Anda di halaman 1dari 80

BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit dengan berbagai kegiatannya menghasilkan limbah yang saat ini
mulai disadari dapat menimbulkan gangguan kesehatan akibat bahan yang
terkandung didalamnya dan menjadi mata rantai penyebab penyakit, selain itu juga dapat
menjadi sumber pencemaran lingkungan udara, air dan tanah.
Sampah rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis unit penghasil dan jenis
pengelolaannya, dan secara garis besar limbah rumah sakit digolongkan menjadi
sampah medis dan non medis. Limbah medis Rumah Sakit termasuk ke dalam
kategori limbah berbahaya dan beracun yang sangat penting untuk dikelola secara
benar. Sebagian limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah berbahaya dan
sebagian lagi termasuk kategori infeksius.
Limbah medis berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam
berat, limbah genotoxic dan wadah bertekanan masih banyak yang belum dikelola
dengan baik. Sedangkan limbah infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber
penyebaran penyakit baik kepada SDM Rumah Sakit, pasien, pengunjung/pengantar
pasien ataupun masyarakat di sekitar lingkungan Rumah Sakit. Limbah infeksius
biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban, biakan kultur,
bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit menular atau media lainnya
yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien. Pengelolaan lingkungan yang tidak
tepat akan berisiko terhadap penularan penyakit. Beberapa risiko kesehatan yang
mungkin ditimbulkan akibat keberadaan rumah sakit antara lain: penyakit menular.
Limbah non medis dihasilkan oleh ruang administrasi, ruang gizi, ruang diklat, dan
lain-lain. Semua limbah tersebut harus dikelola dengan baik sehingga tidak
membahayakan manusia maupun lingkungan

A. TUJUAN PANDUAN
Panduan Pengelolaan limbah B3 bertujuan sebagai acuan untuk melaksanakan
tindakan yang dapat mencegah dan menanggulangi pencemaran dan/atau

1
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan
pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai fungsinya
kembali

B. RUANG LINGKUP PELAYANAN


1. Ruang Lingkup manajemen ini adalah panduan menyangkut Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbahnya bagi pegawai RSIA
Mutiara Hati.
2. Ruang lingkup sarana kerja, sebagai tempat pengelolaan bahan berbahaya
dan b e r a c u n peralatan, dan pekerja yang merupakan unsur dalam
melaksanakan kegiatan dengan menggunakan bahan kimia.

1) Ruang lingkup pengelolaan bahan berbahaya dan beracun mencakup


panduan tentang :
1 Identifikasi B3.
2 Pengadaan B3.
3 Penyimpanan B3.
4 Penanganan tumpahan B3.
5 Penanganan terpapar B3 pada kulit.
6 Penanganan terpapar B3 pada mata.
7 Pemasangan simbol dan label B3.
8 Pembuangan limbah B3.

2) Ruang lingkup tempat Pelaksanaan Pnnduan Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Ruangan-ruangan antara lain :
1. Instalasi Farmasi.
2. Instalasi Rawat Inap.
2. Instalasi Rawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Instalasi Rawat Jalan.
5. Radiologi.
6. Instalasi Pemeliharaan Sarana.

2
7. Instalasi Sanitasi Lingkungan.
8. Gudang.

C. LANDASAN HUKUM
A. Undang-undang
1. UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja
2. UU No. 13 Tahun 2003 Ketenagakerjaan
3. UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan
4. UU No. 44 Tahun 2009 Rumah sakit
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah RI No. 11 Tahun Persyaratan Kesehatan Konstruksi
1975 ruang di RS, Persyaratan & Petunjuk
2. Peraturan Pemerintah RI No. 12 Tahun Teknis tata cara penyehatan lingkup RS
1975 Keselamatan kerja terhadap radiasi
3. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun Ijin pemakaian zat radioaktif dan atau
1975 sumber radiasi lainnya
4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
C. Menakertrans
1. Permenaker RI. No. Per 05/Men/1978 Syarat-syarat K3 dalam pemakaian lift
listrik untuk pengangkutan orang &
2. Permenaker RI No. Per 01/Men/1980 barang
3. Permenaker RI No. Per 02/Men/1980 Keselamatan dan kesehatan kerja pada
konstruksi bangunan
4. Permenaker RI No. Per 04/Men/1980 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
dalam penyelenggaraan keselamatan
5. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 kerja
6. Permenaker RI No. Per 02/Men/1983 Syarat-syarat pemasangan dan
7. Permenaker RI No. Per 03/Men/1983 pemeliharaan alat pemadam api ringan
8. Permenaker RI No. Per 02/Men/1996 Kewajiban melapor penyakit akibat
9. Permenaker RI No. Per 05/Men/1996 kerja

3
10. Permenaker RI No. 18 Tahun 2010 Instalasi kebakaran Automatik
11. Permenaker RI No. 13 Tahun 2011
12. Kepmenaker RI. No. 186 Tahun 1999 Pelayanan Kesehatan tenaga kerja
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
Sistim Manajemen Keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3)
Alat pelindung Diri

Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan


Faktor Kimia di tempat Kerja
Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja
D. Menteri Kesehatan
1. SK Menkes RI No. 852/Menkes/SK/X/1993 Komite K3
2. Per Menkes RI No. Persyaratan Kesehatan Lingkungan
1204/Menkes/Per/XI/2004 Rumah sakit
3. Kep. Menkes RI No. Pedoman Keamanan Laboratorium-
1244/Menkes/SK/XII/1994 Mikrobiologi dan Biomedis
4. Kep. Menker RI No. Standard Kesehatan dan Keselamatan
1087/Menkes/SK/VIII/2010 Kerja di Rumah sakit
5. Direktorat Bina Kesehatan Kerja Pedoman Manajemen Kesehatan dan
Kementrian Kesehatan RI Tahun 2012 Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit
6. Per Menkes RI No. Pengamanan Bahan berbahaya bagi
472/Menkes/Per/V/1996 Kesehatan
E. Keputusan Dirjen
1. Keputusan Dirjen P.PM & PLP No. HK Persyaratan Kesehatan lingkungan
00.06.64.44 ruang & bangunan serta fasilitas
sanitasi RS
2. Keputusan Dirjen Batan Pengangkutan zat radioaktif ketentuan
No.03/160/DI/1989 keselamatan kerja terhadap radiasi

4
BAB II
DEFINISI

1. Lingkungan RSIA Mutiara Hati adalah semua area didalam dan diluar gedung yang
merupakan tempat kegiatan dan aktifitas RSIA Mutiara Hati sesuai batas wilayah
dan area RSIA Mutiara Hati.

2. Masyarakat Rumah Sakit adalah: semua orang yang berada di dalam area Rumah
Sakit tanpa terkecuali.

3. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk


menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat,
seperti rumah sakit, Puskesmas, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau
apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat
kesehatan lainnya, antara lain pusat atau balai pengobatan, rumah bersalin, Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

4. Pegawai adalah peneliti, teknisi, atau petugas yang secara langsung atau tidak
langsung menggunakan bahan berbahaya beracun

5. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan
yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya;

6. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,


menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3;

7. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas


dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya;

5
8. Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke
dalam suatu wadah dan atau kemasan, menutup dan atau menyegelnya;

9. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3;

10. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3;

11. Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat lain
dengan menggunakan sarana angkutan;

12. Kimia toksik adalah bahan kimia beracun, yang bahayanya terhadap kesehatan
sangat bergantung pada jumlah zat tersebut yang masuk ke dalam tubuh.

13. Bahan kimia korosif/iritan adalah bahan kimia yang mampu merusak berbagai
peralatan dari logam dan apabila bahan kimia ini mengenai kulit akan menimbulkan
kerusakan berupa iritasi dan peradangan kulit.

14. Bahan kimia eksplosif adalah bahan kimia mudah meledak.

15. Bahan kimia oksidator adalah bahan kimia yang dapat menghasikan oksigen dalam
penguraian atau reaksinya dengan senyawa lain, bersifat reaktif dan eksplosif serta
sering menimbulkan kebakara.

16. Limbah bahan kimia adalah bahan kimia baik padat, cair, dan gas bekas pakai yang
karena sifatnya tidak dapat digunakan lagi.

17. Nilai Ambang Batas (NAB) adalah konsentrasi dari zat, uap atau gas dalam udara
yang dapat dihirup selama 8 jam/hari selama 5 hari/minggu, tanpa menimbulkan
gangguan kesehatan yang berarti.

18. Tempat dan sarana laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk melakukan
kegiatan yang menggunakan bahan kimia serta dilengkapi sarana sebagai

6
kelengkapan laboratorium, misal ruang asam, glove box, fumehood, meja kerja,
exhaust fan, dan sebagainya.

7
BAB III
TATA LAKSANA

A. Tatalaksana
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun adalah panduan pengelolaan
bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi : Tatalaksana bahan berbahaya dan
beracun mencakup : Standart operasional prosedur identifikasi B3, pengadaan B3,
penyimpanan B3, pemasangan simbol dan label B3 penggunaan B3, penanganan
B3, dan Standart operasional prosedur penanganan tumpahan dan terpapar B3,
hingga proses pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan pihak
ke III yang telah memperoleh izin dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan
sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

B. Tata laksana kelola B3 adalah system manajemen pengelolaan B3 kegiatan meliputi


fungsi – fungsi sbb:
1. Identifikasi B3.
2. Pengadaan B3.
3. Penyimpanan dan Penyaluran B3.
4. Penggunaan B3.
5. Penanganan tumpahan B3 dan penanggulangan terpapar B3.
6. Pemasangan simbol dan label B3.
7. Pembuangan limbah B3.
8. Pemantauan,
9. Evaluasi dan pelaporan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

(Lihat SPO masing masing kegiatan)

1. Panduan identifikasi B3
a. Tata laksana megidentifikasi atau inventarisasi bahan berbahaya dan beracun
dengan melakukan telusur tiap bahan kimia tersebut apakah termasuk dalam
daftar atau golongan B3 sebagai lampiran Peraturan Pemerintah No.:74 /
Tahun 2001, sbb:

8
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun (highly toxic);
8) Beracun (moderately toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Korosif (corrosive);
11) Bersifat iritasi (irritant);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) Mutagenik (mutagenic).

b. Bila bahan kimia tidak termasuk atau belum masuk dalam daftar seperti dalam
lampiran PP. No.: 74/Tahun 2001, tentang Pengelolaan B3, maka cara
Identifikasi dilakukanq melalui Uji karakteristik B3 meliputi:
1) mudah meledak;
2) mudah terbakar;
3) bersifat reaktif;
4) beracun;
5) menyebabkan infeksi; dan
6) bersifat korosif.

2. Panduan pengadaan B3
Uraian tentang pengadaan dan barang / jasa sbb:
a. Pengadaan barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan
untuk memperoleh barang/jasa, yang menggunakan Anggaran Pendapatan

9
dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APB Barang termasuk didalamnya adalah Perbekalan Farmasi).

b. Perbekalan farmasi adalah pengadaan sediaan farmasi yang terdiri dari obat,
bahan bat, alat kesehatan, reagensia, radio farmasi dan gas medis dari
penyedia barang.

c. Pengadaan Perbekalan Farmasi termasuk Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Pengadaan langsung dilakukan terhadap pengadaan perbekalan farmasi
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pengadaan Barang/Jasa
Rumah Sakit Dinda.

3. Panduan penyimpanan dan pengemasan B3


a. Panduan Umum Tempat Penyimpanan  
Hal hal umum tempat penyimpanan, persyaratan mengenai lokasi
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun.
1) Lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir, tidak rawan bencana dan di
luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang.
2) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
3) Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
a) Jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan
lainnya;
b) Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 m;
c) Jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
d) Jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
4) Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah, karakteristik limbah B3
dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
5) Persyaratan Fasilitas Pengelolaan B3 menerapkan sistem hal2 sbb :

10
a) Keamanan Fasilitas.
b) Pencegahan Terhadap Kebakaran.
c) Pencegahan tumpahan.
d) Penanggulangan Keadaan Darurat .
e) Pengujian peralatan; dan
f) Pelatihan karyawan.

b. Penyimpanan Umum B3
1) Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar Aman dari pengaruh alam &
lingkungan:
a) Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik.
b) Suhu ruangan terjaga konstan dan aman.
c) Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap dll).
2) Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb:
a) Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas.
b) Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar
tidak roboh dan rapi
c) Dibuatkan lorong dan terjaga agar alat angkat dan angkut dapat lewat.
d) Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan
ditempatkan yg aman, idak lembab, dan aman dari sumber panas
(listrik, api terbuka dll).
3) Program “House keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan dan
Keselamatan).
4) Sarana K3 disiapkan dan digunakan.
5) Selain petugas gudang dilarang masuk, dan harus menggunakan APD.
6) Inpeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan
dan sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kpd atasan.
7) Penyimpanan B3 dilengkapi dengan Simbo dan /label B3 (Label isi, safety,
resiko bahaya) serta cara pencegahan dan pertolongan pertama.

11
c. Penyimpanan B3 golongan gas Medis
Memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti pola pewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar
dan akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan konstruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
b) Pengaturan suhu/panas/ cahaya
(1) Suhu sejuk dan kering.
(2) Hindari cahaya langsung matahari.
(3) Hindarkan instalasi listrik, sumber panas.
(4) Hindarkan kenaikan suhu.
c) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu ruangan
tetap optimal.
3) Tata penyimpanan
a) Wadah disimpan pada posisi tegak.
b) Jarak antara wadah dengan dinding ½ dari tinggi wadah.
c) Cukup jarak antara 1 dengan lainnya.
d) Jumlah wadah dalam tiap ruangan dibatasi.
e) Wadah kosong diberi tanda dan dipisahkan dari ada isinya.
4) Kesiapan penanggulangan
a) Dilakukan oleh petugas yang ahli dalam penanggulangan bahaya gas
Medik.
b) Tersedia alat pemadam kebakaran.
c) Tersedia P3K dan antidotum.
d) Tersedia alat komunikasi.
5) Lokasi
a) Lebih kurang 3x radius yang dapat dijangkau gas tersebut tanpa
tiupan angin kuat.
b) Jauh dari pemukiman penduduk, jalan raya yang padat.

