Anda di halaman 1dari 43

PENGUKURAN

FAKTOR BAHAYA DI
TEMPAT K E R J A
( INDUSTRIAL HGIENE)

Modul Pelatihan
1
Peraturan yang digunakan :
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50


Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

4. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


Nomor 9
Tahun 2016 tentang K3 Pekerjaan pada Ketinggian

5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan


Nomor
5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
2
Kesehatan
SASARAN
* Meningkatkan dan mempertajam naluri
kewaspadaan karyawan terhadap potensi-
potensi bahaya di lingkungan kerja.

* Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari


karyawan dalam mengendalikan hazards
* Melibatkan karyawan dalam pencegahan
kecelakaan

* Mendukung manajemen dalam upaya


mengurangi atau meniadakan angka kecelakaan.

3
DEFINISI
HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU
CARA KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN
KERUGIAN / KECELAKAAN.

RISIKO ADALAH SUATU KESEMPATAN


TERJADI- NYA KERUGIAN/ KECELAKAAN.

SAFETY atau KESELAMATAN ADALAH SUATU PE-


NGENDALIAN TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KE-
CELAKAAN.

4
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )

1. Kenali

2. Evaluasi

3. Rencanakan

4. Laksanakan

5. Monitor

5
PENGENALAN POTENSI BAHAYA

DIMANA
SIH BAHAYA
ITU ?

6
1. KENALI (SEMUA PELUANG KERUGIAN)

a. Contoh peluang kerugian


- Housekeeping yang kurang baik/ semrawut.
- Perilaku karyawan (sub standard act or communication).
- Penataan material sembarangan.
- Peraturan-peraturan :
• Usang/lama/tidak up to date
• Aliran kerja yang tidak efisien.
• Sistim pelaporan yang tidak efektif dan aman.
- Pembelian yang tidak sesuai dengan spesifikasi

7
b. Cara mengenali hazards
 Melakukan inspeksi rutin (terencana) /
mendadak (tidak terencana) di tempat kerja

 Mempersiapkan/ membuat
Operguide, JSA, JHA, Safety Audits,
HAZOP and HAZAN studies
 Cek standar-standar atau UU tentang
pekerjaan itu, etc. Juga mencek
peraturan-peratutan yang relevan .

 Menganalisa data kecelakaan.


8
- Melakukan P.M. ( Preventative Maintenance checks )

- Melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin


atau peralatan bermotor.

- Melakukan penilaian risiko.

- Melibatkan karyawan secara aktif dan konstruktif dalam


mengenali seluruh potensi bahaya yang ada di sekitar
tempat kerja.

9
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL

I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)

III. MATERIAL………………………………(M)

IV. ENVIRONMENT………………………...(E)

Atau 3 M + L

10
FAKTOR BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. POTENSI BAHAYA FISIK

II. POTENSI BAHAYA KIMIA

III. POTENSI BAHAYA BIOLOGI

IV. POTENSI BAHAYA


ERGONOMIS
V. POTENSI BAHAYA PROSEDUR
KERJA
4 3 2

VI. POTENSI BAHAYA PSYKOLOGI 11


I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
Setiap benda atau proses yang secara langsung atau per-
lahan bisa mencederai fisik orang ataupun bagiannya.

Bising / suara di atas NAB Vibrasi / getaran

Alat / mesin tanpa pelindung Permukaan yg licin

Benda-2 / obyek penghalang Permukaan panas/dingin

Penerangan tidak memadai Radiasi ionisasi

12
Suara di atas NAB
Sumbernya :
- Kompressor, ACGIH :
- Mesin-mesin, 85 dBA -----> 8
- Helikopter, hrs
- Fogging machine. 88 dBA -----> 4
- Mesin gergaji kayu. hrs
91 dBA -----> 2
hrs
PPE : etc
- Ear muff
-Ear plug ( corded/ Safety equipment/ tool :
uncorded ) - Noise meter
- Decibel meter.

13
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat
kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
gangguan pendengaran.
( Permenaker No 5 Tahun 2018 )

National Institute for Occupational Safety and Health


(NIOSH) di Amerika Serikat

INTENSITAS KEBISINGAN
WAKTU PEMAJANAN PER HARI
dalam dBA

8 jam 85
4 jam 88
2 jam 91
1 jam 94
STUDI KASUS SOUND LEVEL METER
1. Nilai kebisIngan Mesin 1 – 91 dBA BERAPA
INTENSITAS
2. Nilai kebisingan Mesin 2– 92 dBA
KEBISINGAN ?
3. Nilai kebisingan Mesin 3 – 93 dBA
91 + 92 +93 Selisih 0 - 1 , maka ditambah 3
Selisih 2 - 3 , maka ditambah 2
---------------- Selisih 4 – 9 , maka ditambah 1
3 Selisih lebih dari 10 , maka ditambah 0

91 , 92 , 93 95 ke 93
Selisih 2
selisih 1
Ambil yg terbesar 95 + 2 = 97 dBA
92 + 3 (penambahan )
= 95
STUDI KASUS SOUND LEVEL METER
1. Nilai kebisInagan Mesin 1 – 93 dBA BERAPA
INTENSITAS
2. Nilai kebisingan Mesin 2– 94 dBA
KEBISINGAN ?
3. Nilai kebisingan Mesin 3 – 95 dBA
National Institute of Occupational Safety & Healty
(NIOSH) telah mendefinisikan status suara atau
kondisi kerja dimana suara berubah menjadi
polutan secara jelas, yaitu :
a. Suara-suara dengan kebisingan lebih besar dari
104 dBA
b. Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang
karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan
lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam
(maksimum 85 dBA selama 8 jam TWA atau Time
Weighted Average yang ditetapkan oleh NIOSH
sebagai Recommended Expossure Limit, REL)
(Saparudin, 2008)

17
 Getaran di atas
NAB

- Kompressor,
- Hand Road cutter,
- Unclamped piping.
- etc

PPE :
Disesuaikan

18
• Chernobyl,
• Three miles island

Radiasi Ionisasi

•TWA
•TLV

19
 Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb )

 Penerangan kurang

20
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera
tubuh, sakit atau kematian, atau perubahan perilaku
maupun penurunan kepekaaan seseorang

 Pelarut  Silica
 Asbestos  Mercuri
 Metal dioxides  Vinyl chloride monomer
 Cadmium  Diisocyanates
 Arsenic  Mineral oil
 Etc.

21
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan
)
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental

PPE : Alat keselamatan / ref :


Goggles or face shield, - MSDS
maskers, apron, rubber
Eye Wash Fountain,
gloves, rubber shoes,
etc

22
MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY

Entry Entry With


without Suitable No Entry Purge
Gas Breathing Breathing and Reset
Apparatus Apparatus

Hydrogen Sulphide < 1 PPM 1 to 20 PPM > 20 PPM


(H2S)
Carbon Monoxide < 1 PPM 1 to 250 PPM > 250 PPM
(CO)

23
Apa itu silikosis?

Silikosis adalah kondisi berlebihnya silika di dalam


tubuh Anda akibat, misalnya, terlalu banyak menghirup
debu silika dalam jangka waktu yang lama. Silika
merupakan mineral seperti kristal yang ditemukan di
pasir, batu, dan kuarsa. Silika berpotensi mematikan
bagi orang dengan pekerjaan yang melibatkan batu,
beton, kaca, atau jenis batu lainnya. Paparan partikel
silika yang terjadi setiap hari dapat menyebabkan luka
pada paru-paru sehingga mengganggu kemampuan
untuk bernapas.

21
Asbestosis adalah penyakit paru-paru yang
disebabkan oleh paparan serat asbes dalam
jangka panjang. Gejala asbestosis biasanya baru
muncul bertahun-tahun setelah seseorang
terpapar serat asbes.

Asbes adalah jenis mineral yang umumnya


digunakan untuk atap bangunan. Jika masih dalam
kondisi baik, asbes tidak berbahaya bagi
kesehatan. Tetapi bila sudah rusak, asbes dapat
mengeluarkan debu halus yang mengandung serat
asbes.
22
III. BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL
Setiap unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu
organik, jamur, serangga, semut, kutu, protozoa,
bakteri, virus, atau enzim yang dapat menimbulkan
reaksi alergi, luka ataupun penyakit terhadap tubuh
manusia.
• Bakteri
• Infeksi virus HIV
• Debu organis atau jamur pada kain
• Butiran-butiran debu
• Serangga

26
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
Ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi

Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa


menyebabkan/menimbulkan tekanan terhadap fisik/ jiwa
ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
bagian tubuh seseorang.

27
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)

1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat
dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak
terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup

2. Kelelahan yang patologis


Kelelahan ini tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul
tiba-tiba dan berat gejalanya.

3. Psikologis dan emotional fatique


Kelelahan ini adalah bentuk yang umum. Kemungkinan
merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari
kenyataan” pada penderita psikosomatik. Semangat yang
baik dan motivasi kerja akan mengurangi angka kejadiannya
di tempat kerja.

28
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)

• Desain lokasi kerja yang buruk


• Tata ruang kerja buruk

• Persyaratan penanganan material berlebihan


• Penanganan material terlalu berlebihan
• Desain peralatan dan alat kerja
yang buruk.

29
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (3)

• Beban tanggung-jawab berlebihan

• Pekerjaan yang mengharuskan


perpindah- an bolak-balik
• Ketidak-serasian jam kerja dengan istirahat

• Pengaturan shift yang jelek

30
V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan terhadap
peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak mengikuti langkah
demi langkah Operation Guide atau JSA.

• Melompati langkah-langkah prosedur yang ditetapkan.

• Menangani peralatan listrik tanpa menyegelnya lebih dulu.

• Berjalan di bawah pipa-pipa instalasi.

• Tidak mengenakan PPE.

• Memulai pekerjaan tanpa Surat


Ijin Kerja.
4 3 2
31
VI. BAHAYA PSYKOLOGI POTENSIAL
Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam
keluarganya, kemudian ketika dia sedang bekerja, dia
selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus,
sehingga ada kemungkinan dia akan mendapatkan
kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.

32
2. EVALUASI

Bisakah potensi bahaya itu ditolerir ?


Ataukah mengandung risiko yang harus dikelompokkan
pada LOW, MEDIUM atau HIGH ?

- Hazards analysis.
- Risk assessment.
- Hazardous Operability Studies ( Hazops ) .

JOB SAFETY
ANALYSIS
OPERATING GUIDE 33
AP
A
YANG HARUS ANDA
PERBUAT TERHADAP
HAZARDS

?
34
3. RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-
ambil untuk mencegah atau mengurangi aki-
bat suatu kecelakaan.

4. LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan
potensi bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI
KESELEMATAN KERJA).

35
HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA
POTENSIAL
FILOSOFI KESELAMATAN KERJA

a. MENIADAKAN
b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT BAHAYA
c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI
d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI
e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE )

36
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL
Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.

Dengan menghilangkan hazards, maka 99% ke-


mungkinan celaka (oleh potensi bahaya tersebut)
sudah hilang.

Misalnya :
- Menanam/ mengubur pecahan kaca.
- Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam.
- Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala.

37
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )

Merupakan pilihan kedua


Dengan substitusi, maka level bahaya diturunkan.

Misalnya :
- Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar.

- Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas.


- Mengganti gasket asbes dengan bahan yang lebih aman.

38
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.

Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.
- Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu
memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk
orifice.
- Isolasi enersi, pemasangan enclosure, dsb.

39
d. ADMINISTRATIVE CONTROL

Merupakan prioritas ke-empat


Dengan pengontrolan administrasi maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran administrasi/
urutan kerja bisa dicegah.
Misalnya :
- Mencatat langkah-2 kerja yang akan dilakukan.
- Mencatat orang MASUK/ KELUAR dalam ENTRY JOB.
- SOP, Ijin kerja, JSA, pengaturan kerja shift, dsb .
- PM mesin, generator, kompressor, dsb.

40
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
atau APD
Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir.
Meskipun merupakan prirotas terakhir, namun
untuk melindungi diri dari akibat
kecelakaan karenafaktor manusia ( kecerobohan
sendiri atau orang lain ), maka APD atau PPE
tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK
harus dikenakan.

41
5. MONITOR
Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebi-
jakan-kebijakan manajemen yang demikian bersung-
guh-sungguh dalam upaya mencegah kecelakaan terha-
dap karyawan maupun kontraktor telah dipatuhi sepe-
nuhnya di lapangan atau tidak.
Juga sebagai tahapan mengumpulkan bahan evaluasi
untuk penyempurnaan ke depan.
Merupakan salah satu kesempatan/ tahapan menilai
safety performance karyawan.

42
THANK YOU 40

Anda mungkin juga menyukai