TEMPAT KERJA
TIA SUGIRI
Operator K3 Umum
KODE UNIT : M.71KKK01.005.1
JUDUL UNIT : Melakukan Pengukuran Faktor Bahaya di Tempat Kerja
3
SASARAN
* Meningkatkan dan mempertajam naluri
kewaspadaan karyawan terhadap potensi-
potensi bahaya di lingkungan kerja.
4
DEFINISI
HAZARDS ADALAH SUATU KONDISI, BAHAN ATAU
CARA KERJA, YANG BERPOTENSI MENYEBABKAN
KERUGIAN / KECELAKAAN.
5
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )
1. Kenali
2. Evaluasi
3. Rencanakan
4. Laksanakan
5. Monitor
6
PENGENALAN POTENSI BAHAYA
DIMANA SIH
BAHAYA ITU ?
7
1. KENALI (SEMUA PELUANG KERUGIAN)
8
b. Cara mengenali hazards
Melakukan inspeksi rutin (terencana) /
mendadak (tidak terencana) di tempat kerja
10
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)
III. MATERIAL………………………………(M)
IV. ENVIRONMENT………………………...(E)
11
FAKTOR BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. POTENSI BAHAYA FISIK
13
Suara di atas NAB
Sumbernya :
ACGIH :
- Kompressor,
85 dBA -----> 8 hrs
- Mesin-mesin,
90 dBA -----> 4 hrs
- Helikopter,
95 dBA -----> 2 hrs
- Fogging machine.
etc
- Mesin gergaji kayu.
PPE :
- Ear muff
-Ear plug ( corded/ Safety equipment/ tool :
uncorded ) - Noise meter
- Decibel meter.
14
National Institute of Occupational Safety & Healty
(NIOSH) telah mendefinisikan status suara atau
kondisi kerja dimana suara berubah menjadi
polutan secara jelas, yaitu :
a. Suara-suara dengan kebisingan lebih besar dari
104 dBA
b. Kondisi kerja yang mengakibatkan seorang
karyawan harus menghadapi tingkat kebisingan
lebih besar dari 85 dBA selama lebih dari 8 jam
(maksimum 85 dBA selama 8 jam TWA atau Time
Weighted Average yang ditetapkan oleh NIOSH
sebagai Recommended Expossure Limit, REL)
(Saparudin, 2008)
15
Getaran di atas NAB
- Kompressor,
- Hand Road cutter,
- Unclamped piping.
- etc
PPE :
Disesuaikan
16
• Chernobyl,
• Three miles island
Radiasi Ionisasi
•TWA
•TLV
17
Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb )
Penerangan kurang
18
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera
tubuh, sakit atau kematian, atau perubahan perilaku
maupun penurunan kepekaaan seseorang
Pelarut Silica
Asbestos Mercuri
Metal dioxides Vinyl chloride monomer
Cadmium Diisocyanates
Arsenic Mineral oil
Etc.
19
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan )
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental
20
MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY
21
Apa itu silikosis?
21
Asbestosis adalah penyakit paru-paru yang
disebabkan oleh paparan serat asbes dalam
jangka panjang. Gejala asbestosis biasanya
baru muncul bertahun-tahun setelah
seseorang terpapar serat asbes.
24
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
Ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh
manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi
25
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)
1. Kelelahan fisik
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat
dikompensasi dan diperbaiki performansnya seperti semula. Kalau tidak
terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang
cukup
26
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (2)
27
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL (3)
28
V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan
terhadap peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak
mengikuti langkah demi langkah Operation Guide atau JSA.
30
2. EVALUASI
- Hazards analysis.
- Risk assessment.
- Hazardous Operability Studies ( Hazops ) .
JOB SAFETYANALYSIS
OPERATING GUIDE
31
APA
YANG HARUS ANDA
PERBUAT TERHADAP
HAZARDS
32
3. RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-
ambil untuk mencegah atau mengurangi aki-
bat suatu kecelakaan.
4. LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan
potensi bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI
KESELEMATAN KERJA).
33
HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA
POTENSIAL
FILOSOFI KESELAMATAN KERJA
a. MENIADAKAN
b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT
BAHAYA
c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI
d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI
e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE )
34
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL
Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.
Misalnya :
- Menanam/ mengubur pecahan kaca.
- Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam.
- Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala.
35
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )
Misalnya :
- Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar.
- Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas.
- Mengganti gasket asbes dengan bahan yang lebih aman.
36
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.
Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.
- Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu
memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk orifice.
- Isolasi enersi, pemasangan enclosure, dsb.
37
d. ADMINISTRATIVE CONTROL
38
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (PPE)
atau APD
Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir.
Meskipun merupakan prirotas terakhir,namun untuk
melindungi diri dari akibat kecelakaan karena faktor
manusia ( kecerobohan sendiri atau orang lain ), maka
APD atau PPE tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK
harus dikenakan.
39
5. MONITOR
Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebi-
jakan-kebijakan manajemen yang demikian bersung-
guh-sungguh dalam upaya mencegah kecelakaan terha-
dap karyawan maupun kontraktor telah dipatuhi sepe-
nuhnya di lapangan atau tidak.
Juga sebagai tahapan mengumpulkan bahan evaluasi
untuk penyempurnaan ke depan.
Merupakan salah satu kesempatan/ tahapan menilai
safety performance karyawan.
40
TERIMA KASIH