Disusun oleh :
Nur nafi’ah (2019012197)
Segala Puji Bagi Allah SWT atas nikmat yang sudah diberikan, penulis sudah dapat membuat
serta menyelesaikan laporan Praktik klinik keperawatan gawat darurat atau (mengenal trolly
emergency). Adapun pembuatan laporan ini ditujukan sebagai syarat target kompetensi dari
mata kuliah keperawatan gawat darurat. Saya dapat menyelesaikan praktik klinik dengan baik
tidak lepas berkat bantuan pembimbing ruangan serta perawat ruangan IGD RSUD dr. R
Soetrasno Rembang.
Begitu juga dengan pembuatan laporan praktik klinik ini tidak lepas dari bantuan teman-
teman kuliah serta bimbingan dari banyak pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak
terima kasih.
Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih banya kekurangan, sehingga penulis
secara terbuka menerima setiap kritik dan saran dari pembaca. Laporan praktik klinik
keperawatan gawat darurat yang ditulis ini semoga bisa dijadikan sebagai referensi bagi
pembaca terutama mahasiswa dengan satu program studi yang sama.
TROLLY EMERGENCY
No NAMA ALAT DESKRIPSI & FUNGSI
1. DEFRIBILATOR
6. laryngoscope
BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
1. Defibrillator adalah perangkat yang memberikan kejutan listrik ke jantung, untuk
mengatasi irama jantung abnormal yang berpotensi fatal (aritmia).
Fungsi : digunakan pada pengidap henti jantung atau ventrikel agar detak jantung
kembali ke ritme normal.
2. Box emergency
a. atropin sulfas injeksi
( diencerkan 10ml + 100ml NaCl )
Fungsi : obat untuk menangani denyut jantung lambat (bradikardia) dan keracunan
insektisida.
b. dexametashone injeksi
(bolus pelan 5 menit jika murni,olus pelan pada conector injection dan flash cairan
infus )
Fungsi : untuk mengatasi berbagai peradangan, seperti alergi, radang kulit, dan
lupus.
c. diazepam injeksi
( emergency dapat diberikan bolus pelan pada conector injeksi dan diflash 5%)
fungsi : untuk mengatasi gangguan kecemasan, meredakan kejang, kaku otot, atau
sebagai obat penenang sebelum operasi.
d. diphenhidramin injeksi
( bolus lambat iv )
Fungsi : untuk pengobatan reaksi alergi, insomnia, batuk, dan motion sickness.
e. ephinefrin injeksi
( dapat injeksi bolus cepat pada conector injeksi dan flash cairan infus )
Fungsi : untuk mengatasi syok anafilaktik akibat reaksi alergi berat.
f. tramadol injeksi
( drip dalam 100 – 500 ml cairan infus, tetesan lambat resiko mual )
Fungsi : untuk meredakan nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri pascaoperasi.
3. Masker oksigen adalah alat bantu pernafasan yang dipasangkan di hidung dan mulut
dengan bentuk seperti masker pada umumnya.
Fungsi : Masker khusus ini dipakai sebagai pendukung dalam penyaluran oksigen dari
dalam tabung oksigen ke saluran pernafasan
4. Jackson rees adalah salah satu sirkuit pernafasan, terutama digunakan pada kelompok
usia anak saat menjalani pembiusan total.
Fungsi : sebagai alat pengatur nafas ketika penderita dalam keadaan anastesia.
5. Stylet biasanya digunakan sebagai alat bantu untuk jalan napas yang sulit.
6. Fungsi : Mengevaluasi apakah angka keberhasilan intubasi pertama kali yang
dilakukan oleh paramedis pada setting di luar rumah sakit berubah dengan
penggunaan stylet.
7. Laryngoscope sebagai manajemen jalan napas, yaitu untuk intubasi dan
pemasangan endotracheal tube (ETT).
8. BVM atau Ambubag adalah alat yang digunakan untuk memberikan tekanan pada
sistem pernafasan pasien yang henti nafas atau yang nafasnya tidak adekuat.
9. ETT dimasukkan kedalam trachea pasien untuk memastikan tidak tertutupnya trachea
sebagai saluran pernapasan dan udara pernapasan dapat masuk ke dalam paru-
paru. ETT adalah alat yang paling terpercaya dalam menjamin saluran napas tetap
bebas.
10. Fungsinya untuk menyuplai makanan dan minuman pada pasien yang tidak
memungkinkan untuk menelan, akibat kondisi medis tertentu. Pemasangan
nasogastric tube dilakukan dengan memasukkan selang melalui lubang hidung,
melewati kerongkongan, hingga masuk ke dalam lambung.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN