Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN JIWA

ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. Serli Diani (1914301059)


2. Dhimas Oktavian Arisandi (1914301054)
3. Dilla Nopiyana Pubian (1914301089)
4. Serli Era Tania (1914301092)
5. Mardhatillah Heriyani (1914301097)

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-
Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun masalah yang dibahas
dalam makalah ini mengenai askep deficit perawatan diri.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu,
kami memohon maaf. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar
untuk kedepannya kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penulisan makalah ini tidak terulang
lagi. Semoga apa yang kami tulis pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Bandar Lampung, 3 Agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i

KATA PENGANTAR................................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

2.1 Pengertian Deficit Perawatan Diri........................................................................ 2

2.2 Etiologi Deficit Perawatan Diri........................................................................... 2

2.3 Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene....................................... 3

2.4 Klasifikasi Perawatan Diri.................................................................................... 3

2.5 Tanda Dan Gejala Deficit Perawatan Diri........................................................... 4

2.6 Konsep Askep Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa.................... 4

2.7 Asuhan Keperawatan Pada Klien Depisit Perawatan Diri………………………..5

BAB III PENUTUP ....................................................................................................14

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................14

3.2 Saran....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan, toileting). (Nurjannah, 2004) Defisit perawatan diri adalah suatu
kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau
melengkapi aktivitas perawatan diri(hygiene), berpakaian, berhias, makan, BAB/BAK
(Fitria, 2010). Jadi defisit perawatan diri adalah defisit perawatan diri pada pasien gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun.
Berdasarkan masalah tersebut penulis tertarik ingin memberikan asuhan keperawatan
kepada penderita gangguan jiwa khususnya pada klien dengan defisit perawatan diri untuk
menjaga kebersihan diri pada klien

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian deficit perawatan diri ?
1.2.2 Apa saja etiologi deficit perawatan diri?
1.2.3 Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene?
1.2.4 Apa saja klasifikasi perawatan diri?
1.2.5 Apa saja tanda dan gejala deficit perawatan diri?
1.2.6 Bagaimana konsep asuhan keperawatan deficit perawatan diri pada klien gangguan
jiwa?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian deficit perawatan diri.
1.3.2 Untuk mengetahui etiologi deficit perawatan diri.
1.3.3 Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene.
1.3.4 Untuk mengetahui klasifikasi perawatan diri.
1.3.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala deficit perawatan diri.
1.3.6 Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan deficit perawatan diri pada klien
gangguan jiwa.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Defisit Perawatan Diri


Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan nya
guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi
kesehatan nya, klien dikatakan terganggu perawatan diri nya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri secara mandiri (Depkes, 2000).
Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).

2.2 Etiologi Defisit Perawatan Diri


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2009), penyebab defisit perawatan diri adalah kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Ada beberapa dampak yang sering timbul pada masalah
defisit perawatan diri, antara lain:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri
dan gangguan interaksi sosial.

v
2.3 Faktor- factor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan hygiene perorangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, ( Potter&
Perry, 2005) :
1. Body image/Citra tubuh

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya


karena adanya perubahan fisik dan penyakit yang dideritanya sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang dapat mempengaruhi praktik hygiene


pribadi.
3. Status sosiol ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan
yang digunakan, dan pada pasien gangguan jiwa kemampuan untuk melakukan
kebersihan diri menurun.
4. Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan


mempengaruhi praktik hygiene. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara
perawatan diri, pembelajaran praktik diharapkan dapat memotivasi seseorang untuk
memenuhi perawatan yang perlu.
5. Keadaan Fisik

Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya

2.4 Klasifikasi Perawatan Diri


Menurut NANDA, klasifikasi perawatan diri terdiri dari :
a. Kurangnya perawatan diri : mandi atau kebersihan
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri
b. Kurangnya perawatan diri : mengenakan pakaian atau berhias
Adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

vi
c. Kurangnya perawatan diri : makan
Adalah gangguan kemampuan untuk aktivitas makan
d. Kurangnya perawatan diri : toileting
Adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting
sendiri

2.5 Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri


Tanda dan gejala klien deficit perawatan diri adalah sebagai berikut :
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai bau mulut
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi social
c. Merasa tidak berdaya, rndah diri dan merasa hina
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku normal
c. Cara makan tidak teratur, BAK dan BAB di sembarang tempat

