Anda di halaman 1dari 47

DASAR – DASAR

KESEHATAN KERJA

1
POKOK BAHASAN
1) DASAR-DASAR PENGAWASAN NORMA
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
2) PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN
KERJA (PKK)
3) PROSEDUR DAN MEKANISME PENGAWASAN
NORMA PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA

2
POKOK BAHASAN 1 :

DASAR-DASAR PENGAWASAN NORMA


PENYELENGGARAAN PELAYANAN
KESEHATAN KERJA
A. Dasar-Dasar Kesehatan Kerja dan
Pelayanan Kesehatan Kerja
B. Landasan Hukum Pengawasan
Kesehatan Kerja dan
Penyelenggaraan PKK
C. Tujuan Pengawasan Norma
Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja.
3
INDUSTRIALISASI DAN DAMPAKNYA
Perkembangan  1.000 bhn kimia baru
Tekhnologi : mesin, dipasarkan setiap tahun
peralatan,  ribuan kategori bahaya (B3)
bahan & sistem kj  ratusan bersifat karsinogenik

(+) PROGRAM K3 KURANG  Dampak (-)


Masalah P
Kes. Umum pd Pekerja: R
• HIV & AIDS O Tenaga Kerja :
• NARKOBA G • Kecelakaan kerja
• Tuberculosis/TB R • Peny.Akibat Kerja
• Flu Baru dll. A • Ggn Kes. lainnya
M
K3
Lingkungan :
PRODUKTIVITAS Perusahaan : • Pencemaran
(Kuantitas, Kualitas, • Bbg kerugian/Loss • Efek rumah kaca
Efisiensi) • Kualitas-kuantitas • Penyakit pd masy.
& produk
KESEJAHTERAAN • Kelangsungan usaha
Berbagai Kondisi Berbahaya di Tempat Kerja

5
Berbagai Kondisi Berbahaya di Tempat Kerja
Kerugian (SDM, properti, finansial dll.)
Biaya/cost meningkat
Turn over pekerja meningkat
Produktivitas menurun
(Kualitas & Kuantitas produk)
Image & daya saing psh menurun
Kerusakan lingkungan

Kemiskinan, rendahnya Kualitas SDM dan


Lingkungan Hidup

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/HDI &


Daya saing bangsa rendah
7
Efek Potensi Bahaya Tempat Kerja (B3 & Radiasi Mengion)
Terhadap Kesehatan Reproduksi
TERATOGENIC
EFFECT TERATOGENIC
MUTAGENIC EFFECT
EFFECT TERATOGENIC
EFFECT

MOTHER egg
CHILD
zygote embryo fetus
MUTAGENIC
EFFECT
FATHER sperm Malformations

Reduced Spontaneous Prenatal Childhood


fertility abortions death neoplasias
Keterkaitan K3 dg
Millenium Development Goal’s (MDGs)
8 Tujuan MDGs Tahun 2015:
1. Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan
2. Pendidikan dasar untuk semua
3. Promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
4. Penurunan angka kematian Anak/Balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu hamil
6. Perang terhadap HIV/AIDS, Malaria dan penyakit
lainnya
7. Menjamin lingkungan hidup secara
berkesinambungan
8. Membangun kerjasama global dalam
pembangunan
9
A. Dasar-Dasar Kesehatan Kerja
dan Pelayanan Kesehatan
Kerja
Pengertian
KESEHATAN KERJA

 Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari


badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap pekerja dapat bekerja produktif secara
sosial ekonomi tanpa membahayakan diri sendiri,
teman sekerja, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan sekitarnya.

 Ilmu terapan tentang kesehatan yang


menyangkut tenaga kerja dan lingkungan kerja
serta faktor-faktor yang berkaitan.
DEFINISI KESEHATAN KERJA
Joint ILO/WHO Committee on Occupational Health at its First Session
(1950) and revised at its 12th Session (1995):

Occupational health should aim at: the promotion and


maintenance of the highest degree of physical, mental
and social well-being of workers in all occupations;
the prevention amongst workers of departures from
health caused by their working conditions; the
protection of workers in their employment from risks
resulting from factors adverse to health; the
placing and maintenance of the worker in an
occupational environment adapted to his physiological
and psychological capabilities; and, to summarize,
the adaptation of work to man and of each man to his
job.
Dasar Kesehatan Kerja 1 :

Tujuan Kesehatan Kerja menurut Joint ILO/WHO


Committee tahun 1995 :
1. Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
sosial dari pekerja
2. Pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh
kondisi kerja
3. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang
mengganggu kesehatan
4. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan
psikologisnya
5. Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaannya.

13
Fokus utama kesehatan kerja menurut Joint
ILO/WHO Committee tahun 1995 :
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pekerja
dan kapasitas kerjanya;
2. Peningkatan lingkungan dan kondisi kerja untuk
menciptakan situasi keselamatan dan kesehatan
kerja yang kondusif; dan
3. Pengembangan organisasi dan budaya kerja yang
mendukung :
a) keselamatan dan kesehatan kerja,
b) peningkatan situasi sosial yang positif,
c) kelancaran proses kerja dan
d) peningkatan produktivitas.
Dasar Kesehatan Kerja 2 :

Faktor-faktor Yg Mempengaruhi
Kesehatan Dan Produktifitas Tenaga Kerja
Beban kerja Lingk.Kerja
• Fisik • Fisik
• Kimia
• Mental
• Biologi
• Ergonomi
• Psikologi
Kapasitas kerja
• Ketrampilan
• Kesegaran jasmani & rohani
• Status kesehatan/gizi
• Usia
• Jenis kelamin
• Ukuran tubuh 15
PROGRAM KESEHATAN KERJA
A. Optimalisasi beban kerja
B. Pengendalian lingkungan kerja
– Teknis (eliminasi, substitusi, isolasi,
enclosing, ventilasi, penyempurnaan
proses, housekeeping)
– Administratif (pengurangan waktu kerja
terpapar, rotasi)
– APD/PPE
C. Peningkatan kapasitas kerja
Dasar Kesehatan Kerja 3 :
Program Kesehatan Kerja dilakukan melalui
Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja/PKK
(Occupational Health Services)

 PKK merupakan upaya kesehatan kerja yang


mencakup :
– pencegahan (preventif),
– peningkatan (promotif),
– pengobatan (kuratif) dan
– pemulihan (rehabilitatif)
dengan mempertimbangkan faktor2 bahaya
yang ada di tempat kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan tenaga kerja.
17
Pengertian

• Pengawasan Norma Kesehatan Kerja :


Serangkaian kegiatan pembinaan & pengawasan
yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan dan atau AK3/Doker
Perusahaan terhadap pemenuhan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan atas objek
pengawasan norma kesehatan kerja.
Landasan Hukum
Pengawasan Norma
Kesehatan Kerja
dan Penyelenggaraan PKK
DASAR2 PELAKSANAAN K3
• Setiap pekerja membutuhkan
perlindungan dari risiko bahaya
LANDASAN di tempat kerja
FILOSOFIS : • Pelaksanaan K3 mempunyai
dimensi perlindungan dan
dimensi produktivitas &
kesejahteraan

• UUD 1945 (Psl 27)


LANDASAN • UU No. 13 Tahun 2003 Ttg
KONSTITUSIONIL
Ketenagakerjaan
• UU No. 1 Tahun 1970 Ttg
Keselamatan Kerja

LANDASAN • Peraturan Pelaksanaan K3


OPERASIONIL : • Standar, Pedoman, Petunjuk
Pelaksanaan Teknis K3 dll
20
PERATURAN PERUNDANG2AN TERKAIT
Pengawasan Norma Kesehatan Kerja

1. PASAL 27 (2) UUD 1945


2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. UU No. 3 Th 1951 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan
6. UU No. 21 Th 2003 tentang Pengawasan Ketenagakerjaan pad Industri dan
Perdagangan
7. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
8. PP No. 14 tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial
Tenaga Kerja
9. Kepres R.I No. 22 tahun 1993 tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja
10. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembegian Kewenangan Pemerintah Pusat,
Prov dan Kab/Kota
11. Kepmendagri 130-67 Th 2002 ttg Pelimpahan Kewenangan
Kabupaten & Kota
Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Pasal 86 UU No 13 Th 2003 ttg Ketenagakerjaan :


(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai agama;
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan
produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai peraturan perundang2an yg berlaku
Penjelasan Pasal 86 :
Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.

Pasal 87
• Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan
• Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
Syarat2 Keselamatan Kerja :
(Ps 3 UU No 1 tahun 1970)
1. Mencegah & (-) kecelakaan
2. Mencegah, (-) & memadamkan kebakaran,
3. Mencegah & (-) bahaya peledakan
4. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
dari keadaan berbahaya
5. Memberikan P3K
6. Memberikan alat2 perlindungan diri pekerja
7. Mencegah & mengendalikan suhu, kelembaban, debu,
asap, uap, gas, radiasi, suara , getaran
8. Mencegah & mengendalikan timbulnya PAK
9. Penerangan yg cukup & sesuai
10. Suhu & kelembaban udara yg baik
11. Penyegaran udara yg cukup
12. Kebersihan, kesehatan ketertiban
13. Keserasian : tenaga kerja, lingk., cara dan proses kerja
14. Bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang
15. Mengamankan & memelihra segala jenis bangunan
16. Mencegah erkena aliran listrik berbahaya
17. Menyesuaikan & menyempurnakan pengamanan kerja
Syarat-syarat K3 (UU No.1/70 pasal 3) yg berkaitan
dg Kesehatan Kerja & Lingkungan Kerja :

1. Memberikan P3K
2. Memberikan APD
3. Mencegah & mengendalikan timbul/menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas,
hembusan
4. Mencegah dan mengendalikan PAK
5. Memperoleh penerangan yang cukup & sesuai
6. Menyelenggarakan suhu & lembab udara yang baik
7. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
8. Memelihara kebersihan, kesehatan & ketertiban.
9. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja,
lingkungan, cara kerja & proses kerjanya.
KEWAJIBAN PENGURUS PERUSAHAAN
(Ps 8, 9, 10 UU No 1 tahun 1970)

Ps 8 :
• Pemeriksaan kesehatan badan, kondisi mental
& kemampuan fisik TK yang akan diterima &
akan dipindahkan sesuai sifat pekerjaan
• Pemeriksaan kes TK secara berkala oleh dokter
yg ditunjuk pgsh & dibenarkan oleh Direktur
Pasal 9
(1) Pengurus wajib menunjukan dan menjelaskan kpd
TK baru :
• Kondisi2 & bahaya2 yg dapat timbul dalam tempat kerja
• Semua alat pengaman dan alat2 perlindungan yg
diharuskan
• Alat2 perlindungan diri (APD) bagi tenaga kerja ybs.
• Cara2 dan sikap kerja yang aman
(2) Hanya mempekerjakan TK apabila sudah meyakini
bahwa tenaga kerja telah memahami syarat2 K3
(3) Pengurus wajib memberikan pembinaan K3
(4) Pengurus wajib memenuhi dan mentaati semua
ketentuan yang berlaku bagi usaha & tempat kerja
yg dijalankan

Pasal 10
Adanya Panitia Pembina K3 (Permenaker No. 04/Men/1987)
Peraturan Pelaksanaan (Norma) Kesehatan Kerja

1. Permenakertranskop No 01 tahun1976 tentang Kewajiban


latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
2. Permenakertrans No 01 tahun 1979 tentang Kewajiban
Latihan Hygiene Perusahaan dan K3 Bagi Tenaga Para
Medis
3. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
4. Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja
5. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
6. Permenaker No. Per. 01/Men/1998 tentang Penyelenggaraan
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Dengan Manfaat Lebih Baik
7. Kepmenakertrans No. Kep. 25/Men/2009 tentang Pedoman
Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan Dan Penyakit Akibat Kerja
Peraturan Pelaksanaan (Norma) Kesehatan Kerja
9. Permen Nakertrans No. Per 333/Men/1989 tentang Diagnosis dan
Pelaporan penyakit Akibat Kerja
10. Kepmenaker No 147 Th 1998 tentang Pemanfaatan Pelayanan
Kesehatan Kerja bagi Program JPK Jamsostek
11. Instruksi Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang pengawasan
terhadap Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja
12. Surat Edaran Menaker No. SE 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
13. Instruksi menaker No. Ins. 01/Men/1988 tentang Peningkatan
Pengawasan dan Penertiban terhadap Pengadaan Kantin dan Toilet
di Perusahaan
14. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
15. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja.
16. Kepdirjen PPK No. 22 Th 2008 ttg Petunjuk Teknis Pely.Kesejhatan
Kerja
Peraturan Pelaksanaan (Norma) Lingkungan Kerja
berkaitan dg Norma Kesehatan Kerja
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969) tentang
Higiene Dalam Perniagaan Dan Kantor-kantor.
2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang
Syarat Kesehatan, Kebersihan, Serta Penerangan Dalam
Tempat Kerja
3. Permennaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
4. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
5. Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya Di Tempat Kerja
6. Kepmenaker No. Kep. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika Di Tempat Kerja
7. SE. Menaker No. SE. 01/Men/1997 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Kimia Di Udara Lingkungan Kerja
KERANGKA HUKUM PERLINDUNGAN K3 BIDANG KESEHATAN KERJA
PASAL 27 (2) UUD 1945
Setiap Warga Negara Berhak Atas Pekerjaan Dan Penghidupan Yang Layak
Bagi Kemanusiaan.

Ps 86 & 87 UU No. 13 Th 2003 ttg


Ketenagakerjaan :
Perlindungan K3 dan penerapan SMK3

Ps 3, 8, 9 UU No. 1 Th 1970 ttg Keselamatan Kerja :


Syarat2 K3.
Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

Permenaker 01 Th 1976, 01 Th 1979 : Dr & P Medis Psh


Permenaker 03 Th 1982 : Ply. Kes. Kerja
Permenaker No 02 Th 1980 : Px Kes TK
Permenaker No. 15 Th 2008 : P3K di Tpt Kerja
Permenaker 01 Th 1981 : Wajib Lapor PAK

JUKLAK/JUKNIS :
Kepdirjen No 22 Th 2008 : Peny. Ply. Kes. Kerja
Kepdirjen No. 53 Th 2009 : Pelatihan & Lisensi Ptgs P3K
31
HAL POKOK YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PENGAWASAN
NORMA KESEHATAN KERJA

I. Sumber bahaya (Potensial Health


Hazards) di tempat kerja yang
mempengaruhi kesehatan pekerja

I. Pemenuhan terhadap
Persyaratan/Norma Kesehatan Kerja
I. Sumber bahaya kesehatan (Health
Hazard) di tempat kerja :

1. Peralatan dan bahan :


 Mesin, perkakas, instalasi dll,
 Bahan Baku, hasil produksi, hasil antara,
hasil sampingan, limbah

2. Proses produksi :
 penanganan bahan, pengolahan, pengemasan,
penyimpanan, pengangkutan, pemusnahan dll.

3. Kondisi pekerja :
 pengetahuan, keterampilan, Cara kerja, sikap
kerja, kedisiplinan, kondisi kesehatan, tingkat
kelelahan dll
Jenis-Jenis Sumber Bahaya
Di Tempat Kerja

A. Faktor Bahaya Fisik,


B. Faktor Bahaya Kimia,
C. Faktor Bahaya Biologi,
D. Faktor Bahaya Ergonomi,
E. Faktor Bahaya Psikologi.
II. Pemenuhan Terhadap Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
Norma Kesehatan Kerja dilaksanakan dg Pola Utama :
1. Diselenggarakan oleh lembaga/organisasi K3 bidang kesehatan
kerja
 Pelayanan Kesehatan Kerja (Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982),
bekerjasama dg lembaga terkait :
 P2K3 (Permenaker No. Per.05/Men/1985)
 PJK3 Bidang Kesehatan Kerja (Permenaker No. Per. 04/Men/1995)

2. Dilaksanakan oleh personil yang memiliki kualifikasi dan


kompetensi yang sesuai
 Dokter dan paramedis dengan sertifikat hiperkes (Permennaker No.
01/1976, Permennaker No. 01/1979)
3. Program / Kegiatan harus bersifat komprehensif, meliputi :
 Preventif
 Promotif
 Kuratif
 rehabilitatif
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja :


a. Utama (Medis) :
Dokter Perusahaan
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
Paramedis perusahaan
b. Pendukung (Non Medis) :
Petugas P3K di Tempat Kerja
Petugas Penyelenggara Makan Bagi Tenaga
Kerja
Ahli K3 Umum
Ahli K3 Kimia
Petugas K3
Dll.
Pengertian
 Dokter Perusahaan
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang
bertugas atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja
(Permenakertrans No. 01 Th 1976)
 Paramedis perusahaan
tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-
tugas higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan
kerja di perusahaan atas petunjuk dokter perusahaan.
(Permenakertrans No. 01 Th 1979)
Pengertian
 Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja :
dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah
mengikuti training hiperkes dan dibenarkan/mendapat
pengesahan oleh Direktur Jenderal Binwasnaker, untuk
melakukan pemeriksa kesehatan tenaga kerja (ps 8 UU
No.1 Th 1970, Permenakertrans No. 02 Th 1980)
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja

1. SDM Kesehatan Kerja


2. Fasilitas Kesehatan Kerja :
a. Utama :
 PKK (klinik/rumah sakit perusahaan)
 Fasilitas P3K di Tempat Kerja
b. Pendukung :
 Penyediaan APD
 Penyediaan makan-minum di tempat
kerja (dapur, kantin, katering)
 Tata ruang, kebersihan dan kesehatan
tempat kerja
 Fasilitas emergency (sistim tanggap
darurat)
Pemenuhan Persyaratan/Norma
Kesehatan Kerja
1. SDM Kesehatan Kerja
2. Fasilitas & SDM Kesehatan Kerja
3. Program Kesehatan Kerja (Preventif, Promotif, Kuratif,
Rehabilitatif)
a. Utama :
 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
 Pemberian P3K
 Penanganan penyakit/gangguan kesehatan
 Promosi kesehatan kerja
 Gizi Kerja dan peny. makan di tempat kerja
b. Pendukung :
 Pengukuran lingkungan kerja
 Penggunaan APD
 Pengendalian lingkungan kerja
TARGET UTAMA
PROGRAM KESEHATAN KERJA
Melalui :
 Pelayanan kesehatan
kerja
 MEMELIHARA  Pemeriksaan kesehatan
KESEHATAN TK tenaga kerja
 MENCEGAH DAN  Gizi kerja & PMTK
MENANGGULANGI PAK  Promosi Kesehatan
& KEC KERJA Kerja
 Pengendalian
lingkungan kerja
 Penerapan Higiene
industri
 APD
PRINSIP UTAMA
Penerapan Norma Kesehatan Kerja
1. Sbg. Pelaksanaan syarat2 K3  UU
No. 1/ 1970 pasal 3, pasal 8
2. Dilaksanakan melalui Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja (12 Tugas
Pokok PKK)  Permenaker No. 03 /1982
3. Program berbasis risiko (Risk Based
Program)  disesuaikan potensi bahaya
(Potential Health Hazards)
Program Kesehatan Kerja Berbasis Risiko
(Risk Based Program)

Perenca PENCAPAIAN
PELAKSANAAN TUJUAN
naan

Identifikasi : PEDOMAN
• PERMASALAHAN STANDAR • QUALITY OF PRODUCT
• FAKTOR RISIKO • ON TIME DELIVERY
• KEBUTUHAN (SKALA • TURN OVER PEKERJA
PRIORITAS) MONITORING & • EFISIENSI
(COST & BENEFIT)
EVALUASI

PERATURAN
PERUNDANGAN
TERKAIT
PRODUKTIVITAS
KESEJAHTERAAN
Landasan Hukum
Penyelenggaraan Norma Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Pasal 3  Syarat-syarat K3
 Pasal 8  Kewajiban memeriksa kesehatan tenaga kerja
2. Permenakertrans No. 03 Tahun 1982 Tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
3. KepDirjen Binwasnaker No. 22 Tahun 2008 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Ply. Kes. Kerja
4. Peraturan Terkait :
a) Peraturan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi
Nomor Per-01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes
Bagi Dokter Perusahaan
b) Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per-
01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi
Paramedis Perusahaan
44
Tujuan Pengawasan Norma Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja

1. Menjamin hak-hak pekerja untuk mendapatkan


perlindungan kesehatan kerja melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
yang berkualitas, sesuai ketentauan yang berlaku
2. Meningkatkan perlindungan tenaga kerja dari
kecelakaan dan penyakit akibat kerja untuk
meningkatkan produktifitas kerja dan
kesejahteraan pekerja
3. Mengembangkan kebijakan dan peraturan
perundangan di bidang pengawasan K3
umumnya dan kesehatan kerja khususnya
Kesimpulan
 Setiap tenaga kerja selalu berhadapan dengan
kondisi kerja yang berisiko terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja (PAK)
 Untuk menjaga kondisi tenaga kerja agar tetap sehat
dan produktif dilakukan upaya kesehatan kerja
secara komprehensif yang meliputi upaya kesehatan
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
 Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja dengan
mengacu pada peraturan perundangan K3 bidang
Kesehatan Kerja
 Untuk menjamin penyelenggaraan pelayanan
kesehatan kerja telah dilakukan sesuai dg ketentuan
peraturan perundangan, maka pengawasan norma
kesehatan kerja mutlak dilakukan oleh setiap
pegawai pengawas ketenagakerjaan
46
Fakta di Lapangan
(Bahan Diskusi)
 Masih banyak perusahaan yang belum
melaksanakan norma kesehatan kerja
 Pelaksanaan norma kesehatan kerja masih
banyak yang belum sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Pengawasan terhadap pelaksanaan norma
kesehatan kerja masih belum banyak
dilakukan (belum diprioritaskan)
 Apa yang harus dilakukan ?

Anda mungkin juga menyukai