Anda di halaman 1dari 37

LP DAN SP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Keperawatan Jiwa 2

Dosen Pengampu : Sri Hindriyastuti, S.Kep.,Ns.,M.N

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Puput Setia Widianingsih 2019012199

2. Shinta Elya Nur Arifah 2019012208

3. Wahyu Ismayanti 2019012215

PSIK 5Bp

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS


Tahun 2021
Jl. Lingkar Raya Kudus-Pati Km. 5 Jepang, Mejobo,Kudus
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan LAPORAN PENDAHULUAN
DAN STRATEGI PELAKSANAAN KONSEP DEFISIT PERAWATAN DIRI’’ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas yang diberikan
Dosen Mata Kuliah Keperawatan Jiwa 2.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari semua
pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan.oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen
mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Kudus, 24-09- 2021

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR.............................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Laporan Pendahuluan......................................................................2
A. Pengertian.......................................................................................2
B. Etiologi...........................................................................................2
C. Tanda dan Gejala ...........................................................................4
D. Mekanisme Koping........................................................................5
E. Rentang Masalah............................................................................6
F. Batasan Karakteristik......................................................................7
G. Dampak yang sering timbul pada personal hygiene......................8
2.2 Asuhan Keperawatan ......................................................................9
2.3 Bahasa Bina Saling Percaya..........................................................16
2.4 Pengkajian Keperawatan Jiwa ......................................................17
2.5 Pohon Masalah..............................................................................21
2.6 Diagnosa Keperawatan..................................................................21
2.7 Rencana Tindakan Keperawatan...................................................21
2.8 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ..............................23
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................33
3.2 Saran..............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri (mandi, berias, makan, ke toilet). Beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya perawatan diri kurang (higiene) antara lain sebagai berikut: dalam hal
perkembangannya yaitu: keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif dan ketrampilan terhambat (ketergantungan), biologis yaitu
penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri dan
sosial yaitu adanya kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya.
1.2 Rumusan masalah
1. Laporan Pendahuluan
2. Strategi pelaksanaan
1.3 Tujuan
1. Memberikan informasi terkait defisit perawatan diri pada klien gangguan jiwa
2. Menjelaskan strategi pelaksanaan

BAB II
PEMBAHASAN

1
2.1 Laporan Pendahuluan
A. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalami kelainan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari secara
mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian
kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi. Defisit perawatan diri merupakan
salah satu masalah yang timbul pada pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan jiwa kronis
sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Jenis–Jenis Defisit Perawatan Diri :
a. Defisit perawatan diri : Mandi / kebersihan
Defisit perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Defisit perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Defisit perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan
memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
c. Defisit perawatan diri : Makan
Defisit perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan
aktivitas makan.
d. Defisit perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri
B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut : Kelelahan fisik dan Penurunan kesadaran. Menurut DepKes (2000), penyebab
kurang perawatan diri adalah :
a. Faktor prediposisi
1) Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
2) Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.

2
3) Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri.
b. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.

3
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

C. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Mandi/hygine
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan suber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakan atau mengambil potongan pakaian,
menenggalkan pakaian serta memperoleh atau menukar pakaian. Len juga
memiliki ketidakmampuan dalam mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian,
menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian,
menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakain dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat
tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dari wadah dan memasukannya ke dalam mulut, mengambil
cangkir atau gelas, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Menurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:

a. Fisik
1) Badan bau, pakaian kotor

4
2) Rambut dan kulit kotor
3) Kuku panjang dan kotor
4) Gigi kotor disertai mulut bau
5) Penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi diri
3) Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma
4) Cara makan tidak teratur
5) BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu
mandiri.
D. Mekanisme Koping.
a. Regresi
Kemunduran akibat sters terhadap perilaku dan merupakan ciri khas dari suatu
taraf perkembangan yang lebih dini 
b. Penyangkalan (Denial)
Menyatakan ketidaksetujuan terhadap realitas dengan mengingkari realitas
tersebut. Mekanisme pertahanan ini adalah paling sederhana dan primitif.
c. Isolasi sosial,
menarik diriSikap mengelompokkan orang / keadaan hanya sebagai semuanya
baikatau semuanya buruk, kegagalan unutk memadukan nilai-nilai positif dan
negatif didalam diri sendiri
d. Intelektualisasi
Pengguna logika dan alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
Format/data fokus pengkajian pada klien dengan defisit perawatan diri
(Keliat dan Akemat,2009)
a. Status mental
Penampilan

5
( ) Tidak rapi
( ) Penggunaan pakaian tidak sesuai
( ) Cara berpakaian tidak seperti biasannya
b. Kebutuhan sehari-hari
1. Kebersihan diri
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
2. Makan
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
3. BAB/BAK
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total
4. Berpakain/ Berhias
( ) Bantuan minimal ( ) Bantuan total

E.  Rentang Respon Kognitif
Asuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yng tidak dapat merawat diri
sendiri :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri :
1) Bina hubungan saling percaya 
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan
3) Kuatkan kemampuan klien merawat diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri :
1) Bantu klien merawat diri 
2) Ajarkan keterampilan secara bertahap
3) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari
c. Ciptakan lingkungan yang mendukunga :
1) Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi 
2) Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien
3) Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien

F. Batasan karakteristik
Menurut Nanda-1 (2012) batasan karakteristik klien dengan defisit perawatan diri
adalah :
6
a. Defisit perawatan diri : mandi
1) Ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi
2) Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
3) Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
4) Ketidakmampuan menjangkau sumber air
5) Ketidakmampuan mengatur air mandi
6) Ketidakmampuan membasuh tubuh
b. Defisit perawatan diri : berpakaian
1) Ketidakmampuan mengancing pakaian
2) Ketidakmampuan mendapatkan pakaian
3) Ketidakmampuan mengenakan atribut pakaian
4) Ketidakmampuan mengenakan sepatu
5) Ketidakmampuan mengenakan kaus kaki
6) Ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
7) Ketidakmampuan melepas sepatu
8) Ketidakmampuan melepas kaus kaki
9) Hambatan memilih pakaian
10) Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
11) Hambatan mengambil pakaian
12) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh bawah
13) Hambatan mengenakan pakaian pada bagian tubuh atas
14) Hambatan memasang sepatu
15) Hambatan memasang kaus kaki
16) Hambatan melapas pakaian
17) Hambatan melepas sepatu
18) Hambatan melepas kaus kaki
19) Hambatan menggunakan alat bantu
c. Defisit perawatan diri : makan
1) Ketidakmampuan mengambil makanan
2) Ketidakmampuan mengunyah makanan
3) Ketidakmampuan menghabiskan makanan
4) Ketidakmampuan menempatkan makanan ke perlengkapan makan
5) Ketidakmampuan menggunakan perlengkapan makan

7
6) Ketidakmampuan memakan makanan dalam cara yang dapat diterima secara
sosial
7) Ketidakmampuan memakan makanan yang aman
8) Ketidakmampuan memakan makanan dalam jumlah memadai
9) Ketidakmampuan memanipulasi makanan dalam mulut
10) Ketidakmampuan mengambil gelas dan cangkir
11) Ketidakmampuan menelan makanan
d. Defisit perawatan diri : toileting
1) Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
2) Ketidakmampuan menyiram toilet atau kursi buang air (commode)
3) Ketidakmampuan naik ke toilet atau commode
4) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian untuk eliminasi
5) Ketidakmampuan berdiri dari toilet atau commode
6) Ketidakmampuan untuk duduk ditoilet atau commode

G. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.


a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah :
Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.2 Asuhan Keperawatan


1. Pengakajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kepada pasien dan
keluarga.
Tanda dan gejala defisist perawatan diri yang dapat ditemukan dengan wawancara,
melalui pertanyaan sebagai berikut :
a. Coba ceritakan kebiasaan/cara pasien dalam membersihkan diri?

8
b. Apa yang menyebabkan pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi
dan menggunting kuku?
c. Bagaimana pendapat pasien tentang penanmpilan dirinya? Apakah pus dengan
penampilan sehari-hari pasien.
d. Berapa kali sehari pasien menyisir rambut, berdandan, bercukur (untuk laki-laki )
secara teratur?
e. Menurut pasien apakah pakaian yang digunakan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilakukan?
f. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan pasien mandi sehari-hari? Peralatan mandi
apa saja yang digunakan pasien?
g. Coba ceritakan bagaimana kebiasaan makan dan minum pasien?
h. Menurut pasien apakah alat makan yang digunakan sesuai dengan fungsinya?
i. Coba ceritakan apa yang pasien lakukan ketika selesai BAB/BAK?
j. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB/BAK setelah BAB/BAK?
k. Tanyakan mengenai pengetahuan pasien mengenai cara perawatan diri yang
benar?
Tanda dan gejala defisit perawatan diri yang dapat ditemukan melalui observasi adalah
sebagai berikut :
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit kotor,
berdaki/bau, kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-acakan,
oakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makanan dan minum secara mandiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada kartu status pasien di
contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut :
Data : Pasien mengatakan belum mandi, rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan
bau, kuku panjang dan kotor. Rambut acak-acakan, tidak disisir, pakaian kotor dan
tidak rapi, pakaian tidask susuai, makan dan minum diambilkan oleh keluarga, makan

9
berceceran, dan tidak makan pada tempatnya, tidak menyiram dan membersihkan diri
setelah BAB/BAK.

 Pohon masalah defisit perawatan diri

Isolasi sosial

Effect

Defisit perawatan diri

Core problem

Koping individu tidak efktif

Causa

2. Diagnosa keperawatan defisit perawatan diri


Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan gejala defisit perawatan
diri, maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah
Defisit perawatan diri : kebersihan diri, berdandan, makan dan minum, BAB
dan BAK.

