Anda di halaman 1dari 43

MENGENAL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH JAWA TENGAH


DIBIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Oleh:
Untung Budi Sasangka
Satwasker Wilayah Semarang
1. Latar Belakang dan Sejarah K3

• Pemerintah sedang menggalakkan perbaikan ekonomi negara agar


perekonomian negara semakin membaik.
• Pekerja adalah penentu dari kehidupan suatu bangsa harus dilindungi
• Dalam melaksanakan pembangunan harus diperhatikan k3 bagi
pekerja agar selamat dan sehat.
• Masih kurang pedulinya Serikat pekerja / buruh terhadap K3
Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. (UUD 1945 Pasal 27 ayat
2)
Setiap buruh/pekerja berhak untuk mendapatkan perlindungan (UU
13/2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 )
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Moral dan kesusilaan
• Perlakuan yang sesuai harkat dan martabat dan nilai-nilai agama
TUNTUTAN SERIKAT PEKERJA / BURUH
PADA HARI BURUH 2022
1. Menolak dan mendesak pembatalan undang-undang Cipta Kerja.
2. Menolak PHK secara sepihak dan masal.
3. Menolak pemberhangusan Serikat Pekerja / Buruh dan
mempertahankan UU 21/2000 tentang Serikat Pekerja / Buruh.
4. Pemerintah merealisasikan jaminan mendapatkan pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
5. Pemerintah lebih serius memperjuangkan hak pekerja / buruh
dengan melaksanakan penegakan hukum dibidang hak hak pekerja.
6. Pemerintah agar mengendalikan harga sembilan bahan pokok yang
semakin naik serta memberatkan pekerja / buruh.
Sejarah K3
 Era revolusi industri (abad 18)
 Perubahan sistem kerja
 Penggunaan tenaga mesin
 Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
 Pengorganisasian pekerjaan
 Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
 Era industrialisasi
 Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat-alat
pengaman)
 Era Manajemen
 Heirich (1931), teori domino
 ISO, SMK3 dll
Beker ja
 Beban kerja : Fisik, mental dan sosial
 Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja
– Faktor fisik : Penerangan, kebisingan, panas
lingkungan dll
– Faktor kimia: Gas, uap, debu dll
– Faktor biologis : Golongan tumbuhan dan hewan
– Faktor fisiologis : Konstruksi mesin, sikap dan cara
kerja
– Faktor psikologis : hubungan sesama pekerja atau
dengan pengusaha
 Kapasitas kerja : Kemampuan yang berbeda dalam bekerja

08/09/2022 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


2. Maksud dan tujuan diadakannya K3

 Maksud
• Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja yang diakibatkan proses produksi
• Mencegah agar kecelakaan serupa tidak terulang kembali
Tujuan
• Tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja
berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja
• Sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien
• Tercapainya produktivitas di perusahaan
3. Definisi

Keselamatan Kerja
merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin,
pesawat, alat kerja, bahan dan pengolahannya, landasan
tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan
pekerjaan.

Kesehatan Kerja
spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik
maupun mental sosial dengan usaha preventif dan kuratif
3. Definisi

 Kecelakaan Kerja
• Suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga
yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta
benda, maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suatu
proses kerja industri atau yang berkaitan dengannya.
• Kecelakaan kerja bisa terjadi di dalam atau di luar
perusahaan
3. Definisi

Penyakit Akibat Kerja


• Setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
4.Penyebab Kecelakaan Kerja

Kondisi tidak aman (unsafe condition)


Kondisi lingkungan kerja yang mengandung potensi
atau faktor bahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan kerja, antara lain:
1. keadaan mesin, peralatan kerja, pesawat
2. lingkungan kerja: licin, panas, terlalu
dingin, berdebu dan terdapat bahan racun
berbahaya.
4.Penyebab Kecelakaan Kerja

 Tindakan tidak aman (unsafe action)


Suatu tindakan atau tingkah laku yang tidak aman sehingga dapat
menyebabkan kecelakaan kerja, meliputi:
- Cara kerja yang tidak benar
- Sikap kerja yang tergesa-gesa
- Kurang pengetahuan dan ketrampilan
- Kelelahan dan kejenuhan
5. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja,


kebakaran, keracunan, peledakan dan kejadian
berbahaya yang lainnya akan mengakibatkan
kerugian yang besar bagi dunia usaha
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan berakibat cedera
pada manusia, kerusakan
barang, gangguan terhadap
pekerjaan dan pencemaran
lingkungan.
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
Jumlah kasus kecelakaan kerja
lima tahun terakhir (BPJS KK)

- Tahun 2016 sebesar 105.182 korban


- Tahun 2017 sebesar 123.041 korban
- Tahun 2018 sebesar 157.313 korban
- Tahun 2019 sebesar 130.923 korban
- Tahun 2020 sebesar 177.012 korban
- Tahun 2021 Jan – September 82.031 korban

08/09/2022 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


6. Faktor Penyebab Penyakit
Akibat Kerja yang disebabkan oleh
(Lingkungan Kerja)
Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikologi

Unsafe Human Unsafe


Activity Working/Environment
Condition
Kerentanan F. Bahaya LK
Individu tidak terkontrol.

