METODE EVAKUASI
8. Masker (Respirator)
Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).
Pengertian : Brankar adalah alat yang digunakan untuk mengangkut pasien atau
memindahkan pasien yang tidak bisa berjalan atau keterbatasan khusus
Tujuan : Untuk membawa dan memindahkan pasien
Kebijakan : Keputusan kepala rumah sakit Al-Ihsan tentang penanganan pasien
gawat darurat
Langkah-Langkah 1. Cuci tangan.
:
2. Mendekatkan dan rapatkan brankaryang sudah terpasang
pengalas dengan tempat tidur pasien.
3. Mengunci roda brankar dan mengunci roda tempat tidur.
4. Memindahkan klien dilakukan minimal tiga orang perawat.
5. Perawat pertama berdiri dibagian atas kepala, perawat kedua
berdiri di sisi kanan klien, perawat ketiga berdiri disisi kiri.
6. Rapihan alat-alat invasif yang terpasang.
7. Anjurkan klien untuk menyilangkan tangan diatas dada.
8. Perawat pertama meletakkan kedua tangannya dibawah bantal
klien sampai ke pundak klien, perawat kedua memegang ujung
pengalas sebelah kanan lalu menggulung pengalas sampai kesisi
klien agar mudah pada saat mengangkat.
9. Pada hitungan ketiga angkat klien bersama-sama.
10. Atur posisi klien senyaman mungkin.
11. Cuci tangan.
SOP
PENGGUNAAN KURSI RODA
Pengertian Kursi beroda dua yang dapat didorong yang berfungsi untuk
memindahkan/mobilisasi pasien dari satu tempat ke tempat lain
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah : Untuk transfortasi
memindahkan pasien. Mempercepat dan mempermudah proses
pelayanan pasien.
Kebijakan Kepala Puskesmas Gambok Nomor 800/ /SK/PUSKGBK/I/2018
tentang Penanggung jawab kursi roda
Prosedur / 1. Pastikan kunci roda aman dan siap pakai
Langkah- 2. Kunci rem pada roda dengan benar
Langkah 3. Bantu pasien untuk duduk diatas kursi roda dengan benar
4. Buka kunci rem roda sebelum menjalankan kursi roda
5. Dorong kursi dengan pasien diatasnya dengan tenang dan hati-hati
6. Sebelum menurunkan pasien kunci rem roda lagi
7. Bantu pasien untuk turun dari kursi roda
8. Bereskan kursi roda dan kembalikan ketempat semula
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit PONED
SOP
PENGGUNAAN TABUNG OKSIGEN
Pengertian Gas medik adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan
untuk pelayanan medis pada fasilitas pelayanan kesehatan, gas medik
murni adalah oksigen.
Tujuan Sebagai pedoman petugas di dalam pemberian oksigen kepada pasien
yang membutuhkan bantuan tambahan oksigen karena penyakitnya,
sehingga pernapasannya menjadi lancar.
Kebijakan Peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 4 tahun 2016
tentang penggunaan gas medik dan vakum medik pada fasilitas
pelayanan kesehatan
Prosedur / 1. Tempatkan tabung oxygen jauh dari sumber panas atau sumber
Langkah- listrik
Langkah 2. Pastikan bahwa tekanan ataupun isi oxygen sebelum digunakan 1500
psi.
3. Pastikan bahwa regulator telah terpasang sampai benar-benar
kencang.
4. Pastikan bahwa humidifier dari regulator telah terisi air bersih yang
cukup untuk pendingin.
5. Pastikan posisi regulator dalam posisi normal (0)
6. Untuk mengecek isi dari tabung oxygen dan ingin menggunakannya,
putar penutup tabung oxygen kearah kiri (berlawanan dengan arah
jarum jam) setelah selesai putar kembali kearah kanan sesuai dengan
arah jarum jam apabila selesai mengecek isi tabung oxygen ataupun
selesai menggunakan.
7. Atur jumlah pemberian oxygen yang akan diberikan sesuai dengan
kebutuhan.
8. Pastikan bahwa saat akan memberikan oxygen, jalan nafas pasien
tidak ada sumbatan yang akan mengganggu pemberian oxygen.
9. Selalu mencatat jumlah terakhir kapasitas oxygen di kertas catatan
yang telah disediakan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Gawat Darurat
4. Unit PONED
SOP
TOMBOL EMERGENCY
Pengertian Kode emergensi adalah merupakan kode atau tanda isyarat kegawat
daruatan yang harus segera direspon. Panduan implementasi kode-kode
emegensi adalah acuan dalam menggunakan tanda-tanda atau kode
tertentu yang menyatakan kondisi kedaruratan dalam upaya
penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan
seluruh warga yang berada dilingkungan RSUD Al-Ihsan.