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Deficit Perawatan Diri pada Klien Gangguan Jiwa
a. Pengkajian
Pegkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari roses keperawatan, tehadap
pengkajian tediri dari pengumpulan data, pengelompokkan data dan Analisa data. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikososial, dan spiritual, dimana
pengumpulan data dilakukan pada saat klien masuk dan dilanjutkan secara terus
menerus.
1. Identitas klien

vii
Biodata klien : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal masuk rumah sakit,
nomor registrasi dan tanggal pengkajian
2. Keluhan utama
Klien dibawa kerumah sakit pada umumnya karena deficit dalam merawat diri, dari
perawatan-perawatan diri yang biasa dilakukan dan sekarang jarang dilakukan
dengan diawali masalah seperti menyendiri, tidak mau banyak bicara dengan orang
lain, terlihat murung.
3. Factor predisosisi
- Umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
- Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan
diri
- Pengobatan sebelumnya kurang behasil
- Harga diri rnedah, klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
- Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa
4. Pemeriksaan fisik
- Ukur dan observasi tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan
klien
- Ukur tinggi badan dan berat badan klien
- Keluhan fisik : biasanya tidak ada keluhan fisik
5. Aspek psikososial
- Gambaran diri : pada umumnya klien bisa menerima anggota tubuh yang
dimiliki
- Identitas diri : klien mengetahui status dan posisi klien sebelum dirawat
- Peran : klien tidak mampu melakukan peranya sebagaimana mestinya, baik peran
keluarga ataupun dalam kehidupan masyarakat
- Ideal diri : klien memiliki harapan untuk segera sembuh dari penyakitnya, dan
Kembali hidup normal seperti sebelum klien sakit
- Harga diri : klien mengalami harga rendah berhubungan dengan kegagalan yang
terjadi dimasa lampau dan klien merasa tidak dihargai oleh orang lain
6. Status mental

viii
- Penampilan : penampilan klien tidak rapi,milsanya rambut acak-acak, kancing
baju tidak tepat, dan baju tidak pernah diganti
- Pembicaraan : berbelit-belit
- Aktivitas motoric : klien mengalami tegang, gelisah
- Alam perasaan : putus asa atau sedih dan gembira yang berlebihan
- Afek : labil atau emosi yang berubah-ubah
- Interaksi selama wawancara : biasanya klien menunjukkan kurang kontak mata
dan kadang menolak bicara dengan orang lain
- Persepsi : biasanya gangguan persepsi teruma halusinasi pendengaran, klien
mendengar suara yang mengancam, sehingga klien cenderung menyendiri,
pandangan kosong, bicara sendiri, sering menyendiri dan melamun
- Proses berpikir
a. Arus pikiran
Sirkumtansial yaitu pembicaraan yang berbelit-belit sampai dengan tujuan
pembicaraan dan perseverasi yaitu pembicaraan yang diulang berkali-kali.
b. Bentuk pikiran
Klien lebih sering diam dan larut dengan menyendiri, bersikap seperti malas-
malasan
c. Isi pikiran
Klien lebih senang menyendiri daripada berkumpul dengan orang lain.
d. Tingkat kesadaran dan orientasi tempat dan waktu baik
e. Memori : memori klien biasanya baik
f. Kebutuhan persiapan pulang
- Aspek pemenuhan kebutuhan
a. Makan
Klien tidak bisa mengambil makannya sendiri, mkan berceceran dan tidak
pada tempatnya
b. Mandi
Klien biasanya jarang mandi, gangguan kebersihan diri, rambut kotor, gigi
kotor, kulit berdaki, bau dan kuku panjang
c. berpakaian/berhias

ix
klien jarang mengganti pakaian, biasanya pakaian tidak sesuai, rambut acak-
acakan,
d. istirahat dan tidur
biasanya istirahat dan tidur klien terganggu

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnose keperawatan adalah identifikasi atau penilaian terhadap pola respon
klien baik actual maupun potensial. Rumusan diagnose dapat menggunakan PE yaitu
Permasalahan dan berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab
akibat secara ilmiah. Rumusan PES sama dengan PE hanya ditambah symptom (S) atau
gejala sebagai data penunjang dalam keperawatan jiwa ditemukan diagnose anak beranak
(pohon masalah).
a. Defisit perawatan diri : mandi
1. Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
3. Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Deficit peawatan diri : berpakaian
1. Ketidakmampuan mengancing pakaian
2. Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
c. Deficit peawatan diri : makan
1. Ketidakmampuan mengambil makan dan memasukkan ke mulut
2. Ketidakmampuan menghabiskan makanan
3. Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
d. Deficit perawatan diri : eliminasi
1. Ketidakmampuan menyiram toilet

c. Pohon Masalah
Gangguan pemeliharaan kesehatan (BAB/BAK, mandi, makan minum)

Defisit perawatan diri

x
Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Isolasi social : menarik diri

xi
d. Intervensi
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI :
Diagnosa
No Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Defisit Tujuan Umum :
Peawatan Diri Klien dapat
melakukan
perawatan diri
secara mandiri
Tujuan Khusus Setelah…x pertemuan klien Identifikasi focus masalah klien, dengan :
Pertemuan menunjukkan tanda-tanda - Sapa klien dengan ramah baik verbal
pengkajian percaya kepada perawat dan maupun non vebal
Klien mampu mengenali masalah yang - Perkenalkan nama, nama panggilan perawat
menunjukkan dialami, dengan kriteria : dan tujuan perawat berinteraksi
tanda-tanda - Ekspresi wajah bersahabat - Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
percaya kepada - Menunjukkan rasa senang - Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
perawat dan - Ada kontak mata janji setiap kalo berinteraksi
mengenali - Mau berkenalan - Tanyakan perasaan klien dan masalah yang
masalah yang - Bersedia menceritakan dialami klien
dialami masalah yang dialami - Buat kontrak interaksi yang jelas
- Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
- Dengarkan dengan penuh perhatian
ungkapan masalah klien
Pertemuan I Setelah…x pertemuan klien Bantu klien mengidentifikasi DPD
Klien mampu menjelaskan DPD yang dialami, - Mendiskusikan dengan klien
mengidentifikasi dengan kriteria : a. Masalah perawatan diri : mandi,
DPD dan mampu - Menceritakan masalah bedandan, makan /minum, BAB/BAK
melakukan perawatan diri : mandi, b. Penyebab klien tidak merawat diri
perawatan diri bedandan, makan /minum, c. Manfaat menjaga perawatan diri untuk
dengan Latihan BAB/BAK keadan fisik, mental dan social
kebersihan diri - Penyebab tidak merawat diri d. Tanda tanda perawatan diri yang baik
mandi - Manfaat menjaga perawatan - Mendiskusikan penyakit atau gangguan
diri kesehatan yang bisa dialami oleh klien bila
- Tanda-tanda perawatan diri perawatan diri tidak adekuat
yang baik
- Gangguan yang dialami jika
perawatan diri tidak
diperhatikan
Setelah…x pertemuan klien Latihan klien mengendalikan DPD dengan
melakukan perawatan diri Latihan mandi
dengan Latihan mandi, dengan - Diskusikan masalah perawatan diri dan
kriteria : frkuensi mandi, gosok gigi, keamas,
- Menyebutkan pengertian berpekaian, behias, potong kuku
mandi - Menjelaskan pengertian kebersihan diri :
- Menjelaskan alat dan bahan mandi
yang dibutuhkan - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
- Menyebutkan cara - jelaskan cara melakukan kebersihan diri :
melakukan mandi mandi
- Mempraktekkan mandi, - latih cara menjaga kebersihan diri : mandi,
ganti pakaian, sikat gigi, gosok gigi, keramas, berpakaian, berhias,
