Anda di halaman 1dari 35

BIODATA

 Nama : ISTI NURANI


 TTL : Tangerang, 13 November 1991
 Alamat : Cipondoh- Tangerang
 No. HP : 0812-4720-4154
 Email : istisukanda@gmail.com
 Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan
 Instansi : Disnakertrans Provinsi Banten
 Unit kerja : UPTD Pengawasan Ketenagakerjaan
wilayah Kab. Serang, Kab.Lebak dan Kab. Pandeglang
LATAR BELAKANG & PERMASALAHAN

(+)
Masalah P
Kes. Umum pd Pekerja: R
• HIV & AIDS O Tenaga Kerja :
• NARKOBA G • Kecelakaan kerja
• Tuberculosis/TB R • Peny.Akibat Kerja
• Flu Baru dll. A • Ggn Kes. lainnya
M
K3

Perusahaan :
• Bbg kerugian/Loss
• Kualitas-kuantitas
produk
• Kelangsungan usaha
 Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
 Biaya/cost meningkat
 Turn over pekerja meningkat
 Produktivitas menurun
 (Kualitas & Kuantitas produk)
 Image & daya saing psh menurun
 Kerusakan lingkungan

3
Karakteristik masalah kesehatan tenaga kerja
 Setiap pekerja berhadapan dg risiko bahaya di tempat kerja
 berisiko penyakit/ganguan kesehatan berupa :
1) Penyakit akibat kerja/PAK (occupational diseases)
2) Penyakit umum  sesuai penyakit yg tjd di masyarakat umum
3) Penyakit terkait kerja (work related disease) penyakit yang
dicetuskan, dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan atau potensi
bahaya di tempat kerja.
 Pekerja menghadapi risiko ganda (dobel risiko) penyakit
 Pengobatan pada pekerja yang sakit harus menggunakan
pendekatan kesehatan kerja.
 Penempatan pekerja harus disesuaikan dengan kondisi
kesehatannya.
 Kondisi kesehatan pekerja sangat berpengaruh terhadap
kualitas SDM, produktifitas dan kelangsungan usaha suatu
perusahaan.

4
DASAR-DASAR KESEHATAN KERJA

Dr. Sudi A, E-mail:


sudiastono2030@gmail.com 5
Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO
Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.

7
Joint ILO/WHO Committee on Occupational Health at its First
Session (1950) and revised at its 12th Session (1995):

Occupational health should aim at:


 the promotion and maintenance of the highest degree of physical,
mental and social well-being of workers in all occupations;
 the prevention amongst workers of departures from health
caused by their working conditions;
 the protection of workers in their employment from risks
resulting from factors adverse to health;
 the placing and maintenance of the worker in an occupational
environment adapted to his physiological and psychological
capabilities; and,
 to summarize, the adaptation of work to man and of each man to
his job.
Fokus utama kesehatan kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja dan
kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk menciptakan
situasi keselamatan dan kesehatan kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang mendukung :
a) keselamatan dan kesehatan kerja,
b) peningkatan situasi sosial yang positif,
c) kelancaran proses kerja dan
d) peningkatan produktivitas.
Sumber bahaya kesehatan
(Health Hazard) di tempat kerja
1. Peralatan dan bahan :
 Mesin, perkakas, instalasi dll,
 Bahan Baku, hasil produksi, hasil antara, hasil
sampingan, limbah

2. Proses produksi :
 penanganan bahan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan, pemusnahan dll.

3. Kondisi pekerja :
 pengetahuan, keterampilan, Cara kerja, sikap
kerja, kedisiplinan, kondisi kesehatan, tingkat
kelelahan dll

10
Faktor-faktor Yg Mempengaruhi
Kesehatan & Produktifitas Tenaga Kerja

A. Beban B. Lingk.
kerja Kerja

C. Kapasitas kerja
 Ketrampilan
 Kesegaran jasmani & rohani
 Status kesehatan/gizi
 Usia
 Jenis kelamin
 Ukuran tubuh
11
11
Jenis-Jenis Faktor Bahaya Lingkungan Kerja
yangg berpengaruh pada Kesehatan Pekerja

