Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN

PENANGANAN INSIDEN B3

No.Dokumen No. revisi Halaman

03.15.05.01.12/XII/2021 01 1/5
RUMKIT TK.III
06.04.02
BANJARMASIN
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
PROSEDUR Kepala Rumah Sakit
OPERASIONAL
02 Desember 2021
dr. Haikal Mufid Hamid,Sp.PD
Letkol Ckm NRP.11010021010476
PENGERTIAN 1. Identifikasi bahaya B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) adalah kegiatan
mengkategorikan/meringkas potensi bahaya yang
penting berdasarkan kriteria bahan.
2. Penganan insiden B3 (Bahan Berbahaya dan
Beracun) adalah langkah-langkah penanggulangan
keadaan darurat akibat kebakaran, tumpahan dan
paparan B3.

TUJUAN 1. Mengetahui potensi resiko bahaya akibat


penggunaan B3 berdasarkan cirri-ciri
karakteristiknya.
2. Menjamin keselamatan dan memelihara
kesehatan petugas yang menangani B3.

KEBIJAKAN 1. Informasi identifikasi bahaya berdasarkan MSDS


produk.
2. Penanganan tumpahan dan paparan hanya boleh
dilakukan oleh yang terlatih atau berpengalaman
dengan menggunakan peraltan yang memadai
(chemicals spill kit) dan APD yang benar.
3. Penggunaan sarana, alat dan tempat kejadian
insiden serta mencegah penyebaran kontaminan
yang mungkin terjadi.

PROSEDUR
UNIT 1 BAHAN MUDAH MELEDAK
PENGGUNAAN B3 1) Identifikasi bahaya
Bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya
tabung silinder jika terkena panas yang tinggi.
1) Pernafasan : menyebabkan tercekik
(asphhyxiant) dan lemas jika terhirup dalam
jumlah besar.
2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena
pengaruh suhu.
3) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata.
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa ke udara segar dan
istirahatkan, jika perlu beri bantuan O2
aparatus dan bawa ke IGD.
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40 oC)
pada bagian kulit yang terbakar atau luka
beku, bawa ke IGD.
3) Mata : bilas dengan air bersih ± 15 menit, jika
perlu bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Gunakan APAR gas CO2 dan siram air pada
silinder yang ada disekitarnya supaya dingin.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Hentikan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa
resiko, perhatikan arah angin dan jangan
berlawanan dengan arah angin.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ke tempat
yang terbuka, dijaga dan dijauhkan dari api
atau sumber panas atau bahan mudah
terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak
berkepentingan dilarang masuk.
2 BAHAN BERACUN
a. Identifikasi bahaya
1) Pernafasan : beracun bila terhirup dan dapat
menyebabkan pingsan, sakit kepala dan
pusing-pusing.

2) Kulit : dapat merusak kulit, jaringan dan selaput lendir

3) Mata : menyebabkan iritasi pada mata

4) Pencernaan : beracun atau fatal bila tertelan,


menyebabkan pingsan dan muntah-muntah
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan ; pindahkan ke tempat berudara segar
bila belum sadar segera bawa ke IGD.
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi cuci
kulit dengan air bersih dan mengalir. Bila
iritasiterus-menerus segera bawa ke IGD.
3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi
iritasi bawa ke IGD.
4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan.
Berikan susu atau air atau karbon aktif melalui
mulut jika pasien tersebut masih sadar segera bawa
ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Gunakan spray air atau kabut CO2 untuk
mendinginkan permukaan dan menghilangkan
uapnya.
2) Evakuasi daerah yang terjadi kebakaran
3) Usahakan berdiri berlawanan arah angin untuk
mencegah kontak dengan asap dan uap.
4) Jika kontak tidak dapat dihindari, pakailah baju
pelindung penuh, kaca mata dan masker.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Pakai sarung tangan dan pakaian lengkap dengan
tutup kepala, sepatu boat stinggi lutut. Alat
pernafasan yang lengkap.
2) Ventilasikan seluruh area yang tercemar, tutup tempat
yang terjadi kebocoran.
3) Untuk tumpahan kecil : gunakan pasir, tanah atau
bahan peresap lain kemudian angkat dan masukkan ke
dalam container yang berlabel dan bersegel agar dapat
dibuang dengan aman.
4) Untuk tumpahan besar : netralkan dengan larutan
ammonia 5% natrium sulfat atau natrium bisulfat dan
pindahkan. Siramkan area dnegan air banyak.

3. BAHAN KOROSIF
a. Identifikasi bahaya
Menyebabkan iritasi pada system pernafasan bahaya
dekomposisi dibawah pengaruh panas, resiko
dekomposisi bila berhubungan dengan logam. Alkali,
zat pereduksi
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara
segar. Bila susah bernafas, berikan oksigen dan bawa
ke IGD.
2) Kulit : lepaskan pakaian yang terkontaminasi cuci
kulit dengan air bersih, konsultasikan dengan dokter.
3) Mata : cuci mata dengan air bersih. Bila terjadi iritasi
bawa ke IGD
4) Pencernaan : jangan dimuntahkan apabila tertelan.
Berikan susu atau air atau karbon aktif melalui mulut
jika pasien tersebut masih sadar bawa ke IGD
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
1) Padamkan dengan air, dry powder, CO2 atau foam
(bukan dari bahan organik)
2) Pakai SCBA self- contained breathing apparatus) dan
pakaian pelindung dari bahan kimia
3) Pindahkan kemasan yang berisiko atau encerkan dengan
air.
d. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Tumpahan kecil : encerkan produk dengan banyak air
dan bilas/bersihkan tempaty yang terkontaminasi atau
serap dengan absorbent.
2) Tumpahan besar : tempatkan kemasan yang rusak
diwadah yang terbuat dari plastik jangan
mengembalikan produk ke kemasan aslinya.
4. BAHAN OKSIDATOR
a. Identifikasi bahaya
Membantu proses pembakaran atau memperbesar nyala
api dan bisa menimbulkan ledakan atau pecahnya tabung
silinder jika terkena panas yang tinggi.
1) Pernafasan : menyebabkan iritasi, pusing jika terhirup
dalam jumlah besar
2) Kulit : kulit melepuh atau luka beku karena pengaruh
dingin
3) Mata : penglihatan kabur dan iritasi mata
b. Tindakan P3K
1) Pernafasan : bawa korban ke tempat yang berudara
segar. Bila susah bernafas, berikan oksigen dan bawa
ke IGD.
2) Kulit : siram dengan air hangat (30-40 0C) pada bagian
yang terbakar atau luka beku, jika perlu bawa ke IGD.
3) Mata : bilas mata dengan air bersih 15 menit. Bila
terjadi iritasi bawa ke IGD.
c. Tindakan penanggulangan kebakaran
Semprotkan APAR dry chemical, CO2 siram air pada
silinder yang ada disekitarnya supaya dingin
d. Tindkan terhadap tumpahan dan bocoran
1) Hentikakan kebocoran jika bisa dilakukan tanpa resiko,
perhatikan arah angina dna jangan berlawanan dengan
arah angina.
2) Jika tidak bisa, segera pindahkan ketempat terbuka
dijaga dna dijauhkan dari api atau sumber panas atau
bahan mudha terbakar.
3) Isolasi sekitar dan orang yang tidak berkepentingan
dilarang masuk.
5. Bahan mudah terbakar
a. Identifikasi bahaya
Mudah meledak dan menguap, dapat menyebabkan depresi
system syaraf pusat , menyebababkan iritasi mata,
menyebabkan iritasi saluran pernafasan.menyebabkan
gangguan reproduksi janin.
1) Pernafasan : menghirup dalam konsentrasi tinggi
menyebabkan gangguan system syaraf pusat dengan
tanda-tanda mual, sakit kepala, mengantuk,
ketidaksadaran dna koma. Iritasi saluran pernafasan.
Dapat mneyebabakan efek nekrotik dalam
konsentrasi tinggi. Uap bisa menyebabakan pusing
dan sesak nafas.
2) Kulit :iritasi ringan, dapat menyebababkan sianosis
ekstrimitas.
3) Mata : iritasi parah pada mata, sakit bila terkena
cahaya dan kerusakan komea.
4) Pencernaan : iritasi gastrointestinal disertai mual,
muntah,diare. Dapat menyebabkan depresi syaraf
pusat diikuti dengan sakit kepala, mengantuk dan
mual.
b. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran
1) Singkirkan semua kondisi yang memungkinkan
terjadinya penyalaan
2) Serap tumpahan dengan menggunakan bahan
penyerap,pasir,tanh dan bahan buang dalam wadah
yang cocok
3) Gunakan peraltan tahan percikan dan berikan
ventilasi
4) Busa penekan uap bisa digunakan untuk meredupsi
uap.

TIM K3RS 1. Menerima laporan kejadian insiden B3 dari kepala


instalasi sesuai form kecelakaan kerja yang tersedia
2. Melaporkan kepadsa manajemen/direksi
UNIT TERKAIT Bidang keperawatan

Anda mungkin juga menyukai