cuci rambut dan potong potong kuku
kuku dengan benar dan - anjurkan klien mempraktekkan kebersihan
bersih diri yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan kebersihan diri mandi
Pertemuan II Setelah…x pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
klien mampu melakukan perawatan diri Latihan berdandan
melakukan dengan Latihan mandi, dengan - evaluasi Latihan mandi yang telah dilatih
perawatan diri kriteria : dan berikan pujian
dengan Latihan - menyebutkan pengertian - diskusikan masalah dan frekuensi berdandan
berdandan berdandan - menjelaskan pentingnya berdandan
- menjelaskan alat dan bahan - jelaskan pengertian berdandan
yang dibutuhkan - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
- menyebutkan cara - jelaskan cara melakukan berdandan
melakukan berdandan - latih cara melakukan berdandan setelah
- mempraktekkan cara kebersihan diri yaitu sisiran dan rias muka
berdandan setelah untuk wanita dan sisiran cukuran untuk pria
kebersihan diri - anjurkan klien mempraktekkan cara
berdandan yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan berdandan
Pertemuan III Setelah….x pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan makan dan minum
melakukan dengan Latihan makan dan - evaluasi kegiatan mandi, berdandan yang
perawatan diri minum, dengan kriteria : telah dilatih dan berikan pujian
dengan Latihan - menyebutkan pengertian - diskusikan masalah dan frekuensi makan
makan dan minum makan dan minum dan minum
- menjelaskan alat dan bahan - menjelaskan pentingnya makan dan minum
yang dibutuhkan - jelaskan pengertian makan dan minum
- menyebutkan cara - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
melakukan makan dan - jelaskan cara melakukan makan dan minum
minum - latih cara makan dan minum yang baik
- mempraktekkan cara makan - anjurkan klien mempraktekkan perawatan
dan minum diri yang sudah dilatih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukkan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan makan dan minum yang baik
Pertemuan IV Setelah..X pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan BAB/BAK
melakukan dengan Latihan BAB/BAK, - evaluasi kegiatan mandi, berdandan, makan
perawatan diri dengan kriteria hasil : dan minum yang telah dilatih dan berikan
dengan Latihan - menyebutkan pengertian pujian
BAB/BAK BAB/BAK - diskusikan masalah dan frekuensi
- menjelaskan alat dan bahan BAB/BAK
yang dibutuhkan - menjelaskan pentingnya BAB/BAK yang
- menyebutkan cara benar
melakukan BAB/BAK - jelaskan pengetian BAB/BAK
- mempraktekkan cara - jelaskan alat dan bahan yang dibutuhkan
BAB/BAK yang baik - jelaskan cara melakukan BAB/BAK
- latih cara melakukan BAB/BAK
- anjurkan klien mempraktekkan perawatan
diri yang sudah di latih
- beri pujian untuk setiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan BAB/BAK yang baik
- beri pujian untuk setiiap respon klien yang
positif
- masukan pada jadwal kegiatan untuk
Latihan BAB/BAK
Pertemuan V Setelah…X pertemuan klien Latih klien mengendalikan DPD dengan cara
Klien mampu melakukan perawatan diri Latihan kegiatan mandi, berdandan, makan
melakukan dengan Latihan mandi, dengan dan minum, BAB/BAK, dan kegiatan
perawatan diri kriteria : terjadwal
dengan mandiri - mempraktikan Latihan - evaluasi kegiatan. Beri pujian
mandi - latih kegiatan dilanjutkan sampai tak
- mempraktikan Latihan terhingga
dandan - nilai kemampuan yang sudah mandiri
- mempraktikkan Latihan - nilai apakah DPD klien teratasi
makan dan minum
- mempraktikkan Latihan
kegiatan terjadwal
e. Implementasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan rncana tindakan
keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang telah direncanakan perawat
perlu memvalidasi dengan singkatan apakah rencana tindakan masih dibutuhkan
klien sesuai dengan kondisinya saat ini.

f. Evaluasi
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai respon dan efek dari tindakan
keperawatan klien. Evaluasi dilaksanakan secara terus-menerus, membandingkan
respon klien dengan kriteria hasil yang telah ditemukan. Evaluasi dapat
menggunakan pendekatan SOAP. S merupakan respon subjektif klien. O merupakan
respon objektif klien yang dapat diobservasi oleh perawat. A adalah Analisa ulang
data apakah masalah tetap atau muncul baru. P merupakan untuk merencanakan
intervensi selanjutnya
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN
JIWA

RUANG RAWAT : ANGGREK TANGGAL DIRAWAT : 20 MARET


2017

I. IDENTITAS PASIEN

a) Identitas pasien

Nama : Tn. J

Umur : 34th

Status Perkawinan : Sudah


kawin Agama : Islam
Alamat : Jln. Thamrin Rawang painan

DX. Medis : Defisit


Perawatan Diri Tanggal pengkajian
: 23 maret 2017
No .MR 029329

b) Identitas penanggung
jawab Nama klien :
Ny. R
Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Thamrin rawang


painan Hubungan dengan klien : Istri
II. ALASAN MASUK

Keluarga klien mengatakan pasien terlihat depresi, sulit berpakaian, tidak mau
mandi selama 3 hari, badan bau, mengurung diri di dalam kamar dan ia merasa
tidak aman di tempat umum
III FAKTOR PREDISPOSISI

a) faktor predisposisi

a) Riwayat penyakit sekarang

pasien mengeluuh sulit merawat dirinya, sulit berpakaian, dan merasa


depresi. pasien mengatakan sulit untuk berfikir asyik dengan pikirannya dan
bertingkah seperti orang yang depresi. tidak mau mandi selama 3 hari,
badan bau dan tampak kotor.
b) Riwayat penyakit dahulu

Keluarga klien mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat


klien kelas 3 SMA

c) Riwayat penyakit keluarga

Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami


gangguan jiwa.
IV. FISIK

a) Survei umum
Tanda - tanda
vital :
TD = 120/80 mmHg,

N = 70 x/mnt,

S = 37, 2 °C dan

RR = 18 x/mnt.

Berat badan 80 kg, tinggi badan 170 cm

b) Pemeriksaan
Fisik

1. Kepala, leher

 Kepala : rambut pasien kusam, acak-acakan dan kusut, berwarna hitam,


pada saat dipalpasi tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan pada kepala.
 Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak terdapat nyeri tekan.

2. Mata

Bentuk mata simetris, penglihatan baik, tidak memakai alat bantu penglihatan.

3. Telinga

Bentuk simetris, pendengaran baik dibuktikan Tn. J dapat menjawab


pertanyaan perawat, telinga kotor
4. Hidung

Hidung Tn. J simetris, fungsi penciuman baik, tidak terdapat polip.

5. Mulut

Bibir Tn. J simetris, gigi Tn. J kotor, mukosa bibir kering, kotor dan mulut bau.

6. Integumen

Warna kulit sawo matang, kulit tampak kering dan terlihat kotor, turgor
kulit kering
7. Dada

 Dada : Simetris, tidak ada kelainan bentuk, tidak ada sesak nafas

 Abdomen : Tidak ada nyeri tekan pada Abdomen, tidak asietas, tidak
ada luka memar.
 Ekstremitas:

- Ektremitas atas : Tangan kanan terpasang infus,

- Ekstremitas bawah : kedua kaki nyeri, kaki terasa nyeri untuk


berjalan, terdapat luka di kaki kiri pasien.
 Genetalia : Bersih tidak ada kelainan dibuktikan tidak terpasang kateter

V. PSIKOSOSIAL

1. genogram
Keterangan :

: laki-laki : garis pernikahan

: perempuan : garis keturunan

: orang terdekat : bercerai

: pasien x : meninggal

2. Pola istirahat dan tidur

 Sebelum masuk RS : pasien tidak mengalami gangguan tidur. Kualitas tidur


sekitar 3 jam pada siang hari dari jam 12.00 WIB – 15.00 WIB dan 7 jam
pada malam hari dari jam 22.00 WIB – 05.00 WIB
 Setelah masuk RS : kualitas tidur pasien terganggu karena sulit merawat diri,
pasien di RS tidur sekitar 2 jam pada siang hari dari jam 13.00 WIB – 15.00
WIB dan 5 jam pada malam hari dari jam 24.00 WIB – 05.00 WIB.

3. Pola Persepsi dan Kognitif

Pendengeran dan penglihatan pasien tidak mengalami gangguan, pasien masih


bisa mendengar dan melihat dengan jelas, pasien kurang mampu berkomunikasi
dengan lancar.
4. Pola persepsi dan konsep diri

Klien tidak mengalami gangguan persepsi sensori ilusi dan halusinasi, baik itu
halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, dan penghidu.
5. Pola Peran dan Hubungan

Pasien berperan sebagai ayah dan tulang punggung keluarga.

