FAKTOR BAHAYA DI
TEMPAT K E R J A
( INDUSTRIAL HGIENE)
Modul Pelatihan
1
Peraturan yang digunakan :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
3
DEFINISI
HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU
CARA KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN
KERUGIAN / KECELAKAAN.
4
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )
1. Kenali
2. Evaluasi
3. Rencanakan
4. Laksanakan
5. Monitor
5
PENGENALAN POTENSI BAHAYA
DIMANA
SIH BAHAYA
ITU ?
6
1. KENALI (SEMUA PELUANG KERUGIAN)
7
b. Cara mengenali hazards
Melakukan inspeksi rutin (terencana) /
mendadak (tidak terencana) di tempat kerja
Mempersiapkan/ membuat
Operguide, JSA, JHA, Safety Audits,
HAZOP and HAZAN studies
Cek standar-standar atau UU tentang
pekerjaan itu, etc. Juga mencek
peraturan-peratutan yang relevan .
9
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)
III. MATERIAL………………………………(M)
IV. ENVIRONMENT………………………...(E)
Atau 3 M + L
10
FAKTOR BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. POTENSI BAHAYA FISIK
12
Suara di atas NAB
Sumbernya :
- Kompressor, ACGIH :
- Mesin-mesin, 85 dBA -----> 8
- Helikopter, hrs
- Fogging machine. 88 dBA -----> 4
- Mesin gergaji kayu. hrs
91 dBA -----> 2
hrs
PPE : etc
- Ear muff
-Ear plug ( corded/ Safety equipment/ tool :
uncorded ) - Noise meter
- Decibel meter.
13
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
( Permenaker No 5 Tahun 2018 )
INTENSITAS KEBISINGAN
WAKTU PEMAJANAN PER HARI
dalam dBA
8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
STUDI KASUS SOUND LEVEL METER
1. Nilai kebisIngan Mesin 1 – 91 dBA BERAPA
INTENSITAS
2. Nilai kebisingan Mesin 2– 92 dBA
KEBISINGAN ?
3. Nilai kebisingan Mesin 3 – 93 dBA
91 + 92 +93 Selisih 0 - 1 , maka ditambah 3
Selisih 2 - 3 , maka ditambah 2
---------------- Selisih 4 – 9 , maka ditambah 1
3 Selisih lebih dari 10 , maka ditambah 0
91 , 92 , 93 95 ke 93
Selisih 2
selisih 1
Ambil yg terbesar 95 + 2 = 97 dBA
92 + 3 (penambahan )
= 95
STUDI KASUS SOUND LEVEL METER
1. Nilai kebisInagan Mesin 1 – 93 dBA BERAPA
INTENSITAS
2. Nilai kebisingan Mesin 2– 94 dBA
KEBISINGAN ?
3. Nilai kebisingan Mesin 3 – 95 dBA
National Institute of Occupational Safety & Healty
(NIOSH) telah mendefinisikan status suara atau
kondisi kerja dimana suara berubah menjadi
polutan secara jelas, yaitu :
a. Suara-suara dengan kebisingan lebih besar dari
104 dBA
b. Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang
karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan
lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam
(maksimum 85 dBA selama 8 jam TWA atau Time
Weighted Average yang ditetapkan oleh NIOSH
sebagai Recommended Expossure Limit, REL)
(Saparudin, 2008)
17
Getaran di atas
NAB
- Kompressor,
- Hand Road cutter,
- Unclamped piping.
- etc
PPE :
Disesuaikan
18
• Chernobyl,
• Three miles island
Radiasi Ionisasi
•TWA
•TLV
19
Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb )
Penerangan kurang
20
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera
tubuh, sakit atau kematian, atau perubahan perilaku
maupun penurunan kepekaaan seseorang
Pelarut Silica
Asbestos Mercuri
Metal dioxides Vinyl chloride monomer
Cadmium Diisocyanates
Arsenic Mineral oil
Etc.
21
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan
)
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental
22
MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY
23
Apa itu silikosis?
21
Asbestosis adalah penyakit paru-paru yang
disebabkan oleh paparan serat asbes dalam
jangka panjang. Gejala asbestosis biasanya baru
muncul bertahun-tahun setelah seseorang
terpapar serat asbes.
26
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
Ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi
27
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat
dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak
terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup
28
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)
29
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (3)
30
V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan terhadap
peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak mengikuti langkah
demi langkah Operation Guide atau JSA.
32
2. EVALUASI
- Hazards analysis.
- Risk assessment.
- Hazardous Operability Studies ( Hazops ) .
JOB SAFETY
ANALYSIS
OPERATING GUIDE 33
AP
A
YANG HARUS ANDA
PERBUAT TERHADAP
HAZARDS
?
34
3. RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-
ambil untuk mencegah atau mengurangi aki-
bat suatu kecelakaan.
4. LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan
potensi bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI
KESELEMATAN KERJA).
35
HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA
POTENSIAL
FILOSOFI KESELAMATAN KERJA
a. MENIADAKAN
b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT BAHAYA
c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI
d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI
e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE )
36
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL
Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.
Misalnya :
- Menanam/ mengubur pecahan kaca.
- Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam.
- Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala.
37
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )
Misalnya :
- Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar.
38
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.
Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.
- Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu
memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk
orifice.
- Isolasi enersi, pemasangan enclosure, dsb.
39
d. ADMINISTRATIVE CONTROL
40
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
atau APD
Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir.
Meskipun merupakan prirotas terakhir, namun
untuk melindungi diri dari akibat
kecelakaan karenafaktor manusia ( kecerobohan
sendiri atau orang lain ), maka APD atau PPE
tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK
harus dikenakan.
41
5. MONITOR
Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebi-
jakan-kebijakan manajemen yang demikian bersung-
guh-sungguh dalam upaya mencegah kecelakaan terha-
dap karyawan maupun kontraktor telah dipatuhi sepe-
nuhnya di lapangan atau tidak.
Juga sebagai tahapan mengumpulkan bahan evaluasi
untuk penyempurnaan ke depan.
Merupakan salah satu kesempatan/ tahapan menilai
safety performance karyawan.
42
THANK YOU 40