Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA PADA ANAK

AYU LUTHFIYAH
PO. 71. 20. 4. 16. 002
APA ITU ANEMIA?
Anemia atau yang disebut dengan penyakit yang diakibatkan karena kurang darah. Anemia
disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang rendah
Sel darah merah yang baru dibentuk tergantung dari hormon alami yang disebut dengan
eritropoitin (EPO) yang dibentuk dan dikeluarkan oleh organ ginjal. Seseorang yang mengalami
anemia kurang mampu membawa oksigen di dalam darah yang kemudian akan mengakibatkan
tubuh mudah merasa lelah, kesulitan bernafas, kerja dari denyut jantung yang semakin meningkat
dan wajah yang terlihat pucat, terutama ekstrimitas.

PENYEBAB ANEMIA SECARA UMUM


1. Gangguan produksi eritrosit
2. Kehilangan darah
3. Meningkatrnya pmecahan eritrosit (hemolisis).
4. Bahan baku untuk pembentuk eritrosit tidak ada. Bahan baku yang dimaksud
adalah protein, asam folat, Vitamin B12, dan mineral.
A. Berdasarkan tipe dan penyebabnya
  Pengelompokan
1.  Anemia Defisiensi Zat Besi (Fe)
2.  Anemia Megaloblastik Anemia
3.  Anemia Permisiosa
4. Anemia Pascapendarahan
5.  Anemia Aplastik
6.  Anemia Hemolitik
7.  Anemia Sickle Cell

Jenis – Jenis anemia, yakni :


1. Anemia mikrositik, hipokrom misalnya: anemia defesiensi besi, dan talasemia, sel-sel darah
merah kecil mengandung Hemoglobin dalam jumlah yang kurang dari normal. Anemia
Defisiensi, karena kekurangan faktor pematangan eritrosit (besi, asam folat, vitamin B12,
protein, piridoksin, eritropoetin, dan sebagainya).
2. Anemia normositik, normokrom misalnya : setelah kehilangan darah akut, adalah Ukuran
dan bentuk sel-sel darah merah normal serta mengandung hemoglobin dalam jumlah yang
normal
3. Anemia makrositik, misalnya anemia megaloblastik, adalah ukuran sel-sel darah merah
lebih besar dari normal tetapi konsentrasi hemoglobin normal.
4. Anemia hemolitik, terjadi akibat penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan.
ETIOLOGI
1. Asupan susu sapi yang berlebihan dan tidak tepat
2. Asupan yang tidak adekuat dari bahan-bahan makanan yang banyak mengandung besi.
3. Bayi Lahir kembar dan atau prematur
4. Kehilangan darah yang kronis karena perdarahan
5. Lahir dengan persediaan zat besi yang terlalu sedikit.
6. Defisiensi folat (vitamin B12).
7. Faktor Ekonomi

PATOFISIOLOGI

•Anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara
berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
•Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.
•Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera).
•Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik)
maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam
urin (hemoglobinuria).
TANDA DAN GEJALA ANEMIA PADA ANAK

Manifestasi umum: Manifestasi sistem saraf pusat:


1. Kelemahan otot 1. Sakit kepala.
2. Mudah lelah 2. Pusing.
3. Napas pendek. 3. Kunang-kunang.
4. Proses menghisap yang 4. Peka rangsang.
buruk (bayi) 5. Proses berpikir lambat.
5. Kulit pucat (pucat lilin 6. Penurunan lapang pandang.
terlihat pada anemia berat). 7. Apatis.
6. Konjungtiva pucat (Hb 6 8. Depresi/cemas.
sampai 10 g/dl).
7. Telapak tangan pucat (Hb
dibawah 8 g/dl). Syok (anemia kehilangan darah):
8. Iritabilitas dan anoreksia 1. Perfusi perifer buruk.
(Hb 5 g/dl atau lebih 2. Kulit lembab dan dingin.
rendah). 3. Tekanan darah rendah dan tekanan vena
9. Kehilangan minat terhadap sentral.
mainan atau aktivitas 4. Peningkatan frekuensi jantung.
bermain.
1. Gagal jantung,
2. Parestisia
3. Kejang.
4. Keterlambatan pertumbuhan (sejak lahir sampai usia 5 tahun)
5. Perkembangan otot buruk (jangka panjang).
6. Daya konsentrasi menurun.
7. Interaksi sosial menurun.
KOMPLIKASI 8. Penurunan prestasi pada uji perkembangan.
9. Hasil uji perkembangan menurun.
10.Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun.
11.Memperberat keracunan timbale (penurunan besi memungkinkan
saluran gastrointestinal mengabsorpsi logam berat lebih mudah).
12.Peningkatan insidens stroke pada bayi dan anak-anak.

