Anda di halaman 1dari 19

Pengendalian Paparan Asbes

Eneng Maryani
Asbes
Di alam, asbes adalah bentuk serat mineral silikat dari
beberapa oksida logam. Mineral asbes ada dua
kelompok yaitu kelompok serpentine dan amphibole.
Chrysotile adalah mineral asbes yang paling melimpah
di alam dan ekonomis.
Asbes merupakan mineral yang berserat panjang, tipis,
mudah dipisahkan. Serat asbes cukup kuat dan fleksibel
untuk diputar, dipintal, dan dianyam
Serat asbes memiliki tensile strength tinggi, sebagai
konduktor panas yang lemah, tahan terhadap bahan
kimia asam (kecuali chrysotile) dan alkali, bersifat tahan
panas, struktur dan sifatnya tidak berubah pada
temperatur yang relatif tinggi, sehingga banyak
digunakan dalam berbagai industri.
Work Environments
Asbestos product manufacturing (insulation, roofing, building,
materials)
Automotive repair (brakes & clutches)
Construction sites
Maritime operations
Mining operations
Offshore rust removals
Oil refineries
Power plants
Railroads
Sand or abrasive manufacturers
Shipyards / ships / shipbuilders
Steel mills
Profesi yang berhubungan dengan asbes
Asbestos removal workers Glazers
Workers at exfoliation facilities where Grinders
asbestos ore was processed Hod carriers
Demolition workers Insulators
Workers at asbestos product Iron workers
manufacturing plants Laborers
Auto mechanics Longshoremen
Boilermakers Maintenance workers
Bricklayers Merchant marines
Building inspectors Millwrights
Carpenters Operating engineers
Drywallers Painters
Electricians Plasterers
Floor covering manufacturers or Plumbers
installers
Furnace workers Roofers
Bahaya Paparan Asbes
Debu asbes yang terhirup dapat menyebabkan :
asbestosis: fibrosis (yang menimbulkan penebalan dan luka gores
pada paru-paru);
kanker paru-paru: termasuk kanker batang tenggorokan;
mesothelioma: kanker pada bagian lain saluran pernapasan seperti
kanker pleura atau peritoneum.
debu asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura di sana sini
(diffuse pleural thickening) dan timbulnya lapisan plak pleura
(circumscribed pleural plaques) yang dapat mengarah pada
pengapuran.
Kanker jenis lain (misalnya kanker pada saluran pencernaan) juga
sering dianggap sebagai akibat kontaminasi debu asbes. Tetapi
hingga sekarang belum ada bukti meyakinkan yang memperkuat
dugaan itu.
Serat asbes dapat terpenetrasi pada lapisan epidermis kulit dan
menyebabkan hyperkeratosis dan timbulnya kutil
Faktor yg mempengaruhi resiko terkena bahaya asbes
Various factors determine how exposure to asbestos affects an individual:
Exposure concentration - what was the concentration of asbestos fibers?
Exposure duration - how long did the exposure time period last?
Exposure frequency - how often during that time period was the person
exposed?
Size, shape and chemical makeup of asbestos fibers:
Long and thin fibers are expected to reach the lower airways and alveolar
regions of the lung, to be retained in the lung longer, and to be more toxic
than short and wide fibers or particles. Wide particles are expected to be
deposited in the upper respiratory tract and not to reach the lung and
pleura, the sites of asbestos-induced toxicity. Short, thin fibers, however,
may also play a role in asbestos pathogenesis. Fibers of amphibole
asbestos such as tremolite asbestos, actinolite asbestos, and crocidolite
asbestos are retained longer in the lower respiratory tract than chrysotile
fibers of similar dimension.
cigarette smoke and asbestos together significantly increase your chances
of getting lung cancer. Therefore, if you have been exposed to asbestos you
should stop smoking. This may be the most important action that you can
take to improve your health and decrease your risk of cancer.
Kegiatan yg menyebabkan terjadinya paparan asbes

operasi penambangan atau penggilingan;


pengolahan bahan-bahan yang mengandung asbes atau akibat
pembuatan/ produksi barang-barang yang mengandung asbes;
pemakaian atau penggunaan barang-barang hasil produksi yang
mengandung asbes;
kegiatan membongkar, membuka, mencopoti, memperbaiki
kerusakan (reparasi) atau merawat barang-barang hasil produksi
yang mengandung asbes;
kegiatan menghancurkan dan merubuhkan bangunan pabrik atau
bangunan lainnya yang mengandung bahan-bahan berasbes;
kegiatan memindahkan (transportasi), menyimpan dan kegiatan
yang menyebabkan timbulnya kontak atau sentuhan fisik dengan
asbes atau bahan-bahan yang mengandung asbes;
kegiatan-kegiatan lain yang menimbulkan resiko terkena debu
asbes yang ada di udara.
Pemantauan statis