A. Faktor Bahaya Fisik,


B. Faktor Bahaya Kimia,
C. Faktor Bahaya Biologi,
D. Faktor Bahaya Ergonomi,
E. Faktor Bahaya Psikologi.

12
Contoh faktor bahaya fisik dan risikonya :

Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan


Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya
Suhu tinggi Peleburan logam hyperpireksi, heat cramp,
heat exhaustion, heat stroke
Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite
storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder conjungtivitis
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease
Contoh faktor bahaya kimia dan risikonya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Gas CO, HCN, Pembakaran tidak Intoksikasi, Asfiksia
SO2 sempurna, emisi dll
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, cancer
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarkoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Cancer nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, cancer rongga hidung,
nickel, penambangan & peleburan
Chlorphenols nickel, pabrik sepatu
Contoh faktor bahaya Biologi dan risikonya :
Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan
Virus Hepatitis, Laboratorium Klinik, • Hepatitis A, B dan C
HIV, Kuman Rumah Sakit, unit • HIV & AIDS
Mycobacterium pelayanan kesehatan lain •Tuberculosis (TB
Tuberculosa
Virus H5N1 Peternakan Unggas, Flu Burung (Avian Influensza)
Rumah Sakit, unit
pelayanan kesehatan lain
Bakteri Anthrax Peternakan Sapi Infeksi Paru2
Cacing Perkebunan Cacingan
Racun binatang Perkebunan, Pertanian • Rabies
berbisa (anjing, • Keracunan bisa ular, kelabang,
ular, kelabang, kalajengking dll
kalajengking dll)
Contoh Faktor bahaya Ergonomi kerja dan risikonya

 BEBAN ANGKAT  HNP,LBP, hernia


 CARA MENGANGKAT  Trauma otot & sendi
 POSISI KERJA tidak
ergonomis
 Peny. muskuluskeletal

 GERAK REPETITIF  Carpal tunel syndrome


 KONTRAKSI STATIS  Kelelahan, nyeri otot
Upaya-upaya Kesehatan Kerja
a. Optimalisasi beban kerja
b. Pengendalian lingkungan kerja
 Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi, enclosing,
ventilasi, penyempurnaan proses, housekeeping)
 Administratif (pengurangan waktu kerja terpapar,
rotasi)
 APD/PPE
c. Peningkatan kapasitas kerja

18
Bentuk2 Pelaksanaan Program Kesehatan Kerja

 Dilakukan melalui Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja


(Occupational Health Services)
 Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja merupakan
upaya kesehatan kerja *berbasis risiko (hazards based)
yang mencakup :
 pencegahan (preventif),
 peningkatan (promotif),
 pengobatan (kuratif) dan
 pemulihan (rehabilitatif)

*berbasis risiko (hazards based):


mempertimbangkan faktor2 bahaya yang ada di tempat kerja yang
berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja.

Dr. Sudi A, E-mail:


sudiastono2030@gmail.com 19
Program Kesehatan Kerja Berbasis Risiko
(Risk Based Program)

PENCAPAIAN
Perencanaan PELAKSANAAN TUJUAN

Identifikasi : PEDOMAN
• PERMASALAHAN STANDAR • QUALITY OF PRODUCT
• FAKTOR RISIKO • ON TIME DELIVERY
• KEBUTUHAN (SKALA • TURN OVER PEKERJA
PRIORITAS) MONITORING & • EFISIENSI
(COST & BENEFIT)
EVALUASI

PERATURAN
PERUNDANGAN
TERKAIT
PRODUKTIVITAS
KESEJAHTERAAN

20
DASAR/LANDASAN PELAKSANAAN K3

21
21
22
22
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan

Pasal 86 UU No 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai peraturan perundang2an yg berlaku

23
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan
jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para
pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.

Pasal 87
• Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan
• Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah

24
Syarat2 Keselamatan Kerja (Ps 3 UU No 1 tahun 1970)
1. Mencegah & (-) kecelakaan
2. Mencegah, (-) & memadamkan kebakaran,
3. Mencegah & (-) bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri dari keadaan
berbahaya
5. Memberikan P3K
6. Memberikan alat2 perlindungan diri pekerja
7. Mencegah & mengendalikan suhu, kelembaban, debu, asap, uap, gas,
radiasi, suara , getaran
8. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK
9. Penerangan yg cukup & sesuai
10. Suhu & kelembaban udara yg baik
11. Penyegaran udara yg cukup
12. Kebersihan, kesehatan ketertiban
13. Keserasian : tenaga kerja, lingk., cara dan proses kerja
14. Bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
15. Mengamankan & memelihra segala jenis bangunan
16. Mencegah erkena aliran listrik berbahaya
17. Menyesuaikan & menyempurnakan pengamanan kerja

25
Syarat-syarat K3 (UU No.1/70 pasal 3) yg berkaitan
dg Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja :

1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas,
hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai
6. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara kerja & proses kerjanya.