Tujuan Untuk penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan
dan seluruh wargayang berada disekitar RSUD Al-Ihsan.
Kebijakan Landasan peruturan yaitu UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang
penyelenggaraan rumah sakit.
Prosedur / Code Red atau memadamkan atau menghentikan Api/Asap
Langkah- (Fire/Smoke)
Langkah 1. Remove/Rescue/Selamatkan yaitu setiap orang yang berada dalam
area kebakaran, sambil meneriakkan : code red ---- code red.
2. Alert/Alarm/Sebar luaskan dengan cara menelpon (Satuan
pengaman) selanjutnya menghubungi pihak yang terkait antara lani
petugas IPRS untuk segera mematikan aliran listrik ke area terjadi
kebakaran, selanjutnya beritahukan petugas unit atau ruangan
terdekat. Bila api membesar telpon Dinas Pemadam Kebakaran.
3. Confine/Contain/Sekat bila sekitar ruangan penuh api dan asap, bila
memungkinkan tutup pintu dan jendela untuk mencegah api
menjalar.
4. ExtinguIsh/Padamkan bila api masih memungkinkan untuk bisa
dipadamkan atau bila api masih kecil.Lakukan pemadaman dengan
APAR,Jangan ambil resiko yang tidak perlu,ingat keselamatan jiwa.
5. Bila cukup aman, matikan semua sarana seperti listrik, gas yang
kemungkinan berkaitan dengan api, tapi tetap pertimbangkan dengan
cermat bila pasien masih memerlukan.
6. Evakuasi pasien dan pengunjung ke daerah yang aman ataupun titik
kumpul melalui jalur evakuasi.
7. Tetap awasi pasien. Bila perlu dihitung per kepala atau absensi
berurutan.
8. Kooperatif dengan semua instruksi yang diberikan oleh Staf Senior,
Manajer / petugas tim pemadam kebakaran
Code Blue Code Blue yaitu kode yang menandakan adanya Henti
jantung / henti nafas dewasa & anak serta darurat medis lainnya
1. Segera evaluasi situasi dengan :
a. Telaah bahaya yang dapat muncul segera.
b. Catat waktu.
c. Periksa tanda-tanda kehidupan : i. Tidak ada respon. ii. Tidak
bernafas normal. iii. Tidak teraba nadi.
2. Minta bantuan staf/petugas lainnya ( teriak minta bantuan “Code
Blue -- Code Blue” ; atau gunakan Bel yang tersedia).
3. Telpon informasi yang akan meneruskannya ke ruangan dan Tim
code blue (IGD – ICU – NICU/PICU). Jelaskan : Jenis emergensinya
( misal Henti Jantung/nafas). Lokasi kejadian dengan tepat (Kejadian
dimana,ruangan apa,bed nomor berapa). Nama, tugas, dan tempat
tugas anda.
4. Lakukan tindakan pasien dengan :
a. Check pernafasan
b. Check nadi
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Lakukan tindakan emergensi bantuan hidup dasar sesuai yang
diperlukan misalnya : Cardio-Pulmonary Resuscitation
(CPR).atau RJP 5) Dampingi atau jaga terus pasien sampai
bantuan datang (tim Code Blue).
Pengertian : Kode emergensi adalah kode atau tanda isyarat kegawat daruatan yang
harus segera direspon. Panduan implementasi kode-kode emegensi
adalah acuan dalam menggunakantanda-tanda atau kode tertentu yang
menyatakan kondisi kedaruratan dalam upaya penyelamatan pasien,
keluarga pasien, pengunjung, karyawan dan seluruh warga yang berada
dilingkungan RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat.
Tujuan : Umum :
Untuk penyelamatan pasien, keluarga pasien, pengunjung, karyawan
dan seluruh wargayang berada disekitar RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa
Barat dalam kondisi darurat tertentu.
Khusus :
1. Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada dalam area
kebakaran di lingkungan RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat
dengan tanda peringatan “code red”.
2. Untuk menyelamatkan setiap orang yang berada di area RSUD Al-
Ihsan Prov. Jawa Barat dengan kondisi klinis compromise,henti
jantung atau henti nafas dan yang rentan terhadap infeksi maupun
komplikasi serius yang membutuhkan pertolongan medis segera
dengan tanda peringatan “code blue”.
3. Untuk menyelamatkan bayi atau anak-anak yang hilang atau
diculik diarea RSUD Al-Ihsan Prov. Jawa Barat dengan tanda
peringatan “code pink”.
4. Untuk menyelamatkan setiap orang dari ancaman orang yang
membahayakan (bersenjata atau tidak bersenjata), bom, dan
ancaman lain (penyanderaan) yang terjadi di area Rumah sakit
dengan tanda peringatan “code black”.
5. Untuk memindahkan korban dari daerah bahaya ke area/ruangan
yang aman kemudian ke titik kumpul dengan tanda peringatan
“code brown”.
6. Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi bencana eksternal
dengan tanda peringatan ”code orange”.
7. Untuk menyelamatkan setiap orang dari kondisi bencana
emergensi internal dengan tanda peringatan “code yellow”
Kebijakan : Sebagai landasan peruturan yaitu UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang
penyelenggaraan rumah sakit.
B. Code Blue
1. Segera evaluasi situasi dengan :
a. Telaah bahaya yang dapat muncul segera.
b. Catat waktu.
c. Periksa tanda-tanda kehidupan :
1) Tidak ada respon.
2) Tidak bernafas normal.
3) Tidak teraba nadi.
2. Minta bantuan staf/petugas lainnya ( teriak minta bantuan
“Code Blue -- Code Blue” ; atau gunakan Bel yang tersedia).
3. Telpon bagian informasi yang akan meneruskannya ke ruangan
dan Tim code blue (IGD – ICU – NICU/PICU). Jelaskan : Jenis
emergensinya ( misal Henti Jantung/nafas).Lokasi kejadian
dengan tepat (Kejadian dimana,ruangan apa,bed nomor
berapa).Nama, tugas, dan tempat tugas Anda.
4. Lakukan tindakan pasien dengan :
a. Check pernafasan.
b. Check nadi.
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Lakukan tindakan emergensi bantuan hidup dasar sesuai
yang diperlukan misalnya : Cardio-Pulmonary
Resuscitation (CPR).atau RJP
5. Dampingi atau jaga terus pasien sampai bantuan datang ( tim
Code Blue )
C. Code Pink
1. Petugas yang menemukan terjadinya penculikan atau hilangnya
bayi/anak, meneriakkan :“ Code Pink – Code Pink !!”dan
segera menelpon :satuan keamanan.
2. Selanjutnya menghubungi pihak yang terkait di Rumah Sakit
antara lain Sekurity, K3RS, Direktur, dan Staf Senior lainnya).
3. Sekurity bekerja sama dengar petugas parkir menutup jalan
akses keluar dan selanjutnya mencari ke semua lokasi
lingkungan rumah sakit
4. Sekurity atas perintah Pimpinan, menelepon(022)
5944127/(022) 85871980 (polsek baleendah/polres kabupaten
bandung); dan sebutkan : jenis kejadian, lokasi kejadian dengan
tepat, nama anda dan tugas/profesi Anda.
5. Petugas Kepolisian kemungkinan akan meminta gambar/foto
bayi/anak yang diculik atau hilang (kalau ada), dan
menanyakan beberapa pertanyaan antara lain : kapan
terjadinya, lokasi terakhir Anda masih melihat bayi/anak yang
hilang, dan memakai pakaian apa bayi/anak tersebut yang akan
dipakai panduan untuk pencarian di luar rumah sakit.
6. Setelah menerangkan kepada yang berwajib, berupayalah untuk
tetap tenang. Anda akan mampu mengingat detail bayi/anak
yang diculik atau hilang lebih mudah bila Anda telah
memperoleh kondisi rasional dan logisnya kembali.
Pengertian Bahaya gempa bumi adalah resiko bahaya yang ditimbulkan dari suatu
kejadian alam sehingga menyebabkan bahaya gempa bumi.
Tujuan Untuk pengendalian bahaya gempa bumi.
DMCA. 2019. Standar Operasional Prosedur Penggunaan Tabung Oksigen. [Online]. Tersedia
: https://pdfcoffee.com/sop-penggunaan-tabung-oxygen-pdf-free.html. [diakses
tanggal 24 Juni 2021].
Junaedi DA. 2016. SPO MFK K3RS Informasi dokumen. [Online]. Tersedia :
www.scribd.com. [diakses tanggal 29 Juni 2021].
RSJD Dr. Amino Gondohutomo. 2019. Poster Prosedur Penanganan Kebakaran. [Online].
Tersedia : http://ppid.rs-amino.jatengprov.go.id/poster-prosedur-penanganan-
kebakaran/. [diakses tanggal 24 Juni 2021].
Setyarini. 2016. Panduan Kode Emergency RSUD dr. SOediran Mangun Sumarso Kabupaten
Wonogiri. [Online]. Tersedia : https://rsudsoediransms.com. [diakses tanggal 27 Juni
2021].
Tamima dan Samhadi S. 2017. Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Arsip Vital Badan
Tenanga Nuklir Nasional. [Online]. Tersedia : https://repo-nkm.batan.go.id. [diakses
tanggal 27 Juni 2021].