Anda di halaman 1dari 18

ANALISA

HAZARD VULNERABILITY ANALYSIS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL
KABUPATEN PASURUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

Jl. Raya Raci Bangil Pasuruan Kode Pos 67153

Telp. (0343) 744900, 747789 Fax. (0343) 74778


LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

NOMOR 170 TAHUN 2019

TENTANG

ANALISA HAZARD VULNERABILITY ANALYSIS (HVA)

RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

PENGESAHAN DOKUMEN

NAMA JABATAN TANDA TANGGAL


TANGAN

Pembuat Dokumen

Authorized Person

Direktur RSUD Bangil


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya,sehinggga Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja RSUD Bangil diberikan
kemudahan dan menyelesaikan pembuatan Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA)
RSUD Bangil. Perlu disadari bahwa keberhasilan terhadap pencapaian hasil dan proses
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat bergantung pada kegiatan pelayanan
KomiteKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di RSUD Bangil.

Buku ini sangat aplikatif sehingga diharapkan penyelenggaraan Keselamatan dan


Kesehatan Kerja di RSUD Bangil dapat dilakukan lebih optimal. Kami menyadari bahwa
buku ini masih belum sempurna, dan kami mengharapkan adanya masukan bagi
penyempurnaan di kemudian hari. Tersusunnya buku ini merupakan kerjasama antara
Komite K3 dan dukungan dari berbagai pihak.

Harapan kami agar buku ini dapat dipahami dan dipatuhi oleh segenap
petugas/karyawan rumah sakit baik perawat, bidan, mahasiswa, PPDS, dokter, staf
serta siapapun yang dalam kegiatannya di rumah sakit kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Semoga buku ini akan banyak memberi manfaat dalam program Indonesia
selamat dan sehat, khususnya dalam meningkatkan peranan RSUD Bangil.

DIREKTUR RSUD BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

dr. ARMA ROOSALINA, M. Kes

Pembina Tk.I (IV/b)

NIP. 19701224 200212 2 003


SAMBUTAN

DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

Rumah Sakit Umum Daerah Bangil Kabupaten Pasuruan sebagai institusi


pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara paripurna
dituntut untuk selalu menjaga dan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dalam
setiap pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu dengan hangat dan berbangga hati kita
sambut penerbitan “Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA)” sebagai langkah besar
dalam upaya kita mewujudkan pelayanan yang terstandar.

“Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA)” ini disusun berdasarkan peraturan


perundang-undangan yang berlaku dan untuk diterapkan pada proses pelayanan di
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan. Upaya penyempurnaan buku ini perlu terus-
menerus dilakukan sehingga diharapkan akan lebih dapat memenuhi untuk pelayanan
pasien yang seragam di seluruh rumah sakit serta sesuai dengan perkembangan
keilmuan terkini. Buku ini menjadi pegangan bagi seluruh komponen pelayanan di
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan meliputi tenaga medis, keperawatan, kebidanan dan
profesional pemberi asuhan lainnya serta tenaga lain yang terkait.

Semoga buku ini dapat bermanfaat dan digunakan dengan baik dan tepat sehingga
tujuan untuk mencapai keamanan dan mutu tinggi dalam menjalankan pelayanan
secara serasi, selaras dan seimbang di RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan akan semakin
cepat terwujud.

Kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini disampaikan
ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga upaya
peningkatan pelayanan pasien di rumah sakit ini dapat terus menerus dipelihara dan
dikembangkan dan dapat mencapai harapan kita bersama. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa senatiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

DIREKTUR RSUD BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

dr. ARMA ROOSALINA, M. Kes

Pembina Tk.I (IV/b)

NIP. 19701224 200212 2 003


DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................... i

Lembaran Pengesahan ............................................................................... ii

Kata Pengantar .......................................................................................... iii

Kata Sambutan .......................................................................................... iv

Daftar isi ................................................................................................... v

Peraturan Direktur tentang Analisa Hazard Vulnerability Analysis …………. 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................... 4


B. Tujuan …………………………………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 6

BAB III Penentuan HVA ………………………………………………………………… 8

BAB IV Hasil HVA .................................................................................... 10


PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


Jl. Raya Raci - Bangil, Pasuruan Kode Pos 67153
Telp.(0343) 744900, 747789 Faks. (0343) 744940, 747789

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL


KABUPATEN PASURUAN
NOMOR 170 TAHUN 2019

TENTANG
ANALISA HAZARD VULNERABILTY ANALYSIS (HVA)

DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN.

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


RSUD Bangil, maka diperlukan penyelenggaraan
Analisa Hazard Vunerability Analysis yang baik dan
benar.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam butir a maka dipandang perlu
ditetapkanAnalisa Hazard Vunerability Analysisdi
RSUD Bangil Kabupaten Pasuruan dalam Peraturan
Direktur.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang
Pemerintahan Daerah Kabupaten di Djawa Timur
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965;
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
6. Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor1333/MenKes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan kesehatan
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 432/Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
nomor 1087/Menkes/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit;
9. Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 49 Tahun 2012
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RSUD BANGIL KABUPATEN


PASURUAN TENTANG ANALISA HAZARD VULNERABILITY
ANALYSIS (HVA)

Pasal 1

Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA)bertujuan untuk memberikan acuan


bagi setiap unit dan managementdalam melaksanakan Analisa Hazard
Vulnerability Analysis (HVA) sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

Pasal 2

Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA) wajib dilaksanakan oleh seluruh unit
dan managementdi bawah koordinasi:
a. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

b. Kepala Unit

Pasal 3
Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA) sebagaimana dimaksud pada pasal 1
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur ini.

Pasal 4

1) Pejabat struktural, Ketua Komite/Tim, Kepala Instalasi dan Kepala Unit


Kerja/Unit Pelayanan wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan Analisa Hazard Vulnerability Analysis (HVA)ini sesuai bidang
tugasnya masing-masing.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui:
a. sosialisasi;
b. pendidikan dan pelatihan; dan/atau
c. monitoring dan evaluasi.

Pasal 5

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

DIREKTUR RSUD BANGIL

KABUPATEN PASURUAN

dr. ARMA ROOSALINA, M. Kes

Pembina Tk.I (IV/b)

NIP. 19701224 200212 2 003


LAMPIRAN : PERATURAN DIREKTUR RSUD
BANGIL KABUPATEN PASURUAN

NOMOR : 170 TAHUN 2019


TANGGAL : 5 Agustus 20199
Agustus 2016

ANALISA HAZARD VULNERABILITY ANALYSIS (HVA)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGIL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan darurat bisa diartikan dalam beberapa definisi yang
berbeda-beda tergantung pada latar belakang dan konteks kejadiannya.
Akan tetapi pada dasarnya semua mengandung pengertian yang sama, yaitu
suatu kejadian yang tidak direncanakan dan tidak diharapkan yang dapat
membahayakan jiwa dan kesehatan baik manusia maupun makhluk hidup
lain, serta menimbulkan kerusakan pada bangunan, harta benda, dan lain-
lain. Arti lain dari darurat adalah situasi yang tidak dikehendaki, mendadak
dan berkembang secara cepat sehingga menimbulkan bahaya yang
mengancam keselamatan manusia, kerugian asset perusahaan dan
kerusakan lingkungan. Kondisi semacam ini harus segera diatasi agar
terhindar dari dampak lebih buruk.
Meskipun berbagai usaha pencegahan sudah dilakukan, diorganisasi
dan dikelola secara baik, akan tetapi keadaan darurat masih saja terjadi.
Untuk itu kita harus selalu mengembangkan kemampuan kita tentang
bagaimana memanage keadaan darurat mulai dari persiapan, latihan dan
penanggulangan darurat sampai pada bagaimana mencegah terjadinya atau
terulangnya keadaan darurat.
Perencanaan merupakan kata kunci untuk mencapai tujuan
tersebut, sehingga perencanaan dalam hal ini mempunyai peran yang luar
biasa. Tindakan pencegahan dan persiapan-persiapan jika terjadi keadaan
dadudat, latihan, dan simulasi tanggap darurat, manajemen tanggap
darurat, dan sampai pada pemulihan kondisi pada keadaan darurat.
HVA (Hazard Vulnerability Analysis Tool/Alat Analisa Resiko Bencana
Rumah Sakit) adalah standar MFK 6 Akreditasi SNARS Edisi 1 yang
mensyaratkan rumah sakit untuk menentukan jenis, kemungkinan terhadap
konsekuensi bahaya, ancaman, dan kejadian bencana. Syarat tersebut dapat
dipenuhi dengan mudah, ada alat manajemen resiko yang dapat membantu
kita, yaitu yang disebut Hazard Vulnerability Analysis (HVA) Tool.

B. Tujuan
1. Menetapkan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman
dan kejadian bencana
2. Agar karyawan dapat menanggulangi bahaya dan bencana yang mungkin
terjadi di lingkungan rumah sakit.
3. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan
terpadu
4. Mengerti dan memahami teknik-teknik praktis penanggulangan bahaya
dan bencana kebakaran dan gempa
5. Memiliki kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap segala
kemungkinan bahaya dan bencana kebakaran dan gempa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kedaruratan komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah
sakit, seperti kerusakan ruang rawat rumah sakit akibat gempa atau wabah flu
yang menyebabkan staf tidak dapat bekerja. Untuk itu Rumah Sakit haus
membuat rencana dan program penanganan kedaruratan. Rencana berisikan
proses untuk :
1. Menentukan jenis, kemungkinan dan konsekuensi dari bahaya, ancaman dan
kejadian lainnya
2. Menentukan integritas struktural di lingkungan pelayanan pasien yang ada
dan bila terjadi bencana
3. Menentukan peran rumah sakit dalam peristiwa/kejadian tersebut
4. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian
5. Mengelola sumber daya selama kejadian, termasuk sumber-sumber
alternative.
6. Pengelolaan kegiatan klinik selama kejadian, termasuk tempat pelayanan
alternative pada waktu kejadian
7. Mengidentifikasi dan penetapan peran dan tanggung jawab staf selama
kejadian
8. Mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dengan tanggung jawab rumah sakit untuk tetap menyediakan
pelayanan pasien.

Rencana kesiapan menghadapi bencana diuji melalui:

1. Ujicoba berkala seluruh rencana penanggulangan bencana baik bencana yang


terjadi dalam rumah sakit maupun bencana yang terjadi di luar rumah sakit
dimana rumah sakit merupakan bagian dari uji coba penanggulangan
bencana di masyarakat.
2. Ujicoba sepanjang tahun untuk standar kritis dari 1) sampai dengan 8).

Bila Rumah sakit memiliki pengalaman pada kejadian bencana sebenarnya, aktif
di rencana tersebut dan dilakukan penilaian dengan benar setelah itu, situasi ini
sesuai dengan uji coba (simulasi) tahunan.

A. Bencana
Bencana atau disaster adalah setiap fenomena (alam, buatan
manusia/teknologi maupun konflik social) yang mempunyai potensi untuk
menimbulkan ancaman terhadap penduduk dan lingkungan. Berdasarkan
penyebabnya, bencana dapat dibagi menjadi:
1. Bencana alam: gempa bumi, tsunami, tornado, jatuhnya meteor
2. Bencana akibat ulah manusia: Banjir akibat penebangan hutan,
semburan lumpur panas akibat pengeboran, kecelakaan pesawat udara,
kecelakaan kereta api.
Bencana selalu menimbulkan kerugian, kesakitan, atau kematian.
Rumah Sakit (RS) yang biasanya hanya menyediakan pelayanan pasien
normal akan kewalahan melayani pasien yang jumlahnya sangat banyak dan
mendadak apalagi jika RS tersebut juga menjadi korban bencana.
B. Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah usaha bersama secara terkoordinasi dalam
mengatasi keadaan bencana. Menurut Kyaw Win, manajemen bencana
dibagi 4 fase, yaitu:
1. Phase Rapid Response
a. Phase Early Emergency Response : <6 jam pasca bencana
b. Phase Peri Emergency Response: 6-24 jam pasca bencana
c. Phase Late Emergency Response: hari ke-2 hingga ke-7 pasca bencana
2. Phase Rehabilitasi: awal bencana, 1-2 minggu pasca bencana
3. Phase Mitigasi: Penyuluhan kesehatan
4. Phase Preparedness
a. Penyusunan prosedur tetap bencana
b. Penyusunan disaster plan dan sosialisasinya
c. Membentuk tim penanggulangan bencana RS
d. Mempersiapkan logistic
e. Melakukan/mengikuti workshop penanggulangan bencana
f. Membentuk Tim Mobile Keliling Penanganan Bencana
g. Membentuk jejaring RS
BAB III

PENENTUAN HVA

Rumah sakit merupakan tempat yang menjadi tumpuan kesehatan suatu


populasi, jika ia gagal dalam mengampu tugas tersebut, hampir pasti kesehatan
di daerah yang diampunya akan terpengaruh ke dalam arah yang buruk. Di
dalam suatu keadaan bencana, rumah sakit tentulah menjadi salah satu tujuan
utama para korban bencana dalam mencari pertolongan, jadi bila rumah sakit
tidak siap dalam menghadapi bencana, dapat terjadi keadaan mengerikan bagi
kesehatan para korban dan pasien yang sedang dirawat pada saat bencana
tersebut.
Di dalam bab ini, ditekankan dalm persiapan bencana didalam suatu
rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar siap dan tidak melalaikan tanggung
jawabnya bagi kesehatan komunitas yang berada di dalam lingkup tanggung
jawabnya.
Terkait suatu persiapan, maka hal yang paling umum kita pikirkan tentu
adalah rencana persiapan (dalam konteks ini persiapan bencana) sebagaimana
kutipan : A Vital hospital emergency management program cts s an insurance
policy that increases the chances of continued operations under difficult
circumstances. Makna intinya adalah bahwa suatu program manajemen bencana
rumah sakit akan mengarahkan perkembangan dan eksekusi kegiatan yang
mampu memitigasi, mempersiapkan, merespon, dan pemulihan situasi dari
suatu bencana/insiden.
Dikarenakan banyaknya elemen-elemen terkait perencanaan disaster plan
suatu RS, maka dibahas komponen-komponen kritis di dalam kesiapan RS dalam
menghadapi bencana. RSUD Bangil melakukan tahapan sebagai berikut :
1. Menunjuk coordinator kegawatdaruratan/ bencana sebagai titik
kepemimpinan primer dalam pengembangan, pelatihan, dan pelaksanaan
rencana manajemen kegawat daruratan RS; yaitu Kepala IGD
2. Rencana kedaruratan/ bencana (Hospital Disaster Plan) mendaftarkan tindak
tanduk dari RS menanggapi kegawatdaruratan internal dan eksternal.
Perencanaan dalam tingkat lanjut memberikan ruang gerak lebih terorganisir
jika terdapat keadaan-keadaan yang lebih sulit, dengan disusunnya MTD
(Manajemen Tanggap Darurat) dan panduan HDP.
3. Kepemimpinan eksekutif: daftar bagan kepemimpinan eksekutif di dalam RS
yang juga terlibat di dalam pembuatan rencana-rencana situasi tak terduga
seperti bencana akan sangat membantu proses pengembangan dan
pelaksanaan disaster plan RS-nya.
4. Perencanaan strategic : ia merupakan blue print untuk memandu pembuatan
suatu disaster plan.
5. Komite manajemen kegawatan daruratan/bencana: komite ini sangat
memerlukan partisipasi pihak-pihak seluas mungkin untuk memastikan
operasional RS siap akan situasi kegawat daruratan; dengan dibentuk komite
K3RS
6. Hazard vulnerability analysis (HVA); merupakan penilai resiko di dalam
lingkungan spesifik untuk mendukung pembuatan disaster plan yang sesuai
dengn scenario-skenario yang mungkin terjadi yang akan diterangkan dalam
analisa HVA ini.
7. Analisis kerentanan: digunakan untuk menilai kelemahan-kelemahan dalam
bidang-bidang RS yang mungkin muncul bila dalam keadaan terbebani
kondisi bencana.
8. Pelatihan staff, simulasi, dan pembaharuan yang continue: ditujukan sebagai
uji lapangan langsung untuk memeriksa kelemahan-kelemahan dari system
disaster plan yang mungkin tak terduga sebelumnya dan pengalaman-
pengalaman yang didapatkan darinya harus terus dikembangkan secara
continue.

Hazard Vulnerability Analysis (HVA)

1. Penentuan HVA melalui pertemuan yang diadakan oleh komite K3RS dengan
menghadirkan seluruh jajaran Manajemen, Direktur, Kabag, Kainst, Karu di
RSUD Bangil
2. Dalam Pertemuan ini menentukan poin-poin event apa yang dimasukkan
dalam beberapa elemen hazard.
3. HVA untuk Naturally occurring Events ditetapkan macam yaitu banjir , gempa
bumi, dan gunung meletus, angin putting beliung, petir dan hujan angin.
4. HVA untuk technology event ditetapkan 3 macam, yaitu kegagalan listrik,
kegagalan air, dan kebakaran.
5. HVA untuk Human Related Events ditetapkan 3 macam, yaitu kecelakaan
missal, keracunan missal, tamu VIP
6. Setiap komponen diilai dan dipertimbangkan penentuannya dengan meliht
kondisi, situasi, kelengkapan fasilitas, kemampuan rumah sakit serta kondisi
alam area rumah sakit (Pasuruan) yang akan dimasukkan dalam HVA tool
(terlampir)
BAB IV
HASIL HVA

(Terlampir)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai