A. Definisi
B. Manfaat
C. Pelaksanaan Manajemen Resiko
D. Identifikasi
E. Analisa Resiko
F. Penanganan Resiko
2
Def inisi
Hazard Analisys
Dalam konteks Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3), penilaian resiko didefinisikan sebagai
Suatu proses karakterisasi dan penaksiran potensi
bahaya dengan memperhitungkan semua faktor yang
dapat menimbulkan kerugian . Dalam penaksiran
resiko tercakup estimasi pengukuran probabilitas,
analisa teknis dan interprestasi berbagai model
bahayanya
3
Manajemen Risiko
4
• Implementasi manajemen resiko adalah untuk
menginventarisasi, serta menilai jenis bahaya
ditempat kerja, dan hasilnya digunakan untuk
meminimalkan tingkat bahaya
5
TAHAPAN MANAJEMEN RISIKO
URAIAN SISTEM
PROSES IDENTIFIKASI
APAKAH DITERIMA/DITOLAK
7
Beberapa hal yang perlu diketahui
sehubungan dengan resiko :
11
Hazards Identification
& Risk Analisis
Kecelakaan atau cidera terjadi apabila ada
kontak atau sentuhan langsung
12
Hazards Identification
& Risk Analisis
13
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan Kerja
Kesehatan Kerja • Filosofi
• Keilmuan
• Hukum/Praktis
• Hazard
• Danger
• Risk
• Incident
• Accident
• Unsafe Action
• Unsafe Condition
14
Hazards Associated with
Plant and Equipment
(Including Non-powered
Plant and Hand Tools)
15
Mechanical Hazards
Trapping hazards Impact hazards Contact hazards Entanglement Ejection hazards
(includes (cutting, friction or hazards (eg of workpiece
puncture) abrasion) (rotating parts) or part of tool)
• Two moving • Something that • Something sharp • Drill chuck and • Catridge tool
parts or one may strike or or with a rough bit • Thicknessing
moving part and stab someone or surface • Power take off machine
a fixed surface can be struck • Knife, chisel, shaft • Using hammer
• Conveyor belt against saw, etc. • Pipe threading and chisel
and drive • Moving vehicle • Blender blade machine • Abrasive wheel.
• Vee belt and • Robot arm • Circular saw • Abrasive wheel.
pulley • Sewing machine blade
• Power press • Drill • Sanding belt
• Mangle • Hypodermic • Abrasive wheel
• Guillotine needle • Hover mower
• Scissors • Pendulum • Blade.
• Stapler • Crane hook.
• Using hammer.
16
Electrical, Pressure, Stored
Energy, Stability, Overloading
Electrical Pressure hazards Stored energy Stability hazards Overload/
hazards hazards defective due to
mechanical
failure
Electricity: • Compressed air • Springs under • Inadequate • Crane overload
• Electricity above • Compressed gas tension crane base • Chain sling
240V • Steam boiler • Springs under • Forklift truck on • Eye bolt
• Electricity (240V) • Vacuum compression slope overload
• Electricity (110V) • Hydraulic • Hoist platform/list • Machine not • Scaffold
• Extra low volt system. cage bolted down overload
electricity • Conveyor • Mobile scaffold • Hopper overfill.
Ignition Sources: tension weight too high
• Static • Raised tipper • Scaffold not tied.
lorry body
• Batteries.
• Counterweight
• Load carried by
crane.
17
Radiation, Noise, Vibration
and Thermal Hazards
Radiation hazards Noise hazards Vibration hazards Thermal hazards
18
Fire/explosion Hazards
Combustible hazards Flammable substances Oxidising Dust explosion
(including highly and substances hazards
extremely flammable)
• Timber stack • Petrol • Organic peroxide • Coal dust
• Coal store • Propane gas • Potassium • Wood dust
• Grease • Methane permanganate • Aluminium powder
• Magnesium • Carbon monoxide • Nitric acid • Flour.
• Straw • Methanol • Explosive material
• Plastic foam • Paraffin • Fireworks
• Oxygen enrichment. • Acetone • Proprietary
• Toluene. explosive
• Detonators
• Some oxidising
agents
• Highly flammable
gas.
19
Hazardous Substances
Corrosive/ Dust Fumes Vapours Gases
Irritating explosion
materials hazards
• Sulphuric • Asbestos • Lead fume • Acetone • Carbon
acid fibres • Rubber fume • 1,1,1-tri- monoxide
• Caustic soda • Silica dust • Asphalt chloroetahan • Hydrogen
• Man made • Dust mite fumes e sulphide
mineral fibre. faeces • Dichloro- • Carbon
• Pigeon methane disuphide
droppings • Benzene • Sulphur
• Coal • Isocyanates. dioxide.
• Dust grain
dust
• Wood dust.
20
Hazardous Substances
21
Hazards Associated with the
Workplace
Access Work at heights Obstruction Stacking/ storing Work over/near
hazards liquids, dusts,
grain, etc.
Trips/slips: • Fragile roof • Low headroom • High stacks • Grain silo
• Damaged floor • Edge of roof • Sharp • Insecure stacks • Tank
• Trailing cables • Edge of projections. • Inadequate • Reservoir
• Oil spills mezzanine floor racking • Sump
• Water on floor • Work on ladder • Stacking at • Work over river
• Debris • Erecting scaffold heights. • Work near
• Wet grass • Hole in floor. canal.
• Sloping surface
• Uneven steps
• Changes in floor
level
Access:
• Locked exits
• Obstructed
egresses
• Long exit route
22
Hazards Associated with the
Work Environment
Light Temperature Confine spaces Ventilation
23
Hazards Associated with
Work Methods
Manual Handling Repetitive movements Posture
24
Hazards Associated with
Work Methods
Manual Handling Repetitive movements Posture
25
Hazards Associated with
Work Organisation
Contractors Organisation of work Work in public areas
27
3. Memutuskan apakah hasil analisa resiko tersebut dapat
diterima (acceptable) sehingga perlu dilakukan tindakan
pengendalian yang dapat mengurangi pengaruh dari
bahaya dan resiko tersebut.
28
Kapan manajemen resiko dilaksanakan;
Manajemen resiko sebaiknya dilakukan pada tahap-
tahap sebagai berikut:
29
E. Teknik-teknik Identifikasi
30
IDENTIFIKASI BAHAYA
31
IDENTIFIKASI & PENETAPAN
BAHAYA
32
METHODS
OF HAZARD IDENTIFICATION
• Accident
investigations
• Accident statistics
• Inspections
• Discussions,
interviews
• Job safety analysis
• Audits
• Checklist
• HIRA
• BBS/STOP Program
33
Digunakan untuk bahaya
jenis pekerjaan
• Pekerjaan ruang
terbatas
• Pekerjaan ketinggian
• Pekerjaan api terbuka
• Pekerjaan menggunakan
energi
• Pekerjaan dekat danau
atau laut
• Pekerjaan penyelaman
• dll
34
Digunakan untuk MORAL
HAZARD
• ATTITUDE
• BEHAVIOUR
• UNSAFE ACTION
35
a. Identifikasi Awal Berbagai Faktor Bahaya
Tujuan :
1. Menjaga pekerja selalu waspada terhadap bahaya dari
proses produksi
2. Tinjauan prosedur operasi untuk kebutuhan revisi
3. Mengidentifikasi peralatan atau perubahan proses yang
mungkin menghasilkan bahaya baru
4. Mengevaluasi sistem kontrol dan safety
5. Tinjauan terhadap penerapan teknologi baru untuk
mengetahui adanya potensi bahaya
6. Tinjauan pelaksanaan inspeksi dan maintenance
36
b. Daftar Periksa (checklist)
37
4 sangat mudah menyala
Flammability
38
Health Hazard
1 Zat zat yang pemaparannya dibawah pengaruh panas
tidak menimbulkan bahaya.
39
Health Hazard
3 Zat yang bila pemaparannya intensip dapat
menimbulkan kerusakan, kecuali bila diberikan
pengobatan yang tepat, termasuk didalamnya zat yang
memerlukan alat perlindungan pernafasan.
40
Reactivity Hazard
Bahan bahan yang sangat mudah meledak bila
3 mengalami dekomposisi atau reaksi eksplosip tetapi
memerlukan penggerak yg kuat atau dipanaskan
terlebih dahulu, bahan tsb sangat sensitip terhadap
goncangan mekanis pada suhu temperatur yang
diijinkan ,atau bahan yang reaksi eksplosip dg air
tanpa memerlukan pemanasan
41
Reactivity Hazard Bahan bahan yang dalam keadaan normal stabil,
0 walaupun terpapar dengan panas /api dan tidak
reaktip dengan air
42
c. Job Safety Analysis (JSA)
43
Pelaksanaan JSA ini terdiri dari langkah-langkah utama
sebagai berikut:
44
Penjelasan langkah-langkah tersebut:
45
Contoh : Industri pestisida, memasukkan
bahan baku ke dalam reaktor.
46
3. Mengidentifikasi berbagai bahaya dan kemungkinan ada yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan.
48
d. Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
FMEA adalah salah satu teknik identifikasi yang agak
lebih rumit dari yang sebelumnya. Dasar teknik ini adalah
dengan mengandaikan kegagalan salah satu elemen yang
ada dalam suatu sistim proses. Dengan dasar itu kemudian
ditelusur penyebab kegagalan tersebut, dan dilanjutkan
dengan rekomendasi agar kegagalan tersebut tidak terjadi.
49
e. Hazard Operability Study (HAZOP)
50
Misal : mengidentifikasi pengaruh yang mungkin terjadi bila terjadi
kenaikan tekanan, penurunan tekanan, atau tidak ada tekanan sama
sekali.
Dalam proses menganalisa berbagai penyimpangan tersebut
digunakan “Guide Word” (Kata-kata petunjuk) sebagai berikut:
• More(kelebihan / kenaikan) Kelebihan suhu, tekanan, aliran
viskositas, dsb
• None (tidak ada)Less of Tidak ada aliran, tekanan, dsb
(kekurangan / penurunan )
• Part of (sebagian dari) Penurunan suhu, tekanan, jumlah
aliran, dsb
• More than (lebih dari) Tekanan dalam silinder A lebih
dari silinder B, dst
• Other than (lalu dari) Jenis bahan yang digunakan lain
dari jenisYang ditentukan
51
Pelaksanaan analisa HAZOP dikerjakan oleh suatu
tim yang terdiri dari :
54
LEMBAR KERJA ANALISIS & IDENTIFIKASI
BAHAYA DENGAN PROSES “HAZOP”
Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal ________ Anggota Team _________
55
HAZARD RECOGNITION (1)
What if ? Analysis -;
Analisis ini paling effective dilakukan oleh sebuah team
bukan secara independen (brainstorming).
Anggota team harus terdiri dari pekerja yg
berpengetahuan (knowledgeable) dari seluruh
departemen, misalnya: operation, production,
maintenance, safety, purchasing, environmental,
egineering, hygiene, and occupational health personnnel.
Teknis ini bukan merupakan pendekatan yg sistematis &
hasilnya tergantung sebagian besar pengetahuan dari
anggota team.
56
IDENTIFIKASI BAHAYA & ANALISIS
DENGAN PROSES “WHAT-IF”
Gambaran Isu:________________________________________
No. Isu: _______ Tanggal _______ Anggota Team ______
Question
57
How the MHS are being Identified at PTI?
EHS
Risk
Improvement
Assessments
Committee
Learning's
D a ta
D a ta
Fatality
from Industry
History
Da
ta ta
Da
Identification of 18 Potential
Site Risk
Survey
Data Major Hazard Standards Data Fatality
for PT Inco Events
ta
Da
Da
ta
Site Safety
Contract
Staff
Companies
(Workshop)
58
Major Hazard Standards for PT Inco
1. Vehicle and Mobile Equipment Condition
2. Vehicle and Mobile Equipment Operation
3. Road Condition
4. Isolation and Lockout
5. Electrical
6. Working at Heights
7. Confined Spaces
8. Lifting and Supporting Loads
9. Explosive Management
10. Slope Stability
11. Working Near or In Water
12. Boilers and Pressure Vessels
13. Aviation
14. Molten Materials
15. Rotating and Moving Equipment
16. Clearing Operations
17. Dangerous Goods
18. Tyres and Rims
59
E. Analisa Resiko
Ada 3 hal utama dalam analisa resiko, yaitu :
• Perkiraan seberapa besar dampak yang ditimbulkan bila
suatu resiko tersebut menjadi kenyataan (consequence
analysis),
• Seberapa lama/sering (frequency analysis) sesuatu terpajan
resiko, dan
• Seberapa besar kemungkinan (probability analysis)
terjadinya suatu resiko tersebut.
60
a. Estimasi Resiko Secara Kualitatif.
Analisa Semikuantitatif
Metode ini pada prinsipnya hampir sama dengan
analisa kualitatif, perbedaannya pada metode ini
uraian/deskripsi dari parameter yang ada dinyatakan
dengan nilai/skore tertentu
62
Analisa Resiko
Analisa Kuantitatif
Metode ini dilakukan dengan menentukan nilai dari
masing-masing parameter yang didapat dari hasil
analisa data-data yang representatif
63
• Rumus :
Resiko = Konsekuensi x Frekuensi
Atau
64
(Kecelakaan serius / besar)
(Kecelakaan kecil)
(Kecelakaan / kerusakan
Material / peralatan)
(Hampir Celaka)
65
Pembagian Tingkat Kecelakaan
Ringan (Minor)
Sedang (Intermediate)
Serius (Serious)
Berat (Major)
66
Dengan cara diatas kita dapat melakukan estimasi resiko
sebagai berikut:
(i). Lakukan identifikasi berbagai faktor bahaya yang berhubungan
dengan aktivitas.
(ii). Menentukan tingkat tingkat konsekuensi (dampak kerusakan)
dengan menggunakan skala yang mudah dimengerti.
Misal:
• Tingkat Fatal (High) = kerusakan berat (meninggal, luka
berat, hilangnya harta benda, …dll
• Sedang (Medium) = kerusakan sedang (luka yang mem –
butuhkan kesembuhan lama,
kerusakan peralatan yang signifikan,
…….. dll)
• Rendah (Low) = kerusakan rendah (menimbulkan
luka / kerusakan yang tidak berarti,
……dll)
67
(iii). Tentukan pula tingkat keseringan (frekuensi) seperti
klasifikasi diatas misalnya dengan kode H, M dan L.
68
Kecelakaan pada Manusia
(People)
Ringan: Cedera ringan, hanya
memerlukan pertolongan pertama saja
Sedang: ada waktu kerja yang hilang (< 2
minggu), sifatnya sementara
Serius: ada waktu kerja yang hilang lebih
dari 2 minggu, cacat permanen
Berat: menyebabkan kematian dalam
waktu 24 jam.
69
Kecelakaan pada Peralatan/Produksi
(Equipment/Material)
70
Kecelakaan pada Lingkungan
25 CERTAINTY
15 - 24 SIGNIFICANT CHANCE
10 - 14 POSSIBLE
5-9 POSSIBLE BUT UNLIKEY
1-4 EXTREMELY UNLIKELY
73
NILAI BAHAYA
74
KLASIFIKASI BAHAYA
75
(iv). Menentukan tingkat resiko dengan dua skala diatas.
Hal ini dilakukan dengan mengalikan/mempertimbangkan
tingkat konsekuensi dan tingkat keseringan, misalnya:
Konsekuensi x Frekuensi = Estimasi tingkat
resiko
H X H = H
H X M = H
H X L = M
M X M = M
M X L = M
L X L = L
Rumus:
77
Pelaksanaan Analisa Resiko
78
Contoh klasifikasi tingkat keparahan dengan pendekatan
kualitatif adalah sebagai berikut:
79
2. Estimasi Tingkat Keseringan (Frequency Analysis)
80
3. Penentuan Tingkat Resiko
(Risk Assessment)
81
3.1. ALARA Risk Calculator
Tingkat Keparahan
5 = berakibat fatal ( kematian) atau cacat permanen
4 = luka parah
3 = berakibat hilangnya waktu kerja rata (biasanya lebih dari
3 hari)
2 = luka ringan
1 = membutuhkan perawatan ringan
Tingkat Kemungkinan
A = 5 = sering terjadi
B = 4 = pernah terjadi
C = 3 = dapat terjadi
D = 2 = kemungkinan kecil terjadi
E = 1 = tidak mungkin terjadi 82
TINGKAT KEMUNGKINAN
A/5 B/4 C/3 D/2 E/1
TINGKAT KEPARAHAN
5 25 20 15 10 5
4 20 16 12 8 4
3 15 12 9 6 3
2 10 8 6 4 2
1 5 4 3 2 1
83
Tingkat Resiko
• Tingkat resiko sangat tinggi = 25
• Tingkat resiko tinggi = 16 s/d 20
• Tingkat resiko Substansial = 8 s/d 15
• Tingkat resiko Menengah = 6 s/d 3
• Tingkat resiko diterima = 1 s/d 2
84
KRITERIA RESIKO
25 sangat tinggi
kegiatan harus dihentikan dan perlu perhatian
manajemen puncak
16 S/D 20 tinggi
perlu perhatian manajemen puncak dan tindakan
perbaikan segera dilakukan
8 S/D 15 substansial
lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
diperlukan keterlibatan manajemen puncak
3 S/ D 6 menengah
tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian
dan penanganan cukup dilakukan dengan prosedur
yang ada
< 2 rendah
resiko dapat diterima 85
F. PENANGANAN RISIKO
86
Risiko yang bisa diterima
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan
tergantung kepada penilaian/pertimbangan dari suatu
organisasi berdasarkan :
Tindakan pengendalian yang telah ada
Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll)
Regulasi/standard yang berlaku
Rencana keadaan darurat
Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Catatan : walau suatu risiko masih dapat diterima tapi
tetap harus dipantau/dimonitor
87
Resiko Yang Tidak Bisa
Diterima
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
penanganan risiko dapat dilakukan sebagai berikut :
☻ Hindari risiko
☻ Kurangi/minimalkan risiko
☻ Transfer risiko
☻ Terima risiko
88
HIRARKI PENGENDALIAN
ELIMINASI
1
2 SUBSTITUSI
3 REKAYASA/
ENGINEERING
PENGENDALIAN
4 ADMINISTRATIF
5 APD
89
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
Proses menyapu diganti dengan vakum
Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
Pemasangan alat pelindung mesin (machine
guarding)
Pemasangan general dan local ventilation
Pemasangan alat sensor otomatis 90
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Pengendalian Administratif
Pemisahan lokasi
Pergantian shift kerja
Pembentukan sistem kerja
Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
Helmet
Safety Shoes
Ear plug/muff
Safety goggles
91
Hirarki Kontrol Bahaya
92
3. Rekayasa Teknik - Primary
Control
☻ Mensubstitusi dengan proses yang kurang bahaya
☻ Mengganti proses untuk mengurangi pemaparan
☻ Menutupi / melindungi proses sehingga efek
bahaya tidak tertransformasi ke pekerja
☻ Menggunakan ventilasi hisap (Exhaust) secara
lokal atau umum untuk mengurangi konsentrasi
agent yang berbahaya di udara
☻ Mengatur banyaknya getaran yang timbul,
sehingga kebisingan dan trauma ke badan dapat
dikurangi
93
3. Rekayasa Teknik - Primary
Control
☻ Memasang peredam suara di sekeliling peralatan
yang bising
☻ Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch
point & rotating couplings
☻ Merelokasi katup (valves) switches dan shutdown
device dari area yang berbahaya
☻ Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin di
tempat-tempat pemuatan
94
4. Pengendalian Administratif –
Secondary Control
☻ Mengendalikan jalan masuk dari peninjau /
pengamat dan orang lainnya ke area kerja
☻ Mengontrakkan pekerjaan kepada kontraktor
yang ahli / berpengalaman dengan bukti-bukti
kesuksesan
☻ Mendaftar ulang pelepasan bahaya ke suatu waktu
/ masa ketika lebih sedikit pekerja di lapangan.
Dengan demikian mengurangi potensi untuk
pekerja terpapar
95
4. Pengendalian Praktek Kerja –
Secondary Control
☻ Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur
kerja
☻ Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap
langkah kerja
☻ Mengubah syarat-syarat kepegawaian /
ketenagakerjaan
☻ Mengidentifikasi dan memberikan / menyediakan
peralatan baru yang lebih baik
☻ Membuat tempat kerja yang lebih aman
96
5. APD
97
PEMANTAUAN DAN TINJAUAN ULANG
98
99
MHS Sections
100
The 10 Key Focus Areas
1. Vehicle Operation.
2. Isolation and Lockout.
3. Electrical Safety.
4. Working at Heights.
5. Confined Spaces.
6. Lifting & Supporting Loads.
7. Working near Falling Rock.
8. Working near Blasting Areas.
9. Working on Water and Mud.
10. Clearing. 101