3. Rencana keperawatan Defisit perawatan diri dalam bentuk strategi pelaksanaan

Klien Keluarga
SPIP SPIK
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang di rasakan
kebersihan diri keluarga dalam merawat pasien.
2. Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala,
3. Membantu pasien mempraktikkan defisit perawatan diri yang di alami pasien
cara menjaga kebersihan diri beserta prosesterjadinya.
10
4. Menganjurkan pasie memasukkan 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien defisit
dalam jadwal kegiatan harian. perawatan diri.
SP2P SP2K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
harian pasien. pasien dengan defisit perawatan diri.
2. Menjelaskan cara makan yang 2. Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat
baik langsung kepada pasien defisit perawatan diri.
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara makan yang baik.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP3P SP3K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas
harian pasien. di rumah termasuk minum obat (discharge
2. Menjelaskan cara eliminasi yang planning).
baik. 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
3. Membantu pasien
mempraktikkan cara eliminasi
yang baik
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
SP4K
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien.
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktikkan
cara berdandan.
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

Tindakan keperawatan untuk pasien defisist perawatan diri


1) Membina hubungan saling percaya dengan cara
11
a. Mengucapka salam setiap berinteraksi dengan pasien
b. Berkenalan dengan pasien : perkenalkan nama dan nama panggilan yang
perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan
c. Menanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d. Buat kontrak asuhan : apa yang akan dilakukan bersama pasien, berapa lama
akan dikerjakan dan tempatnya diman
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yangdiperoleh untuk
kepentingan terapi
f. Setiap saat tunjukan rasa empati pada pasien
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan
2) Melatih pasien cara-cara kebersihan diri
Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, perawat dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi :
a. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
b. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d. Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri
3) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : berpakaian, menyisir rambut, dan
bercukur
Untuk pasien perempuan, latihannya meluputi : berpakaian, menyisir rambut dan
berhias
4) Melatih pasien makan dan minum secara mandiri
Untuk melatih makan dan minum pasien, perawat dapat melakukan tahapan
sebagai berikut :
a. Menjelaskan kebutuhan kebutuhan makan perhari dewasa 2000-2200 kalori
untuk perempuan dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari
makan dan minum 8 gelas 2500 ml dan cara makan dan minum
b. Menjelaskan cara makan dan minum yang tertib
c. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan dan minum setelahmakan dan
minum
d. Mempraktikkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
5) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK cecara mandiri

12
Perawat dapat melatih pasien untuk BAB/BAK mandiri sesuai tahapan berikut :
a. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
c. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB/BAK
d. Mempraktikan BAB/BAK dengan baik
4. Dokumentasi
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan pasien dan
keluarga (pelaku rawat), berikut ini contoh pendokumentasian asuhan keperawatan
defisit perawatan diri pada kunjungan keempat
Implementasi Evaluasi
Tanggal : jam : S : Pasien
Data : - Pasien mengatakan sudah melakukan
Data pasien dan kemampuan mandi sehari 2 kali, sikat gigi (2 kali
Pasien tampak bersih, badan dan rambut per hari), cuci rambut (2 kali per
bersih dan tidak bau, rambut sudah minngu), potong kuku (1 kali
disisir rapi, wajah menggunakan bedak, perminggu), berdandan dan
kuku pendek dan bersih, gigi bersih dan mengganti pakaian dua klai sehari
tidak bau, pakaian bersih dan sesuai, sehabis mandi pagi dan sore, makan 3
dapat mengambil makan sendiri, makan kali sehari, dan minum 6-8 gelas
pada tempatnya, kemampuan pasien sehari. BAB/BAK dikamar mandi
mandi 2 kali sehari, menggosok giig 2 S : keluarga
kali sehari , keramas sudah 1 kali, 1. Keluarga mengatakan anaknya dapat
gunting kuku 1xseminngu, berdandan melakukan kegiatan sesuai jadwal
dan berpakaian, makan dan minum 2. Keluarga mengatakan senang dapat
( semua kegiatan dilakukan secara membimbing anaknya untuk
mandiri), pasien mengatakan kadang melakukan kebersihan diri
masih suka BAK sembarangan 3. Keluarga mengatakan akan terus
memotivasi anaknya unutk
Data keluarga dan kemampuan melakukan sesuai jadwal
Keluarga mengatakan sudah mengetahui 4. Keluarga mengatakan akan berobat
apa itu kebersihan diri , kurang rutin ke puskesmas dan mencegah
perawatan diri, tanda dan gejala serta agar anaknya tidak kambuh lagi
proses terjadinya masalah. Keluarga
mampu melatih dan membimbing pasien O : Pasien
13
cara melakukan perawatn diri, 1. Pasien tampak bersih, badan rambut
berdandan/berpakaian, makan/minum. bersih dan tidak bau, rambut sudah
disisir rapi, wajah menggunakan
DK : bedak, kuku pendek dan bersih, gigi
Defisit perawatan diri bersih dan tidak bau.
2. Pasien mandi 2x sehari, dilakukan
Intervensi : sendiri, sikat gigi (2 kali per hari),
Tindakan ke pasien cuci rambut (2 kali per minngu),
Evaluasi kegiatan kebersihan diri, potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan, makan dan minum. Beri berdandan dan mengganti pakaian
pujianjelaskan cara BAB/BAK yang dua klai sehari sehabis mandi pagi
baik, melatih BAB/BAK yang baik, dan sore, makan 3 kali sehari, dan
maemasukan pada jadwal kegiatan untuk minum 6-8 gelas sehari. BAB/BAK
melatih kebersihan diri, berdandan, dikamar mandi
makan dan minum dan BAB/BAK.
O : Keluarga
Tindakan ke keluarga 1. Keluarga tampak melatih dan
Evaluasi kegiatan kelaurga dalam membimbing cara merawat diri dan
merawat/melatih pasien kebersihan diri, berdandan dan makan dan minum,
berdandan,makan dan minum. Beri BAB/BAK pada anaknnya
pujian, membimbing keluarga 2. Keluarga kooperatif
BAB/BAK, pasien. Jelaskan follow up 3. Keluarga mengerti tanda-tanda
ke PKM, tanda kambuh, anjurkan kekambuhan dan control teratur ke
membantu pasien sesuai jadwal dan puskesmas
memberikan pujian.
RTL : A:
Pasien Pasien mampu melakukan kebersihan
Melakukan kebersihan diri sesuai jadwal diri, berdandan, makan munum dan
Keluarga BAB/BAK
Memotivasi dan membimbing untuk
melakukan kebersihan diri sesuai jadwal. P:
Follow up ke puskesmas dan pencegahan P Untuk Pasien
kekambuhan Pasien mandi 2x sehari, dilakukan sendiri,