Untuk mendapatkan indikasi mengenai distribusi ruang


dan waktu debu asbes [radius dan lama paparan] di
lapisan udara di tempat kerja, wajib diambil sampel
udara:
- di dekat sumber emisi untuk mengevaluasi konsentrasi
debu atau untuk mengevaluasi standar kinerja tombol-
tombol pengatur kerja mesin/ perlengkapan yang ada.
- di berbagai tempat di lingkungan daerah kerja untuk
mengukur penyebaran debu asbes; dan
- dari daerah-daerah kerja yang biasanya memang
terpapar debu asbes
Pemantauan diri sendiri
Untuk mengetahui besar kecilnya resiko pekerja terkena debu
asbes, tiap-tiap pekerja diwajibkan mengumpulkan sendiri udara
yang dihembuskannya keluar ketika bernafas ke dalam kantong-
kantong sampel (sampler) yang disediakan untuk keperluan ini pada
saat pekerja yang bersangkutan sedang melakukan pekerjaannya.

Pengambilan sampel diri sendiri wajib dilakukan berkali-kali pada


saat yang berbeda-beda sepanjang pergantian waktu kerja (shift).
Bilamana perlu, pengambilan sampel jangka pendek dapat
dilakukan sebagai tambahan pada saat emisi debu asbes sedang
mencapai puncaknya.

Tingkat resiko terpapar debu asbes untuk jenis-jenis pekerjaan


tertentu atau untuk kategori pekerjaan tertentu harus disusun
berdasarkan data yang dikumpulkan dari sampel-sampel udara
yang diambil pada saat dilakukannya berbagai jenis kegiatan kerja
dan menurut lamanya pekerja terpapar debu asbes pada waktu
melakukan jenis-jenis kegiatan kerja tersebut.
Data nilai ambang batas paparan debu asbes di tempat kerja
Nama Perangkat Peraturan/ Tgl. Nilai Ambang Batas (NAB) (kadar serat dinyatakan
Negara Dikeluarkannya Peraturan dalam f/ml
= serat permililiter)
Selandia 24 Agustus 1981 Aktinolit, amosit, antofilit, krisotil, tremolit:
Baru (a) 1.0 f/ml untuk setiap 4 jam paparan;
(b) 6.0 f/ml untuk setiap 10menit paparan
Krosidolit: 0.2 f/ml di atas setiap10 menit paparan
Inggris 1 Januari 1984 Amosit 0.2 f/ml
Krisotil 0.5 f/ml
Krosidolit 0.2 f/ml
Amerika 1 Juli 1976, OSHA Semua tipe asbes: 2.0 f/ml
Serikat American Conference of Amosit : 0.5 f/ml
Governmental Industrial Hygienists Krisotil : 2.0 f/ml
(ACGIH) tahun 1982 Krosidolit : 0.2 f/ml
Asbes lain : 2.0 f/ml
Indonesia Amosit 1.0 f/ml
Krisotil 1.0 f/ml
Asbes bentuk lain: 4.0 f/ml
Jepang Japan Industrial Health Krosidolit 0.2 f/ml
Society, 1981 Asbes tipe lain: 2.0 f/ml
Belanda Oktober 1983 Krisotil 2.0 f/ml
Krosidolit dilarang
Tindakan Pencegahan
Pemakaian bahan alternatif
Metode Pencegahan
Upaya-upaya pengendalian teknis permesinan harus meliputi
pemeliharaan mekanis, pembuatan ventilasi dan rancang ulang
proses yang dimaksudkan untuk melenyapkan, mengisolir atau
mengumpulkan emisi debu asbes dengan cara sebagai berikut:
(a) proses separasi, otomasi atau penutupan;
(b) mengikat serat asbes dengan bahan lain untuk mencegah
terbentuknya debu;
(c) secara umum melengkapi semua daerah kerja dengan ventilasi
sehingga udara bersih bisa masuk;
(d) membuat ventilasi lokal untuk seluruh proses kerja, operasi kerja,
perlengkapan dan peralatan kerja untuk mencegah penyebaran
debu;
(e) menggunakan metode basah untuk mencegah terbentuknya debu;
(f) memilah-milah tempat kerja dengan menetapkan tempat-tempat
kerja tertentu untuk proses-proses tertentu.
Tindakan Pencegahan
Program pemantauan
Rancangan dan instalasi
Pembuat mesin-mesin, perlengkapan dan bahan harus memberikan
keterangan mengenai sifat dan tingkat emisi debu asbes beserta
cara pengendaliannya.
Ruang kerja harus dirancang, dibangun dan dipelihara sedemikian
rupa agar:
(a) ruangan yang digunakan untuk operasi kerja berbahaya letaknya
terpisah dari ruangan-ruangan lain di lokasi unit kerja;
(b) sedapat mungkin jumlah permukaan tempat terkumpulnya debu
asbes dikurangi;
(c) dilakukan upaya-upaya untuk mempermudah pembersihan lantai,
dinding, langit- langit dan mesin-mesin;
(d) dilakukan upaya-upaya untuk mempermudah pengumpulan debu
asbes yang karena satu dan lain hal, mungkin terlepas keluar.
Kontak tangan langsung dengan asbes atau bahan berasbes
hendaknya dihindari melalui otomatisasi proses atau dengan
menggunakan sistem kendali jarak jauh (remote control).
Tindakan Pencegahan
Ventilasi pembuangan udara kotor
Apabila isolasi total tempat proses kerja yang menghasilkan debu asbes
tidak dapat dilakukan, perlengkapan ventilasi untuk pembuangan udara di
tempat itu harus disediakan serta dipelihara dengan baik.
Ventilasi untuk pembuangan udara di tempat kerja (atau metode
pembuangan lain yang efektif) harus digunakan untuk operasi-operasi kerja
pabrik, seperti misalnya:
(a) Proses-proses yang melibatkan penggunaan bahan-bahan berasbes seperti
feeding (kegiatan memasukkan bahan untuk diolah), conveying (menggiring
bahan dengan konveyor), crushing (pelumatan), milling (penggilingan),
screening (pengayakan), mixing (kegiatan mencampur bahan) atau bagging
(kegiatan memasukkan bahan ke dalam kantong-kantong).
(b) Proses-proses yang dilakukan terhadap kain atau tekstil yang mengandung
asbes seperti carding (proses pencucian, penyisiran, dan pengumpulan
serat tekstil dengan mesin penyisir serat), spinning (pemintalan), weaving
(penenunan), sewing (kegiatan menjahit) dan cutting (pemotongan/
pengguntingan).
(c) Proses-proses yang melibatkan semen asbes dan bahan friksi (friction
materials) seperti cutting (pemotongan/ pengguntingan), punching
(pemakaian mesin pembuat lubang), drilling (pengeboran), sawing
(penggergajian), grinding (kegiatan menggerinda) atau proses pengolahan
lainnya.
Tindakan Pencegahan
PPE Pelindung pernafasan
- Jenis-jenis alat pelindung pernafasan yang boleh dipakai hanyalah
yang kualitasnya sudah teruji dan telah disetujui oleh pihak
berwenang. Pihak berwenang berkewajiban memberikan pedoman
mengenai jenis-jenis alat pelindung mana yang paling sesuai
digunakan untuk masing-masing kisaran konsentrasi debu asbes.
- Sebelum dipakai kembali, respirator harus dibersihkan secara
teratur dan diservis oleh petugas yang telah terlatih. Tempat