6. Pola reproduksi dan seksual

Selama pernikahan dengan istrinya pasien dikaruniai 1 orang anak. Selama di


RS pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi.
7. Pola Kooping Terhadap Strees

Dalam menghadapi masalah, pasien selalu menyembunyikannya

8. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Pasien tinggal dalam lingkungan muslim. Sebelum sakit ia bisa melakuka


shalat, setelah sakit, klien tidak bisa shalat

VI. STATUS MENTAL

a) Penampilan

Penampilan klien kurang rapi, pakaian kotor dan jarang mandi

b) Pembicaraan

Klien berbicara dengan nada yang pelan dan lambat, jelas dan mudah dimengerti.
Namun klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan kepada orang lain.
c) Aktivitas motoric

Klien tampak lesu, malas beraktivitas, klien lebih sering berdiam diri dan sering
menghabiskan waktunya ditempat tidur.
d) Afek dan Emosi

 Afek klien tumpul, berespon apabila di berikan stimulus yang kuat.

 Emosi klien stabil. Pasien mengatakan saat ini sedih karna tidak pernah
lagi dijenguk keluarganya.
e) Interaksi selama wawancara
Selama wawancara kontak mata klien baik, pasien tampak ragu dalam
menjawab pertanyaan perawat sehingga perawat harus mengulangi beberapa
pertanyaan kepada

klien, tingkat konsentrasi klien baik, ditandai dengan ketika wawancara, klien
terfokus kepada perawat. Selain itu klien tidak memiliki keinginan untuk
berinteraksi kecuali perawat yang memulai.
f) Alam perasaan

Klien mengatakan merasa sedih karena rindu dengan keluarga, klien juga
mengatakan merasa sedih dan marah karena gagal menikah.
g) Tingkat kesadaran

Tingkat kesadaran klien bingung. klien mengalami gangguan orientasi tempat,


terbukti dengan klien mengatakan bahwa dirinya berada di rumah sakit.
Orientasi waktu klien baik di buktikan dengan klien mengetahui hari dan
tanggal.
h) Memori

Klien mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, namun klien


mengalami gangguan mengingat jangka pendek dan saat ini. Dibuktikan
dengan klien masih ingat ketika dibawa ke rumah sakit dan nama perawat yang
setiap hari merawatnya.
i) Tingkat konsentrasi dan berhitung

Klien mampu untuk berkonsentrasi penuh, klien mampu berhitung sederhana


dibuktikan dengan klien dapat menyebutkan perhitungan dari 1-10 dan
sebaliknya dari 10-1.
j) Kemampuan penilaian

Klien tidak ada masalah pada kemampuan penilaian, terbukti dengan pada saat
diberi pilihan mau makan setelah mandi atau mandi setelah makan, klien
memilih makan setelah mandi.
k) Daya tilik diri

Klien mengatakan ia tidak tahu sedang sakit apa, ia bertanya-tanya mengapa


saya diberi obat yang efek sampingnya membuat saya mengantuk dan lemah.
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan

Klien mengatakan setiap kali makan mencuci tangan dan makan sendiri tanpa
bantuan orang lain . Klien mengatakan sering menghabiskan porsi makanan
yang disediakan
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

2. BAB/BAK

Klien mengatakan BAB & BAK di kamar mandi dan klien menyiramnya

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan

3. Mandi

Klien mengatakan dalam sehari mandi 2 kali dengan menggunakan alat mandi
yang benar, namun klien jarang sikat gigi, sehingga giginya tampak kotor dan
klien tidak mencuci rambut dan sabunan.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri :Mandi

4. Berpakaian dan berhias

Klien tidak nampak berhias diruangan, klien mengganti pakaian sehari satu kali
dan menggantinya sendiri. Rambut tidak tertata rapi.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri : Berhias

5. Istirahat dan tidur

Klien mengatakan jadwal tidur siang dan malam tidak menentu, tapi
biasanya : tidur siang : 13.00-15.00
tidur malam : 19.30-04.00

Masalah keperawatan : tidak ditemukan

6. Penggunaan obat

Klien minum obat secara mandiri, klien minum obat secara teratur dengan
dosis yang benar. Klien tidak tahu jenis dan manfaat obat yang diminum.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan
7. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan apabila sakit klien berobat ke puskesmas. Bila menurut


klien sakitnya biasa saja, klien tidak pergi ke dokter (seperti masuk angin, dll).
Dan saat ini klien mengatakan rutin minum obat dan obat yang diminum
sesuai dengan yang diberikan oleh perawat.
Masalah keperawatan : tidak ditemukan

8. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan kegiatan didalam rumah yang paling sering adalah tidur
dan berdiam diri dikamar, tidak ada kegiatan di rumah.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

9. Kegiatan diluar rumah

Klien jarang keluar rumah, apabila keluar rumah pada pagi hari dan hanya pergi
ke ladang dan pulang pada sore hari. Lalu klien pulang berdiam diri di kamar.
Masalah keperawatan : Isolasi Sosi

VIII MEKANISME KOPING

Klien mengatakan apabila memiliki masalah lebih baik menghindar dari


malasah tersebut, dan jika ada masalah, klien akan menceritaan pada istrinya
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien mempunyai masalah dengan lingkungannya, karena jarang berinteraksi


dengan orang lain. Klien lebih suka menyendiri daripada berkumpul dengan orang
lain.

X. KURANG PENGETAHUAN TENTANG

Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit apa, dan ia juga bingung mengapa ia diberi
obat yang efek sampingnya akan membuat ia menjadi mengantuk dan lemah, klien
juga mengatakan saat dirumah pernah diberi obat, namun klien malas untuk
meminum obat tersebut karena akan membuatnya
XI. ANALISA DATA

No Analisa data Masalah keperawatan


1. DS: Defisit perawatan diri

 Klien mengatakan malas untuk


mandi

 pasien mengeluuh sulit merawat


dirinya, sulit berpakaian
DO:.

 Keadaan pasien tampak bau

 Tidak mau mandi/mengenakan


pakaian/makan/ ke toilet

 Minat melakukan perawatan diri


berkurang

 Klien tampak rambut acak-acakan

 kulit tampak kering dan terlihat


kotor, turgor kulit kering

 tampak malas untuk menyisir


rambut dan sulit ganti pakaian

 gigi Tn. J kotor, mukosa bibir


kering, kotor dan mulut bau.

 Kepala : rambut pasien kusam,


acak-acakan dan kusut

 Telinga kotor
2. DS : Isolasi Sosial

 Keluarga pasien mengatakan Tn.


J banyak menghabiskan waktu
dikamar dan merasa tidak
nyaman di tempat umum

DO
 Kontak mata kurang
 Menolak berinteraksi dengan
orang lain

 Klien sering menyendiri

 Afek tumpul (hanya mampu


tertawa saat ada simuluus perawat
tertawa

3. DS : Defisit pengetahuan
Klien mengatakan ia tidak tahu ia sakit
apa, dan ia juga bingung mengapa ia
diberi obat yang efek sampingnya akan
membuat ia menjadi mengantuk dan
lemah.

DO :
Menunjukan persepsi yang keliru
terhadap masalah
XII DAFTAR MASALAH

1. Defisit perawatan diri

2. Isolasi sosial

3. Defisit pengetahuan

XI11. POHON MASALAH

Defisit pengetahuan kurangnya terpapar informasi

Defisit Perawatan Diri: mandi, berdandan

Isolasi Sosial : Menarik Diri

XIV.DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa keperawatan

1. Defisit perawatan diri b.d penurunan


minat
2. Isolasi sosial b.d perubahan
status mental
3. Defisit pengetahuan b.d kurangnya
terpapar informasi

XV. INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana tindakan
Tujuan Kriteria evaluasi Tindakan kep
DX. Kep. Rasional
Defisit TUM: - Klien mampu SP I : 1. Mengetahui
Perawatan Diri menjaga permasalahan
Klien mampu 1. Identifikasi
kebersihan diri yang terjadi
melakukan masalah
secara mandiri pada diri klien
perawatan diri: pera-watan
- Klien 2. Agar klien
higiene. diri:
tahu
TUK I : mampu menye kebersihan
pentingnya
but-kan diri,
Klien dapat
kebersihan
pengertian dan berdandan,
menyebutkan
diri
tanda-tanda makan/min
pengertian dan
3. Memberitahu
kebersihan diri um,
tanda- tanda
klien
- Klien dapat BAK/BAB
kebersihan diri
bagaimana
mengetahui 2. Jelaskan
Klien dapat
cara
pentingnya pentingnya
mengetahui
perawatan diri
kebersihan diri kebersi-han
pentingnya
dan alat yang
diri
kebersihan diri
digunakannya
3. Jelaskan
Klien dapat
4. Agar klien
mengetahui cara dan
bisa
bagaimana cara alat
melakukan
menjaga kebersihan
kebersihan
kebersihan diri. diri
diri secara
4. Latih cara
Mandiri
menjaga
kebersihan
diri: mandi
dan ganti
pakaian,
sikat gigi,
cuci
rambut,
potong
kuku
5. Masukan
pada jadwal
kegiatan
untuk
latihan
mandi, sikat
gigi (2x
sehari), cuci
rambut (2x
perminggu),
potong
kuku (1x
perminggu).
TUK II : Klien Klien mampu SP II : 1. Untuk
dapat mengganti baju 6. Evaluasi
mengetahui
berdandan secara rutin,
kegiatan kemajuan
secara mandiri menyisir rambut
kebersi-han klien dalam
dan memotong
diri. Beri merawat diri
kuku.
pujian. dan sebagai
7. Jelaskan respon positif
terhadap
cara dan alat
tindakan klien
untuk
2. Memberitahu
berdandan
8. Latih cara klien
berdandan bagaimana
setelah cara
kebersihan berdandan dan
diri: sisiran, alat yang
rias muka digunakannya
untuk 3. Agar klien bisa
perempuan; berdandan
sisiran, secara mandiri
cukuran 4. Agar klien
untuk pria. terbiasa
4. Masukan dengan
pada jadwal kegiatan yang
kegiatan telah diajarkan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan.

XVI.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

SP I :
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : Saat ditanya, klien mengatakan
akan menjaga kebersihan dirinya.
- Klien mengatakan malas untuk mandi dan
berdandan, merasa lebih nyaman dengan
O :
kondisi seperti ini ( tidak mau mandi).
- Bila diminta mandi klien marah-marah, - Penampilan klien terlihat lebih rapi
klien tampak rambut acak-acakan dan
- Klien menjawab pertanyaan
banyak kutu, kuku panjang dan hitam, kulit
perawat tentang cara menjaga
kotor, tampak malas untuk menyisir rambut
kebersihan.
dan ganti pakaian harus disuruh petugas

A : Defisit perawatan diri belum


DIAGNOSA :
teratasi

Defisit perawatan diri P : Anjurkan klien untuk menjaga


kebersihan dirinya

THERAPHY :

1. Mengidentifikasi masalah perawatan diri:


kebersihan diri, berdandan,
makan/minum, BAK/BAB.
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

3. Membantu pasien mempraktekkan cara


menjaga kebersihan.
4. Menjelaskan cara menjaga kebersihan.

5. Menganjurkan klien memasukkan dalam


jadwal kegiatan harian.
RTL :

1. Bantu klien cara membersihkan dirinya

2. Ajarkan cara berdandan pada diri klien

SP II:
IMPLEMENTASI EVALUASI
DATA : S : klien mengatakan mau mandi
dan sikat gigi
- Mengatakan tidak mau mandi, tidak mau
sikat gigi, tidak menyisir rambut, tidak mau
O :
ganti baju, tidak mau memotong kuku.
- Rambut klien terlihat panjang dan tampak - Klien tampak lebih bersih
acak-acakan, kuku klien panjang dan kotor.
- Rambut klien terlihat rapi, dan tidak
kotor
DIAGNOSA :

Defisit perawatan diri A : Gangguan berdandan pada diri


THERAPHY : klien (-)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
P :
2. Menjelaskan cara berdandan
- Menganjurkan klien untuk
3. Membantu klien mempraktekkan cara
memasukkan dalam jadwal
harian
Berdandan - Berikan reinforcement atas
usaha yang klien lakukan
4. Menganjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
RTL :

1. Ajarkan klien bagaiman cara


memenuhi kebutuhan makan minum
yang baik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Defisit
perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara mandiri (Keliat, 2010).
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan
perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas
kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik
pada kuku.
Asuhan keperawatan jiwa tediri dari pengkajian, menentukan diagnose keperawatan,
rncana tindakan, implementasi, dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus sesuai
dengan kondisi pasien jiwa yang membutuhkan peawatan.

3.2 Saran
Diharapkan pembaca bisa memahami yang disampaikan penulis mengenai konsep asuhan
keperawatan jiwa tentang deficit perawatan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ernawati, dkk. 2014. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa, Jakarta :
Trans Info Media
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Pusblishing.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Nuha
Medika

Anda mungkin juga menyukai