1.   Kadar Hb.
Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%
(normal: 32- 37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron
merendah, iron binding capacity meningkat.
PEMERIKSAAN 2.  Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :
PENUNJANG a.  Anemia defisiensi asam folat : makro/megalositosis
b.  Anemia hemolitik : retikulosit meninggi, bilirubin indirek dan total
naik, urobilinuria.
c.  Anemia aplastik : trombositopeni, granulositopeni, pansitopenia,
sel patologik darah tepi ditemukan pada anemia aplastik karena
keganasan.
PENATALAKSANAAN

•Di usia 6 bulan, bayi yang mendapat ASI harus menerima 1


mg/kg tetesan zat besi per hari.
•Sampai usia 12 bulan, hanya ASI atau formula bayi yang
diperkaya zat besi yang harus diberikan.
•Antara usia 4 dan 6 bulan, bayi harus mendapatkan sereal yang
KEPERAWATAN diperkaya zat besi sebanyak dua kali atau lebih.
•Pada usia 6 bulan, anak harus mendapatkan makanan sehari-
hari yang kaya vitamin C untuk meningkatkan absorpsi besi.
•Antara usia 1 sampai 5 tahun, anak-anak tidak boleh
mengonsumsi susu kedelai, kambing atau sapi lebih dari 680 gr
per hari.

•zat besi diberikan po dalam dosis 2—3 mg/kg unsur besi. Semua
bentuk zat besi sama efektifnya (fero sulfat, fero fumarat, fero suksinat,
fero glukonat).
•vitamin C harus diberikan bersama besi (vitamin C meningkatkan
absorpsi besi).
MEDIS •zat besi paling baik diserap bila diminum 1 jam sebelum makan.
terapi diberikan sekurang-kurangnya selama 6 minggu setelah anemia
dikoreksi untuk mengisi kembali cadangan besi.
•zat besi yang disuntikkan jarang dipakai lagi kecuali terdapat penyakit
malabsorpsi usus halus.
•Lakukan transfusi darah jika memang diperlukan.
MASALAH
KEPERAWATAN PENCEGAHAN

1. Perubahan perfusi jaringan • Menganjurkan ibu-ibu untuk


berhubungan dengan berkurangnya memberikan ASI antara usia 0 sampai
komparten seluler yang penting untuk 6 bulan.
menghantarkan oksigen / zat nutrisi ke • Jangan berikan susu sapi pada bayi
sel. sampai usia 6 bulan atau setahun.
2.  Tidak toleransi terhadap aktivitas • Jika anak meminum ASI, berikan
berhubungan dengan tidak seimbangnya makanan yang mengandung zat besi
kebutuhan pemakaian dan suplai seperti sereal saat mengenalkan
oksigen. makanan padat.
3.  Perubahan nutrisi kurang dari • Jika bayi meminum susu formula,
kebutuhan tubuh berhubungan dengan berikan dia formula yang ditambah
kurangnya selera makan. zat besi.
• Minum vitamin pranatal yang
mengandung besi (suplementasi
dengan perkiraan 1 mg/kg besi per
hari).
• Suplementasi besi harus dimulai
ketika bayi akan diberikan susu
pengganti.
• Pastikan anak mendapat makanan
yang seimbang dan memakan
makanan yang mengandung zat besi.
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

a)      Pengumpulan data.


1)  Identitas klien.
Pengkajian mengenai nama, umur dan jenis kelamin, alamat, no.register dan keluhan utama
saat anak masuk rumah sakit.
2) Riwayat penyakit sekarang.
Kronologis penyakit yang dialami saat ini sejak awal hingga anak dibawa ke rumah sakit
secara lengkap meliputi PQRST:
P: Provoking
Q: Quality
R:Regio
S: Severity
T: Time
3)  Riwayat penyakit dahulu.
4) Riwayat kesehatan keluarga.
5)  Riwayat Tumbuh Kembang
6)  Riwayat Imunisasi
Anak usia pra sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG,
POLIO I,II, III; DPT I, II, III; dan campak.
7)   Riwayat Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi pada anak, adakah tanda-tanda yang menunjukkan anak
mengalami gangguan kekurangan nutrisi.
8)  Pemeriksaan fisik
a)   Status kesehatan umum, kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan yang nampak
pada klien.
b)  Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit, kelembapan,
mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau
dermatitis pada rambut di kaji warna rambut, kelembaban dan kusam.
c) Kepala, bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, riwayat trauma, adanya keluhan sakit kepala
atau pusing, vertigo kelang ataupun hilang kesadaran.
d) Mata, penurunan ketajaman penglihatan
e)  Hidung, inspeksi bentuk hidung, adanya kelainan dan fungsi olfaktori.
f)   Mulut dan laring, perdarahan pada gusi dan gangguan rasa menelan dan mengunyah
g) Leher, kaku pada pergerakaan, pembesran tiroid serta adanya pembesaran vena jugularis.
h) Thorak,
Inspeksi
postur bentuk dan kesemetrisan, peningkatan diameter anteroposterior, retraksi otot-otot
Interkostalis, sifat dan irama pernafasan serta frekwensi pernafasan.
Palpasi.
di kaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan
rendah.
Auskultasi.
Kaji bagaimana suara nafas, adakah bunyi-bunyi tambahan nafas.
i)  Kardiovaskuler, pembesaran jantung atau tidak, dan hyperinflasi suara jantung melemah
j) Abdomen dan genitalia, bentuk, turgor, nyeri, serta adanya tanda-tanda kelainan yang lain.
k) Ekstrimitas, Dikaji adanya edema extremitas, tremor dan adanya tanda-tanda sianosis.
ANALISA DATA

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI

DS: -  Intoleransi aktivitas. •Penurunan pengiriman


oksigen ke jaringan.
-Anak mengeluh sering -  Perubahan nutrisi:
merasa lelah dan kurang dari kebutuhan •Prosedur diagnostic/
transfusi.
merasa lemas tubuh
•Kelemahan umum
DO: -  Gangguan perfusi
jaringan •Penurunan pengiriman
-Anak tampak pucat oksigen ke jaringan
-Konjungtiva anemis •Ketidakadekuatan
-Dari hasil pemeriksaan masukan besi.
lab konsentrasi Hb •kurang pengetahuan
menurun mengenai makanan yang
diperkaya dengan besi.
•penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ansietas berhubungan dengan prosedur diagnostik/transfusi.
2 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan pengiriman
3
oksigen ke jaringan.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
4 dengan kurang pengetahuan mengenai makanan yang diperkaya
dengan besi.
Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
5
dengan ketidakadekuatan masukan besi.
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
6
konsentrasi hemoglobin dalam darah.
INTERVENSI

A.    Dx.1. ansietas berhubungan dengan prosedur diagnostik/transfusi.

Tujuan:
1. pasien (keluarga) mendapatkan pengetahuan tentang gangguan, tes diagnostik dan
pengobatan.
2. Pasien mengalami stress emosional minimal.
3. Pasien menerima elemen darah yang tepat.

Intervensi :
a) siapkan anak untuk tes.
R/: untuk menghilangkan ansietas/rasa takut.
b) tetap bersama anak selama tes dan memulai transfusi
R/: untuk memberikan dukungan dan observasi pada kemungkinan komplikasi.
c)  dorong orang tua untuk tetap bersama anak.
R/: untuk meminimalkan stress karena perpisahan.
d)  berikan tindakan kenyamanan (mis., dot, menimang, musik).
R/: untuk meminimalkan stress.
e)  dorong anak untuk mengekspresikan perasaan.
R/: untuk meminimalkan ansietas/rasa takut.
f)   berikan darah, sel darah, trombosit sesuai ketentuan.
R/: agar tidak menimbulkan komplikasi.
B.     Dx.2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
Tujuan: pasien mendapat istirahat yang adekuat.
a) observasi adanya tanda kerja fisik (takikardia, palpitasi, takipnea, dispnea, napas pendek, hiperpnea,
sesak napas, pusing, kunang-kunang, berkeringat, dan perubahan warna kulit) dan keletihan (lemas,
postur loyo, gerakan lambat dan tegang, tidak dapat mentoleransi aktivitas tambahan).
R/: untuk merencanakan istirahat yang tepat.
b) antisipasi dan bantu dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang mungkin diluar batas toleransi anak.
R/: untuk mencegah kelelahan.
c) beri aktivitas bermain pengalihan
R/: meningkatkan istirahat dan tenang tetapi mencegah kebosanan dan menarik diri.
d)     pilih teman sekamar yang sesuai dengan usia dan dengan minat yang sama yang memerlukan
aktivitas terbatas.
R/: untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat.
e)     bantu pada aktivitas yang memerlukan kerja fisik.
R/: mengurangi kelelahan pada anak.

C.     Dx.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan pengiriman oksigen ke


jaringan.
Tujuan: pasien menunjukkan pernapasan normal.
a) pertahankan posisi Fowler-tinggi
R/: untuk pertukaran udara yang optimal.
b) beri oksigen suplemen
R/: untuk meningkatkan oksigen ke jaringan.
c) ukur tanda vital selama periode istirahat.
R/: untuk menentukan nilai dasar perbandingan selama periode aktivitas.
D. Dx.4. perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakadekuatan masukan besi.
Tujuan: pasien mendapatkan suplai besi adekuat.
a) berikan konseling diet pada pemberi perawatan, khususnya mengenai hal-hal berikut: sumber besi dari
makanan (mis., daging, legume, kacang, gandum, sereal bayi yang diperkaya dengan besi dan sereal
kering).
R/: untuk memastikan bahwa anak mendapat suplai besi yang adekuat.
b) beri susu pada bayi sebagai makanan suplemen setelah makanan padat diberikan.
R/: karena terlalu banyak minum susu akan menurunkan masukan makanan padat yang mengandung
besi.
c) ajari anak yang lebih besar tentang pentingnya besi adekuat dalam diet.
R/: untuk mendorong kepatuhan

E. Dx.5. perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang
pengetahuan mengenai makanan yang diperkaya dengan besi.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi tercukupi.
a) berikan preparat besi sesuai ketentuan. Instruksikan keluarga mengenai pemberian preparat besi oral
yang tepat: berikan dalam dosis terbagi.
R/: untuk absorpsi maksimum.
b) berikan di antara waktu makan.
R/: untuk meningkatkan absorpsi pada traktus gastrointestinal bagian atas.
c) berikan dengan jus buah atau preparat multivitamin.
R/: karena vitamin C memudahkan absorpsi besi.
d) Jangan memberikannya bersama susu atau antasida.
R/: karena bahan ini akan menurunkan absorpsi besi.
e) berikan preparat cair dengan pipet,spuit atau sedotan.
R/: untuk menghindari kontak dengan gigi dan kemungkinan pewarnaan.
f) kaji karakteristik feses.
R/: karena dosis adekuat besi oral akan mengubah feses menjadi berwarna hijaugelap.
F.  Dx.6. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dalam darah.
Tujuan: menunjukkan perfusi adekuat.
a) awasi TTV, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar
kuku.
R/: memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan.
b) tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
R/: meningkatkan ekspansi paru.
c) selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi
R/: iskemia seluler memengaruhi jaringan miokardial/potensial risiko
infark.
d) kaji untuk respon verbal melambat, gangguan memori, bingung.
R/: dapat mengindikasikan gangguan fungsi serebral karena hipoksia atau
defisiensi vit B12.
e) catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi.
R/: vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer.
f) awasi hasil pemeriksaan lab.
R/: mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respon
terhadap terapi.
g) Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
R/: meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai