KELOMPOK 2
1. Akhfan Suyito
2. Bilhuda Amirur Rachman
3. Dyah Listiyaningsih
4. Indriani
5. Mikhail Yudo Baskoro
6. Novel Dwi Saputra
7. Sriyanto
PENYELENGGARA
Hal 1 dari 32
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan kasih‐Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta
petunjuk‐Nya sehingga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam
penyusunan makalah ini.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa kami
sajikan dengan topik “ K3 Bidang Konstruksi Bangunan dan Kelistrikan ”.
Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya
pengetahuan tentang bagaimana Ilmu K3 khususnya bidang Konstruksi Bangunan
dan Kelistrikan. Kami Menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman
kami tentang K3 bidang Konstruksi Bangunan dan Kelistrikan, Menjadikan
keterbatasan kami pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang
masalah ini, kiranya mohon dimaklumi apabila masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini
membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir
kita tentang bagaimana Penerapan K3 bidang Konstruksi Bangunan dan Kelistrikan
dalam Lingkungan Kerja. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak dan
Ibu dari KeMenakertrans dan Praktisi dalam memberikan training dan pelatihan
bimbingan serta untuk teman‐teman atas kerjasamanya.
Hal 2 dari 32
DAFTAR ISI
Hal 3 dari 32
BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini, konstruksi bangunan modern banyak didominasi oleh beton dan
baja. Akan tetapi kayu yang juga merupakan salah satu bahan konstruksi
konvensional penggunaanya pada bangunan – bangunan modern tidak bisa
ditinggalkan. Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
(renewable) walaupun ketersediaannya di alam dapat terjamin selama
pelestariannya di lakukan dengan baik. Walaupun demikian kayu tetap saja jadi
pilihan dalam bahan konstruksi. Karena kayu memiliki nilai estetika yang baik jika di
bandingkan dengan bahan konstruksi lainnya, ditambah lagi kayu termasuk bahan
konstruksi yang ramah lingkungan. Awal perkembangannya, kayu digunakan masih
dalam bentuk asli.. Seiring perkembangan teknologi yang pesat akhir – akhir ini
maka penggunaan kayu dapat disesuaikan dan dikreasikan. Sehingga dengan
memanfaatkan berbagai kelebihan dan keistimewaanya kayu telah berhasil
digunakan sesuai dengan keperluannya Mengikuti perkembangan teknologi. Sama
halnya seperti konstruksi baja, sambungan dan alat – alat penyambung merupakan
hal yang penting dalam teknik konstruksi kayu. Penggunaan sambungan baut pada
konstruksi kayu harus diperhatikan sedemikian rupa sesuai dengan hasil perhitungan
yang diperoleh, begitu juga dengan pengaplikasiannya di lapangan, harus Mengikuti
data data yang didapat dalam perhitungan, sehingga pekerjaan yang kita lakukan
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Dalam perencanaan struktur rangka
atap kayu, sering terjadi kegagalan struktur (failure of structure) baik berupa
kegagalan ringan maupun kegagalan berat yang dapat Menyebabkan runtuhnya
struktur rangka atap. Kerusakan yang terjadi pada struktur disebabkan oleh
beberapa penyebab, yaitu kesalahan dalam perencanaan berupa pendiMensi batang
tarik, batang tekan, diMensi sambungan yang dibutuhkan, maupun dalam
pengaplikasian data yang didapat pada perencanaan di lapangan, yang berdampak
pada kerugian material dan korban jiwa.
Listrik seperti diketahui adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis
digunakan oleh manusia, pada dasarnya listrik dihasilkan dari proses konversi dari
bahan baku seperti batu bara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan
Hal 4 dari 32
angin. Sistem pembangkitan listrik, umumnya digunakan adalah mesin generator
tegangan AC, yang digerakanoleh mesin-mesin utama, seperti: mesin turbin, mesin
diesel atau mesin baling-baling. Dalam pengoperasian generator, sering terjadi
fluktuasi akibat jumlah beban yang berbeda,sehingga umumnya disediakan dua atau
lebih generator untuk dioperasikan secara terus-Menerus. Penyediaan generator
tunggal untuk pengoperasian terus Menerus adalah suatu hal yang beresiko, kecuali
dengan cara bergilir dengan sumber PLN . Untuk meMenuhi peningkatan beban
listrik maka generator-generator tersebut dioperasikan secara paralel antar generator
dengan sumber pasokan lain yang lebih besar, misalnya dari PLN. Sehingga
diperlukan pula alat pembagi beban listrik untuk Mencegah adanya sumber tenaga
listrik terutama generator yang bekerja paralel Mengalami beban lebih Mendahului
yang lainnya. Kebutuhan akan listrik semakin lama semakin Meningkat sejalan
dengan perkembangan teknologi elektronika dan informasi. Oleh karena itu, kualitas
dari variabel energi listrik tersebut juga harus diperhatikan, terutama frekuensi.
Terjadinya fluktuasi frekuensi akan berdampak buruk pada peralatan listrik
konsuMen. Frekuensi akan Mengalami fluktuasi seiring dengan naik turunnya beban
yang terpasang, efek penambahan beban pada sebuah generator yaitu terjadinya
penurunan putaran
1. Membekali para calon AK3 dalam praktek nyata Bidang Konstruksi Bangunan
dan Kelistrikan
Hal 5 dari 32
1.4 Dasar Hukum
Dasar Hukum Pengawasan K3 Konstruksi Bangunan
1. UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. PerMenaker No. 01/MEN/1980 Tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja
pada konstruksi bangunan.
3. SKB Menaker dan Menteri PU No.174/MEN/1986 dan No.104/KPTS/1986
tentang K3 pada Kegiatan Konstruksi.
4. Kepdirjen Binawas No.Kep.20/BW/2004 tentang Kompetensi Personil K3
Konstruksi Bangunan
Hal 6 dari 32
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN
PT. Pundarika Atma Semesta berkedudukan di Jl. Kramat Jaya Baru HI No. 401,
Jakarta Pusat 10560 dan mempunyai pabrik perakitan yang beralamat di Jl.
Pancasila IV Persil S1/81, Gunung Putri, Bogor dengan luas tanah 6.400 m2 dan
luas bangunan 3.000 m2.
Mobil Pemadam Kebakaran merk “AYAXX” merupakan hasil produksi dalam negeri
dengan mempunyai kandungan lokal Mencapai kurang lebih 70%. Pompa WS.
Darley Co – merupakan standar International NFPA 1901 dan tela bersertifikat ISO
9001:1994 yang diterbitkan oleh Underwriters Laboratory Inc. (UL).
Hal 7 dari 32
Walaupun bekerja dengan media air namun memiliki 3 (tiga) Welder yang
berkualifikasi tertinggi standard MIGAS dengan level G6.
Bertumpu pada strategi penguatan core business dan pengembangan produk pada
satu line business secara ketat, akhirnya semua ujian berat dapat dilalui oleh
perusahaan secara baik. Dengan kinerja manajeMen yang solid, kepercayaan para
pelanggan terus Meningkat. Bahkan ditengah badai krisis yang berkepanjangan,
penjualan perusahaan Mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dari tahun ke
tahun.
Hal 8 dari 32
Adapun lingkup usaha PT.PUNDARIKA ATMA SEMESTA adalah sebagai
berikut :
A) Hydrant System :
B) Alarm :
Darley.
Midship.
Skid Mount.
Breathing apparatus.
Fire Blankets.
Fireman Jackets.
Fire Helmets.
Heat Resistant Suits.
Fire Entry Suits.
Fire Hoses dan Monitor.
Fire Sirene.
Rescue Tools.
Air System.
Hazmat EquipMent.
Apparatus EquipMent.
Hal 9 dari 32
Fire Raider
Tabung Pemadam Kebakaran “NZ”
Hal 10 dari 32
• Dinding bangunan terdapat sterofoam cair yang disemprotkan ke dinding
sebagai penahan panas, maksimal mampu Menyerap panas 80 0 C.
• Pencahayaan serta sirkulasi udara baik
B. Temuan Negatif
Pada Kelistrikan
• Panel utama dari PLN tidak terkunci
• Panel utama untuk mesin produksi tidak terkunci
• Prosedur Kerja pengoperasian genset tidak ditempel di area genset
• Prosedur Kerja pengoperasian genset tidak ditempel di area genset
• Tidak ada peredam pada dinding ruangan
• Lokasi ruang genset tidak berada di ruang tertutup
• Banyak terdapat kabel sambungan yang tidak terisolasi
• Pintu panel penangkal petir tidak tertutup
• Panel terhalang rak besi
• Banyak terdapat kabel yang tidak beraturan
• Terdapat pipa air yang bocor dekat panel listrik
• Posisi stop kontak berdekatan dengan pompa air da tidak dilengkapi dengan
"Guard"
• Tidak terdapat skema rangkaian listrik di semua panel
• Tidak terdapat emergency lamp
• Keberadaan kabel listrik Mengganggu mobilitas container (tinggi kabel 4
meter)
• Tidak ada control temperature dan kelembaban (humidity)
• Tidak ada control temperature dan kelembaban (humidity)
Hal 11 dari 32
B A B III
ANALISA
KepDirjen Pembinaan
Hubungan Industrial dan
Pengawasan
Ketenagakerjaan No: Kep-
311/BW/2002 Ttg Sertifikasi
Kompetensi K3 Teknisi Listrik.
Hal 12 dari 32
Atma sekali dengan tahanan persyaratan mengenai
Semesta dibawah 5 ohm. instalasi penyalur petir.
Area
4 PT. • Jika terjadi kerusakan KepDirjen Pembinaan
Pundarika instalasi, setiap teknisi Hubungan Industrial dan
Atma mampu melakukan Pengawasan
Semesta perbaikan. Ketenagakerjaan No: Kep-
311/BW/2002 Ttg Sertifikasi
Kompetensi K3 Teknisi Listrik.
5 PT. Terdapat Sistem Proteksi UU No.01 Tahun 1970
Pundarika dengan isolasi bagian aktif Tentang Keselamatan Kerja.
Atma Dalam Bab II Pasal 2 ayat (2)
Semesta huruf q. Tentang Ruang
Lingkup obyek pengawasan
K3 Listrik.
Hal 13 dari 32
7 Area Genset • Dilakukan test running UU No.01 Tahun 1970
genset setiap satu bulan Tentang Keselamatan Kerja.
untuk memastikan genset Dalam Bab II Pasal 2 ayat (2)
siap digunakan. huruf q. Tentang Ruang
Lingkup obyek pengawasan
K3 Listrik.
Permenaker No.
04/MEN/1985 Tentang
Pesawat Tenaga dan
Produksi. Bab IX Pasal 135
Ayat (1).
Hal 14 dari 32
14 PT. • Dilakukan tindakan preventif UU No.01 Tahun 1970
Pundarika (pembersihan panel listrik) Tentang Keselamatan Kerja.
Atma setiap sebulan sekali. Dalam Bab II Pasal 2 ayat (2)
Semesta huruf q. Tentang Ruang
Lingkup obyek pengawasan
K3 Listrik.
Hal 15 dari 32
panas. bangunan
5 Area Cutting Atap pabrik terbuat dari Solar Tuff Permenaker No. 01/Men/1980
dan Alumunium foil sebagai ttg K3 pada konstruksi
peredam panas. bangunan
6 PT. Pundarika Terdapat penyangga atap jika Permenaker No. 01/Men/1980
Atma terjadi atap roboh ttg K3 pada konstruksi
Semesta bangunan
7 Ruang Oven Atap bangunan terdapat filter Permenaker No. 01/Men/1980
untuk menyaring bau cat ttg K3 pada konstruksi
bangunan
8 Ruang Oven Dinding bangunan terdapat Permenaker No. 01/Men/1980
styrofoam cair yang disemprotkan ttg K3 pada konstruksi
ke dinding sebagai penahan bangunan.
panas, maksimal mampu
menyerap panas
80 C.
9 PT. Pundarika Pencahayaan serta sirkulasi UU No.01 Tahun 1970
Atma udara baik Tentang Keselamatan Kerja.
Semesta Dalam Bab III Pasal 3 ayat 1
(i), (j).
Peraturan Menteri
Perburuhan No 7/1964,
Tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan sereta
Penerangan dalam tempat
Kerja , Pasal 2 (e).
Permenaker No.
01/Men/1980 ttg K3 pada
konstruksi bangunan, Pasal 5
Hal 16 dari 32
3.2 Analisa Temuan Negatif
Pada
No Lokasi Temuan Potensi Bahaya Rekomendasi Peraturan
Temuan Negatif
Panel harus UU No. 1
selalu Tahun 1970
Menghindari digembok/dikunci Pasal 3 ayat 1
Panel PLN Panel utama terjadinya dari pihak PLN. syarat-syarat
1 di luar dari PLN tidak penyalahgunaan Memasang keselamatan
gedung terkunci panel listrik oleh rambu "Dilarang kerja
pekerja Menaruh Barang UU PUIL 2000 -
di Depan Panel" > 3.2 Proteksi
dari kejut listrik
UU No. 1
Tahun 1970
Pasal 3 ayat 1
syarat-syarat
Panel harus keselamatan
Panel Panel utama Menghindari selalu di kunci kerja
mesin di untuk mesin terjadinya penyalah oleh teknisi listrik UU PUIL 2000 -
2
finishing produksi tidak gunakan listrik oleh PT Pundarika > 3.2 Proteksi
area terkunci pekerja Memasang dari kejut listrik
rambu "Dilarang
Menaruh Barang
di Depan Panel"
UU No. 1
Tahun 1970
Prosedur Mempersulit pekerja Pasal 3 ayat 1
Kerja dalam syarat-syarat
Prosedur kerja
Area pengoperasian mengoperasikan keselamatan
3 ditempel di area
genset genset tidak genset jika terjadi kerja
genset
ditempel di pemadaman dari Pasal 2 ayat 2
area genset PLN ketentuan yang
berlaku dalam
tempat kerja
UU No. 1
Tahun 1970
Pasal 3 ayat 1
syarat-syarat
keselamatan
Tidak ada Memasang
kerja
Area peredam pada Menimbulkan bising peredam pada
4 Pasal 2 ayat 2
genset dinding lebih dari 85db dinding area
ketentuan yang
ruangan genset
berlaku dalam
tempat kerja
Permenaker 1
th 1980 Bab II
pasal 9
Hal 17 dari 32
Kebisingan dan
getaran di
tempat kerja
UU No. 1
5 Tahun 1970
Pasal 3 ayat 1
Lokasi ruang Bising dapat syarat-syarat
Area genset
Area genset tidak mengurangi fungsi keselamatan
diberi pintu
genset berada di pendengaran kerja
pengaman
ruang tertutup pekerja disekitar Pasal 2 ayat 2
ketentuan yang
berlaku dalam
tempat kerja
Banyak
terdapat kabel Kabel yang sudah
Rawan terhadap PUIL 2000 ->
Area sambungan disambung harus
6 bahaya hubung 3.24.4 Proteksi
produksi yang tidak diisolasi lagi oleh
singkat (konsleting) beban lebih
terisolasi petugas listrik
dengan baik
KEP
75/Men/2002
Pasal 3, PUIL
2000 -> 3.12
Sistem TT atau
sistem
pembumi
pengaman
(sistem PP),
Untuk menghindari
Pintu panel Pintu panel harus 6.3.3
Area bahaya
penangkal selalu dalam perlengkapan
7 penangkal penyalahgunaan
petir tidak kondisi tertutup Hubung dan
petir panel penangkal
tertutup dan terkunci Kendali (PHBK)
petir oleh pekerja
tertutup
pasangan luar
Permen
2/MEN/1989
Bab I Pasal 2
Ayat 1 instalasi
penyalur petir
sesuai standard
yang diakui
Tata letak rak Permenaker
Mempersulit akses besi yang sesuai 01/MEN/1980
Panel
Area gerak dalam Memasang Bab II Pasal 6
8 terhalang rak
cutting pengoperasian rambu "Dilarang kebersihan dan
besi
panel Menaruh Barang kerapihan
di Depan Panel" tempat kerja
Banyak Berpotensi Kabel dirapihkan PUIL 2000 ->
Area
9 terdapat kabel kebakaran yang dan dimasukkan 6.2.7
produksi
yang tidak disebabkan oleh ke dalam tranking Penempatan
Hal 18 dari 32
beraturan listrik cable sekering,
sakelar, dan rel
& 6.3
Perlengkapan
Hubung Bagi
dan Kendali
(PHBK) tertutup
PUIL 2000 ->
Terdapat pipa Berpotensi
Menjauhkan 6.2.7
Area air yang bocor kebakaran yang
10 saluran pipa air Penempatan
produksi dekat panel disebabkan oleh
dari panel listrik sekering,
listrik listrik
sakelar, dan rel
UU No. 1
Tahun 1970
Pasal 3 ayat 1
syarat-syarat
keselamatan
kerja
PUIL 2000 ->
6.2.7
Penempatan
Posisi stop sekering,
kontak sakelar, dan
berdekatan rel, & 6.5.2
Air pada pompa Memasang
dengan Pemasangan
Gudang akan bocor dan pengaman untuk
11 pompa air da UU No.1 Tahun
transit dapat mengenai "Guard" pompa
tidak 1970 dalam
stop kontak air
dilengkapi Bab III Pasal 3
dengan huruf 1d
"Guard" memberi
kesempatan
atau jalan
menyelamatkan
diri pada waktu
kebakaran atau
kejadian-
kejadian lain
yang
berbahaya
UU No 1970
Pasal 3 Ayat
1syarat-syarat
Tidak terdapat keselamatan
Teknisi listrik
skema Skema (layout) kerja ,
Area kesulita dalam
12 rangkaian ditempel di setiap Kep-
produksi mengoperasikan
listrik di semua panel 75/Men/2002
panel
panel pemberlakuan
standar
nasional
Indonesia (SNI)
Hal 19 dari 32
SNI 04-0225-
2000 mengenai
PUIL di tempat
kerja
Permenaker
Tidak terdapat Emergency lamp 01/MEN/1980
Tidak terdapat
Area sumber cahaya lain, dipasang sesuai Bab II Pasal 5
13 emergency
produksi disaat listrik padam dengan area tentang tempat
lamp
saat jam kerja kerja kerja dan alat-
alat kerja
PUIL 2000 ->
3.21..3.1
Keberadaan
Pengukuran
kabel listrik
Kabel listrik resistans
mengganggu
Di luar Kabel listrik sering dipasang pembumian
14 mobilitas
gedung tertabrak container, dibawah tanah dan resistans
container
yang berpotensi dengan lingkar pada
(tinggi kabel 4
menyebabkan menggunakan sistem
meter)
bahaya listrik sentuh pipa listrik untuk pembumian
langsung keamanan proteksi,
UU No. 1
Tahun 1970
Tidak ada Pasal 3 ayat 1
control syarat-syarat
Tidak bisa Memasang
Area temperature keselamatan
13 mengontrol suhu thermometer di
genset dan kerja
dan kelembaban area genset
kelembaban Pasal 2 ayat 2
(humidity) ketentuan yang
berlaku dalam
tempat kerja
Alat ukur
Hasil Dilakukan SNI 04-0225
(ampere
Ruang pengukuran/kalibrasi kalibrasi alat Tahun 2000
14 meter) tidak
teknis tidak sesuai setiap 2 tahun tentang PUIL
ada sertifikat
standard sekali 2000
kalibrasi
Hal 20 dari 32
UU No.1 Tahun
1970 dalam
Bab III Pasal 3
huruf 1d
memeberi
kesempatan
atau jalan
menyelamatkan
diri pada waktu
kebakaran atau
kejadian-
kejadian lain
Memasang rambu yang
arah pintu darurat berbahaya
PUIL 2000 ->
3.21..3.1
Pengukuran
resistans
Tidak memiliki
Area Perubahan pembumian
2 data kekuatan
produksi struktur tanah Dilakukan dan resistans
lantai
yang pengkuran lingkar pada
menyebabkan kekuatan lantai sistem
bangunan atau menggunakan pembumian
pondasi roboh Hammer test proteksi
PUIL 2000 ->
3.21..3.1
Pengukuran
resistans
Dinding kantin
Dinding kantin pembumian
4 Area kantin terbuat dari Mudah terbakar
terbuat dari beton dan resistans
triplek
dan diukur lingkar pada
kekuatannya sistem
menggunakan pembumian
Hammer test proteksi
Sebaiknya Permenaker
dinding 01/MEN/1980
Dinding yang
Dinding seketika menggunakan Bab I Pasal 3
5 Area Mixing terbuat dari
bisa rapuh bahan yang ketentuan K3
gypsum retak
permanen seperti konstruksi
beton bangunan
Hal 21 dari 32
BAB IV
PENUTUP
4.1. K esimpulan
a. Kontruksi bangunan;
b. Instalasi listrik;
4. Sudah ada program training dan data base preventive maintenance equipMent
5. Dari pengamatan kelompok II masih dijumpai beberapa kondisi dan sikap tidak
aman dari tenaga kerja serta kelengkapan fasilitas alat-alat produksi;
6. Ada beberapa peralatan listrik yang tidak tertata rapi, sehingga memungkinkan
timbulnya bahaya;
4.2. Saran
Hal 22 dari 32
REFERENSI
Hal 23 dari 32
LAMPIRAN
Hal 24 dari 32
2. Temuan Positif Konstruksi Bangunan
Hal 25 dari 32
4 ‐ Terdapat tangga yang terdiri dari
2 kaki tangga yang di pasang
dengan kuat
Hal 26 dari 32
8 ‐ Pondasi bangunan terbuat dari
dinding tahan api dan peredam
panas
Hal 27 dari 32
3. Temuan Negatif Kelistrikan
Hal 28 dari 32
4 ‐ Terdapat pipa air yang bocor
dekat dengan panel listrik.
Hal 29 dari 32
7 ‐ Sambungan kabel listrik tidak
diisolasi lagi dengan rapih.
No Temuan Keterangan
Hal 30 dari 32
2 ‐ Dinding yang terbuat dari
gypsum retak.
No Temuan Keterangan
Hal 31 dari 32
3 Cara pengoperasian panel
ditempel di panel untuk
mempermudah dalam
pengorasian
Hal 32 dari 32