Gangguan Kesehatan
• Kelelahan
• Penyakit
• Penyakit umum
• Penyakit akibat kerja (PAK)
Contoh faktor bahaya fisik dan efeknya :

Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan


Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya

Suhu tinggi Peleburan logam Hyperpireksi (demam tinggi), heat


cramp, heat exhaustion, heat
stroke (kepanasan hebat)

Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite (radang dingin)


storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi (Penggelembungan darah )
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder Conjungtivitis (kelopak mata
memerah)
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease (kekurangan
aliran darah)
Contoh faktor bahaya kimia dan efeknya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Gas CO, HCN, Pembakaran tidak Intoksikasi, Asfiksia
SO2 sempurna, emisi dll
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, cancer
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarkoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Cancer nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, cancer rongga hidung,
nickel, penambangan & peleburan
Chlorphenols nickel, pabrik sepatu
Contoh Faktor bahaya Ergonomi kerja dan efeknya

 BEBAN ANGKAT  HNP,LBP, hernia


 CARA MENGANGKAT  Trauma otot & sendi
 POSISI KERJA tidak  Peny. muskuluskeletal
ergonomis
 GERAK REPETITIF  Carpal tunel syndrome

 KONTRAKSI STATIS
 Kelelahan, nyeri otot
Contoh Faktor bahya biologis dan efeknya

 Virus Hepatitis
 Bakteri Anthrax, TBC, Salmonela Thyposa
 Jamur : penyakit jamur
 Parasit : penyakit cacingan
Contoh faktor bahaya psikologis

• Hubungan yang tidak harmonis dengan pengusaha atau sesama pekerja / buruh,
• Upah yang tidak memadai
• Belum diikutkan program BPJS
• Beban kerja yang berlebihan
7. Potensi Bahaya (hazard)

Suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi


terjadinya kecelakaan kerja yang bisa mengakibatkan
cidera, kematian, kerusakan atau mengganggu proses
produksi
8. Aman

Suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah


dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai
8. Aman
Ada 9 langkah-langkah penanggulangan kecelakaan
kerja agar didapatkan keamanan, yaitu:
1. Peraturan Perundang-undangan
2. Standarisasi
3. Inspeksi (Pemeriksaan)
4. Riset teknis,medis, psikologis, dan statistik
5. Pendidikan dan pelatihan
6. Persuasi (pendekatan bukan pemaksaan)
7. Asuransi
8. Penerapan K-3 di tempat kerja (penuhi syarat K-3)
Teguran

Peringatan Tertulis

9. Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha

Pembekuan Kegiatan Usaha


9. Sanksi K3
administratif Pembatalan Persetujuan

Pembatalan Pendaftaran

Pemberhentian Sementara

Pencabutan Ijin
9. Sanksi K3 pidana
UU No. 1 Tahun 1970 Keselamatan Kerja

Pasal 15
SANKSI

1. Denda Rp. 100.000


2. Kurungan 3 bulan

08/09/2022 Undang - Undang No. 1 tahun 1970


KEBIJAKAN PEMERINTAH DIBIDANG K3

1. Sasaran yang akan dituju tahun 2022


• Kecelakaan kerja menurun 50%
• Kepesertaan BPJS meningkat
• Pekerja anak berkurang 10.000 orang
• Penurunan pelanggaran utamanya dalam hal K3
• Peningkatan efektifitas pengawasan
• Peran serta masyarakat meningkat
2. Penghambat pelaksanaan K-3
• Akses informasi K3 terbatas
• Tingkat pengetahuan manajer dan pekerja masih rendah
• Alat safety K3 masih terbatas dan berkwalitas rendah
• Pertukaran TKA yang sedikit sehingga alih tehnologi pelaksanaan
K3 menjadi sulit.
• Jumlah calon tenaga kerja tinggi sedangkan lapangan kerja masih
sedikit (belum bisa menampung ).
3. Masalah yang dihadapi dalam penerapan K3
• Banyak kasus K3 yang tidak dilaporkan dengan baik.
• Kurangnya pengawasan
• Masih lemahnya pelaporan dan pencatatan di Disnaker
• Rendahnya pengetahuan pekerja terhadap K3
• Pengusaha masih menganggap K3 sebagai pengeluaran yang
besar
• Kurangnya pembinaan di perusahaan terkait pelaksanaan K3 di
lapangan
• Masih kurangnya penegakan hukum dibidang K3
4. STRATEGI YANG HARUS DILAKUKAN
PEMERINTAH
• Meningkatkan komitmen pengusaha dan pekerja terkait K3
• Semua sektor harus dilibatkan dalam penerapan K3
• Meningkatkan lembaga K3 kepada pengusaha dan pekerja
• Mengembangkan sistem penilaian (audit) k3 didunia usaha
• Mendorong usaha mikro, kecil dan menengah dalam menerapkan
budaya K3
• Penerapan sistem informasi K3
• Pemahaman K3 sejak dini sampai tingkat akhir
5. Kebijakan Pemerintah yang akan diterapkan terkait K3