12
6) Penanganan tekhnis pada bongkar muat
Mengikuti pola penanganan tehnis B3 yang berlaku sesuai dengan jenis
dan tingkat bahaya .
7) Penanggulangan kasus bahan berbahaya.
8) Bila terjadi tumpah, bocor hingga mencemari lingkungan, korban langsung
dsb maka harus mengikuti pola penanganan yang berlaku sesuai dengan
jenis dan tingkat bahaya.

d. Penyimpanan B3 Explosif
1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti Pola pewadaan dan penandaan B3 dengan benar dan teliti
sesuai dengan macam dan tingkat bahaya.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & kondisi bangunan memiliki kontruksi yang kuat, tahan
ledakan, tahan api, tahan gempa.
b) Lantai tidak lembab, bersih, bebas karat, bebas debu.
c) Kedap air.
d) Pintu dari bahan yg baik dan kuat disertai kunci.
e) Terhindar dan terlindung dari getaran, dilengkapi dengan penangkal
petir.
f) Ruangan diberi tanda peringatan untuk B3 gol Eksplosif dan
pemberitahuan dilarang merokok.

e. Penyimpanan B3 Gas Mampat


1) Pewadahan dan penandaan
Mengikuti polapewadahan dan penandaan yang berlaku dengan benar &
akurat sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan kontruksi tahan terhadap api, getaran, tersedia penangkal
petir
(1) Pengaturan suhu / panas / cahaya
(a) suhu sejuk dan kering.

13
(b) hindari cahaya langsung matahari.
(c) hindarkan instalasi litrik, sumber panas.
(d) Hindarkan kenaikan suhu.
(2) Pengaturan udara
Fentilasi baik sehingga udara tersalur dengan baik dan suhu
ruangan tetap optimal.

f. Penyimpanan B3 Cairan Mudah Menyala


1) Pewadahan dan penandaan
a) Wadah/pembukus/kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap
saluran dari luar.
b) Wadah/pembungkus/kemasan harus dapat bertahan terhadap daya
kemas isinya.
c) Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan & konstruksi bangunan :
b) Tahan terhadap B3 yang disimpan (tidak interaksi).
c) Mempunyai ventilasi secukupnya.
d) Udaranya harus terisolir dari udara zat atau cairan mudah menyala.
3) Beban dari sumber penyebab terjadinya bahaya
a) Wadah, tutup, kran, kemasan harus berfungsi baik.
b) Mencegah terjadinya gangguan mekanik.
c) Mencegah kotak langsung dengan B3.
d) Mencegah kenaikan suhu dan cahaya yang berlebihan.

g. Penyimpanan B3 Beracun
1) Pewadahan dan penandaan
Menggunakan kemasan anti bocor / mengikuti pola pewadaan dan
penandaan B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
2) Kondisi ruangan
a) Bahan dan konstruksi bangunan.

14
b) Tahan terhadapB3 yang disimpan.
c) Kedap air.
d) Lantai cekung agar limbah tidak mengalir keluar.
e) Tertutup rapat dan dapat dikunci.

4. Panduan penggunaan B3
a. Perencanaan dan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam
penggunaan B3 harus memperhatikan sbb :
1) Alat Pelindung Diri (APD) yg sesuai dg faktor resiko bahaynya, Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) dan P3K harus siap dan cukup.
2) Kondisi kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenang.
3) Peralatan kerja harus layak pakai.
4) Metode kerja/cara pelaksanaan kerja /protap sudah aman dan efektif.
5) Kelengkapan adinistrasi sudah siap kan (perintah kerja , daftar B3 dll).
b. Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman. dan sesuai dengan SOP.
c. Bila penggunaan pada transisi shift jaga, maka tiap serah terima dan tanggung
jawab dilakukan sebaik baiknya, laporkan situasi kondisi kerja terlebih hal
yang tidak aman .
d. Bila selesai, amankan dan bersihkan alat2 kerja, lingkungan kerja, wadah sisa
B3 hingga aman.
e. Lakukan P3K bila ada kecelekaan dan penanganan lebih lanjut.

5. Panduan penanganan B3
a. Penanganan Kecelakaan kerja dan darurat B3
Panduan ini sebagai petunjuk bagi pegawai untuk penyelamatan apabila
terjadi kecelakaan ditempat kerja dengan tujuan agar korban menjadi atau
merasa aman dan tenang serta mencegah kondisi yang lebih buruk sambil
menunggu pertolongan dokter.

b. Ruang lingkup
Ruang lingkup panduan ini meliputi petunjuk umum :pertolongan pertama
yang berhubungan dengan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) .

15
Dampak dan Resiko akibat pengelolaan B3 berupa ledakan gas dan kebakaran
bahan kimia, bahan kimia tumpah, terpapar bahan kimia kepada petugas ,
sarana dan lingkungan rumah sakit.

c. Pengertian yang dimaksud dalam panduan ini adalah sebagai berikut :


1) Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak direncanakan yang dapat
menyebabkan luka atau kerugian pada manusia dan benda yang
disebabkan oleh suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga.
2) Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan
semenjakia meninggalkan rumah kediaman sampai menuju ketempat
pekerjaannya, selama jam kerja, maupun sekembalinya dari tempat kerja
menuju rumah kediamannya melalui jalan yang biasa ditempuh,
sedemikian rupa sehingga karyawan tersebut dalam waktu 2 x 24 jam
setelah kejadian kecelakaan itu tidak dapat melakukan pekerjaan.
3) Perlemahan (impairment) adalah setiap gangguan atau ketidaknormalan
psikologik dan atau fisiologik dan atau struktur anatomi dan atau fungsi.
4) Ketidakmampuan (disability) adalah setiap keterbatasan atau
berkurangnya kemampuan (sebagai akibat dari perlemahan) untuk
melakukan aktivitas dengan cara atau dalam batas–batas yang dianggap
normal untuk manusia.
5) Cacat (handicap) adalah kerugian yang diderita oleh seseorang sebagai
akibat dari perlemahan atau ketidakmampuan yang membatasi atau
mencegah orang itu untuk melakukan perannya yang normal untuk
ukuran orang itu.
d. Hal Umum Penanggulangan Kecelakaan dan Keadaan Darurat
1) Setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib
menanggulangi terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat akibat
B3.
2) Melakukan kegiatan pengelolaan B3 sebagaimana dimaksud 4.a. wajib
mengambil langkah-langkah :
a) Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan;
b) menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap

16
penanggulangan kecelakaan;
c) melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat
Pemerintah Kabupaten/Kota setempat; dan
d) Aparat Pemerintah Kabupaten/Kota setempat, setelah menerima
laporan tentang terjadinya kecelakaan dan atau keadaan darurat
akibat B3 sebagaimana dimaksud wajib segera mengambil langkah-
langkah penanggulangan yang diperlukan.
3) Kewajiban sebagaimana dimaksud, tidak menghilangkan kewajiban setiap
orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 untuk :
a) Mengganti kerugian akibat kecelakaan dan atau keadaan darurat; dan
atau
b) Memulihkan kondisi lingkungan hidup yang rusak atau tercemar; yang
diakibatkan oleh B3.

6. Panduan penanganan tumpahan B3


a. Ketentuan Umum mengatasi Tumpah
Harus dipahami bahwa tumpahan pada area kerja harus dibersihkan karena
dapat menyebabkan kecelakaan akibat kontak dengan bahan tum pahan.
Kecelakaan yang ditimbulkan antara lain : keracunan akibat menghirup uap
bahan tersebut, korosif dan dapat menimbulkan kebakaran dan ledakan jika
bereaksi dengan bahan-bahan mudah terbakar, serta menyebabkan
kontaminasi oleh mikroba (untuk bahanbahan mikrobiologi).

b. Penanganan B3 tumpah secara umum adalah :


1) Identifikasi / Kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan yang tumpah ,
sifat kimia dan fisika tumpahan, sifat bahaya dan risiko tumpahan dan
mengetahui teknik aman penanganannya.
2) Pastikan penggunaan alat pengaman diri (khususnya sarung tangan,
pelindung mata/muka dan pelindung pernafasan bila perlu).
3) Cegah tumpahan meluas dan hentikan sumber tumpahan jika hal tersebut
aman dilakukan.
4) Tangani (di tempat) dengan cara yang tepat. (Lihat MSDS).

17
5) Secara umum proses yang dilakukan adalah netralisasi.
6) Netralisasi dapat menggunakan basa (soda ash/lime) untuk tumpahan yang
bersifat asam dan
7) Larutan asam asetat untuk tumpahan yang bersifat basa.
8) Bahan yang paling umum digunakan untuk keadaan darurat apabila terjadi
tumpahan adalah pasir, tanah, natrium karbonat dan kapur.
9) Bekas tumpahan bahan kimia di area kerja dapat dibersihkan dengan air,
sabun detergen , atau pembersih lain yang sesuai dengan bahan
pengotornya.
10) Tetapi untuk penanganan yang lebih tepat dapat dilihat di dalam “Material
Safety Data Sheet” (MSDS).

c. Langkah Selanjutnya Setelah Pembersihan tumpahan B3


1) Simpan semua limbah pada tempatnya yang sesuai kemudian tutup untuk
penanganan lebih lanjut.
2) Bersihkan pastikan kembali area tersebut telah bersih dan aman.
3) Bersihkan area / meja kerja segera setelah terjadi tumpahan zat/ bahan
kimia.
4) Apabila bahan kimia yang tumpah tersebut cukup/sangat berbahaya, selain
dibersihkan dengan lap, tangan harus dilindungi dengan sarung tangan dan
Alat Pelindung Diri (APD) lainnya : masker dan sepatu pelindung).

d. Panduan penanganan terpapar B3 pada kulit


1) Penanganan bila terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, Bila Terkena Kulit dan Rambut.
2) Membawa segera pekerja yang terkontaminasi menuju sumber air
terdekat dan lepaskan seluruh pakaian yang menutup bagian yang
terkontaminasi.
3) Membasahi atau menyiram pekerja yang terkontaminasi dengan air (bila
mungkin air mengali ratau air pancuran atau shower), lihat petunjuk
gambar.
4) Membersihkan kontaminasi dengan sabun jika ada.

18
5) Mempergunakan sarung tangan/baju pelindung untuk melindungi diri
dari kontaminan bahan kimia yang dibersihkan (beberapabahan kimia
yang melepas uap berbahaya bagi pernafasan, pastikan tidak
menghirupnya).
6) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke poli pegawai atau Instalasi
Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih jauh.
7) Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah Sakit
melalui Poli Pegawai.
8) Petunjuk Gambar membersihkan B3 terpapar pada kulit atau kepala.

e. Panduan penanganan terpapar B3 pada mata


1) Penanggulangan Bila Terjadi Kontaminasi Bahan-bahan Berbahaya pada
Pekerja, bila Terkena Mata :
a) Membaringkan dan memposisikan pekerja yang terkontaminasi
dengan posisi kepala menengadah dan miring ke arah mata yang
terkontaminasi.
b) Membersihkan segera bahan kimia yang mengenai mata dengan
sejumlah air yang dingin dan bersih selama 15–20 menit.
c) Memastikan air yang di siram menjauhi muka dan tidak
mengenai mata sebelahnya.
d) Memastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal ketika
menyiram di sekitar kulit, alis dan kelopak mata.
e) Memastiakn pekerja yang terkontaminasi tidak menggosok
matanya.
f) Membawa pekerja yang terkontaminasi ke Poli Pegawai dan
Instalasi Rawat Darurat bila memerlukan pertolongan medis lebih

19
jauh Melaporkan kejadian kecelakaan kerja ke Panitia K3 Rumah
Sakit melalui Poli Pegawai.
g) Petunjuk Gambar Membersihkan Mata dengan air Shower.

7. Panduan pemasangan simbol dan label B3


Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan
peringatan pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah
tindakan pencegahan yang esensial. pegawai yang bekerja pada pengelolaan B3
biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam
wadah/packingnya, demikian pula para pengguna di ruaangan dari barang
tersebut, dalam hal inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.
Peringatan tentang bahaya dengan simbol dan label merupakan syarat
penting dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat
dianggap sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan
keselamatan lainnya masih tetap diperlukan.
a. Pengertiaan yang berkaitan dengan simbol B3 :
1) Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau
jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
2) Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
3) Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan
jenis B3.
4) Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3
dan dilengkapi penutup.

20
5) Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk
lain yang digunakan untuk menyimpan kemasan B3.

b. Panduan Umum pemasangan Simbol


1) Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol sesuai dengan klasifikasinya dan
label sesuai dengan jenis dan klasifikasinya.
2) Setiap tempat penyimpanan kemasan dan alat pengangkutan B3 wajib
diberi simbol B3.
3) Bentuk dasar, ukuran dan bahan
a) Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat sehingga
membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi belah
ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang
pada kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol
pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3
minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

Gambar A: bentuk dasar symbol

b) Simbol harus dibuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan
bahan kimia yang akan mengenainya. Warna simbol untuk dipasang di
kendaraan pengangkut bahan berbahaya dan beracun harus dengan
cat yang dapat berpendar (fluorenscence). Jenis simbol B3.
c) Simbol B3 merupakan gambar yang menunjukan klasifikasi B3 yang
terdiri dari 10 (sepuluh) jenis simbol yang dipergunakan, yaitu :
(1) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak(explosive),
sebagaimana gambar (1).

21
Gambar (1) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak
(explosive).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar bom meledak (explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatubahan yang pada suhu dan
tekanan standar (25 oC, 760mmHg) dapat meledak dan
menimbulkan kebakaran atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan di sekitarnya.

(2) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),


sebagaimana gambar Simbol –simbol lain dapat di lihat pada
lampiran:

22
Gambar (2) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi
(oxidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa bola api berwarna hitam yang menyala.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang dapat melepaskan
banyak panas atau menimbulkan api ketika bereaksi dengan bahan
kimia lainnya, terutama bahanbahan yang sifatnya mudah terbakar
meskipun dalam keadaan hampa udara.
(3) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
sebagaimana gambar

Gambar (3) : Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah


menyala (flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar nyala api berwarna putih dan hitam.
Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
(a) Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperature ambien;
(b) Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api;
(c) Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
(d) Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;

23
(e) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0oC dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35oC;
(f) Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0oC – 21oC;
(g) Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume
dan/atau pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC
(140oF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api,
percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760
mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-
Up Test”;
(h) Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25oC dan
760 mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran
melalui gesekan, penyerapan uaair atau perubahan kimia
secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan
kebakaran yang terus menerus dalam 10 detik. Padatan yang
hasil pengujian ”Seta Closed Cup Flash Point Test”-nya
menunjukkan titik nyala kurang dari 40oC;
(i) Aerosol yang mudah menyala;
(j) Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
(k) Peroksida organik.

(4) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic), sebagaimana


gambar (4).

24
Gambar (4). : Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar tengkorak dan tulang bersilang Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan
atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan tingkat sifat
racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
(b) Sifat bahaya toksisitas akut.

(5) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful),


sebagaimana gambar (5).

Gambar (5). : Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)


Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalu inhalasi ataupun oral dapat
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.

(6) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant), sebagaimana


gambar (6).

25
Gambar (6). : Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah Simbol
berupa gambar tanda seru berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit atau selaput
lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
(b) Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan
tunggal dapat menyebabkan iritasi pernafasan,mengantuk atau
pusing;
(c) Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit; dan/atau
(d) Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan
iritasi serius pada mata
(7) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive), sebagaimana
gambar (7).

26
Gambar (7) : Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
terdiri dari 2 gambar yang tertetesi cairan korosif. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik sebagai
berikut:
(a) Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
(b) Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020
dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan temperatur
pengujian 55oC; dan/atau
(c) Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk B3 bersifat asam
dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk B3 yang bersifat
basa.
(8) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment), sebagaimana gambar (8).

27
Gambar (8) : Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for the environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar pohon dan media lingkungan berwarna hitam serta
ikan berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan
yang dapat menimbulkan bahaya terhadap lingkungan. Bahan kimia
ini dapat merusak atau menyebabkan kematian pada ikan atau
organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated
Biphenyls).
(9) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic), sebagaimana

28
Gambar (9) : Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik
dan mutagenik (carcinogenic, tetragenic,mutagenic).
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah. Simbol
berupa gambar kepala dan dada manusia berwarna hitam dengan
gambar menyerupai bintang segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang
atau berulang dengan bahan ini dapat menyebabkan efek
kesehatan sebagai berikut:
(a) karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
(b) teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio;
(c) mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genética;
(d) toksisitas sistemik terhadap organ sasaran spesifik;
(e) toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
(f) gangguan saluran pernafasan.
(10) Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas
bertekanan (pressure gas), sebagaimana gambar (10).

29
Gambar (10) : Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna merah.Simbol
berupa gambar tabung gas silinder berwarna hitam. Simbol ini
untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung
dipanaskan/terkena panas atau pecah dan isinya dapat
menyebabkan kebakaran.

c. Ketentuan pemasangan simbol


Simbol pada kemasan B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan baik
pada kemasan, mudah penggunaannya, tahan lama, tahan terhadap air
dan tahan terhadap tumpahan isi kemasan B3;
a) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai dengan karakteristik bahan
yang dikemasnya atau diwadahinya;
b) Simbol dipasang pada sisi-sisi kemasan yang tidak terhalang oleh
kemasan lain dan mudah dilihat;
c) Simbol tidak boleh terlepas atau dilepas dan diganti dengan simbol lain
sebelum kemasan dikosongkan dan dibersihkan dari sisa-sisa bahan
berbahaya dan beracun; dan
d) Kemasan yang telah dibersihkan dari B3 dan akan dipergunakan
kembali untuk mengemas B3 harus diberilabel “KOSONG”

30
2) Simbol pada kendaraan pengangkut B3. Simbol yang dipasang pada
kendaraan pengangkut B3 harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada alat angkut/kendaraan, mudah penggunaannya, dan tahan
lama;
b) Simbol yang dipasang harus satu macam simbol yang sesuai dengan
klasifikasi B3 yang diangkutnya;
c) Ukuran minimum yang dipasang adalah 25 cm x 25 cm atau lebih besar,
sebanding dengan ukuran alat angkut yang digunakan;
d) Terbuat dari bahan yang tahan terhadap goresan, air, hujan, dan/atau
bahan kimia yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik,
kertas, atau plat logam) serta menggunakan bahan warna simbolyang
dapat berpendar (flourenscence);
e) Dipasang disetiap sisi dan di bagian muka alat angkut serta harus dapat
terlihat dengan jelas dari jarak lebih kurang 30 meter; dan
f) Simbol tidak boleh dilepas dan diganti dengan symbol lain sebelum
muatan B3 dikeluarkan dan alat angkut yang digunakan dibersihkan
dari sisa B3 yang tertinggal.
3) Simbol pada tempat penyimpanan kemasan B3.
Tempat penyimpanan kemasan B3 harus ditandai dengan simbol dengan
mengikuti ketentuan sebagai berikut:
a) Simbol B3 berupa sticker atau lainnya yang dapat menempel dengan
baik pada tempat penyimpanan.
b) kemasan B3, mudah penggunaannya dan tahan lama. Simbol juga
terbuat dari bahan yang tahan terhadap air, goresan dan bahan kimia
yang mungkin mengenainya (misalnya bahan plastik, kertas, atau plat
logam);
c) Simbol dipasang pada bagian luar tempat penyimpana kemasan B3
yang tidak terhalang.
d) Jenis simbol yang dipasang harus sesuai klasifikasi B3.

d. Ketentuan pemasangan Label

31
Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi
dan jenis B3. Penggunaan Label B3 tersebut dilakukan informasi tentang
produsen B3, identitas B3 serta kuantitas B3. Label harus mudah terbaca, jelas
terlihat, tidak mudah rusak, dan tidak mudah terlepas dari kemasannya.
1) Bentuk, warna dan ukuran.
a) Label B3 berbentuk persegi panjang dengan ukuran disesuaikan dengan
kemasan yang digunakan, ukuran perbandingannya adalah panjang :
lebar = 3:1, dengan warna dasar putih dan tulisan serta garis tepi
berwarna hitam, sebagaimana gambar.
b) Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi.

Nama B3/Nama Dagang Nama B3


Komposisi
No CAS/No UN)
Produsen
Informasi Tindakan Penanganan

Keterangan Tamabahan Kata peringatan

Pernyataan Bahaya :
Identitas Pemasok Klasifikasi B3
Fisik, Kesehatan dan Lingkungan

Gambar 6 a. Label B3

2) Pengisian Label
Label diisi dengan huruf cetak yang jelas terbaca, tidak mudah terhapus
dan dipasang pada setiap kemasan B3. Pada label wajib dicantumkan
informasi minimal sebagai berikut :
No Jenis Farmasi Penjelasan Pengisian

32
1 Nama B3; Nama dagang B3/Nama bahan
Komposisi, No.CAS/No kimia.
UN; Komposisi atau formulasi bahan
Produsen kimia.
Informasi lengkap mengenai
penghasil.
2 Simbol Disesuaikan dengan klasifikasi B3

3 Kata peringatan Pilih salah satu “bahaya” atau


“awas” sesuai dengan tingkat
resiko
4 Pernyataan bahaya: Menjelaskan simbol secara lebih
- klasifikasi B3. detil sesuai dengan klasifikasi B3.
- fisik, kesehatan, Misal: sangat mudah menyala,
lingkungan. sangat beracun, karsinogenik, dan
lain-lain.
5 Informasi Penanganan Prosedur penanganan kecelakaan
dan darurat
6 Keterangan tambahan Tanggal kadaluarsa.
Tujuan penggunaan.
Jumlah dan isi kemasan atau
kontainer.
7 Identitas pemasok Informasi lengkap mengenai
pemasok

3) Pemasangan label B3.


Label B3 dipasang pada kemasan di sebelah bawah simbol dan harus
terlihat dengan jelas. Label ini juga harus dipasang pada wadah yang akan
dimasukkan ke dalam kemasan yang lebih besar. Contoh pemasangan
simbol dan label pada kemasan/wadah, sebagaimana gambar 6.b.

33
Simbol

Label

Gambar 6.b. : Kemasan B3 dengan symbol dan label


8. Panduan pembuangan limbah B3
Limbah B3 yang terdapat didalam TPS LB3 RSD dikirim ke pihak ketiga yang
telah mendapat ijin untuk melakukan pengolahan limbah B3 dari KLH.
Dalam penanganan residu abu pasca pembakaran residu abu dimasukkan
kedalam drum kemudian dilakukan solidifikasi dimana dilakukan pengecoran
dengan spesi semen dan pasir.
Panduan tentang pembuangan limbah B3 :
a. Tiap limbah baik karena rusak, pecah, kadaluarsa maupun sisa hasil proses
yg tidak digunakan harus dibuang pada saluran khusus yg disiapkan atau
tempat sampah khusus B3.
b. Jika limbah asam dan Basa harus dinetralkan dahulu sebelum dibuang.
Untuk zat logam berbahaya harus diendapkan dahulu hingga buangan aman
tidak lebih ambang.
c. Limbah sisa gas yg mudah terbakar harus diamankan.
d. Semua wadah/kemasan B3 harus dibakar dengan benar.
e. Membuang limbah B3 secara manual harus menggunakan APD yg sesuai.
Hati-hati hindari bahaya percikan, jatuh, terpeleset, tersiram, dsb.

9. Panduan penanganan pembuangan limbah B3


a Penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya paling
lama 90 (sembilan puluh) hari sebelum menyerahkannya kepada pengumpul
atau pemanfaat atau pengolah atau penimbun limbah B3.
b Bila limbah B3 yang yang dihasilkan kurang dari 50 (lima puluh) kilogram per
hari, penghasil limbah B3 dapat menyimpan limbah B3 yang dihasilkannya
lebih dari sembilan puluh hari sebelum diserahkan kepada pemanfaat atau

34
pengolah atau penimbun limbah B3, dengan persetujuan Kepala instansi
yang bertanggung jawab.
c Dalam pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun disertai dengan
bukti dokumen pembuangan limbah B3 berupa manifest limbah B3

35
36
BAB IV
DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

Setiap petugas dalam melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun wajib melakukan administrasi yang sudah disediakan mulai dari
penerimaan B3, penyimpanan, penggunaan ataupun jika terjadi tumpahan B3.Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa Rumah Sakit Dinda
melakukan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dengan baik.

Identifikasi Bahan – Bahan Yang Termasuk Ke Dalam Limbah B3


A. Kegiatan Rumah Sakit
Ruangan Tidak spesifik Spesifik Bahan kimia Karakteristik limbah
Rawat Inap  Baterai kering  Kapas Tidak spesifik :
& Rawat jalan  Tinta  Verban Beracun, korosif
 Tinta infuse printer  Cutton bath
 Catridge printer  Masker Spesifik :
 Sarung tangan Infeksius
 Selang infus
 Bahan & alat terkontaminasi
 Jaringan tubuh
 Obat kadaluarsa kemasan
 Botol obat/infuse

37
 Pampers
 Jarum suntik
 Bisturi
 Ampul
 Silet
 Jarum jahit
 Jarum suntik infus printer

Farmasi  Baterai kering  Pelarut bekas Tidak spesifik :


 Tinta  Produk off-spec, kadaluarsa dan Beracun, korosif
 Tinta infuse printer sisa
 Catridge printer  Peralatan dan kemasan bekas
 Residu proses
 produksi dan formulasi
 Absorban dan filter (karbon
aktif)
 Residu proses destilasi,
evaporasi dan reaksi
 Limbah laboratorium
 Residu dari proses insinerasi

38
 Jarum suntik infus printer

 Baterai kering  Pelarut Tidak spesifik :


 Tinta  Bahan kimia kadaluarsa Beracun, korosif
Laboratorium  Tinta infuse printer  Residu sampel
 Catridge printer  Jarum suntik infus printer

 Baterai kering  Larutan developer, fixer, bleach Tidak spesifik :


 Tinta bekas Beracun, korosif
Radiologi  Tinta infuse printer  Jarum suntik infus printer
 Catridge printer

B. Kegiatan Penunjang/Pendukung Rumah Sakit.


Ruangan Tidak spesifik Spesifik Bahan kimia Karakteristik limbah
Perkantoran  Baterai kering Jarum suntik infus printer Tidak spesifik :
 Tinta Beracun, korosif
 Tinta infuse printer

39
 Catridge printer Spesifik :
Infeksius
 Tidak spesifik :
 Cutter Beracun, korosif
 PCB bekas  Bahan & alat terkontaminasi
 Bohlam, lampu  Lumpur/sludge Spesifik :
IPAL
 Baterai  Karbol Infeksius, korosif,
 Grease/pelumas beracun, mudah
terbakar.

IPSRS  PCB bekas  Grease/pelumas  Tidak spesifik :


 Bohlam, lampu  Logam (alumunium, besi, Beracun, korosif
 Baterai tembaga, dll)
 Fiber / asbes  Limbah cat Spesifik :
 Pecahan  Oli bekas. Beracun, mudah terbakar
keramik/lantai  Tinta
 Baterai kering  Cutter
 Tinta  Toner
 Tinta infuse printer  Bahan & alat terkontaminasi
 Catridge printer

40
 Bensin  Tidak spesifik :
 Oli bekas Beracun, korosif
 Baterai kering  Pelumas bekas
 Tinta  Pelarut (cleaning, Spesifik :
Ruang Supir/
 Tinta infuse printer  degreasing) Beracun, mudah terbakar
ambulance
 Catridge printer  Limbah cat
 Asam
 Batere bekas

 Pelarut bekas 
 Larutan kostik bekas
Laundry  Sludge proses cleaning dan Spesifik :
degreasing Beracun

 Baju bekas korban/jenazah  Spesifik :


 Bahan & alat terkontaminasi Infeksius
Pemulasaraan

Rekanan/pihak  Kemasan atau obat pembersih  Spesifik :

41
lantai, dll. Beracun, mudah terbakar,
 Kemasan atau obat pembasmi korosif.
ketiga nyamuk
 Puing-puing sisa pembangunan.
 logam sisa atau bekas.