14
sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2
kali per minngu), potong kuku (1 kali
perminggu), berdandan dan mengganti
pakaian dua klai sehari sehabis mandi
pagi dan sore, makan 3 kali sehari, dan
minum 6-8 gelas sehari. BAB/BAK
dikamar mandi

P untuk Keluarga
Memotivasi dan membimbing pasien
sesuai jadwal : mandi 2x sehari,
dilakukan sendiri, sikat gigi (2 kali per
hari), cuci rambut (2 kali per minngu),
potong kuku (1 kali perminggu),
berdandan dan mengganti pakaian dua
klai sehari sehabis mandi pagi dan sore,
makan 3 kali sehari, dan minum 6-8 gelas
sehari. BAB/BAK dikamar mandi

2.3 BHSP ( Bina hubungan saling percaya )


 Fase orientasi
Perawat : selamat pagi bapak, perkenalkan saya perawat dewi, saya perawat yang
bertugas disini , kalau boleh tau nama bapak siapa? Dan senang dipanggil apa?
Pasien : selamat pagi, nama saya bapak l, panggil saja bapak l
Perawat : boleh saya berbicara dengan bapak
Pasien : iya boleh
 Fase kerja
Perawat : baiklah bapak maunya kita berbicara disini atau ditempat lain:
Pasien : disini saja suster
Perawat : disini!, baiklah kalau begitu, pak kita akan berbincang-bincang sekitar 10
menit ya, sekarang bagaimana perasaannya bapak?
Pasien : saya merasa baik
15
Pasien : oo, kalau boleh tau kenapa sampai bapak dibawa kemari?
Pasien : saya suka kejar-kejar orang , jadi keluarga membawa saya kemari
Perawat : oo jadi begitu, terus kenapa sekarang suster liat penampilannya acak-acakan
Pasien : tidak apa”, saya suka begini
Perawat : tapi sebaiknya, bapak penampilannya harus rapi, mau saya bantu dalam
perwatan diri pak?
Pasien : iya boleh
 Fase terminasi
Perawat : baiklah bapak nanti saya datang kembali jam 10, kita akan berincang-
bincang lagi mengenai perawatan diri ya pak, bgaimana apakah tempatnya disini lagi?
Pasien : iya disini sja
Perawat : ok kalau begitu saya permisi dulu dan akan kembali jam 10 ya pak
SOAP :
S : “selamat pagi, nama saya bapak l, panggil saja bapak l”, “saya merasa baik”, “saya
suka kejar-kejar orang dan keluyuran keluar rumah, jadi keluarga membawa saya
kemari”, “tidak apa, saya suka begini”, “iya boleh”, “iya disini sja”
O: - Pasien menjawab salam
- Membalas jaba tangan
- Pasien mau berbicara dan Menjawab setiap pertanyaan
A : BHSP Terbina
P : Lanjutkan SP1P

2.4 Pengkajian keperawatan jiwa

Ruangan rawat : Ruang manggis Tanggal dirawat : 16 Oktober 2018


I. IDENTITAS PASIEN
Initial : Tn l (L) Tanggal Pengkajian : 19 Oktober 2018
Umur : 30 Tahun RM No. : 202012
Informan : Ibu Pasien
II. ALASAN MASUK
a. Keluhan masuk MRS

16
Pasien masuk RSJ pada tanggal 16 oktober 2018 diantar oleh keluarga dengan
keluhan sering mengamuk dirumah, mengejar orang tanpa alas kaki dan sering
keluyuran. suka berbicara sendiri, berteriak-teriak di jalan tanpa memakai baju
b. Keluhan saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian pasien terlihat tidak bersemangat, malas bicara,
penampilan pasien tidak rapi, badan kotor dan bau, kuku panjang dan kotor,
rambut acak-acakan. Pasien mengatakan malas mandi dan malas untuk
beraktivitas.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah
mengalami aniaya fisik pada saat remaja oleh temannya, tidak pernah mengalami
aniaya seksual dan kekerasan dalam keluarga. Pernah mengalami tindakan kriminal
pemukulan oleh temannya. Pasien mengatakan didalam keluarganya tidak ada
riwayat gangguan jiwa, saat remaja sering mendapatkan perlakuan bullyng oleh
teman-temannya karena miskin dan keluarga broken home. Pasien mengatakan
pernah mencoba tindakan bunuh diri dengan memotong pergerangan tangan dengan
pisau
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: 140/80 mmHg N : 84x/mnt S: 36o c P: 24x/mnt
2. Ukur : TB: 165 cm BB: 60 kg
3. Keluhan Fisik : pasien mengatakan merasa sakit pada kandung kemihnya sering
kencing

V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram :

Ket :

17
Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Tinggal serumah

2. Konsep diri
a. Gambaran diri : Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus, badan bau. Dan
jelek. Pasien menyukai wajahnya dan tidak menyukai dengan rambutnya
karena panjang.
b. Identitas diri : Pasien menerima dirinya laki-laki, pasien mengatakan
sebelum masuk RSJ dia bekerja sebagai satpan di Bank dan dia sangat
senang bekerja diasana.
c. Peran : pasien mengatakan dalam keluarga dia sebagai tulang punggung
semenjak ayahnya pergi meninggalkan keluarganya
d. Ideal diri : pasien mengatakan ingin terlihat lebih tinggi dan tampan. Pasien
berharap segera bisa pulang dan dapat diterima lagi di dalam keluarga dan
masyarakat.
e. Harga diri : pasien mengatakan sudah tidak ada yang perduli lagi kepadanya
dan ia merasa tidak berguna lagi serta tidak dapat melakukan apa-apa
dengan keadaannya sekarang
3. Hubungan sosial
Pasien mengatakan orang yang sangat berarti dihidupnya adalah ibunya, dan
kedua adiknya. Pasien jarang mengikuti kegiatan sosial dan aktivitas di
lingkungannya karena merasa malu dan minder kepada orang banyak
4. Spiritual
Pasien mengatakan tidak ingin melakukan ibadah dengan keadaannya seperti
sekarang.
5. Status mental
a. Penampilan : pasien terlihat tidak rapi, rambut acak-acakan dan
menggunakan pakaian tidak sesuai

18
b. Pembicaraan : saat berkomunikasi pasien berbicara dengan lambat namun
mengerti dan merespon dengan baik alur pembicaraan
c. Aktivitas motorik : pasien terlihat gelisah dan sering menggaruk-garuk
badannya
d. Alam perasaan : pasien terlihat sedih dan murung
e. Afek : pasien terlihat labil, emosinya cepat berubah-ubah
f. Interaksi selama wawancara : selama wawancara pasien tidak menatap
(kontak mata - )
g. Persepsi : pasien mengatakan tidak mengalami halusinasi
h. Proses pikir : saat berkomunikasi pasien berbicara berbelit-belit tapi sampai
pada tujuan pembicaraan ( sirkumtansial)
i. Isi pikir : pasien mengatakan merasa sedih bila membayangkan perpisahan
keluarganya
j. Tingkat kesadaran : (strupor) pasien mengerti dan menjawab semua
pertanyaan
k. Memori : pasien masih mengingat kejadian-kejadian pada masa lalunya
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung : saat di suruh berhitung pasien sering
salah dan meminta untuk diulang kembali
m. Kemampuan penilaian : (gangguan penilaian bermakna) pasien tidak mampu
mengambil keputusan walaupun sudah diberi penjelasan
VI. Analisa data
Data Masalah
DS : Defisit perawatan diri
a. Pasien merasa lemah
b. Pasien merasa tidak berdaya
c. Pasien mengatakan malas untuk mandi
d. Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
DO :
a. Pasien terlihat kotor
b. Pasien tercium bau
c. Pasien terlihat lesu
d. Penampilan tidak rapi
e. Menggunakan pakaian tidak sesuai
f. Kuku panjang dan kotor
19
g. Rambut acak acakan
DS :
a. Pasien mengatakan tidak mau berinteraksi isolasi sosial
b. Pasien mengatakan malas bicara
DO :
a. Kontak mata kurang
b. Berbicara berbelit-belit
c. Pembicaraan lambat namun tepat tujuan
DS : Harga diri rendah
a. Pasien mengatakan tubuhnya terlalu kurus
b. Pasien mengatakan Merasa jelek.
c. Pasien merasa tidak berguna lagi
d. Pasien mengatakan merasa malu dan minder
kepada orang banyak
DO :
a. Kontak mata kurang
b. Menghindar dari orang lain
c. Menarik diri

2.5 Pohon masalah


Isolasi sosial

Effect

Core problem

Core problem

Koping individu tidak efktif

Causa

2.6 Diagnosa keperawatan

20
1. Defisit perawatan diri
2. isolasi sosial
3. Harga diri rendah
2.7 Rencana tindakan keperawatan
PERENCANAAN
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
Defisit Perawatan Pasien mampu SP.1 (Tgl 19 oktober 2018)
Diri  Melakukan kebersihan 1. Identifikasi
diri secara mandiri a. Kebersihan diri
 Melakukan b. Berdandan
berhias/berdandan secara c. Makan
baik d. BAB/BAK
 Melakukan makan 1. Jelaskan pentingnya kebersihan
dengan baik diri

 Melakukan BAB/BAK 2. Jelaskan alat dan cara kebersihan


secara mandiri diri

Kriteria evaluasi 3. ..................

Setelah 3 kali pertemuan 4. Masukan dalam jadwal kegiatan


pasien dapat menjelaskan pasien
SP.2 (Tgl 20 oktober 2018)
pentingnya :
1. Evaluasi SP.1
a. Kebersihan diri
2. Jelaskan pentingnya berdandan
b. Berdandan/berhias
3. Latih cara berdandan untuk
c. Makan
laki-laki
d. BAB/BAK
- Berpakaian
e. Dan mampu
- Menyisir rambut
melakukan cara
- Bercukur
merawat diri
4. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP.3 (Tgl 20 oktober 2018)
1. Evaluasi kegiatan SP.1 dan SP.2
2. Jelaskan cara dan alat makan
yang benar
a. Jelaskan cara
mempersiapkan makanan
21
b. Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
c. Peragakan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
d. Praktikan makan sesuai dengan
tahapan makanan yang baik
3. Latih kegiatan makan
4. Masukan dalam jadwal kegaiatn
pasien
SP.4 (Tgl 21 oktober 2018)
1. Evaluasi kemampuan pasien
yang lalu SP.1,SP.2 dan SP.3
2. Latih cara BAB/BAK yang
sesuai
a. Jelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
a. Jelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK

2.8 Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan


 Kondisi pasien
Ds : - Pasien merasa lemah
- Pasien merasa tidak berdaya
- Pasien mengatakan malas untuk mandi
- Pasien mengatakan malas untuk beraktivitas
Do : - Pasien terlihat kotor
- Pasien tercium bau
- Pasien terlihat lesu
- Penampilan tidak rapi
- Menggunakan pakaian tidak sesuai
- Kuku panjang dan kotor
- Rambut acak acakan

Dx : Defisit perawatan diri


22
Intervensi : Lakukan SP1P
1. Identifikasi
a. Kebersihan diri
b. Berdandan
c. Makan
d. BAB/BAK
2. Jelaskan pentingnya kebersihan diri
3. Jelaskan alat dan cara kebersihan diri
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien

1. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP1P


Tanggal 19 oktober 2018 (jam 10.00)
1. Fase orientasi
a. Salam teraupetik
“ Selamat Pagi pak, masih ingat dengan saya?
b. Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak hari ini ?”
c. Kontrak
- Topik
“bapak sesuai dengan janji kita tadi bahwa kita akan berbincang-bincang
Mengenai kebersihan diri
- Waktu
“ berapa lama bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja?
- Tempat
“ di mana bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah... di
ruangan ini
2. Fase kerja
“ kalau boleh tau Berapa kali bapak l mandi dalam sehari? Apakah bapak l
sudah mandi hari ini,” Menurut bapak apa kegunaannya mandi ? terus Apa
alasan bapak sehingga tidak bisa merawat diri”, Menurut bapak apa

23
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri”, “ iya betul, menjaga
kebersihan diri membuat tubuh kita menjadi bersih, terbebas dari penyakit dan
lebih enak dipandang, Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak  merawat diri
dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? “, “Kalau
kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut bapak yang
bisa muncul “,” iya benar, sekarang Berapa kali cukuran dalam seminggu?
Kapan cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat  yang
diperlukan?, “ Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?.
Nanti bisa minta ke perawat ya. Berapa kali bapak makan sehari? Apa pula
yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus mencuci tangan setelah
makan, terus Di mana biasanya berak/kencing? Bagaimana
membersihkannya?” Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu
WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun.
Menurut kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan”, “Benar sekali..terus bukan hanya handuk perlu
menyiapkan pakaian ganti, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Ok
Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing
bapak melakukannya.” Sekarang siram seluruh tubuh bapak termasuk rambut
lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala bapak sampai berbusa lalu bilas
sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh
tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi
pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi
bapak mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai
bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh sampai bersih lalu keringkan dengan
handuk. Bapak bagus sekali melakukannya. Selanjutnya pakai baju dan sisir
rambutnya dengan baik.
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah mandi dan mengganti pakaian?
2) Evaluasi objektif
sekarang coba sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah bapak lakukan tadi, tanda-tanda bersih dan rapi

24
b. Tindak lanjut
Bagus sekarang kita masukan semua yang telah bapak lakukan tadi ked
alam jadwal kegiatan harian ya,.sehari mau berapa kali bapak mandi dan
sikat gigi...? Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach...
lakukan ya pak ..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri )
kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru
dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani?
c. Kotrak waktu
Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke? Pagi-pagi sehabis makan ya,
besok saya datang jam 8, tempatnya disini lagi,

 Evaluasi :
S : ” iya suster dewi kan”, ” iya, disini saja”, ”iya boleh”, ”saya jarang mandi, dan
hari ini saya belum mandi”, ” supaya harum, saya tidak mandi karena saya tidak
suka disuruh mandi sama perawat disini”, ”supaya tubuh bersih”, ” bau badan,
kulit kotor, rambut kusut, banyak sih suster”, ” gatal ada kudis, kutu”, ” saya
cukuran sebulan sekali, terakhir cukuran bulan lalu,gunakan cukuran supaya
rapi”, ” 2 kali, setelah makan cuci tangan”, ”saya berak dan kencing di wc habis
berak saya siram”, ”pakai gayung terus ambil air dibak lalu disiram dibadan,
sebelum mandi siapkan handuk”, ”ok sekarang saya mau”, ” tubuh saya segar
dan harum”, ”cara mandi yang baik pakai sabun, sampo, mengosok gigi dan
siapkan handuk”, ”saya senang dan segar”, ” badan bersih, wangi, mulut bersih”,
” dua kali”.
O :- Pasien mau mendengarkan tentang pentingnya kebersihan diri
- Pasien tau manfaat kebersihan diri
- Pasien tau akibat tidak membersihkan diri
- Pasien mau melakukan kebersihan diri
- Pasien tau cara melakukan kebersihan diri
A : SP1P Tercapai
P : Lanjutkan SP2P pada tanggal 20 oktober 2018 (jam 09.00)

25
2. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP2P
Hari/Tanggal : Tanggal 20 Oktober 2018
Jam : (jam 09.00)
a. Kondisi Pasien
Dx : Defisit perawatan diri
Intervensi :
1. Evaluasi SP.1
2. Jelaskan pentingnya berdandan
3. Latih cara berdandan untuk laki-laki
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
4. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien
b. Strategi komunikasi tindakan keperawatan
1. Fase Orientasi
Selamat pagi Pak l? ,Masih ingat dengan saya?
a. validasi
Bagaimana perasaan bpk hari ini?
b. Kontrak
- Topik

26
sesuai janji kemarin kita akan latihan berdandan kan apa bapak sudah
siap ?
- Waktu
sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama
15 menit... bagaimana menurut bapak?
- Tempat
“kesepakatan kita kemarin!! Kita akan melakukannya disini... apakah
bapak setuju?”
2. Fase kerja
Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ? apa bapak sudah ganti baju?,
sekarang Coba kita praktekkan, lihat ke cermin, terus bapak sisiran, Apakah
bapak suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur, sebaiknya 2 kali seminggu
pak, Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ,
oke ini cukurannya, coba bapak lakukan sendiri

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan
2) Evaluasi objektif
Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi
b. Tindak lanjut
Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju
seperti tadi ya! Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam
berapa, lalu sore jam berapa ?
c. Kontrak yang akan datang
Baiklah pak, Nanti siang jam 12.30 kita latihan makan yang baik. Diruang
makan bersama dengan pasien yang lain.
 Evaluasi :
S : ‘‘sudah suster saya baru habis mandi sesuai dengan jadwal , dan sekarang saya
merasa segar”, “setelah mandi saya pergi sama teman sus, tapi saya belum ganti
baju masih pakai baju yang tadi malam”, “jadi saya ganti baju ya sus, kalau
begitu tunggu sebentar“, ‘‘saya belum sisiran sus“, ‘‘seperti ini melakukannya

27
kan suster”, “saya terlihat lebih ganteng“,‘‘ mengganti pakaiannya yang bersih
dan kering, menyisir rambut dan mencukur jenggot“,‘‘ iya, kalau pagi jam 09.00
dan sore 16.00“.
O:- Pasien Kooperatif
- Pasien melakukan cara berdandan dengan baik
- Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian setiap pagi pukul 09.00 dan
sore 16.00
A : SP2P Tercapai
P : Lanjutkan SP3P jam 12.30

3. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP3P


Hari/Tanggal : Tanggal 20 Oktober 2018
Jam : 12.30
a. Kondisi Pasien
Dx : Defisit perawatan diri
Intervensi :
1. Evaluasi kegiatan SP.1 dan SP.2
2. Jelaskan cara dan alat makan yang benar
a. Jelaskan cara mempersiapkan makanan
b. Jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
c. Peragakan cara merapikan peralatan makan setelah makan
d. Praktikan makan sesuai dengan tahapan makanan yang baik
e. Latih kegiatan makan
f. Masukan dalam jadwal kegaiatn pasien
b. Strategi komunikasi tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a) Komunikasi teraupetik
Selamat siang, Bapak I, Wow...masih rapi dech, masih ingat dengan saya
b) Validasi
bagaimana perasannya sekarang ?
c) Kontrak
- Topik

28
sesuai janji kita tadi Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan
yang baik.
- Waktu
Kita akan latihannya sekitar 20 menit ya
- Tempat
Sesuai kesepakatan kita akan melakukannya di meja makan bersam
teman-teman yang lain
2. Fase kerja
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana bapak
biasa makan?” apa yang yang kita lakukan sebelum makan?, setelah itu apa
yang harus kita lakuakan? Bagus.. Mari kita makan.. saat makan kita harus
menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, Ayo...sayurnya
dimakanya.”,iya betul, Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor
lalu kita cuci, kita akhiri dengan cuci tangan.
3. Fase terminasi
a. Evaluasai subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita makan bersama-sama
b. Evaluasi objektif
Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan,
c. Tindak lanjut
bapak lakukan seperti tadi setiap makan, sekarang kita masukan dalam
jawal kegiatan,
d. Kontrak yang akan datang
Besok kita ketemu lagi untuk latihan perawatan diri BAB / BAK yang baik,
bagaiman kalau jam 10.00
 Evaluasi :
S : ” saya kalau makan di ruang makan bersama teman-teman, terus kalau datang
makanan saya langsung makan“,‘‘ jadi harus cuci tangan dulu ya,“ baiklah suster,
seperti ini menggunakan sabun kan“,“ harus berdoa juga, baikalah“,“ harus pelan-
pelan, supaya tidak tumpah ya suster“,“ diangkat piring dan gelasnya ya suster,
bawa ke belakang ini“,“ cuci tangan, seperti tadi”,” cuci tangan, duduk yang baik,
ambil makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.”
O:- Pasien kooperratif

29
- Pasien mampu melakukan cuci tangan dengan baik
- Pasien mampu berdoa sebelum makan
- Pasien mampu makan dengan baik dan membersihkan semua alat makan
- Pasien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian setiap pagi ,siang dan sore
A : SP3P Tercapai
P : Lanjutkan SP4P pada tanggal 21 oktober 2018 pada jam 10.00

4. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan SP4P


Hari/Tanggal : Tanggal 21 Oktober 2018
Jam : 10.00
a. Kondisi
Dx : Defisit perawatan diri
Intervensi :
1. Evaluasi kemampuan pasien yang lalu SP.1,SP.2 dan SP.3
2. Latih cara BAB/BAK yang sesuai
3. Jelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b. Strategi komunikasi yindakan keperawatan
1) Fase orientasi
a) Komunikasi teraupetik
Selamat pagi bapak,
b) Validasi
Bagaimana perasaan hari ini ? sudah lakukan semua sesuai denagn jadwal
dan sudah dicontreng seperti yang suster suruh
c) Kontrak
bagus sekali,. Sekarang bapak sesuai janji kemarin Kita akan membicarakan
tentang cara berak dan kencing yang baik, Kira-kira 20 menit ya...dan
dimana kita duduk?
2) Fase Kerja
Dimana biasanya bapak berak dan kencing?, Benar bapak , berak atau kencing
yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada
saluran pembuangan  kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang
tempat ya.....”  , Sekarang, coba bapak jelaskan kepada saya bagaimana cara

30
Tono  cebok?”  Sudah bagus ya bapak , yang perlu diingat saat bapak cebok
adalah bapak membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan
pastikan tidak ada  tinja/air kencing  yang masih tersisa di tubuh bapak” benar,
Setelah bapak selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC.  Jika bapak
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti bapak ikut  mencegah
menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing.” iya,
Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, apa yang dilakukan?

3) Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita membicarakan tentang cara
berak/kencing yang baik?
b. Evaluasi objektif
Coba jelaskan ulang tentang cara BAB? BAK yang baik, Bagus sekali,
bapak sudah jau lebih paham sekarang, Untuk selanjutnya bapak bisa 
melakukan cara-cara   yang telah dijelaskan tadi secara mandiri.
c. Tindak lanjut
Nach... bapak besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana
bapak bisa melakukan jadwal kegiatannya
 Evaluasi :
S : ” sudah, saya sudah lakukan semua sesuai denagn jadwal dan sudah dicontreng
seperti yang suster suruh”,” berak dan kencing di wc, di sebelah sana”.” ceboknya
pakai tangan kiri kan suster kalau kanan untuk makan”,” menjegah penyebaran
kuman ya suster”,” pakai celana, terus pergi”,” cuci tangan pakai sabun juga,
baiklah suster”,” saya jadi tau cara yang benar untuk berak/kencing”,”
berak/kencing di kamar mandi, menyiram setelahnya, cebok dengan bersih, pakai
celana kembali dengan rapi dan cuci tangan”
O:- Pasien kooperatif
- Pasien antusias dalam perawatan diri BAB/BAK
- Pasien dapat menyebutkan cara BAB/BAK yang benar
A : SP4P Tercapai

31
P : Lanjutkan evaluasi tentang semua cara perawatan diri yang benar terhadap pasien

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan

32
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Mengemukakan bahwa
Personal Higiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. juga mengemukakan
bahwa higiene personal atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam
memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperolah kesejahteraan
fisik dan psikologis.

3.2 Saran
Keluarga jangan terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif dan ketrampilan tidak terhambat (ketergantungan)

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier

Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. (2015). Buku Ajar
Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika

Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: CMHN(Basic


Course). Jakarta: EGC

Fitria Nita.2009.Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan


Srategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan(LP dan SP).Jakarta:Salemba Medika.

33
Damaiyanti Mukhripah,dkk.2012.Asuhan Keperawatan Jiwa.Bandung: PT Refika
Aditama

Hoesny, Rezkiyah,.2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Defisit


Perawatan Diri diakses dari http://repositori.uin-alauddin.ac.id/3358/1/Rezkiyah
%20Hoesny.pdf pada 14 Juni 2018

Neri, Silvia,.2018. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan diakses dari


https://www.academia.edu/6822348/STRATEGI_PELAKSANAAN_TINDAKAN_KEP
ERAWATAN_SP-1_Pasien_Defisit_Perawatan_Diri_Pertemuan_Ke-1 pada 14 Juni
2018

Shinzu, Bekti,.2018. Defisit Perawatan Diri LP SP diakses dari


https://www.academia.edu/35135428/Defisit_Perawatan_Diri_LP_SP pada 14
Juni 2018

34

Anda mungkin juga menyukai