Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN

KEPERAWATAN
BEDAH ANAK
Disampaikan oleh: Ns. Asih Fatriansari, M.Kep
Penyakit Hirschsprung
(Mega kolom Kongenital)

Penyakit Hirschsprung adalah penyakit


yang tidak adanya sel – sel ganglion
dalam rectum atau bagian rektosigmoid
Colon. Dan ketidakadaan ini
menimbulkan keabnormalan atau tidak
adanya peristaltik serta tidak adanya
evakuasi usus spontan
Banyak ditemukan pada usia neonatus
Insiden 1/5000 kelahiran bayi baru lahir
70-80% pada laki-laki (L/P . 4/1)
ETIOLOGI

Faktor genetik
Faktor lingkungan
Tersering pada anak Down
Syndrome
Kegagalan sel neural pada masa
embrio dalam dinding usus
Gagal eksistensi kraniokaudal
pada myentrik dan sub mukosa
MANIFESTASI KLINIS

Bayi dg hirshsprung
menunjukkan gejala klinis
sebagai berikut:
•Obstruksi total saat lahir,
dengan muntah distensi abdomen
dan ketidakadaan evakuasi
mekonium.
•Keterlambatan evakuasi
MANIFESTASI KLINIS

•Konstipasi ringan entrokolitis


dengan diare, distensi abdomen
dan demam.
•Adanya feses yang
menyemprot pas pada colok
dubur merupakan tanda yang
khas. Bila telah timbul
PENATALAKSANAAN

•Konservatif pada neonatus dilakukan pemasangan


sonde pada lambung serta pipa rectal untuk
mengeluarkan mekonium dan udara

•Tindakan bedah sementara, kolostomi pada


neonatus, pd kasus terlambat diagnosis, enterokolitis
berta dan KU buruk

•Tindakan bedah definitif dilakukan dengan


monoseksi bagian usus aganglioni dan membuat
anastomosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
•PEMERIKSAAN FOTO PAS ABDOMEN
Terlihat tanda obstruksi usus letak rendah

2. PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI


dilakukan dengan biopsi isap mukosa dn sub mukosa
memilki akurasi 100%. Tidak dijumpainya sel ganglion
moisner disertai penebalan serabut saraf menegakkan
diagnosis hisrchprung, sedangkan ditemukan ganglion
meskipun imatur menyingkirkan diagnosis
Hirschsprung
DIAGNOSA KEPERAWATAN
•PRA BEDAH

•Cemas b.d krisis situasional


NOC : anxiety control, coping, impulse control
NIC (anxienty reduction)
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama
prosedur
Pahami perspektif pasien terhadapa situasi stres
Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,tindakan
prognosis
Dorong keluarga untuk menemani anak
Identifikasi tingkat kecemasan
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
Berikan obat untuk mengurangi kecemasan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

2. Resiko injuri b.d penurunan motilitas usus


NOC : risk control
NIC (manajemen lingkungan)
Sediakan lingkungan yang amana untuk pasien
Identifikasi kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien
Memasang side rail t4 tidur
Membatasi pengunjung
Menganjurkan keluarga untuk menenani pasien
Mengontrol lingkungan dari kebisingan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
B. PASCA BEDAH
1. Resiko infeksi b.d tindakan invasif
NOC : immune status, knwoledge (infection control), risk
control
NIC (infection control)
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
Pertahankan teknik isolasi
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat dan
setelah berkunjung
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
Berikan terapi antiboitika bila perlu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NIC (infection protection)
Monitor tanda dan gejala sistemik dan lokal
Monitor hitung grnulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang berisiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Instruksikan pasien minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari infeksi
Aporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Nyeri akut b.d cidera fisik akibat pembedahan
NOC : pain level, pain control, comfort level
NIC (pain management)
Lakukan pengkajian nyeri PQRST
Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mengetahui nyeri pasien
Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Berikn analgesik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NIC (analgesic administration)
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang tepat terutama saat nyeri hebat
Pilih rute pemberian pengobatan nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Defisit volume cairan
NOC : fluid balance, hydration, nutritional status (food and fluid
intake)
NIC (fluid management)
Timbang popok/pembalut jika diperlukan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Monitor status hidrasi (kelembaban, membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik) jika perlu
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan /cairan dn hitung intake kalori
Lakukan terapi IV
Monitor status nutrisi
Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
Kolaborasi dokter jika cairan berlebih muncul memburuk
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis,
kebutuhan pengobatan b.d keterbatasan kognitif
NOC : knowledge (disease process), knowledge (health
behavior)
NIC (teaching: disease process)
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien
tentang proses penyakit yang spesifik
Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan
cara yang tepat
Sediakan bagi keluarga informsi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
MALFORMASI ANOREKTAL
Merupakan malformasi kongenital pada
lubang anorektal
Pengkajian:
•Pada bayi baru lahir: observasi lubang anus
yang tepat
•Kaji haluaran urin untuk mengidentifikasi
masalah genitourinari yang menyertai
•Kaji tanda obstruksi usus: distensi
abdomen & muntah empedu
Manajemen Keperawatan
Fokus: persiapan pre dan post pembedahan
•Pre Pembedahan:
Pertahankan status puasa & berikan
dekompresi lambung
Beri terapi IV dan terapi antibiotik sesuai
program & pantau status hidrasi
Edukasi orang tua: informasi tentang defek
& adanya ostomi yang memerlukan asuhan
jangka panjang
Beri dukungan kpd ortu & klg
2. Post Pembedahan:
Memastikan pereda nyeri yang adekuat,
mempertahankan status puasa dan
dekompresi lambung hingga fungsi usus
normal kembali, & memberikan perawatan
kolostomi jika sesuai
Setelah prosedur lengkap usus sesuai, akan
ada waktu untuk pertama kalinya feses
melewati sfingter anal. Feses dapat sedikit
cari, & kulit perinanal beresiko mengalami
kerusakan. Gunakan krim barier pada area
& bersihkan satu kali sehari dg sabun & air.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai