Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA


RUMAH SAKIT UMUM WONOLANGAN
Jalan Raya Dringu No 118 Telp. 0335 (424007) Fax. 0335 (431937)
PROBOLINGGO

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha Pengasih lagi maha
penyayang, karena hanya atas pertolongan-Nya Panduan K3 ini berhasil disusun
sesuai rencana.
Besar harapan kami, semoga panduan K3 ini bermanfaat dan dapat
dijadikan panduan dalam melaksanakan proses pelaksanaan K3 di RS Umum
Wonolangan Probolinggo.
Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan dan kekliruan didalam
penyusunan panduan K3 ini, oleh karenanya segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari segenap pembaca senantiasa kami harapkan.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
4
A. TUJUAN
........................................................................................................................
4
 Tujuan Umum
................................................................................................................
4
 Tujuan Khusus
................................................................................................................
4
B. DEFINISI
........................................................................................................................
4
BAB II RUANG LINGKUP....................................................................................................
6.......................................................................................................................................
A. Dasar Hukum
........................................................................................................................
6
B. Unit Terkait
........................................................................................................................
6
C. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
........................................................................................................................
7
BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................................
8

3
1. Bahaya potensial di rumah sakit
........................................................................................................................
8
2. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit
........................................................................................................................
5
3. Standar K3 sarana, prasarana dan peeralatan di rumah sakit
........................................................................................................................
13
BAB IV DOKUMENTASI.....................................................................................................
20

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan Umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk karyawan
Rumah Sakit Umum Wonolangan, serta lingkungan yang aman dan sehat bagi
pasien, pengunjung/ pengantar pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar
rumah sakit sehingga proses pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.
Tujuan khusus
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
2. Meningkatkan kesadaran dalam K3 bagi manajemen, pelaksana dan
pendukung program.
3. Terpenuhinya syarat – syarat K3 di setiap unit kerja
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya penyakit akibat kerja
dan kecelakaan kerja.
5. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit Umum
Wonolangan.

B. DEFINISI

1. Kesehatan Kerja Menurut WHO / ILO (1995)


Kesehatan Kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi
pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan
kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, perlindungan
bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang merugikan
kesehatan, dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan
psikologisnya. Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan setiap manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat
kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
3. Manajemen K3 RS
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk
membudayakan K3 di Rumah Sakit Umum Wonolangan.
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Dasar Hukum
1. Undang – undang No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang – undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Keputusan MENKES No 876/ MENKES/ SK/ VIII/ 2001 tentang
Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
4. Keputusan MENKES No 1405/ MENKES/ SK/ XI/ 2002 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri.
5. Kepmen KLH 58/ 1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
6. PP 18 tahun 1990 dan PP 85 tahun 1999, mengatur tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Kepdal 01 – 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah
medis dari suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah
bahan berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun
1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan kode limbah D 227.
8. Keputusan MENKES No 1204/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
9. Pedoman manajemen K3 RS No 432/ MENKES/ SK/ IV/ 2007.
10. Keputusan MENKES No 1087/ MENKES/ SK/ VIII/ 2010 tentang
Standar K3 RS
11. Peraturan MENKES No 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

B. Unit Terkait
a. Seluruh fasilitas yang ada di Rumah Sakit Umum Wonolangan
b. Seluruh lingkungan kerja dan seluruh area rumah sakit
C. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit menyangkut tenaga
kerja, cara / merode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja
serta upaya tersebut meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Untuk itu hal yang sangat diperhatikan dalam upaya
kesehatan dan keselamatan kerja dirumah sakit adalah :
1. Bahaya potensial dirumah sakit yang dapat mengakibatkan penyakit
dan kecelakaan akibat kerja
2. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit
3. Standar K3 sarana, prasaran dan peralatan dirumah sakit
BAB III

TATALAKSANA

1. Bahaya potensial dirumah sakit


Bahaya potensial dirumah sakit yang dapat mengakibatkan penyakit dan
kecelakaan akibat kerja yaitu disebabkan oleh faktor :

 Biologi ( virus, bakteri dan jamur )


 Faktor kimia ( anti septik, gas anestesi )
 Ergonomi ( cara kerja ayng salah )
 Faktor fisika ( auhu, cahaya, bising, listrik, getaran dan radiasi )
 Faktor psikososial ( kerja bergilir, hubungan sesama karyawan /
atasan )

Penyakit akibat kerja dirumah sakit umumnya berkaitan dengan faktor :

 Biologik seperti : kuman patogen yang bersal umumnya dari


pasien
 Faktor kimia seperti : pemaparan dalam dosis kecil namun terus
menerus seperti antiseptik pada kulit, gas anestesi pada hati
 Faktor ergonomi seperti :cara duduk yang salah, cara mengangkat
pasien yang salah
 Faktor fisik dalam dosis kecil namunterus menerus seperti panas pada
kulit, tegangan tinggi pada sisitem reproduksi, radiasi pada sisitem
pemroduksi darah
 Faktor psikologis seperti :ketegangan dikamar bedah, penerimaan
pasien, gawat darurat.
Untuk itu dalam respon kegawat daruratan dirumah sakit maka rumah
sakit mutlak memerlukan sistem tanggap darurat.

2. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja dirumah sakit


a. Perencanaan
Dalam rumah sakit harus ada perencanaan yang efektif agar
keberhasilan penerapan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur.

Perencanaan tersebut meliputi :

1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor


risiko. Rumah sakit harus melakukan kajian dan identifikasi sumber
bahaya, penilaian serta pengendalian faktor risiko.
a. Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :

- Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi


bahaya
- Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja ( PAK ) yang
mungkin dapat terjadi
Sumber bahaya yang ada dirumah sakit harus diidentifikasi dan
dinilai untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolak
ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja ( PAK ).

Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan dirumah


sakit meliputi :

No Bahaya potensial Lokasi Pekerja yagn paling


berisiko

1. FISIK :

Bising IPS- RS, laundri, Karyawan yang


dapur, gedung bekerja dilokasi
genset, IPAL tersebut
Getaran Ruang mesin- mesin Perawat, cleaning
dan peralatan yang service
menghasilkan
getaran ( ruangan
gigi )

Debu Genset, gudang Petugas sanitasi,


rekam medis, petugas IPS dan
incenerator rekam medis

Panas Dapur, laundry, Petugas dapur,


incenerator petugas laundry,
petugas IPSRS

Radiasi X – Ray, OK yang Ahli radiologi,


menggunakan c- fisioterapist dan
arm, ruang radiografer
fisioterapi, unit gigi

Solvents Laboratorium, Teknisi, petugas


semua area dirumah laboratorium,
sakit petugas pembersih

Gas – gas Ruang operasi, ruang Perawat, dokter


anestesi pemulihan bedah, dokter /
perawat anestesi.

Methyl metha Ruang pemeriksaan Petugas,/ dokter


crylaate, Hg gigi gigi, dokter bedah,
( amalgam ) perawat

2. KIMIA :

Disinfektan Semua area Petugas kebersihan,


perawat.
Ethylene oxide Kamar operasi Dokter, perawat.

Formalde hyde Laboratorium, kamar Petugas kamar


operasi/CSSD, kamar mayat, petugas
mayat, gudang laboratorium dan
farmasi farmasi

3. BIOLOGIK :

AIDS, Hepatitis B IGD, kamar operasi, Dokter, dokter gigi,


dan A non B ruang pemeriksaan perawat, petugas
gigi, laboratorium, laboratorium,
laundry petugas sanitasi dan
laundry

Cytomegalo Ruang kebidanan, Perawat, dokter


virus ruang anak yagn bekerja
dibagian ibu dan
anak

Rubella Ruang ibu dan anak Dokter dan perawat

Tubercolosis Bangsal, Perawat, petugas


laboratorium, ruang laboratorium,
isolasi fisioterapis

4. ARGONOMIK :

Pekerjaan yang Area pasien dan Petugas yang


dilakukan secara tempat menangani pasien
manual penyimpanan barang dan barang
( gudang )
Postur yang Semua area Semua karyawan
salah dalam
melakukan
pekerjaan
Pekerjaan yang Semua area Dokter gigi, petugas
berulang pembersih,
fisioterapis, sopir,
operator komputer,
yang berhubungan
dengan pekerjaan
juru tulis

5.
PSIKPSIKOSOSIAL :

Sering kontak Semua area Semua karyawan.


dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
fisik

b. Penilaian faktor resiko


Penilaian faktor resiko tersebut berguna untuk menentukan
ada tidaknya risiko dengan jalan melakukan penilaian bahaya
potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan.

c. Pengendalian faktor risiko


Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yaitu :
menghilangkan bahaya, menggantikan sumber risiko dengan
sarana / peralatan lain yang tingkat risikonya lebih rendah /
tidak ada, administrasi dan alat pelindung pribadi.

3. Standar K3 sarana, prasaran dan peralatan dirumah sakit


Sarana didefiniskan sebagai segala sesuatu benda fisik yang dapat
tervisualisasi oleh mata maupun teraba panca indra dan dengan mudah
dapat dikenali oleh pasien dan umumnya merupakan bagian dari suatu
bangunan itu sendiri. Sedangkan prasarana adalah seluruh jaringan /
instalasi yang membuat suatu sarana bisa berfungsi sesuai dengan tujuan
dan harpan, antara lain : instalsi air bersih dan air kotor, listrik, gas medis,
komunikasi, pengkondisian udara dan lain – lain.

Standar K3 sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit meliputi :

1. Standar manajemen
Standar manajemen sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit
meliputi :

a. Setiap sarana dan prasarana serta peralatan rumah sakit harus


dilengkapi :
1. Kebijakan tertulis tentang pengelolaan K3 ( kesehatan
keselamatan kerja )
2. Pedoman dan standar prosedur operasional K3
3. Perizinan sesuai dengan peraturan yang berlaku
4. Sistem komunikasi baik internal maupun eksternal
5. Setifikasi
6. Program
7. Alat pelindung diri ( APD ) yang memadai, siap dan layak pakai
8. Penyediaan alat pemadam api ringan (APAR)
9. Manual operasional yang jelas
10. Fasilitas sanitasi yang memadai dan memenuhi persyaratan
kesehatan
11. Fasilitas penanganan limbah padat, cair dan gas

b. Setiap sarana dan prasarana serta peralatan rumah sakit yang


menggunakan bahan beracun berbahaya maka pengirimannya
harus dilengkapi dengan lembar MSDS ( material safety data sheet
) dan disediakan ruang atau tempat penyimpanan bahan beracun
berhaya yang aman .
c. Setiap pekerja operator sarana, prasarana dan peralatan harus
melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala
d. Peta atau denah lokasi/ ruang yang dianggap berisiko dengan
dilengkapi simbol –simbol khusus untuk daerah / tempat / area
yang berisiko dan berbahya terutama laboratorium, radiologi,
farmasi, sterilisasi sentral, kamar operasi, genset, kamar isolasi
penyakit menular, pengolahan limabah dan laundry.
e. Program penyehatan lingkungan meliputi penyehatan ruang dan
bagunan, penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air,
penanganan limbah, penyehatan tempat cucianumum termasuk
laundry, pengendalian serangga, tikus dan binatang pengganggu
lain, pemantau sterilisasi dan desinfeksi, perlindungan radiasi dan
upaya promosi kesehatan lingkungan
f. Evaluasi, pencatatan dan pelaporan program pelaksnaan K3 sarana
dan prasarana dan peralatan rumah sakit
g. Kalibrasi secara berkala terhadap sarana dan prasaran dan
peralatan yang disesuaikan dengan jenisnya
2. Standar teknis
a. Standar teknis sarana
1. Lantai
 Lantai ruangan dari bahan yang kuat kedap air, tidak licin,
mudah dibersihkan, berwarna terang
 Lantai WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,
mudah dibersihkan, mempunyai kemiringan yang cukup,
tidak ada genangan air
 Khusus ruang operasi lantai rata tidak mempunyai pori,
lubang untuk berkembang biaknya bakteri, menggunakan
bahan vynil anti elekrotatik tidak mudah terbakar.
2. Dinding ( mengacu kemenkes No 1204 tahun 2004 tentang
persyaratan kesehatan lingkunmgan rumah sakit )
a. Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur, tidak
mengandung logam berat
b. Dinding kamar mandi / WC dari bahan kuat dan kedap air
c. Permukaan dinding keramik rata, rapi, sisa permukaan
keramik dibagi sama kekanan dan kekiri
d. Khusus ruang radiologi dinding dilapisi Pb minimal 2mm
setara dinding bata ketebalan 30 cm seeta dilengkapi
pembatas anti radiasi
e. Dinding ruang laboratorium dibuat dari porselin atau
keramik setinggi 1,5 m dari lantai
3. Pintu
a. Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal
120 cm
b. Pintu dapat dibuka dari luar
c. Ambang bawah jendela minimal 1m dari lantai.
d. Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan
mudah dibuka tetapi harus dapat menutup sendiri
e. Khusu ruang radiologi pintu terdiri dua daun pintu dan
dilapisi pb minimal 2 mm atau setara dinding bata
ketebalan 30 cm dilengkapi dengan lampu merah tanda
bahaya radiasi .
4. Plafon
a. Rangka plafon kuat dan anti rayap
b. Permukaan plafon berwarna terang, mudah dibersihkan
tidak menggunakan berbahan asbes
c. Langit – langit dengan ketinggian 2,8 m dari lantai
d. Langit – langit menggunakan cat anti jamur
e. Khusus ruang operasi, harus disediakan gelagar
( gantungan) lampu bedah dengan profil baja dobel INP 20
yang dipasang sebelum pemasangan langit – langit
5. Ventilasi
a. Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi
udara yang cukup, luas dan minimal 15 % dari luas lantai
b. Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan
untuk ruang operasi kombinasi antara fanex houster dan
AC harus dapat memberikan sirkulasi udara dengan
tekanan posistif
c. Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri
6. Atap
a. Atap kuat, tidak bocor, tidak jadi perindukan serangga,
tikus dan binatang pengganggu lainnya.
b. Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus
menggunakan penangkal petir
7. Sanitair
a. Closet, wastafel dan bak mandi dari bahan kwalitas baik,
utuh dan tidak cacat serta mudah dibersihkan
b. Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak
menimbulkan bau dan dilengkapi disinfektan dan
dilengkapi disposible tissue
c. Bak mandi tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan
d. Indek perbandingan jumlah tempat tidur dan jumlah toilet
dan kamar mandi adalah 10 :1
e. Jumlah perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah
toiletnya dan kamar mandi adalah 20 :1
f. Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, wastafel,
closet keluar dengan lancar dan jumlahnya cukup
8. Air
a. Kapasitas reservoir sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
( 250 – 500 liter / tempat tidur )
b. Sistem penyediaan air bersih menggunakan jaringan PAM
atau sumur dalam
c. Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi
setiap 6 bulan sekali
d. Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai
sumber air dalam penanggulangan kebakaran
9. Plumbing
a. Pipa air bersih tidak boleh bersilangan dengan pipa air
kotor
b. Instalasi perpipaan tidak boleh berdekatan atau
berdampingan dengan instalasi listrik
10. Drainage
a. Saluran keliling bangunan drainage dari bahan yang kuat,
kedap air dan berkualitas baik dengan dasar mempunyai
kemiringan yang cukup kearah aliran pembuangan
b. Saluran air hujan tertutup telah dilengkapi bak kontrol dan
tiap sudut pertemuan bak kontrol dilengkapi penutup yang
mudah dibuka / ditutup memenuhi syarat teknis, serta
berfungsi dengan baik
11. Ramp
a. Kemiringan rata – rata 10 – 15 derajat
b. Ramp untuk evakuasi harus satu arah, dengan lebar
minimal 140 cm, khusus ramp koridor dapat dibuat dua
arah dengan lebar 240 cm, kedua ramp terebut dilengkapi
pegangan rambatan, kuat, ketinggian 80 cm.
c. Area awal dan akhir ramp harus bebas dan datar, mudah
untuk berputar dan tidak licin
d. Setiap ramp dilengkapi lampu penerangan darurat, khusus
ramp evakuasi dilengkapai dengan presurefan untuk
membuat tekanan positif
12. Tangga
a. Lebar tangga minimum 120 cm jalan searah dan 160 cm
jalan dua arah
b. Lebar injakan minimal 28 cm
c. Tinggi injakan maksimal 21 cm
d. Tidak berbentuk bulat
e. Memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang seragam
f. Memiliki kemiringan injakan < 90 derajat
g. Dilengkapai pegangan, minimum pada salah satu sisinya,
pegangan rambat mudah dipegang, ketingian 60 – 80 cm
dari lantai,bebas dari segala instalsi
13. Pedestrian
a. Persediaan jalur kursi roda dengan permukaan keras /
stabil, kuat dan tidak licin
b. Hindari sambungan atau gundukan permukaan
c. Drainase searah ukuran minimum 120 cm ( jalan searah ),
160 ( kalur dua arah )
d. Tepi jalur pasang pegangan
14. Area parkir
a. Area parkir harus tertata dengan baik
b. Mempunyai ruang bebas disekitarnya
15. Landscape : jalan, taman
a. Akses jalan harus lancar dengan rambu – rambu yang jelas
b. Saluran pembuangan yang melewati jalan harus tertutup
dengan baik dan tidak menimbulkan bau
c. Tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu –
rambu yang ada
d. Harus tersedia area untuk tempat berkumpul ( publik
corner )
e. Pintu gerbang untuk masuk dan keluar berbeda
f. Papan nama rumah sakit dibuat rapi, kuat, jelas atau
mudah dibaca untuk umum, terpampang dibagian depan
rumah sakit
g. Taman tertata rapi, terpelihara dan berfungsi memberikan
keindahan, kesejukan, kenyamanan bagi pengunjung
maupun pekerja dan pasien rumah sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pencatatan dan pelaporan kesehatan dan keselamtan kerja rumah sakit


terintegrasi kedalam sistem pelaporan rumah sakit ( SPRS ) yang meliputi
pelaporan :

- Pencatatan dan pelaporan K3


- Pencatatan semua kegiatan K3
- Pencatatan dan pelaporan kecelakaan akibat kerja
- Pencatatan dan pelaporan penyakit akibat kerja

Anda mungkin juga menyukai