42
43
BAB V
PENUTUP

Buku panduan pengelolaan B3 ini dibuat dengan tujuan RSIA Mutiara Hati
melakukan penanganan B3 yang diperlukan dalam pelayanan medis dan limbah B3 yang
dikeluarkan akibat dari proses pelayanan medis di Rumah Sakit sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No.:…., tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan atau
peraturan Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) agar tidak menjadi sumber polusi dan
penularan penyakit sehingga dapat memberikan perlindungan bagi kesehatan,
keselamatan manusia serta perlindungan kelestarian lingkungan hidup sekitarnya.
Dengan melakukan kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun ini
sekaligus bisa mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja bagi
petugas yang ada dilingkungan RSIA Mutiara Hati.

44
DAFTAR PUSTAKA

45
Lampiran 1

FORM PELAPORAN KECELAKAAN KARENA B3

1. Unit terjadinya kecelakaan :

2. Yang terlibat dalam kecelakaan :

3. B3 yang menyebabkan kecelakaan :

4. Kecelakaan yang terjadi :

5. Kronologi terjadi kecelakaan :

46
47
Lampiran 2
LOKASI B3 DI RUMAH SAKIT DINDA

No Lokasi B3 B3 Kandungan Simbol Keterangan


1 Instalasi Farmasi, Kamar Operasi Alkohol 70% Sangat mudah menyala

2 Instalasi Farmasi, Kamar Operasi, Atropin Mengiritasi mata, kulit,


IGD pencernaan dan
pernapasan

3 Instalasi Farmasi, Kamar Operasi Hydrogen peroxide Mengiritasi mata, kulit,


3% pencernaan dan
pernapasan

48
4 Gudang Farmasi, Kamar Operasi, Oksigen Mengoksidasi, jika
Ruangan Perawatan, IGD kontak dengan bahan
yang dapat
menimbulkan api.

5 Kamar Operasi, Kamar Sterilisasi Formalin Mengiritasi mata,


(Formaldehyde pencernaan, kulit.
solution 37%) Korosif bagi mata, kulit,
dan karsinogenik

49
6 Kamar Sterilisasi Paraformaldehyde Mengiritasi dan korosif
pada kulit dan mata

50
7 Kamar Operasi Hibiscrub Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata
gluconate 4% b/v setara dan pernapasan
dengan Chlorhexidine
gluconate 2% b/v

8 Instalasi Farmasi Microshield Chlorhexidine Mengiritasi kulit, mata


gluconate 2% b/v dan pernapasan

9 Kamar Operasi Hillon Methyl methacrylate Sangat mudah menyala


Monomer

51
10 Kamar Operasi, Instalasi Farmasi Ethylchloride Mudah Menyala

11 Kamar Operasi, Instalasi Farmasi, Presept Troclosene Sodium Mengoksidasi jika


House Keeping (NaDCC) kontak dengan bahan
yang menghasilkan api.
Jika kontak dengan
asam liberat
menyebabkan gas yang
beracun.
Mengiritasi mata dan
saluran pernapasan.
Sangat berbahaya bagi
oraganisme air.

52
12 Kamar Sterilisasi, Kamar Operasi Cydex Opa ortho-Phthalaldehyde Mengiritasi mata, kulit
(1,2– dan pernapasan.
benzenedicarboxaldehy Kontak langsung
de dengan kulit
menyebabkan
perubahan warna
sementara.

53
13 Kamar Sterilisasi, Klinik Gigi, Stabimed Laurylpropylene Korosif, mudah
Kamar Operasi diamine menyala, berbahaya
jika tertelan,
menyebabkan luka
terbakar saat kontak
dengan mata.

14 Laundry Detergent alkali Menyebabkan iritasi


( 9L) kulit, iritasi serius pada
mata, dapat pula
mengiritasi pernapasan.
Beracun bagi kehidupan
dalam air untuk efek
yang lama.

54
15 Laundry Bleach Klorin Korosif dan beracun
( 10 L ) bagi kehidupan dalam
air untuk efek yang
lama.

16 Laundry Softener Dimethyl ammonium Berbahaya jika tertelan,


chloride dan menyebabkan
iritasi pada mata

55
17 Laboratorium Xylol Sangat mudah sekali
menyala

18 Laboratorium Alkohol 90% Sangat mudah menyala

19 Laboratorium Wright’s stain Mengiritasi kulit, mata,


pencernaan dan
pernapasan.

56
20 Laboratorium Methanol Mengiritasi kulit, mata,
pencernaan dan
pernapasan.
Teratogenik mungkin
pada manusia.

21 Laboratorium Immersion Oil Benzyl Benzoate Berbahaya jika ditelan,


beracun bagi organisme
air mungkin karena
efek yang lama.

57
22 Laboratorium Kalium Iodida Mengoksidasi, jika
kontak dengan bahan
yang dapat
menimbulkan api.
Berbahya jika ditelan.
Resiko serius jika terjadi
kerusakan mata.
Mengiritasi pernapasan
dan kulit.

58
23 Laboratorium Sulfa Lyzer Sodium Lauryl Sulfat Mengiritasi kulit, mata,
pencernaan dan
pernapasan

24 Laboratorium Stromatolyser-4DS  Ethylene Glycol Irritant


Dye  Methanol

25 Radiologi, Klinik Gigi Fixer  Ammonium Mengiritasi mata


Thiosulphate
 Air

26 Radiologi, Klinik Gigi Developer  Diethylenetriamine Dapat mengiritasi


Pentaacetic Acid Na5 saluran pernapasan.
 Hydroquinone Berbahaya jika tertelan
 Pottasium Carbonate karena menyebabkan

 Air rasa tidak nyaman.


Menyebabkan iritasi
kulit dan paparan yang

59
lama menyebabkan
iritasi yang parah.

27 Radiologi Barium Sulfat Mengiritasi kulit, mata,


pencernaan dan
pernapasan. Toksik
terhadap organ target,
paparan yang lama
menyebabkan
kerusakan organ.

28 Instalasi Farmasi, Radiologi, Baygon Mudah menyala


laboratorium

60
29 Kamar operasi, Instalasi Farmasi, Softaman  Ethanol Mudah terbakar,
Laboratorium, Klinik Gigi,  Propanolol Beresiko menyebabkan
Laundry, IGD kerusakan serius pada
mata.

30 Klinik Gigi Arsen Berbahaya dalam kasus


pencernaan dan
pernapasan.
Mengiritasi jika kontak
dengan kulit, mata dan
pernapasan

31 Klinik Gigi Eugenol Dapat mengiritasi jika


kontak langsung
dengan kulit, mata,
pencernaan dan
pernapasan.

61
32 Klinik Gigi Formocresol Sangat mudah sekali
korosif dengan kulit jika
terjadi kontak.
Toksik, dapat berakibat
fatal jika diserap oleh
tubuh.
Bebahaya jika dihirup.
Menyebabkan efek
yang tidak dapat
kembali, berakibat
karsinogenik.

62
33 Klinik Gigi Spritus Methyl Alkohol Mudah menyala

34 House Keeping Karbol Sangat mudah menyala


dan korosif

63
64
LAMPIRAN 3
LAPORAN DAFTAR B3 DI RUMAH SAKIT DINDA KOTA KEDIRI DAN PENYIMPANANNYA

UNIT TEMPAT PENYIMPANAN DI UNIT SESUAI


NO NAMA B3 SIMBOL B3 STANDAR PENYIMPANAN
KERJA KERJA STANDAR

1 Instalasi Hydrogen Rak obat bagian bawah, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Farmasi peroxide 3% pemakaian obat luar, tersedia dengan sumber air untuk mencuci.
wastafel.

Alkohol 70% Penyimpanan pada rak depan, OTC, Harus disimpan di tempat terpisah dari
tidak dipisahkan dengan sediaan tempat penyimpanan perbekalan farmasi
farmasi yang lain, jauh dari Apar. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.

65
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel. dengan sumber air untuk mencuci.

Microshield Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pemakaian luar, tersedia wastafel. dengan sumber air untuk mencuci.

Ethylchloride Belum dipisahkan dari rak obat Harus disimpan di tempat terpisah dari
farmasi. tempat penyimpanan perbekalan farmasi.
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada bagian terpisah dengan Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
obat oral, suhu ruangan normal, ada mendapat petukaran udara yang baik.
pertukaran udara yang baik, tersedia Tersedia tempat untuk mencuci.
wastafel.

66
Baygon Terpisah dari rak obat. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Softaman Dipisahkan dari rak obat, untuk Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pemakaian luar. Tersedia wastafel dengan sumber air untuk mencuci.
pada ruangan.

2 Gudang Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, suhu Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
Logistik ruangan normal, tidak ada pertukaran mendapat petukaran udara yang baik.
udara yang baik.

67
2 Kamar Alkohol 70% Penyimpanan rak Depo farmasi di KO, Harus disimpan di tempat terpisah dari
Operasi terpi.sah dari obat dan alkes yang lain. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
Sudah tersedia Apar di KO. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Atropin Rak obat bagian injeksi, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
wastafel. dengan sumber air untuk mencuci.

Hydrogen Rak obat Depo Farmasi di KO, tersedia Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
peroxide 3% wastafel. dengan sumber air untuk mencuci.

Oksigen Disimpan dekat dengan infuse, suhu Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
ruangan normal, ada pertukaran udara mendapat petukaran udara yang baik.
yang baik.

68
Formalin Disimpan pad rak yang dipisahkan, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
(Formaldehyde pada tempat sejuk, mendapat dengan sumber air untuk mencuci.
solution 37%) pertukaran udara yang baik, tidak Harus disimpan di tempat yang sejuk,
kena sinar matahari langsung dan jauh mendapat pertukaran udara yang baik,
dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
Tersedia wastafel pada ruangan. jauh dari sumber panas

Hibiscrub Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Hillon Penyimpanan rak Depo farmasi di KO, Harus disimpan di tempat terpisah dari
terpisah dari obat dan alkes yang lain. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
Sudah tersedia Apar di KO. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.

69
Ethylchloride Penyimpanan rak Depo farmasi di KO, Harus disimpan di tempat terpisah dari
terpisah dari obat dan alkes yang lain. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
Sudah tersedia Apar di KO. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Presept Disimpan pada ruangan dengan suhu Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
normal, ada pertukaran udara yang mendapat petukaran udara yang baik.
baik.

Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Softaman Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

70
Stabimed Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.
Tersedia Apar. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.

3 Kamar Formalin Disimpan pad rak yang dipisahkan, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Sterilisasi (Formaldehyde pada tempat sejuk, mendapat dengan sumber air untuk mencuci.
solution 37%) pertukaran udara yang baik, , tidak Harus disimpan di tempat yang sejuk,
kena sinar matahari langsung dan jauh mendapat pertukaran udara yang baik,
dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
Tersedia wastafel pada ruangan. jauh dari sumber panas.

71
Paraformaldehyde Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.

Cydex Opa Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk dan mencuci.

Stabimed Disimpan pada rak, tersedia wastafel Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
pada ruangan. dengan sumber air untuk mencuci.
Tersedia Apar. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi

72
dengan pemadam api.

4 Laundry Detergent Alkali Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
(9L) Limbah langsung diolah di IPAL. dengan sumber air untuk mencuci.

Bleach Klorin Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
( 10 L ) dengan sumber air untuk mencuci.

73
Softener ( 14 L ) Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

5 Laboratori Xylol Letak Apar tidak jauh dari ruangan. Harus disimpan di tempat terpisah dari
um tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
Alkohol 90% Letak Apar tidak jauh dari ruangan. Harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.

74
Wright’s stain Tersimpan terpisah dari reagen lab Harus disimpan di tempat terpisah dari
yang lain. Letak Apar tidak jauh dari tempat penyimpanan perbekalan lainnya,
ruangan. mudah dilokalisir bila terjadi kebakaran,
tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
Harus disimpan di tempat yang sejuk,
mendapat pertukaran udara yang baik,
tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

Immersion Oil Ruangan adalah tempat yang sejuk, Harus disimpan di tempat yang sejuk,
mendapat pertukaran udara yang mendapat pertukaran udara yang baik,
baik, tidak kena sinar matahari tidak kena sinar matahari langsung dan
langsung dan jauh dari sumber panas. jauh dari sumber panas.

75
Methanol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik,
langsung dan jauh dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

Sulfa Lyzer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Stromatolyser- Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
4DS Dye dengan sumber air untuk mencuci.

Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

76
Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Fixer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
6 Radioloogi dengan sumber air untuk mencuci.

Developer Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik,
langsung dan jauh dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

Barium Sulfat Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik,

77
langsung dan jauh dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

Baygon Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.
Mudah Menyala
Softaman Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Klinik Gigi Arsen Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
Ruangan adalah tempat yang sejuk, dengan sumber air untuk mencuci.
mendapat pertukaran udara yang Harus disimpan di tempat yang sejuk,
baik, tidak kena sinar matahari mendapat pertukaran udara yang baik,
langsung dan jauh dari sumber panas. tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

78
Eugenol Tersedia wastafel pada ruangan. Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
dengan sumber air untuk mencuci.

Formocresol Ruangan adalah tempat sejuk, Harus disimpan di tempat yang dilengkapi
mendapat pertukaran udara yang dengan sumber air untuk mencuci.
baik, tidak kena sinar matahari Harus disimpan di tempat yang sejuk,
langsung dan jauh dari sumber panas. mendapat pertukaran udara yang baik,
Tersedia wastafel pada ruangan. tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas

Spritus Tersedian apar tidak jauh dari Harus disimpan di tempat terpisah dari
6 House ruangan. tempat penyimpanan perbekalan farmasi
Keeping lain, mudah dilokalisir bila terjadi
Mudah Menyala
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.

79
Presept Suhu ruangan normal, ada pertukaran Harus disimpan ditempat yang sejuk dan
udara yang baik, tersedia wastafel. mendapat petukaran udara yang baik.
Tersedia tempat untuk mencuci.

Karbol Tersedia wastafel untuk mencuci pada Harus disimpan di tempat terpisah dari
ruangan. Letak apar tidak jauh dari tempat penyimpanan perbekalan farmasi
ruangan. lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi
dengan pemadam api.Tersedia tempat
untuk mencuci.

80

Anda mungkin juga menyukai