Daftar Isi 2
1. Tujuan 3
2. Ruang Lingkup 3
3. Referensi 3
4. Definisi 3
5. Prosedur Pelaksanaan
5.1 Electrikel Work 4
5.2 Hot Work 5
5.3 Work at Depth 5
5.4 Confine Space Work 6
5.5 Work at Height 6
5.6 Mechanical Work 6
5.7 Hazard Material 7
5.8 Bulk Material 8
5.9 Traffic Safety 8
5.10. Heavy Equipment Safety 8
1 TUJUAN
1.1 Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.
1.2 Sebagai salah satu pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
melakukan pekerjaan.
1.3 Mencegah terjadinya kecelakaan kerja di area kerja.
1.4 Untuk menetapkan suatu sistem ijin kerja dalam melaksanakan suatu pekerjaan
yang mempunyai nilai risiko yang tinggi
1.5 Untuk memastikan setiap karyawan yang akan melakukan pekerjaan yang
membutuhkan surat ijin kerja dilaksanakan sesuai dengan prosedur ini.
2 RUANG LINGKUP
Seluruh karyawan yang bekerja di lingkungan PT. Suri Tani Pemuka.
3 REFERENSI
3.1 Undang-undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
3.2 PerMenNaker 05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat Angkut
3.3 KepMenNaker 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
3.4 Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
01/Men/PPK/IV/2012 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat – Syarat Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Di Ruangan Terbatas/Confined spaces.
3.5 Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan No.
Kep.89/PPK/XII/2012tentang Pembinaan Calon Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) Spesialis Listrik.
3.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-02/MEN/1982
tentang Kwalifikasi Juru Las.
3.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per-
08/MEN/VII/2010tentang Alat Pelindung Diri.
4 DEFINISI
4.1 Pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja dibawah
perintah pengusaha/pemberi kerja dengan mendapatkan upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
4.2 Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik
4.3 Panas adalah energy yang berpindah akibat perbedaan suhu
4.4 Lock Out adalah mematikan saklar, memutuskan arus, valve atau mengisolasi
mekanisme energi dengan menempatkan dalam posisi tidak aktif (off) serta aman.
Lock out ini dapat berupa sebuah gembok yang dipasang, sehingga peralatan/mesin
tersebut tidak dapat digerakan.
4.5 Tag Out/Label Tanda Bahaya adalah tanda peringatan berupa kartu yang
digantungkan di peralatan dan mesin yang sedang diisolasi, agar mudah dibaca dan
dikenal oleh karyawan lain.
4.6 Bahaya (Hazard), suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan
kerugian beberapa cidera, penyakit, kerusakan ataupun kemampuan melaksanakan
fungsi yang telah ditetapkan atau suatu kondisi yang berpotensi untuk terjadi
kecelakaan/kerugian.
4.7 Bahan Beracun dan Berbahaya disingkat B3 adalah bahan yang karena sifat dan
atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
mahluk hidup lainnya.
4.8 Pengelolaan B3 adalah kegiatan menyimpan, mengangkut, menggunakan dan
membuang Limbah B3.
4.9 Material Safety Data Sheet/MSDS atau Lembar Data Keselamatan Bahan/LDKB
adalah dokumen yang memberikan informasi secara detil terhadap suatu bahan dan
salah satu alat bantu dari kegiatan pengendalian sebelum bahan kimia tersebut
digunakan.
4.10 Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang digunakan seseorang untuk
melindungi diri dari kontak langsung dengan sumber bahaya sesuai dengan jenis
bahayanya.
4.11 Ijin bekerja adalah suatu sistem yang digunakan sebelum seseorang melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu yang dikarenakan pekerjaan tersebut memiliki risiko yang
cukup tinggi.
4.12 Petugas khusus adalah personil yang ditunjuk untuk mengawasi penerapan
keselamatan selama pelaksanaan pekerjaan. Contohnya: pada saat pekerjaan Hot
Work ditunjuk siapa yang menjadi Fire Warden dan Fire Watcher, kemudian
dalam Confined Space siapa yang ditunjuk sebagai Emergency Responder, dll.
5 PROSEDUR PELAKSANAAN
5.1 Electical Work
5.1.1 Teknisi listrik harus memahami tentang bahaya bekerja dengan listrik.
5.1.2 Teknisi listrik harus kompeten dan memahami jenis – jenis APD yang
digunakan untuk bekerja dengan listrik.
5.1.3 Teknisi listrik memastikan tidak ada kabel yang retak, terbuka, dan jaket
isolasi harus dalam kondisi utuh.
5.1.4 Teknisi listrik memastikan kabel listrik tidak bersentuhan dengan sumber
panas seperti pipa steam, radiator , zat berbahaya serta tidak boleh melalui
air.
5.1.5 Teknisi listrik memastikan saklar dalam kondisi off dan memsang tanda Log
Out Tag Out pada kotak saklar sebelum melakukan penyambungan dan
perbaikan instalasi listik.
5.1.6 Grounding harus terpasang pada saat proses bekerja dengan listrik.
5.2 Hot Work
5.2.1 Pekerja harus membuat izin kerja (work permit) sebelum melakukan
pekerjaan panas dan ditandatangani oleh pemilik area/ safety officer.
5.2.2 Pekerja memahami aspek bahaya dari pekerjaan panas (hot work) dan
mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang pemakaian APD yang
digunakan untuk pekerjaan panas
5.2.3 Pekerja menyediakan APAR pada saat proses pengerjaan panas.
5.2.4 Pekerja mengisolasi area yang sedang dilakukan pengerjaan panas
5.2.5 Semua tindakan pencegahan untuk terjadinya kebakaran telah dilakukan.
5.2.6 Pekerjaan panas harus dikerjakan minimal oleh dua orang.
5.2.7 Pengecekan gas detector sebelum melakukan pekerjaan panas di dalam
tangki /bejana tekan.
5.3 Work at Depth
5.3.1 Pekerja telah mendapatkan trainning khusus dan memiliki sertifikat untuk
bekerja dikedalaman (scuba diving) dari instansi yang terakreditasi
5.3.2 Pekerja telah memahami aspek bahaya bekerja di kedalaman serta jenis –
jenis APD yang digunakan.
5.3.3 Pekerja memahami metode pertolongan di air dan langkah – langkah
menangani keadaan darurat.
5.3.4 Pekerja mampu menghitung kapasitas tabung SCBA untuk penyelaman
dengan meperhitungkan faktor keselamatan.
5.3.5 Pekerja wajib memahami proses doning (merangkai SCBA) dan doffing
(melepas SCBA).