Anda di halaman 1dari 22

PROGRAM

MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN LINGKUNGAN

RUMAH SAKIT WATES HUSADA

EDISI 1

RUMAH SAKIT WATES HUSADA


Jl. Raya Wates Utara, Kedungpring, Balongpanggang, Gresik
Telp. (031) 7922351, Fax. (031) 79260077
email : rswateshusada@gmail.com

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i
I PENDAHULUAN.........................................................................................1
II LATAR BELAKANG................................................................................1
III TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS..........................................2
IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN............................3
V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN................................................12
VI SASARAN..................................................................................................12
VII JADWAL PELAKSANAAN...................................................................15
VIII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN.......................................15
IX PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN.......15
X PENUTUP....................................................................................................15

i
PROGRAM MANAJEMEN RISIKO FASILITAS DAN
LINGKUNGAN RS WATES HUSADA
TAHUN 2022

I. PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh
bidang pekerjaan di dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang
sangat penting. Sebut misalnya: perminyakan, perbankan, penerbangan,
IT, ekspedisi luar angkasa, dan lain-lain. Makin besar risiko suatu
pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek manajemen
risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan
mempunyai dampak pada pencapaian tujuan. Sedangkan manajemen
risiko adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk
mewujudkan peluang peluang sambil mengelola efek yang tidak
diharapkan atau kegiatan terkoordinasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia
dan New Zealand. AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh
lembaga ISO dengan standar ISO 31000:2009. ISO pun menerbitkan
standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan ISO/IEC
31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen
risiko di dunia ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan
meningkatkan kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya
kerugian dengan teori accident model dari ILCI, maka manajemen risiko
dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut, sehingga efek
dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

II. LATAR BELAKANG


Tuntutan terhadap kelalaian kepada institusi kesehatan di dunia
semakin meningkat jumlahnya sejak tahun 1980-an. Hal ini mendesak
1
departemen kesehatan berbagai negara, seperti Inggris dan negara-
negara persemakmurannya untuk berpikir ekstra. Sampai awal tahun 1990-
an tuntutan hukum yang diterima institusi kesehatan seperti rumah sakit
mencapai 75 milyar ponsterling. Jumlah yang sangat besar ini memaksa
departemen kesehatan Inggris merombak keseluruhan sistem pelayanan
kesehatan, utamanya budaya kerja para pemberi layanan kesehatan.
Maka mulai diperkenalkan dan dibuat manajemen risiko dalam
kerangka kerja departemen kesehatan di Inggris, diberlakukan untuk seluruh
trust dan board yang menjadi afiliasinya. Kita menyadari bahwa tidak hanya
penanggulangan risiko saja yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakatnya. Perlunya evaluasi
berkelanjutan, fokus pada kepentingan pasien, dan komponen- komponen
lain membentuk sebuah kerangka kerja baru yang disebut clinical
governance. Manajemen risiko merupakan salah satu pilar penerapan clinical
governance dalam institusi pelayanan kesehatan.
Manajemen risiko dapat digambarkan sebagai proses
berkelanjutan dari identifikasi risiko secara sistemik, evaluasi dan
penatalaksanaan risiko dengan tujuan mengurangi dampak buruk bagi
organisasi maupun individu, dengan penekanan pada perubahan budaya kerja
dari yang reaksioner dan penanggulangan menjadi pencegahan dan
pengelolaan. Risiko yang dicegah dalam pengelolaan manajemen risiko
berupa risiko klinis dan non klinis.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meminimalisasi dan meniadakan risiko yang ditimbulkan oleh berbagai
potensi bahaya yang ada di RS Wates Husada
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah sakit.
b. Mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas dan lingkungan di
RS Wates Husada

2
c. Meningkatkan keamanan dan keselamatan fungsi fasilitas yang ada di
RS Wates Husada bagi karyawan, pasien dan pengunjung.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Identifikasi Resiko
1. Keselamatan dan Keamanan Rumah
IDENTIFIKASI BAHAYA

Penculikan Bayi

Penyanderaan

Kehilangan barang milik pasien dan
keluarga
KEAMANAN LINGKUNGAN 
Kehilangan kendaraan bermotor
RS 
Kehilangan sarana prasarana RS

Keselamatan saat ada
renovasi/pembangunan

 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
KEAMANAN PASIEN,
PENGUNJUNG DAN  Terpeleset di kamar mandi
KARYAWAN  Tersengat listrik

2. Bahan dan Limbah Berbahaya


IDENTIFIKASI BAHAYA
 Penanganan B3 yang salah
BAHAN BERACUN  Penyimpanan B3 tidak pada tempatnya
BERBAHAYA  B3 yang tidak diberi label
 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
3. Bencana
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
 Wabah penyakit
 Gempa bumi
INSIDEN WABAH DAN  Angin puting beliung
BENCANA  Ledakan bom
 Banjir
 Kecelakaan transportasi

3
4. Kebakaran
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
 Hubungan pendek arus listrik
 Ledakan gas
INSIDEN KEBAKARAN  Kebocoran gas
 Ledakan kompor gas
 Percikan api dari colokan listrik

5. Peralatan Medis
KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA
 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis
karena belum terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat karena belum
PERALATAN MEDIS terkalibrasi
 Kesalahan penggunaan alat medis yang
baru karena belum dilakukan pelatihan alat
baru.

6. Sistem Utilitas

KEJADIAN IDENTIFIKASI BAHAYA


 Pemadaman listrik
 Kerusakan/meledaknya pompa air
 Saluran air/IPAL mampet
SISTEM UTILITAS  Kerusakan telepon
 Kebocoran gas
 Meledaknya tabung gas medis
 Meledaknya sistem gas sentral

4
b. Analisis Risiko

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat bahaya


Skor Keterangan
1 Kegagalan yang tidak disadari oleh pasien dan tidak menimbulkan dampak
dalam pelayanan kesehatan
2 Kegagalan dapat mempengaruhi proses pelayanan kesehatan tetapi
menimbulkan kerugian minor
3 Kegagalan menyebabkan kerugian yang lebih besar terhadap pasien
4 Kegagalan menyebabkan kematian atau kecacatan

Tabel Analisis risiko berdasarkan tingkat probabilitas


Skor Keterangan
1 Hampir tidak pernah (remote) jarang terjadi (dapat terjadi dalam > 5
sampai 30 tahun)
2 Jarang (uncommon) kemungkinan akan muncul (dapat terjadi dalam > 2
3 Kadang-kadang (occasional), kemungkinan akan muncul (dapat terjadi
4 Sering (frequent), hampir sering muncul dalam waktu relatif singkat

ANALISIS RISIKO FASILITAS DI RS WATES HUSADA

TINGKAT TINGKAT
SKOR
RISIKO BAHAYA PROBABILITAS
TOTAL
(SKOR) (SKOR)

KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT


Penculikan Bayi 4 1 4
Penyanderaan 4 1 4
Kehilangan barang 3 4 12
milik pasien dan
keluarga
Kehilangan kendaraan 3 1 3
Bermotor
Kehilangan sarana 3 1 3
prasarana RS

5
Keselamatan saat ada 4 1 4
renovasi/pembangunan
Terjatuh/terpeleset di 4 2 8
RAM/tangga
Terpeleset di kamar 2 2 4
Mandi
Tersengat listrik 4 1 4
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
Penanganan B3 yang 2 4 8
Salah
Penyimpanan B3 tidak 1 1 1
pada tempatnya
B3 yang tidak diberi 2 4 8
Label
Tidak memakai APD 2 4 8
saat penanganan B3.

BENCANA
Wabah penyakit 4 1 4
Gempa bumi 4 1 4
Angin puting beliung 4 1 4
Ledakan bom 4 1 4
Banjir 4 1 4
Kecelakaan transportasi 4 1 4
KEBAKARAN
Hubungan pendek arus 4 1 4
Listrik
Ledakan gas 4 1 4
Kebocoran gas 4 1 4
Ledakan kompor gas 4 1 4

6
Percikan api dari 4 1 4
colokan listrik
PERALATAN MEDIS
Kesalahan pembacaan 4 1 4
hasil pada alat medis
karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan 4 1 4
alat karena belum
terkalibrasi
Kesalahan penggunaan 4 1 4
alat medis yang baru
karena belum dilakukan
pelatihan alat baru.

SISTEM UTILITAS
Pemadaman listrik 2 2 4
Kerusakan/meledaknya 2 2 4
pompa air
Saluran air/IPAL 2 1 2
Mampet
Kerusakan telepon 2 1 2
Kebocoran gas 4 1 4
Meledaknya tabung gas 4 1 4
Medis
Meledaknya sistem gas 4 1 4
Sentral

7
c. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilihat dari analisis risiko yang dilakukan sehingga dapat
dibuatkan suatu prioritas penanganan risiko sebagai berikut:

