Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Sistitis”. Dimana makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing dan
teman - teman serta pegawai perpustakaan dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Disamping itu kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap agar
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 11 Maret 2018

1
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................................1
Daftar Isi...............................................................................................................................2
BAB I : Pendahuluan...........................................................................................................3
I. Latar Belakang........................................................................................................3
II. Tujuan Umum.........................................................................................................3
III. Tujuan Khusus........................................................................................................3
BAB II : Pembahasan..........................................................................................................4
I. Pengertian...............................................................................................................4
II. Etiologi....................................................................................................................4
III. Patofisiologi............................................................................................................5
IV. Manifestasi Klinik...................................................................................................7
V. Penatalaksanaan......................................................................................................7
VI. Pemeriksaan Diagnostik..........................................................................................9
VII. Pencegahan.............................................................................................................10
VIII. Komplikasi..............................................................................................................10
IX. Asuhan Keperawatan..............................................................................................10
BAB III : Penutup................................................................................................................14
I. Kesimpulan.............................................................................................................14
II. Saran.......................................................................................................................14
Daftar Pustaka.....................................................................................................................15

2
BAB I
PENDAHULUAN

        I.            Latar Belakang


Sistitis adalah suatu penyakit yang merupakan reaksi inflamasi sel-sel  urotelium
melapisi kandung kemih. Penyakit ini disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme
di dalam kandung kemih. Infeksi kandung kemih menunjukkan adanya invasi
mikroorganisme dalam kandung kemih, dapat mengenai laki-laki maupun perempuan semua
umur yang ditunjukkan dengan adanya bakteri didalam urin disebut bakteriuria (Agus, T.,
2001).
Infeksi ini ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru lahir hingga
orang tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis dibanding pria. Kejadian sistitis rata-rata
9.3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2.5-11% pada pria di atas 65 tahun (Smyth &
O’Connell, 1998). Sistitis pada neonatus banyak terdapat pada laki-laki (2,7%) dibanding
bayi perempuan (0,7%). Insidensi sistitis menjadi terbalik seiring bertambahnya usia, yaitu
pada masa sekolah sistitis pada anak perempuan sekitar 3% sedangkan anak laki-laki 1,1%.
Insidensi sistitis pada usia remaja wanita meningkat 3,3-5,8% yang akan terus meningkat
insidensinya pada usia lanjut (Purnomo, 2003). Morbiditas dan mortalitas sistitis paling
banyak terjadi pada pasien usia kurang dari satu tahun dan usia lebih dari 65 tahun.

II.            Tujuan umum
    

Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas dan
memahami tentang sistitis secara menyeluruh.
 III.            Tujuan 

1.      Mengetahui pengertian sistitis


2.      Mengetahui etiologi atau penyebab sistitis
3.      Mengetahui patofisiologi sistitis
4.      Mengetahui tanda dan gejala sistitis
5.      Mengetahui cara pencegahan sistitis
6.      Mengetahui pemeriksaan penunjang sistitis
7.      Mengetahui penata laksanaan sistitis
8.      Mengetahui askep sistitis

3
BAB II
PEMBAHASAN

I.            Pengertian 
       

     Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi
asenden dari uretra. Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam
kandung kemih. Kontaminasi fekal atau penggunaan kateter atau sistoskop. (Brunner &
Suddarth, 2002).
            Sistitis atau radang kandung kemih lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria,
karna dekatnya muara uretra dan vagina dengan daerah anal. Organisme gram-gram negatif
dapat sampai ke kandung kemih selama bersetubuh, trauma uretra, atau karena kurang
higienis. Biasanya organisme ini cepat dikeluarkan sewaktu berkemih (miksi). Pada pria,
sekret prostat memiliki sifat antybacterial. (dr jon tambayong,2000)
            Jadi sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
            
Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
1.      Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena
penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura
uretra.
2.      Cystitis sekunder;
                        Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya
uretritis dan prostatitis.

    II.            Etiologi 
Sistitis disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, terbanyak 
adalah bakteri. Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab 
tersering ISK adalah  Escherichia coli. Akhir-akhir ini bakteri gram positif 
ternyata mulai menunjukkan peningkatan kecenderungan sebagai penyebab ISK, 
antara lain Staphylococcus aureusdan Staphylococcus saprophyticus(Anwar, 
2008). Penyebab lain meskipun jarang ditemukan adalah jamur, virus, parasit. 
Berdasar hasil pemeriksaan biakan urin, penyebab sistitis terbanyak adalah bakteri 
gram negatif aerob yang biasa ditemukan di saluran pencernaan 
(Enterobacteriaceae), dan jarang disebabkan bakteri anaerob (Baron et al, 1994).

4
a.         Sangat mungkin sebabnya dari diri anda pribadi ,misalnya :anda sering kali menahan
kencing / buang air kecil.
b.         Buang air kecil tidak memperhatikan segi kesehatan ,sehingga air seni yang tersisa menjadi
sumber infeksi. Itulah gunanya mengerikan dengan tissue.
c.          Bagi Wanita ,arah membersihkan sehabis buang air BESAR (BAB) juga sering menjadi
awal masalah.Pasalnya adalah bila arah anda membilas dari dubur kedepan ,maka kuman-
kuman yang ada pada dubur masuk ke saluran kemih
d.        Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau kalkuli. 
e.         Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter, serratea, dan
pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa komplikasi.
f.          Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada infeksi-infeksi
rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan manipulsi urologis, kalkuli
atau obstruksi.
g.         Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari meatus
terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi yang tersering
disebabkan karena infeksi E.coli.
h.         Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena adanya urine
sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik bladder) atau karena
infeksi dari usus.
i.            Perempuan cenderung lebih mudah infeksi karena uretra lebih pendek dari pria dan lebih
dekat pada anus. Orang tua (khususnya dalam perawatan rumah) dan orang-orang dengan
diabetes juga lebih mudah UTI. 
j.           Pada anak laki-laki, mereka adalah yang paling sering sebelum ulang tahun pertama. Pada
anak perempuan, UTI yang paling sering di sekitar usia 3 tahun pada saat pelatihan toilet. 
k.         Cystitis pada anak-anak dapat terjadi oleh karena abnormal dalam urinary tract (saluran
kencing ). Oleh karena itu, anak-anak dengan cystitis, khususnya di bawah usia 5, perlu
tindak lanjut khusus untuk mencegah kerusakan ginjal nantinya. 

  III.            Patofisiologi 
                Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut
maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
Cystitis terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke
uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat
terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium
traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan
penjamu dan cetusan inflamasi.

5
Bakteri dari vagina bisa berpindah dari uretra ke kandung kemih.Wanita sering
menderita infeksi kandung kemih setelah melakukan hubungan seksual, kemungkinan karena
uretra mengalami cedera pada saat melakukan hubungan seksual.
Kadang infeksi kandung kemih berulang pada wanita terjadi karena adanya hubungan
abnormal antara kandung kemih dan vagina (fistula vesikovaginal).
Infeksi kandung kemih jarang terjadi pada pria dan biasanya berawal sebagai infeksi uretra
yang bergerak menuju prostat lalu ke kandung kemih.Selain itu, infeksi kandung kemih bisa
terjadi akibat pemasangan kateter atau alat yang digunakan selama pembedahan.Penyebab
tersering dari infeksi kandung kemih berulang pada pria adalah infeksi prostat karena bakteri
yang bersifat menetap. Antibiotik dengan segera akan melenyapkan bakteri dari air kemih di
dalam kandung kemih, tetapi antibiotik tidak dapat menembus prostat dengan baik sehingga
tidak dapat meredakan infeksi di dalam prostat. Karena itu, jika pemakaian antibiotik
dihentikan, maka bakteri yang berada di dalam prostat akan cenderung kembali menginfeksi
kandung kemih.
Hubungan abnormal antara kandung kemih dan usus (fistula vesikoenterik) kadang
menyebabkan bakteri pembentuk gas masuk dan tumbuh di dalam kandung kemih.
Infeksi ini bisa menyebabkan timbulnya gelembung-gelembung udara di dalam air kemih
(pneumaturia).
Secara normal, air kencing atau urine adalah steril alias bebas kuman. Infeksi terjadi
bila bakteri atau kuman yang berasal dari saluran cerna jalan jalan ke urethra atau ujung
saluran kencing untuk kemudian berkembang biak disana. Maka dari itu kuman yang paling
sering menyebabkan cystitis adalah E.coli yang umum terdapat dalam saluran pencernaan
bagian bawah. 
ISK ini adalah radang Pertama tama, bakteri akan menginap di urethra dan
berkembang biak disana. Akibatnya, urethra akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan
nama urethritis. Jika kemudian bakteri naik ke atas menuju saluran kemih dan berkembang
biak disana maka saluran kemih akan terinfeksi yang kemudian disebut dengan istilah
cystitis. Jika infeksi ini tidak diobati maka bakteri akan naik lagi ke atas menuju ginjal dan
menginfeksi ginjal yang dikenal dengan istilah pyelonephritis.
Pasu-ginjal (pyelitis) dan pyelobephiritis dan prostatitis, dimana jaringan-jaringan
organ terkena infeksi. Kombinasi dari infeksi dan obstruksi saluran kemih dapat
menimbulkan dengan cepat kerusakan ginjal serius. Keadaan ini merupakan penyebab
penting terjadinya keracunan (septicaemia) oleh kuman-kuman gram negative, yang dapat
membahayakan jiwa.

  IV.            Manifestasi klinis
a.       Menyengat atau terbakar saat Anda buang air kecil.

6
b.      Melewati hanya sejumlah kecilurin atau jumlah urin yang keluar sedikit
c.       Dorongan untuk buang air kecillebih sering.
d.      Merasa bahwa kandung kemihmasih penuh setelah buang air.
e.       Urin bau, keruh, gelap atauberdarah
f.       Nyeri rendah turun di perut.
g.      Merasa tidak enak badan denganmual, demam dan sakit kepala.
h.      urgency, nyeri perut dan kencing yang berbau
i.        peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
j.        disuria karena epitelium yang meradang tertekan
k.       hematuria
l.        demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

V.            Penatalaksanaan
    

Penatalaksanaan dari cystitis adalah :


1.      Minum banyak cairan untuk mengeluarkan bakteri yang ada dalam urine
2.      Pemberian antibiotic oral selama 3 hari, jika infeksinya kebal AB 7 – 10 hari
3.      Atropine untuk meringankan kejang otot
4.      Fenazopridin untuk mengurangi nyeri
5.      Membuat suasana air kemih menjadi basa yaitu dengan meminum baking soda yang di
larutkan dalam air
6.      Pembedahan, bila ada sumbatan aliran kemih atau kelainan struktur
7.      Penatalaksanaan pada cystitis tipe noninfeksi :
8.      Meningkatkan intake cairan 2 – 3 liter/hari
9.      Kaji haluan urine terhadap perubahan warna, bau, dan pola berkemih, masukan dan haluan
setiap 8 jam serta hasil urinalisis ulang
10.  Bersihkan daerah perineum dari depan ke belakang
11.  Hindari sesuatu yang membuat iritasi, contoh : CD dari nylon
12.  Istirahat dan nutrisi adekuat
13.  Kosongkan kandung kemih segera setelah merasa ingin BAK
14.            Gunakan pelumas saat berhubungan seks. Jika Anda mampu, cobalah untuk
15.            Menghindari menggunakan spermisida dan diafragma. Anda dapat mendiskusikan
lainnya bentuk kontrasepsi dengan dokter Anda.
16.            Buang air segera setelah berhubungan seks.
17.            Kenakan pakaian katun dan menghindari sintetis atau ketat
pakaian seperti jeans atau stoking.
18.            Hindari menggunakan sabun atau produk wangi pada alat kelamin Anda.
19.            Jus cranberry / kapsul membantu mencegah infeksi jika diambil
sehari-hari (mereka berhenti bakteri menempel pada dinding kandung kemih).

7
Katakan kepada dokter Anda jika Anda mengambil suplemen cranberry sebagai
mereka mungkin mengganggu beberapa antibiotik.
20.            Selalu gunakan kondom jika berhubungan seks anal dan menghapusnya sebelum
untuk senggama, untuk mencegah bakteri dari anus Anda
memasuki vagina dan uretra.
Penatalaksanaan medis : 
1.      Terapi obat
a.    Quinolones norfloxacin (noroxin) : 400 mg di minum PO x 3 , 7.
Saat mengkonsumsi obat ini dihindari meminum kopi atau yang mengandung kafein karna
obat ini memperpanjang umur cafein 
b.    Ciprofloxacin (cipro) : 250 mg di minum PO x 3 , 7 atau 10 hari.
Saat mengkonsumsi obat ini hindari antacid yang mengandung aluminium dan magnesium
karna Aluminium dan magnesium bertentangan dengan penyerapan obat.
c.       Nitrofuration (Macrodantin, Nephronex, Novofuran) 
d.      Trimetroprim / sulfamethoxazole (bactrim, Septra, Apo-Sulfatrim roubac)
Sediakan masukan cairan yang cukup dan menghindari asam ascorbich dan ammonium klorit,
yang akan mengasamkan urine, karena Sulfa mempunyai kecenderungan untuk mengkristal,
terutama pada keasaman atau konsentrasi urine
e.       Amoxicillin / asam clavulanich (augmentin, clavulin)
f.       Phenazopyridine (pyridium, phenzo, pyronium)
g.      Pivmecillinam harus digunakan dengan hati-hati untuk
cystitis

  VI.            Pemeriksaan diagnostik
a.       Pemeriksaan urine lengkap
b.      Pemeriksaan USG abdomen
c.        Tes umumnya termasuk mengambil sampel air seni. 
d.       Urinalysis umumnya menyatakan nitrates, sel darah putih, dan sel darah merah. Lihat juga:
RBC - urine 
 Contoh air seni catheterized boleh dilakukan untuk menentukan jenis bakteri dalam air seni

dan antibiotik yang sesuai untuk perawatan. 

Beberapa Pemeriksaan Laboratorium untuk mendiagnosis sistitis adalah urinalisis,


bakteriologis, uji biokimiawi dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan
pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan urin yang paling sering diminta oleh klinisi
untuk mendiagnosis sistitis. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dasawarsa terakhir ini
merupakan pemeriksaan yang sering digunakan sebagai pilihan penunjang diagnostik pada

8
beberapa kasus yang berhubungan dengan sistitis.Pemeriksaan nitrit urin sering digunakan
sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur urin. Pemeriksaan ini berdasarkan kenyataan
bahwa sebagian besar bakteri penyebab sistitis dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit. 
Pemeriksaan nitrit merupakan metode diagnostik yang sederhana dan cepat. Pasien
yang dicurigai sistitis diambil sampel urinnya untuk dilakukan pemeriksaan nitrit 
dengan dipstick test. Adanya perubahan warna menunjukkan hasil tes positif. 
Pemeriksaan USG kandung kemih yang sudah dilakukan, diantaranya  pengukuran
tebal dinding kandung kemih untuk kasus yang berhubungan dengan  kelainan pada kandung
kemih. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan antara tebal dinding
kandung kemih (bladder wall thickness) dengan beberapa kelainan. Kelainan tersebut
diantaranya bladder dysfucntionkarena neurogenic bladderpada muskulus detrussor, obstruksi
di luar kandung kemih akibat massa atau infiltrasi massa ke dinding kandung kemih dari
organ disekitarnya atau pembesaran prostat, kelainan kongenital dan beberapa kasus infeksi
pada kandung kemih (Kelly, C., 2005; Jecquier, S., 1987).
Pemeriksaan USG dapat mengidentifikasi proses infeksi karena pada pemeriksaan
USG dapat jelas terlihat adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan echostruktur
muskulus detrussor. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan pilihan karena mudah dilakukan,
relatif  murah, tersedia hampir disemua pelayanan kesehatan, non invasif dan bebas radiasi
sehingga aman dilakukan pada anak, wanita hamil maupun penderita yang 
mobilitasnya terbatas.

VII.            Pencegahan 
a.       Jangan douche atau menggunakan produk serupa feminine kebersihan. 
b.      Jangan minum cairan yang mengganggu di kandung kemih, seperti alkohol dan kafein. 
c.       Drink cranberry juice atau menggunakan cranberi tablet, tetapi jika anda tidak memiliki
riwayat pribadi atau keluarga dari batu ginjal. 
d.      Minum banyak .
e.       Anda tetap bersih genital area. 
f.       Kencing setelah kumpul.
g.      Memakai kain undergarments. 
h.      Usap dari depan ke belakang. 
i.        Penggunaan antibiotik dosis rendah setiap hari mungkin disarankan untuk mencegah UTI
jika anda sering mendapatkan infeksi.
j.        Perbanyak minum. Minumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air
putih sehari).

9
k.      Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur
tidak masuk ke dalam saluran kemih.
l.        Periksakan air seni secara rutin selama kehamilan.
m.    Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil.

   VIII.              Komplikasi
a.      Kronis atau berulang urinary tract infection - didefinisikan sebagai setidaknya dua
infeksi dalam 6 bulan atau setidaknya tiga kali dalam 1 tahun 
b.      Infeksi ginjal
c.       UTI 

IX.            Asuhan keperawatan
 

A.    IDENTITAS
 Umur : terjadi pada semua umur
Jenis kelamin : lebih sering terjadi pada wanita dan meningkatnya insidennya sesuai pertambahan usia dan
aktivitas seksual
Tempat tinggal : ada atau tidaknya factor predisposisi

B.     KELUHAN UTAMA 
a.       Rasa sakit atau panas di uretra sewaktu kencing
b.      Urine sedikit
c.       Rasa tidak enak di daerah supra pubik

C.     RIWAYAT PENYAKIT
1.      Riwayat penyakit dahulu 
a.    Riwayat ISK sebelumnya
b.   Penah obstruksi pada saluran kemih
c.    Masalah kesehatan lain, misalnya DM, Riwayat seksual
2.      Riwayat kesehatan sekarang
a.       Mengalami obstruksi pada saluran kemih
b.      Isk 
3.      Riwayat kesekatan keluarga

D.    PEMERIKSAAN FISIK
a.       TTV : biasanya suhu, TD, nadi meningkat

10
b.      Biasanya Infeksi abdomen bagian bawah dan palpasi urine bledder : pengosongan tidak
maksimal
c.       Biasanya pada pasien sistitis terjadi Inflamasi dan lesi di uretra meatus dan vagina introitus
d.      Kaji perkemihan : dorongan, frekuensi, disuria, bau urine yang menyengat, nyeri pada supra
pubik

E.     PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a.       Urinalis : urin tengah
Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell), RBC (Red
Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal
b.      Tes sensitifitas : banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan antiseptic
berhubungan dengan infeksi berulang

c.       Pengkajian radiographic
Cystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat retensi
urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan abnormalitas
structural)
d.      Culture : Mengidentifikasi bakteri penyebab
e.       Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata
  
Data  Etiologi  Masalah 
DO :  Patologis atau proses nyeri
         nyeri + penyakit
        Urin keruh 
        Jarang berkemih
1x/hari atau tdak ada
DS : 
       Pat.mengatakan nyeri saat
pipis
        Pat, mengatakan urinenya
berbau
        Pat. Mengatakan menahan
pipis karna sakit
        Pat mengatakan terasa
panas dan terbakar saat
pipis

11
DO : Bacteri pada kandung Resiko tinggi infeksi/
        Pemeriksaan urin : kemih infeksi
terdapat bacteri
        Urin keruh
        Urin berbau
DS :
        Pat mengatakan sakit saat
ppis
        Pat mengatakan urin nya
keruh
        Pat mengatakan panas saat
ppis
        Pat mengatakan ada
kemerhan pada daerah
genetallia

DO :  Inflamasi pada kandung gg. pola eliminasi urin


        Berkemih 1x/hari atau kemih
kurang
        Perut kembung
        Bunyi peka saat diperkusi
DS :
        Pasien mengatakan sering
menahan pipis 
        Pasien mengatakan ppis
1x/hari atau kuang
        Pasien mengatakan perut
terasa kembung
        Pasien mengatakan
pipisnya sedikit-sedikit

Diagnos ayang mungkin muncul pada sistitis adalah


1.      Nyeri berhubungan dengan patologis penyakit
2.      Resiko tinggi infeksi b/d bacteri pada kantong kemih
3.      Gg. Eliminasi urine b/d inflamasi pada kantung kemih

12
BAB III
PENUTUP
I.                   Kesimpulan
sistitis adalah infeksi saluran kemih yang disebabkan olehberkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam kandung kemih yang sering terjadi pada wanita tetapi tidak
menutup kemungkinan terjadi juga pada laki-laki.
            
Cystitis primer;
Merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat terjadi karena
penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi prostat dan striktura
uretra.

Cystitis sekunder;
                        Merupakan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari penyakit primer misalnya
uretritis dan prostatitis.

II.                Saran
Dengan penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada
pemakalah sendiri ataupun halayak banyak.Dan dengan penulisan makalah ini diharapkan
masyarakat dapat memahami apa saja yang bisa menyebabkan sistitis.

13
.           DAFTAR PUSTAKA
 Purnomo, basuki b. 2000. Dasar-dasar Urologi. Jakarta : CV.Infomedika.
Tambayong,jon.2000.Patofisiologi Untuk Keperawatan..Jakarta:Buku Kedokteran.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah volume
1. Jakarta : EGC.
Ignatavicius, donna, dkk. 1991. Medical Surgical Nursing. United State of America.
Soeparman, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi 3. Jakarta : Balai penerbit
FKUI.
Kahlmeter G. An international survey of the antimicrobial susceptibility of
pathogens from uncomplicated urinary tract infections: the ECO.SENS Project. J Antimicrob
Chemother 2003.
Zhanel GG, Hisanaga TL, Laing NM, et al. Antibiotic resistance in Escherichia coli
outpatient urinary isolates: final results from the North American Urinary Tract Infection
Collaborative Alliance (NAUTICA). Int J Antimicrob Agents 2006.
Sandler GG, Sandler A. Patient to Patient: Managing Interstitial Cystitis &
Overlapping Conditions. New Orleans, LA: Bon Ange LLC; 2000. 

14

Anda mungkin juga menyukai