penyimpanan yang cocok, seperti misalnya kotak logam atau
kantong plastik, harus disediakan untuk menyimpan respirator satu
per satu apabila sedang tidak digunakan.
- Respirator harus dibersihkan setiap minggu atau lebih sering lagi
apabila respirator itu dipakai secara teratur. Lapisan-lapisan filter
awal (pre-filters) yang ada pada respirator udara tersaring (filtered
air respirators) harus diganti dan filter-filter tersebut harus selalu
dicek setiap kali respiratornya dibersihkan.
Tindakan Pencegahan
PPE Pakaian pelindung
- Apabila kadar debu asbes di lingkungan kerja meningkat, maka selain diwajibkan
memakai respirator, pekerja juga harus diwajibkan memakai pakaian pelindung
khusus. Pakaian pelindung khusus harus menutup keseluruhan pakaian kerja
sehingga tidak ada debu asbes yang menempel pada pakaian kerja pada saat
pakaian pelindung khusus dilepas. Tutup kepala yang sesuai juga harus disediakan.
- Apabila disediakan pakaian pelindung atau pakaian kerja yang dapat dipakai
kembali, harus disediakan kamar ganti terpisah supaya pakaian yang terkontaminasi
debu asbes dapat disimpan di lemari ganti yang terpisah dari lemari ganti yang
digunakan untuk menyimpan pakaian milik pribadi pekerja. Alat penyedot debu
hampa udara (vacuum cleaners) untuk menyedot debu dari pakaian pelindung atau
pakaian kerja harus disediakan di pintu masuk kamar ganti
- Kamar mandi dengan pancuran air (shower room) atau kamar cuci (washroom)
harus disediakan dan harus terletak antara kamar ganti untuk pakaian kotor yang
terkontaminasi debu asbes dan kamar ganti untuk pakaian bersih. Kamar mandi
berpancuran air atau kamar cuci harus dibersihkan secara teratur.
- Pakaian pribadi hendaknya dilepas, disimpan atau dikenakan kembali hanya di
kamar ganti pakaian bersih yang disediakan. Kamar ganti untuk pakaian kotor yang
terkontaminasi debu asbes harus dibersihkan dan diperiksa secara teratur untuk
memastikan tidak adanya akumulasi debu asbes.
- Pengusaha bertanggung jawab dan berkewajiban menyediakan fasilitas untuk
mencuci pakaian pelindung dan pakaian kerja
Tindakan Pencegahan
Membersihkan tanah/bangunan pabrik dan unit kerja
Pengepakan, Transportasi dan Penyimpanan
Pengendalian pembuangan limbah
- Lokasi pembuangan yang dipilih harus mempunyai akses kendaraan ke permukaan
atau mulut galian (working face), atau ke lubang atau parit galian (trench dug) yang
ditentukan atau dirancang untuk menerima limbah asbes. Limbah asbes harus
ditimbun (didepositkan) di kaki permukaan galian lokasi pembuangan limbah dengan
sistem landfill (limbah dikubur di antara lapisan-lapisan tanah sehingga terbentuk
gundukan) atau di dasar galian atau terowongan yang dibuat khusus untuk itu
- Pada waktu penimbunan dilakukan, semua limbah asbes selain limbah berdensitas
tinggi harus dikubur pada kedalaman yang tepat (misalnya 20 hingga 25 cm atau 8
hingga 10 inci) sesegera mungkin. Tidak boleh ada limbah asbes yang tertinggal atau
belum dikubur pada saat berakhirnya pekerjaan penimbunan. Penguburan final
limbah asbes harus dilakukan pada kedalaman minimum dua meter (enam kaki enam
inci).
- Apabila dilakukan penimbunan limbah basah, limbah basah tersebut harus dikubur
sama seperti limbah kering untuk mencegah keluarnya debu asbes kalau limbah
basah itu sudah mengering. Lubang galian basah pada umumnya tidak boleh
digunakan sebagai tempat pembuangan untuk limbah asbes jenis apapun kecuali
limbah asbes berdensitas tinggi. Apabila penimbunan limbah asbes berdensitas tinggi
dilakukan di lokasi kering, hendaknya dipastikan bahwa limbah itu tidak tergilas oleh
kendaraan-kendaraan yang lewat di atasnya sehingga menjadi debu.
Tindakan Pencegahan

Pengawasan terhadap kesehatan pekerja


Informasi, pemberian label, pendidikan dan pelatihan
Kesimpulan
Asbes merupakan bahan yang sangat luas penggunaannya.
Paparan debu asbes perlu diminimalkan karena debu asbes yang
terhirup dapat menyebabkan berbagai penyakit berbahaya di
antaranya kanker paru-paru.
Informasi tentang bahaya asbes perlu diingatkan terus kepada para
pekerja yang berhubungan dengan asbes mengingat dampak
penyakit yang ditimbulkannya baru terlihat dalam jangka waktu yang
sangat lama sehingga cenderung para pekerja akan
mengabaikannya.
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi
bahaya asbes terhadap pekerja yang berhubungan dengan asbes di
antaranya adalah penggunaan mesin yang menghasilkan debu
seminimal mungkin, pengaturan instalasi dan tata letak alat, bahan
dan proses sedemikian sehingga paparan debu asbes menjadi
minimal, pemakaian alat pelindung pernafasan dan pakaian
pelindung, pengendalian ventilasi udara, pelatihan, pengawasan
kesehatan, pengendlian pembuangan limbah asbes, serta
pemberian label pada produk dan daerah-daerah yang berbahaya
terpapar debu asbes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai