Anda di halaman 1dari 14

TERM OF REFERENCE IN-HOUSE TRAINING:

BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3), SPILL KIT, MANAJEMEN


FASILITAS KESELAMATAN & KEAMANAN DAN UTILITAS

A. PENDAHULUAN

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan atau merusakan lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. Intinya
adalah setiap materi yang karena konsentrasi dan atau sifat dan atau jumlahnya
mengandung B3 dan membahayakan manusia, mahluk hidup dan lingkungan,
apapun jenis sisa bahannya.

Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran


atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta
melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai
dengan fungsinya kembali. Salah satu pencegahan yang diterpkan di rumah sakit
adalah dengan menggunakan spill kit.

Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,


penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan/atau
penimbunan. Peraturan pemerintah terbaru tentang pengelolaan limbah B3 diatur
dalam Peraturan Pemerintah yaitu PP No.101 Tahun 2014 dan merupakan
pergantian PP No.18 Tahun 1999 dan PP No.85 Tahun 1999. Spill Kit
kedengarannya memang asing bagi masyarakat awam namun fungsinya sangat
krusial di dunia perindustrian. Spill Kit memiliki berbagai macam jenis dengan
fungsi yang berbeda-beda.

Spill Kit adalah proses penanganan untuk membersihkan tumpahan cairan B3


dan cairan tubuh pasien dengan menggunakan spillkit. Spill Kit adalah kotak
yang berisi bahan perlengkapan yang berfungsi untuk penanganan tumpahan B3
dan cairan tubuh pasien. Agar penanganan dan penerapan dalam hal
membersihkan tumpahan cairan B3 dapat dilakukan dengan baik, untuk itu RSIA
Mutiara Hati perlu mengadakan in house training kepada seluruh staff untuk
mengikuti in house training tentang penggunaan Spill kit.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas
medis lainnya perlu diperhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi
berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program K3
perlu dilaksanakan, seperti perlindungan terhadap penyakit infeksi
maupun non- infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri
dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun
rumah sakit, K3 rumah sakit (K3RS) juga memperhatikan keselamatan dan
hak-hak pasien, yang masuk ke dalam program patient safety.

Agar K3RS dapat dilaksanakan dengan baik, maka pihak manajemen rumah sakit
perlu memahami berbagai hal yang terkait dengan K3. Menindaklanjuti
kebutuhan pemahaman terhadap K3RS maka dalam training ini akan
menjawab permasalahan- permasalahan yang terkait K3 di rumah sakit, tidak
hanya dari aspek pengelolaannya saja, akan tetapi lebih meningkatkan
profesionalisme Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di rumah sakit,
sehingga diharapkan para SDM RS lebih peka dan kreatif dalam implementasi
K3 di rumah sakit. Dengan penerapan K3RS yang baik dan benar tersebut maka
berbagai kasus-kasus kecelakaan kerja dapat diminimalisasi, produktivitas
pekerja dapat ditingkatkan dan pada akhirnya dapat meningkatkan profit bagi
rumah sakit.

Rumah sakit sebagai institusi yang bersifat sosio-ekonomis mempunyai fungsi


dan tugas memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam
kegiatannya rumah sakit memerlukan sistem utilitas. Yang dimaksud sistim
utilitas rumah sakit adalah sistim dimana keperluan rumahsakit sangat fatal bila
keperluan ini tidak tercukupi atau mati. Karena sistem utilitas ini sangat
diperlukan dalam hal kebutuhan rumah sakit Sistem utilitas tersebut dapat
berpotensi untukmenimbulkan dampak yang sangat besar bagi kebutuhan rumah
sakit terutama pasien keluarga danaryawan, untuk itu rumah sakit harus
mengetahui bagaimana cara pengelolaan sistem utilitas yang benar dan tidak
menimbulkan dampak nyata terhadap rumah sakit. Setiap sistem utilitas wajib
dikontrol secara rutin jangan sampai menimbulkan bahaya atau keperluan atau
kebutuhan pasien, keluarga, maupun karyawan terganggu. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang maka sistem
utilitas semakin meningkat jumlahnya maupun jenisnya. Bidang kesehatan
khususnya rumah sakit,yang juga menggunakan sistem utilitas, sangat berpotensi
menimbulkan dampak dalam pelayanan rumah sakit. Bukan saja bagi pegawai,
pasien, pengunjung, namun juga bagi lingkungan sekitar. Oleh karena itu,
diperlukan pelatihan penanganan sistem utilitas khususnya bagi pegawai yang
beresiko terpapar dan umumnya bagi seluruh pegawai rumah sakit.

B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
a. Setelah mengikuti in house training B3 dan spill kit diharapkan peserta
mampu menerapkan langkah-langkah untuk melakukan penanganan
tumpahan cairan B3 dan cairan tubuh pasien dengan menggunakan
peralatan spill kit.
b. Memberikan pengetahuan dan penyegaran tentang keselamatan kerja
serta dapat meminimalisir risiko dan potensi berbahaya di lingkungan
rumah sakit sehingga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien,
petugas, pengunjung serta lingkungan rumah sakit.
c. Melaksanakan program kerja khususnya unit terkait untuk mengetahui
dan memahami prosedur sistem utilitas yang benar di RSIA Mutiara Hati

2. Tujuan Khusus
a. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada karyawan RSIA
Mutiara Hati mengenai penggunaan spill kit.
b. Peserta dapat mengetahui fungsi-fungsi perlengkapan yang ada di dalam
spill kit.
c. Menambah wawasan karyawan RSIA Mutiara Hati tenaga medis
tentang limbah cairan B3.
d. Peserta memahami metode identifikasi dan evaluasi limbah B3.
e. Peserta memahami peraturan dan persyaratan pengelolaan limbah B3.
f. Peserta memahami penyusunan sistem dokumentasi pengelolaan limbah
B3.
g. Memberikan informasi dan pengetahuan kepada karyawan RSIA
Mutiara Hati tenaga non medis mengenai Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
h. Memberi pengetahuan dan membekali kepada para staf rumah sakit
dalam menerapkan K3RS.
i. Menambah wawasan karyawan RSIA Mutiara Hati tenaga medis
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
j. Mengetahui, memahami dan mengimplementasikan prosedur kerja
terkait dengan pemanfaatan sistem utilitas lingkup kerja RSIA Mutiara
Hati
k. Menciptakan kondisi dan ruang lingkup kerja yang aman dan nyaman
berhubungan dengan sistem utilitas RSIA Mutiara Hati
l. Mengurangi dan mencegah terjadinya kesalahan yang berakibat fatal
bagi pasien, staf dan pengunjung di RS. Mitra Husada dari akibat sistem
utilitas yang salah.

C. REFERENSI
1. PP No.101 Tahun 2014, yang dimaksud dengan limbah B3.
2. Permenkes no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan.
3. PMK no 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
4. PMK no 1128 tahun 2022 tentang Standar Akreditasi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) No.66 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (K3RS).
6. PMK no 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
7. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 98 mengatakan bahwa
peralatan kesehatan yang tersedia harus aman, bermanfaat, bermutu dan
terjangkau.
8. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
9. PerMenNakerTrans No. Per-OIIMEN/I 980 tentang K3 Pada Konstruksi
Bangunan.

D. SASARAN PELATIHAN
Sasaran dalam pelatihan ini adalah seluruh staf di RSIA Mutiara Hati

E. NARASUMBER
Narasumber dalam pelatihan ini adalah:
1. Ibu Ade Novirina Rumah Sakit Mitra Husada
F. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari : Jumat
Tanggal : 10 Februari 2023

Pukul : 12.00 s/d 17.00 WIB

Tempat : Aula RSIA Mutiara Hati

G. JADWAL KEGIATAN
Dalam 1 hari ada 2 sesi dengan peserta berbeda.
a. Sesi Pagi

Sarana
Waktu Kegiatan PIC Metode
Prasarana
Pembukaan - -
12.00 – 12.15 Diklat
Pre-test
Ceramah dan Presentation
12.15 – 13.00 Materi B3 Sanitarian
Diskusi set
Ceramah, Presentation
Sanitarian dan
13.00 – 13.15 Materi Spill Kit Diskusi, set dan Spill
Komite PPI
Praktek Kit set
Manajemen Fasilitas Presentation
Ceramah
13.15 – 13.45 Keselamatan dan K3 set
Diskusi
Keamanan
Ceramah Presentation
13.45 – 14.15 Utilitas IPSRS
Diskusi set
Narasumber
14.15 – 14.45 Simulasi dan Praktek Praktek Spill kit set
dan Peserta
Post-test Online test Google Form
14.45 – 15.00 Diklat
Penutupan - -
H. BIAYA
Biaya pelaksanaan pelatihan internal ini menggunakan biaya diklat tahun 2022,
dengan rincian terlampir.

I. EVALUASI
1. Evaluasi Proses Pembelajaran
Evaluasi Awal: Pre-test
Evaluasi Akhir: Post-test dengan nilai batas lulus 80
2. Evaluasi Fasilitator/Pelatihan
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pelatih/fasilitator
dalam menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan yang dapat dipahami dan diserap peserta.
3. Evaluasi Penyelenggara
Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan melihat sejauh mana mutu
pelatihan yang dilaksanakan untuk menghasilkan peserta yang kompeten.
Hasil evaluasi tersebut sebagai nilai efektifitas pelatihan dan memperbaiki
pelaksanaan pelatihan berikutnya.

J. PELAPORAN
Laporan pelatihan akan disampaikan kepada Kepala Bidang SDM dan Diklat
maksimal 7 hari setelah pelatihan selesai dilaksanakan.

K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan pelatihan internal Bahan Berbahaya Beracun dan Spill
Kit ini kami buat. Atas perhatian dan kerja-sama yang baik, kami mengucapkan
terima kasih

Pringsewu, 07 Februari2023
Menyetujui, Sekretaris K3
Kepala Bidang Pelayanan Medis

dr. Fauzia Tria Andara Sari Yurnalista, A.Md,.KL


Lampiran 1

RINCIAN BIAYA
PELATIHAN
INTERNAL:
BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3), SPILL KIT,
MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN & KEAMANAN,
DAN UTILITAS

No
Nama Kebutuhan Biaya Jumlah Satuan Biaya Total
.
1 Biaya snack
Pemateri 1 kotak Rp5.000 Rp5.000
Peserta 78 kotak Rp5.000 Rp390.000
Biaya makan siang
2 1 kotak Rp25.000 Rp25.000
pemateri

3 Biaya Narasumber 1 orang Rp200.000 Rp200.000

Total Rp620.000
Lampiran 3

SOAL PRETEST DAN POSTEST PELATIHAN INTERNAL:


BAHAN BERBAHAYA BERACUN (B3), SPILL KIT, MANAJEMEN
FASILITAS KESELAMATAN & KEAMANAN, DAN UTILITAS

1. Yang termasuk bahan infeksius antara lain, kecuali :


a. Darah
b. Feses
c. Muntahan pasien
d. Kecap
Jawaban : d.Kecap

2. Di bawah ini yang merupakan isi dari spil kit, kecuali :


a. APD ( sarung tangan, apron, google, masker)
b. Clorin
c. Betadin
d. Pasir
Jawaban : c. Betadin

3. Pernyatan yang benar untuk penggunaan spill kit adalah


a. Digunakan untuk membersihkan tumpahan bahan infeksius dan B3
b. Digunakan untuk membersihkan tumpahan darah
c. Digunakan untuk mengepel lantai
d. a dan b
Jawaban : d. a dan b

4. Di bawah ini yang bukan prosedur penggunaan spill kit adalah


a. Petugas memasang menyiapkan spill kit dan memasang tanda peringatan (signing)
b. Petugas memakai APD (masker, kaca mata, apron, sarung tangan)
c. Petugas mengaktifkan code biru
d. Petugas menyiapkan plastik kuning 2 buah.
Jawaban : c. Petugas mengaktifkan code biru

5. Yang termasuk Bahan berbahaya dan beracun adalah :


a. Air raksa
b. Plastik
c. Kayu
d. Darah
Jawaban : d. Darah

6. Yang termasuk APD kotak spill kit adalah


a. Sarung tangan
b. Apron/celemek
c. Kacamata google
d. Pernyataan A,B dan C benar
7. Seorang pasien berobat ke rumah sakit setelah diperiksa oleh dokter
ternyatadia terkena penyakit magh akut ketika pasien masuk ke dalam
ruangan rawatinap tiba-tiba sipasien muntah darah, dengan menggunakan apa
untukmembersihkan muntah darah pasien tersebut.....
a. Langsung dipel
b. Spill kit
c. Dibersihkan dengan tissue
d. Dibersihkan dengan tanah
Jawaban : b. Spill Kit

8. Sebelum kita membersihkan cairan muntah dengan menggunakan


spill kitterlebih dahulu apa yang harus kita lakukan...
a. Buka dan letakkan tutup spill kit sisi bagian luar (Awas Ada Tumpahan)
b. Tidak memakai APD
c. Menggunakan Dettol
d. Langsung ambil pasir
Jawaban : a. Buka dan letakkan tutup spill kit sisi bagian luar (Awas Ada
Tumpahan)

9. 1. Ambil spill kit


2. buka dan letakkan tutup spill kit sisi bagian luar
3. tuangkan desinfektan secukupnya ke dalam tumpahan cairan
4. memakai APD
5. masukkan ke dalam plastik kuning
6. isi form spill kit
7. batasi sisi luar cairan tumpahan infeksius dengan pasir
8. tutup cairan infeksius dengan absor kemudian putar dengan gerakan
searah jarum jam
Manakah langkah-langkah spill kit yang benar....
a. 1-2-3-4-5-6-7-8
b. 1-2-4-7-3-8-5-6
c. 6-5-8-3-7-4-2-1
d. 6-1-2-4-7-3-8-54.
Jawaban : b. 1-2-4-7-3-8-5-6

10. Cairan tumpahan spill kit seperti darah, muntah termasuk limbah B3
yangbersifat...
a. Beracun
b. Infeksius
c. Mudah meledak
d. Mudah terbakar
Jawaban : b.Infeksius
11. Untuk menyelamatkan bayi atau anak-anak yang hilang atau diculik diarea
rumah sakit dengan tanda peringatan
a. Code Blue
b. Code Pink
c. Code Red
d. Code Yellow
Jawaban : b. Code Pink

12. Untuk menyelamatkan setiap orang dari ancaman bom yang terjadi di area
Rumah sakit dengan tanda peringatan
a. Code yellow
b. Code Grey
c. Code Silver
d. Code orange
Jawaban : a. Code yellow

13. Untuk menyelamatkan setiap orang dari ancaman orang yang membahayakan
dengan bersenjata yang terjadi di area Rumah sakit dengan tanda peringatan
a. Code yellow
b. Code Grey
c. Code Silver
d. Code orange
Jawaban : c.Code Silver

14. Apa masksud dan fungsi dari system utilitas tata udara ?
a. Menciptakan kenyamanan bagi manusia
b. Agar pekerjaan mudah dilaksanakan
c. Agar pasien di rumah sakit nyaman
d. semua jawaban benar
e.
15. Bentuk lambang K3 adalah:
a. Palang berwarna hijau dengan warna dasar putih
b. Palang berwarna hijau dengan roda berwarna hijau dan warna dasar putih
c. Palang berwarna hijau dengan roda bergerigi sebelas dan warna dasar
putih
d. a dan b benar
Jawaban : d. a dan b benar
16. Berikut ini yang termasuk dalam sarana penyelematan jiwa pada sarana jalan
keluarsaat kondisi darurat bencana, kecuali
a. Tangga darurat
b. Ramp / jalur landau
c. Koridor dan jalur lintas menuju jalan keluar
d. Lift
Jawaban : d. Lift

17. Terbebas dari bahaya adalah pengertian dari


a. Keselamatan
b. Keamanan
c. Kesejahteraan
d. Keberuntungan
Jawaban : a. Keselamatan
18. APD (Alat Pelindung Diri) sebagai sarana perlindungan harus memenuhi
syarat-syaratantara lain:
a. Mampu memberikan perlindungan efektif
b. Model yang tepat dan baik
c. Harga murah dan kuat
d. Meningkatkan rasa percaya diri pemakai.
Jawaban : a. Mampu memberikan perlindungan efektif

19. Bagaimana tindakan apabila terjadi gangguan air bersih ?


a. laporan ke IPSRS pasokan air bersih berhenti atau terkontaminasi
b. Lapor ke bagian umum
c. lapor ke PDAM setempat
d. Tidak perlu lapor karena nnt akan normal dengan sendirinya

20. Apa yang fungsi dari system plumping ?


a. suatu pekerjaan meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air
kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan sistem penyediaan Air
bersih.
b. Pekerjaan terkait kegagalan sistem listrik
c. Perkerjaan konstruksi di rumah sakit
d. Perbaikan sistem yang bocor bocor di rumah sakit
Lampiran 4

Form Penilaian Peserta

No Nama Peserta Unit Penilaian Total


Pre Tes Post Tes Praktek Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
`17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Keterangan: Kesimpulan
L: Lulus Monitoring dan Evaluasi
TL: Tidak Lulus Mengulang

Anda mungkin juga menyukai