya justru di lakuakan oleh pihak perempuan.
34
Walaupun teori perkembangan kepribadian masih tetap berkembang, kiranya ada
baiknya kita menelaa hasil kelompok ahli dari WHO pada tahun 1959, yang mengatakan
bahwa mental yang sehat/mental health mempunyai cirri cirri sebagai berikut :
para lanjut usia yang mempunyai mental yang sehat masih dapat melakukan banyak
hal positif. Pengalam hidup mereka yang sering kali tidak terbayar itu patut di ungkapkan
pada generasi muda. Demikian pula, banyak nilai luhur yang mereka hayati dalam perjuangan
hidup tidak
Mustahil dapat memberikan dampak yang positif kepada anak cucu apabila hal ini di
lestarikan.
1. Bila orang dewasa tadi mengalami stress kehidupan yang hebat/katastrofik. Misalnya
kehilangan seluruh anggota keluarga karena kecelakaan/bencana alam.
2. Apabila orang tadi mengalami penyakit fisik yang berat seperti stroke, sakit jantung,
lumpuh.
3. Apabila di lakukan intervensi, misalnya dengan psikoterapi yang intensif khususnya
bagi mereka yang mengidap kelainan kepribadian yang cukup serius.
35
Jelas bahwa mereka yang mempunyai derajat neurotisisme tinggi akan banyak
mengalami peristiwa hidup yang mengecewakan, dan dalam mengahadapi para lanjut usia
yang tergolong dalam kelompok ini tentunya hal tersebut dapat di perhitungkan sehingga
pada saat nya kita harus merujuk pada ahli yang berwenang/psikoterapist. Walaupun
demikian, kiranya perkembangan kepribadian yang di kemukakan oleh Erikson akan
memperluas wawsan kita agar kita lebih dapat memahami para lanjut usia yang seringkali
menunjukan sifat yang aneh.
Kesehatan lanjut usia meliputi kesehatan badan, rohani dan sosial lanjut Usia,dan
bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit,cacat dan kelemahan.Dengan Demikian untuk
pengelolaan kesehatan Lanjut Usia secara terpadu,antara sektor
kesehatan,sosial,ekonomi,hukum dengan sektor lain dan masyarakat perlu terus
dikembangkan,sehingga pada ahirnya peranserta Lanjut usia dan keluarganya semakin
meningkat.
36
Jaringan sosial
Status pernikahan Lanjut Usia
Penilaian terhadap diri sendiri
Perawatan
Akses kepala fasilitas kesehatan
Bila tidak diatasi dengan tepat,permasalahan yang harus dihadapi oleh lanjut Usia
akan menimbulkan akibat yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Gangguan sistem
2. Timbulnnya penyakit dalam manifestasi klinik
3. Menurut ADL( Activities of Daily Living )
1. Gangguan sistem
Gangguan yang terjadi dapat berubah
Gangguan sistem muskuluskeletal
Gangguan sistem Kardiovaskular
Gangguan sistem pernapasan
Gangguan sistem pencernaan
Gangguan sistem urogenitalia
Gangguan sistem hormonal
Gangguan sistem saraf
Gangguan sistem kulit,kuku dan rambut.
2. Timbulnnya penyakit dan manifestasi Klinik pada hakikatnya,penyakit pada
Lanjut Usia sama dengan pada muda usia, akan tetapi karena adannya perubahan
pada fungsi tubuh,struktuk organ,pengaruh obat, frekuensi penyakit dan faktor
pengaruh dari luar sifat penyakit pada lanjut usia berbeda (Departement kesehatan
Republik Indonesia,1994) Yaitu:
Gejala penyakit lebih tersemar,misalnnya nyeri dada pada angina pectoris
tak jelas
Gejala adiptik bila dibanding usia muda.
Gejala non spesifik
Proses penyakit mempengaruhi organ dan psikis.
37
Gejala penyakit sering berubah ubah,karena lanjut usia sering mengidap
lebih dari dua macam penyakit
Obat obatan yang diberikan sering menimbulkan interaksi dan
menyamarkan gejala
Ambang rasa sakit lebih tinggi
Inaktivitas menyambarkan keluhan sesak nafas atau gejala angina pectoris.
3. Penurunan ADL( Activities of Daily Living )
Yang dimaksud dengan ADL adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-
hari.pada lanjut usia,ADL dapat terganggu oleh beberapa hal atau keadaan,yaitu:
Penurunan ADL
Penurunan disebabkan oleh: persendian yang kaku
Pergerakan yang terbatas
Waktu beraksi lanjut usia yang lambar
Keadaan tidak stabil bila berjalan
Keseimbagan tubuh yang jelek
Gangguan peredaran darah
Gangguan Penglihatan
Gangguan Pendegaran
Gangguan Pada Perabaan (Tactile Sensory)
Faktor yang mempergaruhi penurunan ADL:
Kondisi fisik misalnya penyakit menahun,
gangguan mata dan telinga
kapasitas mental
status mental seperti dihan dan depresi.
Penerimaan terhadap berfungsinya anggota tubuh
Dukungan anggota keluarga
Untuk mengukur ADL digunakan suatu skala rating nale-yang didasarkan
pada keterampilan menjalankan fungsi biologis ,yang memerlukan bekerjannya
sistemdan anggota gerak dari lanjut usia tersebut. Rating scale yang digunakan
diadaptasikan oleh shirley s. travis dari index of independence in Activities of Daily
living (Sdney Katz)
38
Tingkatkan yang digunakan dalam pengukuran oleh travis- travis Assessment
scale rating functional Abil-ity Adalah:
Level 0: Mandiri
Level 1: ketergantungan bila mandi
Level 2 : ketergantungan bila mandi dan berpakaian
Level 3: ketergantungan bila mandi,berpakaian dan di toilet
Level 4 : ketergantungan bila mandi, berpakaian ,ditoilet dan berpindah transfer
Level 5: ketergantungan bila mandi,berpakaian,di toilet,transfer,BAB dan BAK
Level 6 : ketergantungan bila mandi,berpakain,ditoilet ,tranfer ,BAB,BAK dan
makan.
Tahap yang dilakukan pada perawatan lanjut usia yang mengalami gangguan
ADL adalah sebagai berikut:
Tujuan pembinaan kesehatan bagi kaum lanjut usia adalah meningkatkan derajat
kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berguna dalam
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya dalam masyarakat.
Mereka yang berusia 40-45 tahun (menjelang usia lanjut/masa virilitas) memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut :
1. Mengetahui sedini mungkin adanya akibat proses penuaan, misalnya adanya keluhan-
keluhan :
Mudah jatuh atau jatuh berulang kali,
Mudah lelah,
Nyeri dada,
Berdebar-debar,
Sesak nafas waktu melakukan kerja fisik dan lain-lain
2. Mengetahui pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3. Melakukan latihan kesegaran jasmani.
4. Melakukan diet dengan menu yang seimbang
5. Meningkatkan kegiatan social di masyarakat.
6. Meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
40
Mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan kelompok risiko tinggi memerlukan
informasi pengetahuan sebagai berikut :
1. Pembinaan diri sendiri dalam hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktivitas didalam
rumah maupun diluar rumah.
2. Pemakaian alat bantu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang ada pada
mereka.
3. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
4. Perawatan fisioterapi dirumah sakit terdekat.
5. Latihan kesegaran jasmani.
6. Meningkatkan ketakwaan kepada tuhan yang maha esa.
Secara umum , tindakan tindakan pencegahan praktis yang kiranya dapat dijalankan
adalah sebagai berikut :
Tujuan pembinaan lanjut usia adalah agar mereka mandiri, berguna dan sejahtera.
Oleh karena itu tentunya kemandirian, kegunaan dan kesejahteraan dapat dijadikan criteria
akan berkualitas hidupnya. Untuk dapat menjalani hidup yang berkualitas diperlukan bekal.
Bagi seorang lanjut usia, bekal ini dapat berupa pengalaman, pengetahuan dan keahlian,
kearifan dan kesehatannya. Seseorang yang menjalani hidup secara normal dapat
diasumsikan bahwa semakin tua , pengalaman juga semakin banyak, pengetahuannya makin
41
luas, keahlianya semakin mendalam dan kearifannya semakin mantap. Namun demikian,
kebugaran dan kesehatannya biasanya semakin menurun. Bersamaan dengan itu,menjelang
saatnya memasuki lanjut usia bagi sebagian orang akan menimbulkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan hilangnya kedudukan formal segala konsekuensinya serta perubahan-
perubahan yang terjadi yang dirasakan sebagai hilangnya teman-teman dalam arti kata yang
sesungguhnya.
Dengan perilaku yang sehat, interaksi orang dengan lingkunganya maupun upaya
kesehatan dapat menghasilkan kualitas hidup yang memadai dan mungkin juga umur
panjang. Program tiga sehat pada hakikatnya adalah sebuah program perilaku. Disebut tiga
sehat oleh karena mempunyai tiga komponen, yaitu mental,olahraga dan gizi. Ketiganya
merupakan tritunggal. Untuk mendapatkan manfaat yang optimal ketiganya harus dijalankan
tanpa mengabaikan salah satu. Sebagai program perilaku, keberhasilan program ini akan
sangat tergantung pada niat dan ketekunan yang menjalaninya.
1. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu yakni berjalan kaki, kalau
bisa dengan kecepatan 6 km/jam selama 45 menit sampai 1 jam setiap kalinya.
Kecepatan ini disesuaikan dengan kemampuan. Yang terpenting adalah teraturnya
olahraga tersebut dijalankan.
2. Diet denga pedoman sebagai berikut:
a. Susunan makanan yang beraneka ragam,
42
b. Mengurangi konsumsi gula
c. Mengurangi konsumsi garam
d. Membatasi konsumsi lemak
e. Meningkatkan serat dan pati sebagai sumber kalori
f. Untuk menjaga disiplin, kiat byang dapat dijalankan adalah dengan 3 kali
seminggu pada hari senin,rabu,jumat tidak mengkonsumsi sama sekali makanan
hewani. Sedangkan pada hari-hari lainya berpedoman kepada apa yang disebutkan
diatas.
3. Dalam kaitanya dengan mental,diusahakan:
a. Tetap aktif secara mental
b. Tetap aktif dalam kehidupan social
c. Menerima proses menjadi tua dengan ikhias dan menyesuaikan diri dengan
realitas
d. Menjauhi polusi mental
e. Meningkatkan kehidupan spiritual
Dalam konteksnya dengan program tiga sehat ini, kegiatanya olahraga dilakukan
beramai-ramai. Disamping itu, setiap akhir bulan dilakukan diluar tempat yang rutin,untuk
lebih meningkatkan kegairahan fisik maupun mental. Selanjutnya, sekali dalam sebulan,yaitu
setiap hari rabu pertama pada sore hari, dilaksanakan pertemuan social yang diisi ceramah-
ceramah dengan topic yang bervariasi.
a. Program tiga sehat yang diterapkan kepada purnawirawan dan warakauri dirasakan
dapat menggairahkan kehidupannya serta menjadi cara untuk menghilangkan stress.
b. Dirasakan meningkatnya kebugaran serta menurunnya frekuensi keluhan sakit yang
tidak jelas (masuk angin).
c. Menurunnya kebutuhan akan obat-obatan bagi mereka yang menderita penyakit
tertentu.
43
Seiring dengan peningkatan jumlah dan angka kesakitan usia lanjut, di perlukan jenis
dan kualitas pelayanan kesehatan serta perawatan, baik yang di laksanakan oleh lanjut usia
sendiri, keluarga, pusaka ( Pusat Santunan dalam Keluarga/Home Care), pos yandu lansia,
panti sosial tresna wredha, sasana tresna wredha, maupun yang di laksanakan si sarana
pelayanan kesehatan Tingkat Dasar (primer). Sarana penkes Rujukan Tingkat Pertama
(sekunder) dan sarana pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjutan (tersier).
Untuk meningkatkan kesehatan, Prof. Dr. Slamet Suyono ( rumah sakit cipto
mangunkusumo, 1997) menganjurkan beberapa tindakan, yang di sampaikan dalam
berbentuk pasien: B-A-H-A-G-I-A, yaitu:
44
Departemen kesehatan republik indonesia pada tahun 1998 menerbitkan buku
pedoman pemeliharaan kesehatan (BPPK) Usia lanjut, yang memuat beberapa anjuran
untuk tak hidup sehat:
Perkuat ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa untuk mengendalikan stres
Periksaan kesehatan secara berkala
Makan dan minum
- Kurangi gula
- Kurangi lemak
- Kurangi garam
- Perbanyak buah dan sayur
- Perbanyak susu tanpa lemak dan ikan
- Hindari alkohol
- Berhenti merokok
- Perbanyak minum air putih 6-8 gelas perhari atau sesuai anjuran petugas
kesehatan.
Kegiatan fisik dan psikososial:
- Pertahankan berat badan normal
- Lakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan
- Lakukan latihan kesegaran jasmani sesuai kemampuan, seperti jalan kaki, senam,
berenang dan bersepeda.
- Tingkatkan silaturahmi
- Sempatkan rekreasi dan salurkan hobi secara teratur dan bergairah
- Gunakan obat-obatan atas saran petugas kesehatan
- Pertahankan hubungan harmonis dalam keluarga
- Tetap melakukan kegiatan seksual dengan pasangan hidup
1) Upaya pencegahan primer (primary prevention), ditujukan kepada lajut usia yang
sehat, mempunyai resiko akan tetapi belum menderita penyakit. Upaya ini dapat
digolongkan pada upaya peningkatan.
2) Upaya pencegahan sekunder (secondary prevention), ditujukan kepada penderita
tanpa gejala, yang mengidap faktor resiko. Upaya ini dilakukan sejak awal penyakit
hingga awal timbulnya gejala atau keluhan.
45
menurut departemen kesehatan republik indonesia (1998), keluhan yang perlu di
waspadai adalah:
- Cepat lelah
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Berdebar-debar
- Sulit tidur
- Batuk
- Gangguan penglihatan
- Gangguan pendengaran
- Gangguan mulut
- Nafsu meningkat atau menurut
- Nyeri pinggang
- Nyeri sendi
- Gangguan gerak
- Kaki bengkak
- Kesemutan
- Sering haus
- Gangguan air besar atau kecil
- Benjonan tidak norman atau dafing tumbuh
- Keluarnya darah atau cairan melalui vagina terus-menerus.
3) Upaya pencegahan tersier (testiary prevention), di tunjukan kepada penderita penyakit
dan penderita cacat,yang telah memperlihatkan gejala penyakit.
Upaya dilaksanakan dalam berbagai tahap:
Tahap I : ketika lanjut usia di rawat di rumah sakit
Tahap II : ketika lanjut usia pada masa rehabilitasi atau rawat jalan.
Tahap III : ketika lanjut usia pada saat pemeliharaan jangka panjang
Sarana pelayanan kesehatan yang di pergunakan untuk melayani lanjut usia dapat di
golongkan dalam berbagai tingakatan yaitu:
46
1) Karang wredha
2) Pos yandu lansia
3) Day care
4) Lembaga ketahanan masyarakat desa
5) PUSAKA
6) Dana sehat atau jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus
menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan anatomis,
48
fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan
tubuh secara keseluruhan. Secara fisik lansia akan mengalami kemunduran dalam aktifitas,
kemunduran organ dan berbagai kelemahan fisik. Perlindungan kesehatan dan promosi
kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat
untuk merawat lansia. Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk
orang yang berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan
komponen penting dalam perawatan kesehatan.
3.2SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Hardiwiyanto dan setiabudhi tony (1999). Panduan gerontology : tinjauan dari berbagai
aspek. Jakarta : Gramedia.
Lueckenotte (2000). Pengkajian gerontology edisi 2. EGC jakarta.
Reichel William (2000). Geronotologi EDISI 2. EGC Jakarta.
49
Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta
Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika
50