1. Manajemen K3 harus merupakan bagian integrasi dari keseluruhan


manajemen perusahaan.
2. Memfasilitasi kegiatan K3
3. Keterlibatan pekerja (SP / SB) dalam K3
4. Melakukan perbaikan dalam administrasi dan anggaran
5. Kerjasama antara instansi terkait kerangka manajemen K3
6. Selalu melakukan evaluasi efektivitas kebijakan K3 Nasional
7. Mempublikasikan manajemen K3
8. Kewajiban yang sama dalam K3 terhadap pekerja tetap atau pekerja tidak
tetap.
6. Upaya agar segera terlaksananya kebijakan
• Intervensi pemerintah dengan membuat regulasi dibidang K3
• Membuat strategi berskala internasional atau nasional (
penerapan standart K3 )
• Pembentukan organisasi dibidang K3 ( P2K3, P2K2, P3K, Regu
Pemadam Kebakaran, Lembaga pendidikan K3, PJK3 dll ).
• Mengefektifkan pembinaan dan pengawasan
7. PROGRAM KEBIJAKAN PEMERINTAH YANG
TELAH DILAKUKAN / DITEMPUH.

1. Program membudayakan K3 di tempat kerja


2. Program penguatan sistem manajemen K3
3. Pembentukan kelembagaan dan sertifikasi (petugas, mesin dan
lingkungan kerja ).
4. Pemberian penghargaan pelaksanaan K3
5. Pembinaan dan pengawasan serta pengujian dibidang K3
1. Program membudayakan K3 di tempat kerja

• Menginstruksikan ke perusahaan untuk menempel poster poster


keselamatan dan kesehatan kerja.
• Menempel sehelai Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 di tempat yang
mudah dilihat pekerja / buruh
• Memberikan penyuluhan dan mengkampanyekan K3
• Mengadakan lomba dan audit K3 dimasing masing bagian
• Mengalokasikan dana untuk kegiatan K3
2. Program penguatan sistem manajemen K3

Memberikan edukasi ke perusahaan agar penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja tidak terpisahkan dari manajemen yang telah
dibuat oleh perusahaan.
3. Pembentukan kelembagaan dan sertifikasi (petugas,
mesin dan lingkungan kerja ).

• Mensyaratkan perusahaan agar mempunyai petugas K3 yang


bersertifikasi yang akan bisa mengendalikan jalannya kelembagaan K3 di
perusahaan ( Ahli K3 umum, dokter perusahaan, operator dan petugas
yang harus sudah bersertifikasi ).
• Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Membentuk Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Kerja
• Membentuk petugas P3K
• Mengadakan sertifikasi bagi petugas / operator.
• Mengadakan pengesahan / ijin penggunaan mesin dan pesawat
• Mengadakan penilaian lingkungan kerja
4. Pemberian penghargaan pelaksanaan K3

- Jenis penghargaan
1. Kecelakaan nihil ( Zero accident award)
2. SMK3
3. HIV Aids
4. Pembina K3
5. Pemerduli K3
- Bentuk penghargaan
Sertifikat, piagam, bendera, Trophy, plakat, medali dan lencana
5. Pembinaan dan pengawasan dibidang K3

• Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh pengawas Ketenagakerjaan.


• Pengujian yang meliputi : Alat kerja, mesin, pesawat serta lingkungan
kerjanya oleh pengawas spesialis K3
• Pengawasan dilakukan secara preventif (pembinaan), jika tidak
mengindahkan dilakukan secara represif non justisial ( teguran tertulis dan
atau pernyataan ). Jika masih belum patuh secara represif justisial ( Law
inforcement ).
• Pemberian sanksi meliputi sanksi administratif dan sanksi pidana
8. Peran Ahli K3 Umum
• Bahwa permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja saat ini merupakan
isu strategis internasional dan perlu mendapatkan penanganan dari
beberapa pihak, maka ahli K3 adalah kunci dari kesuksesan K3 di
perusahaan masing masing.
• Bahwa tugas ahli K3 sebagai sekretaris P2K3 adalah menghimpun dan
mengolah data tentang K3 ditempat kerja.
• Menunjukkan potensi bahaya yang dapat menimbulkan gangguan K3
• Mengevaluasi cara kerja, proses produksi dan lingkungan kerja
• Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijakan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan K3.
9. Kesimpulan
• Bahwa permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja saat ini
merupakan isu strategis internasional dan perlu mendapatkan
penanganan dari beberapa pihak : Pemerintah, pengusaha dan
pekerja / buruh.
• Ahli K3 Umum adalah sebagai motor penggerak keberhasilan K3 di
tempat kerja, harus senantiasa mempunyai inovasi dan kerja keras
dalam berkarya agar tercipta iklim kerja yang aman dan sehat.
• Keberhasilan K3 dipastikan akan mendongkrak pencapaian
produktivitas kerja sehingga berimbas kepada kesejahteraan
perusahaan maupun pekerja / buruh.
TERIMA KASIH
dan selamat
bekerja

Anda mungkin juga menyukai