DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun masalah yang dibahas
dalam makalah ini mengenai askep deficit perawatan diri.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu,
kami memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar
untuk kedepannya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak terulang
lagi. Semoga apa yang kami tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
2.6 Konsep Askep Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa.................... 4
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004) Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri(hygiene), berpakaian, berhias, makan, BAB/BAK
(Fitria, 2010). Jadi defisit perawatan diri adalah defisit perawatan diri pada pasien gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun.
Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik ingin memberikan asuhan keperawatan
kepada penderita gangguan jiwa khususnya pada klien dengan defisit perawatan diri untuk
menjaga kebersihan diri pada klien
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian deficit perawatan diri.
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi deficit perawatan diri.
1.3.3 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
1.3.4 Untuk mengetahui klasifikasi perawatan diri.
1.3.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala deficit perawatan diri.
1.3.6 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan deficit perawatan diri pada klien
gangguan jiwa.
iv
BAB II
PEMBAHASAN
v
2.3 Faktor- factor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, ( Potter&
Perry, 2005) :
1. Body image/Citra tubuh
Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan, dan pada pasien gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan
kebersihan diri menurun.
4. Pengetahuan
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya
vi
c. Kurangnya perawatan diri : makan
Adalah gangguan kemampuan untuk aktivitas makan
d. Kurangnya perawatan diri : toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting
sendiri
2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa
a. Pengkajian
Pegkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari roses keperawatan, tehadap
pengkajian tediri dari pengumpulan data, pengelompokkan data dan Analisa data. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikososial, dan spiritual, dimana
pengumpulan data dilakukan pada saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus
menerus.
1. Identitas klien
vii
Biodata klien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
nomor registrasi dan tanggal pengkajian
2. Keluhan utama
Klien dibawa kerumah sakit pada umumnya karena deficit dalam merawat diri, dari
perawatan-perawatan diri yang biasa dilakukan dan sekarang jarang dilakukan
dengan diawali masalah seperti menyendiri, tidak mau banyak bicara dengan orang
lain, terlihat murung.
3. Factor predisosisi
- Umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
- Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri
- Pengobatan sebelumnya kurang behasil
- Harga diri rnedah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
- Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa
4. Pemeriksaan fisik
- Ukur dan observasi tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan
klien
- Ukur tinggi badan dan berat badan klien
- Keluhan fisik : biasanya tidak ada keluhan fisik
5. Aspek psikososial
- Gambaran diri : pada umumnya klien bisa menerima anggota tubuh yang
dimiliki
- Identitas diri : klien mengetahui status dan posisi klien sebelum dirawat
- Peran : klien tidak mampu melakukan peranya sebagaimana mestinya, baik peran
keluarga ataupun dalam kehidupan masyarakat
- Ideal diri : klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari penyakitnya, dan
Kembali hidup normal seperti sebelum klien sakit
- Harga diri : klien mengalami harga rendah berhubungan dengan kegagalan yang
terjadi dimasa lampau dan klien merasa tidak dihargai oleh orang lain
6. Status mental
viii
- Penampilan : penampilan klien tidak rapi,milsanya rambut acak-acak, kancing
baju tidak tepat, dan baju tidak pernah diganti
- Pembicaraan : berbelit-belit
- Aktivitas motoric : klien mengalami tegang, gelisah
- Alam perasaan : putus asa atau sedih dan gembira yang berlebihan
- Afek : labil atau emosi yang berubah-ubah
- Interaksi selama wawancara : biasanya klien menunjukkan kurang kontak mata
dan kadang menolak bicara dengan orang lain
- Persepsi : biasanya gangguan persepsi teruma halusinasi pendengaran, klien
mendengar suara yang mengancam, sehingga klien cenderung menyendiri,
pandangan kosong, bicara sendiri, sering menyendiri dan melamun
- Proses berpikir
a. Arus pikiran
Sirkumtansial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit sampai dengan tujuan
pembicaraan dan perseverasi yaitu pembicaraan yang diulang berkali-kali.
b. Bentuk pikiran
Klien lebih sering diam dan larut dengan menyendiri, bersikap seperti malas-
malasan
c. Isi pikiran
Klien lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
d. Tingkat kesadaran dan orientasi tempat dan waktu baik
e. Memori : memori klien biasanya baik
f. Kebutuhan persiapan pulang
- Aspek pemenuhan kebutuhan
a. Makan
Klien tidak bisa mengambil makannya sendiri, mkan berceceran dan tidak
pada tempatnya
b. Mandi
Klien biasanya jarang mandi, gangguan kebersihan diri, rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, bau dan kuku panjang
c. berpakaian/berhias
ix
klien jarang mengganti pakaian, biasanya pakaian tidak sesuai, rambut acak-
acakan,
d. istirahat dan tidur
biasanya istirahat dan tidur klien terganggu
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon
klien baik actual maupun potensial. Rumusan diagnose dapat menggunakan PE yaitu
Permasalahan dan berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab
akibat secara ilmiah. Rumusan PES sama dengan PE hanya ditambah symptom (S) atau
gejala sebagai data penunjang dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnose anak beranak
(pohon masalah).
a. Defisit perawatan diri : mandi
1. Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3. Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Deficit peawatan diri : berpakaian
1. Ketidakmampuan mengancing pakaian
2. Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
c. Deficit peawatan diri : makan
1. Ketidakmampuan mengambil makan dan memasukkan ke mulut
2. Ketidakmampuan menghabiskan makanan
3. Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
d. Deficit perawatan diri : eliminasi
1. Ketidakmampuan menyiram toilet
c. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan (BAB/BAK, mandi, makan minum)
x
Menurunnya motivasi dalam perawatan diri
xi
d. Intervensi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI :
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Defisit Tujuan Umum :
Peawatan Diri Klien dapat
melakukan
perawatan diri
secara mandiri
Tujuan Khusus Setelah…x pertemuan klien Identifikasi focus masalah klien, dengan :
Pertemuan menunjukkan tanda-tanda - Sapa klien dengan ramah baik verbal
pengkajian percaya kepada perawat dan maupun non vebal
Klien mampu mengenali masalah yang - Perkenalkan nama, nama panggilan perawat
menunjukkan dialami, dengan kriteria : dan tujuan perawat berinteraksi
tanda-tanda - Ekspresi wajah bersahabat - Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
percaya kepada - Menunjukkan rasa senang - Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
perawat dan - Ada kontak mata janji setiap kalo berinteraksi
mengenali - Mau berkenalan - Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
masalah yang - Bersedia menceritakan dialami klien
dialami masalah yang dialami - Buat kontrak interaksi yang jelas
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan masalah klien
Pertemuan I Setelah…x pertemuan klien Bantu klien mengidentifikasi DPD
Klien mampu menjelaskan DPD yang dialami, - Mendiskusikan dengan klien
mengidentifikasi dengan kriteria : a. Masalah perawatan diri : mandi,
DPD dan mampu - Menceritakan masalah bedandan, makan /minum, BAB/BAK
melakukan perawatan diri : mandi, b. Penyebab klien tidak merawat diri
perawatan diri bedandan, makan /minum, c. Manfaat menjaga perawatan diri untuk
dengan Latihan BAB/BAK keadan fisik, mental dan social
kebersihan diri - Penyebab tidak merawat diri d. Tanda tanda perawatan diri yang baik
mandi - Manfaat menjaga perawatan - Mendiskusikan penyakit atau gangguan
diri kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila
- Tanda-tanda perawatan diri perawatan diri tidak adekuat
yang baik
- Gangguan yang dialami jika
perawatan diri tidak
diperhatikan
Setelah…x pertemuan klien Latihan klien mengendalikan DPD dengan
melakukan perawatan diri Latihan mandi
dengan Latihan mandi, dengan - Diskusikan masalah perawatan diri dan
kriteria : frkuensi mandi, gosok gigi, keamas,
- Menyebutkan pengertian berpekaian, behias, potong kuku
mandi - Menjelaskan pengertian kebersihan diri :
- Menjelaskan alat dan bahan mandi
yang dibutuhkan - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Menyebutkan cara - jelaskan cara melakukan kebersihan diri :
melakukan mandi mandi
- Mempraktekkan mandi, - latih cara menjaga kebersihan diri : mandi,
ganti pakaian, sikat gigi, gosok gigi, keramas, berpakaian, berhias,
cuci rambut dan potong potong kuku
kuku dengan benar dan - anjurkan klien mempraktekkan kebersihan
bersih diri yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan kebersihan diri mandi
Pertemuan II Setelah…x pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
klien mampu melakukan perawatan diri Latihan berdandan
melakukan dengan Latihan mandi, dengan - evaluasi Latihan mandi yang telah dilatih
perawatan diri kriteria : dan berikan pujian
dengan Latihan - menyebutkan pengertian - diskusikan masalah dan frekuensi berdandan
berdandan berdandan - menjelaskan pentingnya berdandan
- menjelaskan alat dan bahan - jelaskan pengertian berdandan
yang dibutuhkan - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
- menyebutkan cara - jelaskan cara melakukan berdandan
melakukan berdandan - latih cara melakukan berdandan setelah
- mempraktekkan cara kebersihan diri yaitu sisiran dan rias muka
berdandan setelah untuk wanita dan sisiran cukuran untuk pria
kebersihan diri - anjurkan klien mempraktekkan cara
berdandan yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan berdandan
Pertemuan III Setelah….x pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan makan dan minum
melakukan dengan Latihan makan dan - evaluasi kegiatan mandi, berdandan yang
perawatan diri minum, dengan kriteria : telah dilatih dan berikan pujian
dengan Latihan - menyebutkan pengertian - diskusikan masalah dan frekuensi makan
makan dan minum makan dan minum dan minum
- menjelaskan alat dan bahan - menjelaskan pentingnya makan dan minum
yang dibutuhkan - jelaskan pengertian makan dan minum
- menyebutkan cara - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
melakukan makan dan - jelaskan cara melakukan makan dan minum
minum - latih cara makan dan minum yang baik
- mempraktekkan cara makan - anjurkan klien mempraktekkan perawatan
dan minum diri yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukkan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan makan dan minum yang baik
Pertemuan IV Setelah..X pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan BAB/BAK
melakukan dengan Latihan BAB/BAK, - evaluasi kegiatan mandi, berdandan, makan
perawatan diri dengan kriteria hasil : dan minum yang telah dilatih dan berikan
dengan Latihan - menyebutkan pengertian pujian
BAB/BAK BAB/BAK - diskusikan masalah dan frekuensi
- menjelaskan alat dan bahan BAB/BAK
yang dibutuhkan - menjelaskan pentingnya BAB/BAK yang
- menyebutkan cara benar
melakukan BAB/BAK - jelaskan pengetian BAB/BAK
- mempraktekkan cara - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
BAB/BAK yang baik - jelaskan cara melakukan BAB/BAK
- latih cara melakukan BAB/BAK
- anjurkan klien mempraktekkan perawatan
diri yang sudah di latih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan BAB/BAK yang baik
- beri pujian untuk setiiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan BAB/BAK
Pertemuan V Setelah…X pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan cara
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan kegiatan mandi, berdandan, makan
melakukan dengan Latihan mandi, dengan dan minum, BAB/BAK, dan kegiatan
perawatan diri kriteria : terjadwal
dengan mandiri - mempraktikan Latihan - evaluasi kegiatan. Beri pujian
mandi - latih kegiatan dilanjutkan sampai tak
- mempraktikan Latihan terhingga
dandan - nilai kemampuan yang sudah mandiri
- mempraktikkan Latihan - nilai apakah DPD klien teratasi
makan dan minum
- mempraktikkan Latihan
kegiatan terjadwal
e. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rncana tindakan
keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah direncanakan perawat
perlu memvalidasi dengan singkatan apakah rencana tindakan masih dibutuhkan
klien sesuai dengan kondisinya saat ini.
f. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek dari tindakan
keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus-menerus, membandingkan
respon klien dengan kriteria hasil yang telah ditemukan. Evaluasi dapat
menggunakan pendekatan SOAP. S merupakan respon subjektif klien. O merupakan
respon objektif klien yang dapat diobservasi oleh perawat. A adalah Analisa ulang
data apakah masalah tetap atau muncul baru. P merupakan untuk merencanakan
intervensi selanjutnya
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA
I. IDENTITAS PASIEN
a) Identitas pasien
Nama : Tn. J
Umur : 34th
b) Identitas penanggung
jawab Nama klien :
Ny. R
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Keluarga klien mengatakan pasien terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak mau
mandi selama 3 hari, badan bau, mengurung diri di dalam kamar dan ia merasa
tidak aman di tempat umum
III FAKTOR PREDISPOSISI
a) faktor predisposisi
a) Survei umum
Tanda - tanda
vital :
TD = 120/80 mmHg,
N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
b) Pemeriksaan
Fisik
1. Kepala, leher
2. Mata
Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.
3. Telinga
5. Mulut
Bibir Tn. J simetris, gigi Tn. J kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.
6. Integumen
Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor
kulit kering
7. Dada
Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak
ada luka memar.
Ekstremitas:
V. PSIKOSOSIAL
1. genogram
Keterangan :
: pasien x : meninggal
Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
5. Pola Peran dan Hubungan
a) Penampilan
b) Pembicaraan
Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah dimengerti.
Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
c) Aktivitas motoric
Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan sering
menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi
Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada
klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien
terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak memiliki keinginan untuk
berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan
Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Tingkat kesadaran
Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat
diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien
memilih makan setelah mandi.
k) Daya tilik diri
Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan
yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan
2. BAB/BAK
Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya
3. Mandi
Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi
yang benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan
klien tidak mencuci rambut dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi
Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali
dan menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias
Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi
biasanya : tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 19.30-04.00
6. Penggunaan obat
Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan
dosis yang benar. Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur
dan berdiam diri dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial
Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi
ke ladang dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosi
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi
obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien
juga mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien malas untuk
meminum obat tersebut karena akan membuatnya
XI. ANALISA DATA
Telinga kotor
2. DS : Isolasi Sosial
DO
Kontak mata kurang
Menolak berinteraksi dengan
orang lain
3. DS : Defisit pengetahuan
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit
apa, dan ia juga bingung mengapa ia
diberi obat yang efek sampingnya akan
membuat ia menjadi mengantuk dan
lemah.
DO :
Menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah
XII DAFTAR MASALAH
2. Isolasi sosial
3. Defisit pengetahuan
No Diagnosa keperawatan
Rencana tindakan
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep
DX. Kep. Rasional
Defisit TUM: - Klien mampu SP I : 1. Mengetahui
Perawatan Diri menjaga permasalahan
Klien mampu 1. Identifikasi
kebersihan diri yang terjadi
melakukan masalah
secara mandiri pada diri klien
perawatan diri: pera-watan
- Klien 2. Agar klien
higiene. diri:
tahu
TUK I : mampu menye kebersihan
pentingnya
but-kan diri,
Klien dapat
kebersihan
pengertian dan berdandan,
menyebutkan
diri
tanda-tanda makan/min
pengertian dan
3. Memberitahu
kebersihan diri um,
tanda- tanda
klien
- Klien dapat BAK/BAB
kebersihan diri
bagaimana
mengetahui 2. Jelaskan
Klien dapat
cara
pentingnya pentingnya
mengetahui
perawatan diri
kebersihan diri kebersi-han
pentingnya
dan alat yang
diri
kebersihan diri
digunakannya
3. Jelaskan
Klien dapat
4. Agar klien
mengetahui cara dan
bisa
bagaimana cara alat
melakukan
menjaga kebersihan
kebersihan
kebersihan diri. diri
diri secara
4. Latih cara
Mandiri
menjaga
kebersihan
diri: mandi
dan ganti
pakaian,
sikat gigi,
cuci
rambut,
potong
kuku
5. Masukan
pada jadwal
kegiatan
untuk
latihan
mandi, sikat
gigi (2x
sehari), cuci
rambut (2x
perminggu),
potong
kuku (1x
perminggu).
TUK II : Klien Klien mampu SP II : 1. Untuk
dapat mengganti baju 6. Evaluasi
mengetahui
berdandan secara rutin,
kegiatan kemajuan
secara mandiri menyisir rambut
kebersi-han klien dalam
dan memotong
diri. Beri merawat diri
kuku.
pujian. dan sebagai
7. Jelaskan respon positif
terhadap
cara dan alat
tindakan klien
untuk
2. Memberitahu
berdandan
8. Latih cara klien
berdandan bagaimana
setelah cara
kebersihan berdandan dan
diri: sisiran, alat yang
rias muka digunakannya
untuk 3. Agar klien bisa
perempuan; berdandan
sisiran, secara mandiri
cukuran 4. Agar klien
untuk pria. terbiasa
4. Masukan dengan
pada jadwal kegiatan yang
kegiatan telah diajarkan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan.
SP I :
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan
akan menjaga kebersihan dirinya.
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan
berdandan, merasa lebih nyaman dengan
O :
kondisi seperti ini ( tidak mau mandi).
- Bila diminta mandi klien marah-marah, - Penampilan klien terlihat lebih rapi
klien tampak rambut acak-acakan dan
- Klien menjawab pertanyaan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam, kulit
perawat tentang cara menjaga
kotor, tampak malas untuk menyisir rambut
kebersihan.
dan ganti pakaian harus disuruh petugas
THERAPHY :
SP II:
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi
dan sikat gigi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau
sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak mau
O :
ganti baju, tidak mau memotong kuku.
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak - Klien tampak lebih bersih
acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor.
- Rambut klien terlihat rapi, dan tidak
kotor
DIAGNOSA :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
Asuhan keperawatan jiwa tediri dari pengkajian, menentukan diagnose keperawatan,
rncana tindakan, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus sesuai
dengan kondisi pasien jiwa yang membutuhkan peawatan.
3.2 Saran
Diharapkan pembaca bisa memahami yang disampaikan penulis mengenai konsep asuhan
keperawatan jiwa tentang deficit perawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, Ernawati, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa, Jakarta :
Trans Info Media
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Pusblishing.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Nuha
Medika