NO RISIKO
1 Kehilangan barang milik pasien dan keluarga
2 Terjatuh/terpeleset di RAM/tangga
3 Penanganan B3 yang salah
4 B3 yang tidak diberi label
5 Tidak memakai APD saat penanganan B3.
6 Penculikan Bayi
7 Penyanderaan
8 Keselamatan saat ada renovasi/pembangunan
9 Terpeleset di kamar mandi
10 Tersengat listrik
11 Wabah penyakit
12 Gempa bumi
13 Kebocoran gas
14 Ledakan bom
15 Banjir
16 Angin puting beliung
17 Kecelakaan transportasi
18 Hubungan pendek arus listrik
19 Ledakan gas
20 Kebocoran gas
21 Ledakan kompor gas
22 Percikan api dari colokan listrik
23 Kesalahan pembacaan hasil pada alat medis
karena belum terkalibrasi
24 Kesalahan penggunaan alat karena belum
25 Kesalahan penggunaan alat medis yang baru
26 Kebocoran gas

8
27 Meledaknya tabung gas medis
28 Meledaknya sistem gas sentral
29 Pemadaman listrik
30 Kerusakan pompa air
31 Kehilangan kendaraan bermotor
32 Kehilangan sarana prasarana RS
33 Saluran air/IPAL mampet
34 Kerusakan telepon

d. Tata Kelola Risiko


1. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keamanan lingkungan RS adalah:
a) Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya
ancaman keamanan seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan
bayi, tempat parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor
dan tempat berisiko lainnya.
b) Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV
c) Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (kartu penunggu) untuk
pengunjung pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan
tamu di RS.
d) Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien
(misal: pegangan di setiap tangga dan diniding termasuk kamar
mandi, tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll.).
e) Melengkapi sumber listrik dengan penutup.
f) Menyediakan rol hole pada RAM/jalan miring.
g) Melakukan monitoring dan evaluasi renovasi dan pembangunan
gedung di rumah sakit.
2. Bahan dan Limbah Berbahaya
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan bahan dan limbah berbahaya adalah:
a) Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3.

9
b) Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke
semua unit.
c) Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan
dibagikan kepada unit-unit yang menggunakan bahan tersebut.
d) Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan
menerapkan kebiasaan penggunaan APD bagi petugas
menggunakan B3.
e) Pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, pencegahan
dan penanggulangan kebakaran, keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan limbah dan B3.
3. Bencana
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan keadaan darurat bencana adalah:
a) Membentuk Tim Siaga Bencana.
b) Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan an
penanggulangan bencana.
c) Menyediakan fasilitas: rambu–rambu penunjuk arah lokasi
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu
darurat, denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung.
d) Melakukan simulasi keadaan darurat bencana.
e) Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (jadwal
pelatihan, peserta, pelaporan), yang melibatkan semua unsur di
rumah sakit.
4. Kebakaran
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan kebakaran adalah:
a) Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya,
terutama di ruang khusus.
b) Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala.
c) Melakukan patroli asap secara rutin.
d) Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok.

10
e) Mengusulkan alat deteksi asap/api pada tempat–tempat yang
rawan kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur,
dan tempat perawatan intensif.
f) Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir
dan gempa.
g) Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan, pengendalian
kebakaran.
h) Membentuk tim di masing–masing ruangan (Perlantai) untuk
pencegahan pengendalian kebakaran.
i) Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana
secara berkesinambungan.
5. Peralatan medis
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan sarana dan prasarana adalah:
a) Melakukan kalibrasi alat secara berkala.
b) Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga
medis yang mendapatkan alat baru.
6. Sistem Utilitas
Beberapa hal dapat dilakukan untuk meminimalisir bahaya yang
berhubungan dengan sistem utilitas adalah:
a) Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis.
b) Penempatan gas medis (tabung) di tempat khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh.

e. Diklat Manajemen Risiko


Diklat manajemen risiko bertujuan untuk memberikan informasi
kepada pegawai RS Wates Husada baik medis maupun non medis tentang
pentingnya manajemen risiko, pengendalian atau pencegahan risiko serta
bahaya yang mungkin terjadi akibat risiko yang ada. Diklat manajemen
risiko akan diadakan setiap tahun sekali.

11
f. Pelaporan Insiden
Pelaporan insiden dilakukan oleh masing-masing unit. Jika terjadi
insiden di salah satu unit, maka unit yang bersangkutan wajib melaporkan
insiden tersebut ke Tim K3RS yang nantinya akan dilakukan investigasi
dan evaluasi dari kejadian tersebut. Hasil investigasi dan evaluasi akan
dijadikan acuan penyusunan program berikutnya dan disampaikan ke
direktur RS Wates Husada.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Koordinasi antara IPSRS dengan tim K3RS
2. Koordinasi antara Unit Kerja, IPSRS dan Tim K3RS.
3. Sosialisasi Program Manajemen Risiko saat briefing bulanan karyawan.

VI. SASARAN
1. Keselamatan dan Keamanan Rumah Sakit
a. Penambahan CCTV pada area-area yang berisiko terjadinya ancaman
keamanan seperti ruang bayi untuk mencegah penculikan bayi, tempat
parkir untuk mencegah pencurian kendaraan bermotor dan tempat
berisiko lainnya terlaksana 100%.
b. Pemeriksaan dan pemeliharaan CCTV dilakukan setiap hari terlaksana
100%.
c. Pemberlakuan pemakaian tanda pengenal (kartu penunggu) untuk
pengunjung pasien rawat inap, penunggu pasien rawat inap, dan tamu di
RS terlaksana 100%.
d. Melakukan data ulang mengenai kebutuhan keselamatan pasien
(misal: pegangan di setiap tangga dan dinding termasuk kamar mandi,
tempat tidur dengan penahan pada tepinya dll.) terlaksana 100 %.
e. Melengkapi sumber listrik dengan penutup terlaksana 100%.
f. Menyediakan rol hole pada ram/jalan miring terlaksana 100%.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi renovasi dan pembangunan gedung
di rumah sakit terlaksana 100%.

12
2. Bahan dan Limbah Berbahaya
a. Pembuatan tempat khusus untuk penyimpanan B3 terlaksana 100%.
b. Sosialisasi mengenai prosedur penyimpanan dan pengelolaan B3 ke
semua unit. terlaksana 100%
c. Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta didokumentasikan dan dibagikan
kepada unit- unit yang menggunakan bahan tersebut terlaksana 100%.
d. Penyediaan APD pada setiap unit yang memiliki B3 dan menerapkan
kebiasaan penggunaan APD bagi petugas menggunakan B3 terlaksana
100%.
e. Pelatihan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja, pencegahan
dan penanggulangan kebakaran, keadaan darurat bencana, cara
melakukan evakuasi, penanganan limbah dan B3 terlaksana 100%.
3. Bencana
a. Membentuk Tim Siaga Bencana terlaksana 100%.
b. Membuat standar prosedur operasional tentang pencegahan dan
penanggulangan bencana terlaksana 100%
c. Melakukan pelatihan siaga bencana dan evakuasi (jadwal pelatihan,
peserta, pelaporan), yang melibatkan semua unsur di rumah sakit
terlaksana 100%.
d. Menyediakan fasilitas rambu-rambu penunjuk arah lokasi pelayanan,
jalan keluar, jalan masuk, arah evakuasi bencana, pintu darurat,
denah dan gambar arah evakuasi di setiap gedung terlaksana 100%.
e. Melakukan simulasi keadaan darurat bencana terlaksana 100%.
4. Kebakaran
a. Menyediakan APAR yang mencukupi kualitas dan kuantitasnya,
terutama di ruang khusus terlaksana 100%.
b. Melakukan pemeliharaan APAR secara berkala terlaksana 100%.
c. Melakukan patroli asap secara rutin terlaksana 100%.
d. Melakukan pemasangan larangan merokok dan penegakan aturan
larangan merokok terlaksana 100%.

13
e. Mengusulkan alat deteksi asap/api pada tempat–tempat yang rawan
kebakaran, misalnya, laboratorium, Instalasi Gizi/Dapur, dan tempat
perawatan intensif terlaksana 100%.
f. Pemasangan arah dan denah evakuasi bencana kebakaran, banjir
dan gempa terlaksana 100%.
g. Melakukan sosialisasi mengenai pencegahan dan pengendalian
kebakaran terlaksana 100%.
h. Membentuk tim di masing–masing ruangan (Perlantai) untuk
pencegahan dan pengendalian kebakaran terlaksana 100%.
i. Melakukan simulasi kebakaran dan keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan terlaksana 100%.

5. Peralatan Medis
a. Melakukan kalibrasi alat secara berkala terlaksana 100%.
b. Membuat dan menerapkan SPO tentang pelatihan bagi tenaga medis
yang mendapatkan alat baru terlaksana 100%.

6. Sistem Utilitas
a. Melakukan pemantauan secara rutin pompa sumur air, panel-panel
listrik, dan sistem gas medis terlaksana 100%.
b. Penempatan gas medis (tabung) di ruangan khusus dan diberikan
pengaman agar tidak terjatuh terlaksana 100%.

VII. JADWAL PELAKSANAAN


Jadwal pelaksanaan yang telah disusun dapat dilihat di lampiran

VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Evaluasi program kerja dilakukan setiap 1tahun sekali.

IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan dilakukan saat pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah pelaksanaan kegiatan. Evaluasi dilakukan paling
lambat 1 minggu setelah laporan diterima

14
X. Penutup
Dengan adanya program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan diharapkan
dapat menjadi acuan atau pedoman untuk manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan dalam rangka mengawasi dan memonitor risiko terkait fasilitas
dan lingkungan di RS Wates Husada.

Gresik,
Diketahui oleh :
Direktur Ketua Tim PMKP

dr. Titin Ekowati, M.Kes.,M.H.Kes drg. Galang Rikung Edy Santoso

15
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PROGRAM MANJEMEN RISIKO FASILITAS 2022

Waktu Kegiatan
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksanaan Ket
M A M J J A S O N D
KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT
1 Penambahan CCTV pada area-area X
yang berisiko terjadinya ancaman 100% Ruang Bayi PSRS
keamanan
2 Pemeriksaan dan pemeliharaan X X
100% Seluruh Ruangan PSRS
CCTV
3 Pemberlakuan pemakaian tanda X
pengenal (kartu penunggu) untuk 100% Seluruh Ruangan Security
pengunjung pasien rawat inap,
4 Melakukan data ulang mengenai Perawat X
100% Seluruh Ruangan
kebutuhan keselamatan pasien Ruangan
5 Menyediakan role hole pada ram/ X
Ram PSRS
jalan miring (Selasar)
6 Melakukan monitoring dan evaluasi Bangunan yang X X
renovasi dan pembangunan gedung 100% PSRS
di rumah sakit dibangun/renovasi

Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Permata Bunda 1


Waktu Kegiatan
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksanaan Ket
M A M J J A S O N D
BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA
1 Pembuatan tempat khusus untuk Seluruh X
100% PSRS
penyimpanan B3 Ruangan
2 Sosialisasi mengenai prosedur X
Seluruh
penyimpanan dan pengelolaan B3 ke 100% Tim K3RS
Ruangan
semua unit
3 Melengkapi MSDS/LDKB B3 serta X X X X X X X X X
didokumentasikan dan dibagikan Seluruh
100% Tim K3RS
kepada unit-unit yang Ruangan
menggunakan
bahan tersebut
4 Penyediaan APD pada setiap unit Seluruh X X X X X X X X X X
100% PSRS
yang memiliki B3 Ruangan
5 Pelatihan mengenai keselamatan X
dan kesehatan kerja, pencegahan dan
100% DIKLAT Tim K3RS
penanggulangan kebakaran,
keadaan darurat bencana, cara
melakukan
evakuasi, penanganan limbah B3

Waktu Kegiatan
No Kegiatan Target Lokasi Pelaksanaan Ket
M A M J J A S O N D
BENCANA
1 Membentuk Tim Siaga Bencana Seluruh X
100% Tim K3RS
Ruangan
2 Membuat standar prosedur X
operasional tentang pencegahan dan 100% - Tim K3RS
penanggulangan bencana
3 Melakukan pelatihan siaga bencana X
100% DIKLAT Tim K3RS
dan evakuasi
4 Menyediakan fasilitas: rambu– X X
rambu penunjuk arah lokasi
Seluruh
pelayanan, jalan keluar, jalan masuk, 100% Tim K3RS
Bangunan
arah evakuasi bencana, pintu darurat,
denah dan gambar arah evakuasi
KEBAKARAN
1 Menyediakan APAR yang 100% Seluruh PSRS X
mencukupi kualitas dan kuantitasnya Gedung
2 Melakukan simulasi keadaan darurat X
Seluruh
bencana pencegahan dan 100% Tim K3RS
Ruangan
pengendalian kebakaran
3 Membentuk tim di masing–masing Tim X
Perlantai untuk pencegahan dan 100% Per Lantai Kebakaran
pengendalian kebakaran (Per lantai)
4 Melakukan simulasi kebakaran dan X

100% DIKLAT Tim K3RS


keadaan darurat bencana secara
berkesinambungan
PERALATAN MEDIS
1 Melakukan kalibrasi alat secara Seluruh X
100% PSRS
berkala Unit
2 Membuat dan menetapkan SPO X X X X X X X X X X
Seluruh
tentang pengoperasian dan 100%
Unit
pemeliharaan alat medis
SISTEM UTILITAS
1 Melakukan pemantauan secara rutin X X
Pompa air
pompa sumur air, panel-panel listrik,
100% dan panel PSRS
dan sistem gas media
listrik

2 Penempatan gas medis (tabung) di tempat Tempat gas X X X X


100% PSRS
khusus dan diberikan pengaman medis

Keterangan:
Tanda “X” = Kegiatan akan dilakukan di bulan tersebut

Anda mungkin juga menyukai