26
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
(Ps 8, 9, 10 UU No 1 tahun 1970)

Ps 8 :
• Pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental &
kemampuan fisik TK yang akan diterima & akan
dipindahkan sesuai sifat pekerjaan
• Pemeriksaan kes TK secara berkala oleh dokter yg
ditunjuk pgsh & dibenarkan oleh Direktur

27
Pasal 9
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan kpd
TK baru :
• Kondisi2 & bahaya2 yg dapat timbul dalam tempat kerja
• Semua alat pengaman dan alat2 perlindungan yg
diharuskan
• Alat2 perlindungan diri (APD) bagi tenaga kerja ybs.
• Cara2 dan sikap kerja yang aman
(2) Hanya mempekerjakan TK apabila sudah meyakini
bahwa tenaga kerja telah memahami syarat2 K3
(3) Pengurus wajib memberikan pembinaan K3
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati semua
ketentuan yang berlaku bagi usaha & tempat kerja
yg dijalankan

Pasal 10
Adanya Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)
28
Peraturan Pelaksanaan K3
Bidang Kesehatan Kerja
1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 tentang
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis
Perusahaan
• Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja.
• Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 22/DJPPK/V/2008
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja
Peraturan Pelaksanaan K3
Bidang Kesehatan Kerja
2. Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
• Pasal 8 UU No. 1 Tahun 1970
• Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
• Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 07/BW/1997 tentang Pengujian
Hepatitis B Dalam Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
3. Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja
• Keppres RI No.22 Tahun 1993 ttg penyakit yang timbul karena
hubungan kerja
• Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban Melapor
Penyakit Akibat Kerja.
• Kepmenaker No. Kepts. 333 tahun 1989 tentang Diagnosis Dan
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
• Permenakertrans No. Per. 25/Men/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis
Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja.
Peraturan Pelaksanaan K3
Bidang Kesehatan Kerja
4. P3K di Tempat Kerja
 Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 tentang
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 53/DJPPK/VIII/2009
tentang Pedoman Pelatihan dan Pemberian Lisensi Petugas
P3K di Tempat Kerja.

5. Gizi Kerja & Penyelenggara Makan di Tempat Kerja


 PMP 7 Tahun 1964 (dihapus diganti dgn permenaker 05 tahun
2018)
 SE. Menakertranas No. 01 Th 1979 ttg Pengadaan Kantin dan
Ruang Makan
 SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja.
 Standar Gizi Kerja
Peraturan Pelaksanaan K3
Bidang Kesehatan Kerja
6. Program P2-HIV&AIDS, P4GN, dan Strategi TB DOTS
di Tempat Kerja
 Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
 Permennakertrnas No. Per. 11/Men/2005 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba di
Tempat Kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No. 20/DJPPK/VI/2005 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 111/DJPPK/IX/2006 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan P4GN di tempat kerja.
 Kepdirjen Binwasnaker No. Kep. 44/PPK/VIII/2012 tentang
Pedoman Pemberian Penghargaan Program P2HIV&AIDS di Tempat
Kerja
 Panduan Bersama Strategi TB DOTS di Tempat Kerja
Peraturan Pelaksanaan K3
Bidang Kesehatan Kerja
7. Program P2-Covid 19 di Tempat
Kerja
Kepdirjen no 5/20/AS.02.02/III/2021
tentang pedoman pemberian penghargaan
p2 dan penanggulangan covid-19 di
tempat kerja
Kesimpulan
 Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan kondisi kerja yang
berisiko terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK)
 Untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar tetap sehat dan produktif
dilakukan upaya kesehatan kerja secara komprehensif yang
meliputi upaya kesehatan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif
 Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui penyelenggaraan
pelayanan kesehatan kerja dengan mengacu pada peraturan
perundangan K3 bidang Kesehatan Kerja.

34

Anda mungkin juga menyukai